Senin, 13/07/2009 15:35 WIB
SBY Bisa Terima Golkar, Tapi Jatah Kursi Menteri Sedikit
Muhammad Nur Hayid - detikPemilu
Video Terkait
JK Nyontreng Beserta Keluarganya
Foto Terkait
JK-Mega Mencontreng Jakarta - Dorongan beberapa elit Golkar untuk bergabung dengan koalisi pendukung SBY telah ditangkap oleh pasangan SBY-Boediono. SBY bersedia menerima Partai Golkar untuk menjadi bagian dari kabinet dan bersama-sama mengawal pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.Namun, hal ini tidak lantas membuat Partai Golkar bisa tersenyum lebar. Sebab, SBY akan tetap menjaga perasaan partai koalisi yang sejak awal merapat ke Cikeas. SBY hanya akan memberikan jatah beberapa menteri saja untuk Golkar jika partai ini memutuskan untuk berkoalisi dengan penguasa."Pak SBY menjelaskan, pada prisnsipnya tidak masalah dengan masuknya Partai Golkar dalam barisan koalisi pendukung. Tetapi beliau tetap memperhatikan dan menjaga perasaan dari parpol pendukung koalisi lama," kata sumber detikcom di lingkungan Istana, Senin (13/7/2009).Menurut dia, sebagai pemimpin yang mengayomi semua kelompok dan golongan, SBY berjanji akan merangkul semua komponen bangsa untuk bersama-sama membangun bangsa ini menjadi lebih baik. Tetapi karena dalam politik itu ada fatsunnya, SBY menghargai fatsun politik yang ada itu."Kalau nanti tiba-tiba Partai Golkar diberi kursi menteri yang banyak, tentu akan tidak enak dengan parpol koalisi pendukung yang sejak awal sudah bekerja. Perasaan para pimpinan parpol koalisi harus dijaga," papar sumber itu."Kita prinsipnya tidak masalah, tetapi ya semua harus dilihat secara proporsional dan adil," sambung dia menirukan SBY.Untuk diketahui, saat ini para elit Partai Golkar sedang tarik-menarik yang cukup kuat terkait sikap politik yang akan diambil partai beringin menyusul kekalahan JK dalam pilpres 8 Juli.Kekalahan JK bisa dilihat dari hasil quick count banyak lembaga survei, meski KPU belum mengumumkan hasil resminya. Nah, kubu Aburizal Bakrie (Ical) yang terdiri dari Akbar Tandjung dan Agung Laksono merasa berkoalisi dan menjadi bagian dalam parpol pendukung pemerintah akan lebih baik bagi Golkar daripada menjadi oposisi.Sebaliknya, kubu JK, Surya Paloh dan kalangan muda parpol beringin ini melihat Golkar perlu sekali-kali bersikap sebagai oposisi dan berada di luar struktur pemerintahan. Hal ini dimaksudkan agar Golkar lebih memahami kehendak rakyat sehingga bisa dijadikan modal untuk kembali bertarung dalam Pemilu 2014.Semua keputusan dua kubu ini baru akan diketok palunya dalam Rapimnassus dan disahkan dalam Munas Golkar yang jadwal soal kedua agenda itu baru akan dibahas nanti malam. Kubu Ical menghendaki Munas dipercepat. Sementara kubu JK berharap Munas tetap pada jadwal semula yakni pada bulan Desember tahun ini.( yid / asy )
Video Terkait
JK Nyontreng Beserta Keluarganya
Foto Terkait
JK-Mega Mencontreng Jakarta - Dorongan beberapa elit Golkar untuk bergabung dengan koalisi pendukung SBY telah ditangkap oleh pasangan SBY-Boediono. SBY bersedia menerima Partai Golkar untuk menjadi bagian dari kabinet dan bersama-sama mengawal pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.Namun, hal ini tidak lantas membuat Partai Golkar bisa tersenyum lebar. Sebab, SBY akan tetap menjaga perasaan partai koalisi yang sejak awal merapat ke Cikeas. SBY hanya akan memberikan jatah beberapa menteri saja untuk Golkar jika partai ini memutuskan untuk berkoalisi dengan penguasa."Pak SBY menjelaskan, pada prisnsipnya tidak masalah dengan masuknya Partai Golkar dalam barisan koalisi pendukung. Tetapi beliau tetap memperhatikan dan menjaga perasaan dari parpol pendukung koalisi lama," kata sumber detikcom di lingkungan Istana, Senin (13/7/2009).Menurut dia, sebagai pemimpin yang mengayomi semua kelompok dan golongan, SBY berjanji akan merangkul semua komponen bangsa untuk bersama-sama membangun bangsa ini menjadi lebih baik. Tetapi karena dalam politik itu ada fatsunnya, SBY menghargai fatsun politik yang ada itu."Kalau nanti tiba-tiba Partai Golkar diberi kursi menteri yang banyak, tentu akan tidak enak dengan parpol koalisi pendukung yang sejak awal sudah bekerja. Perasaan para pimpinan parpol koalisi harus dijaga," papar sumber itu."Kita prinsipnya tidak masalah, tetapi ya semua harus dilihat secara proporsional dan adil," sambung dia menirukan SBY.Untuk diketahui, saat ini para elit Partai Golkar sedang tarik-menarik yang cukup kuat terkait sikap politik yang akan diambil partai beringin menyusul kekalahan JK dalam pilpres 8 Juli.Kekalahan JK bisa dilihat dari hasil quick count banyak lembaga survei, meski KPU belum mengumumkan hasil resminya. Nah, kubu Aburizal Bakrie (Ical) yang terdiri dari Akbar Tandjung dan Agung Laksono merasa berkoalisi dan menjadi bagian dalam parpol pendukung pemerintah akan lebih baik bagi Golkar daripada menjadi oposisi.Sebaliknya, kubu JK, Surya Paloh dan kalangan muda parpol beringin ini melihat Golkar perlu sekali-kali bersikap sebagai oposisi dan berada di luar struktur pemerintahan. Hal ini dimaksudkan agar Golkar lebih memahami kehendak rakyat sehingga bisa dijadikan modal untuk kembali bertarung dalam Pemilu 2014.Semua keputusan dua kubu ini baru akan diketok palunya dalam Rapimnassus dan disahkan dalam Munas Golkar yang jadwal soal kedua agenda itu baru akan dibahas nanti malam. Kubu Ical menghendaki Munas dipercepat. Sementara kubu JK berharap Munas tetap pada jadwal semula yakni pada bulan Desember tahun ini.( yid / asy )
Senin, 13/07/2009 15:18 WIB
Sultan : Golkar Tak Perlu Takut Jadi Oposisi
Bagus Kurniawan - detikPemilu
Yogyakarta - Partai Golkar hendaknya tidak perlu takut menjadi partai oposisi dari pemerintah, meski selama ini partai berlambang pohon beringin itu selalu identik dekat dengan pemerintahan. Sikap oposisi perlu dilakukan untuk mengontrol pemerintahan.Hal itu diungkapkan Anggota Dewan Penasehat Partai Golkar Sri Sultan Hamengku Buwono X menjawab pertanyaan wartawan di kantor Gubernur DIY di Kepatihan, Senin (13/7/2009)."Katanya punya kemampuan dan dekat dengan pemerintah. Berarti kalau punya kemampuan ya tak ada soal kan kalau menjadi oposisi sekali-kali," ungkap Sultan.Menurut Sultan, makna dekat dengan kekuasaan selama ini kebanyakan hanya disuarakan oleh kalangan menteri-menteri dari Golkar yang ada di kabinet. Pandangan politik ini akan berbeda jika misalnya dilihat dari kacamata para politisi yang jadi anggota DPR."Dekat dengan kekuasaan itu kan dari para menteri. Itu belum tentu yang dari DPR," katanya.Dia mengatakan bila Golkar memutuskan bersikap oposisi juga tidak menjadi masalah. Sampai saat ini, sikap yang diambil Golkar juga belum jelas, apakah harus oposisi atau mendukung pemerintah. "Kalau harus oposisi, ya nggak masalah to?" pungkas Sultan.( bgs / rdf )
Yogyakarta - Partai Golkar hendaknya tidak perlu takut menjadi partai oposisi dari pemerintah, meski selama ini partai berlambang pohon beringin itu selalu identik dekat dengan pemerintahan. Sikap oposisi perlu dilakukan untuk mengontrol pemerintahan.Hal itu diungkapkan Anggota Dewan Penasehat Partai Golkar Sri Sultan Hamengku Buwono X menjawab pertanyaan wartawan di kantor Gubernur DIY di Kepatihan, Senin (13/7/2009)."Katanya punya kemampuan dan dekat dengan pemerintah. Berarti kalau punya kemampuan ya tak ada soal kan kalau menjadi oposisi sekali-kali," ungkap Sultan.Menurut Sultan, makna dekat dengan kekuasaan selama ini kebanyakan hanya disuarakan oleh kalangan menteri-menteri dari Golkar yang ada di kabinet. Pandangan politik ini akan berbeda jika misalnya dilihat dari kacamata para politisi yang jadi anggota DPR."Dekat dengan kekuasaan itu kan dari para menteri. Itu belum tentu yang dari DPR," katanya.Dia mengatakan bila Golkar memutuskan bersikap oposisi juga tidak menjadi masalah. Sampai saat ini, sikap yang diambil Golkar juga belum jelas, apakah harus oposisi atau mendukung pemerintah. "Kalau harus oposisi, ya nggak masalah to?" pungkas Sultan.( bgs / rdf )
Senin, 13/07/2009 14:04 WIB
SBY Pastikan Rangkul Parpol dalam Kabinet
Muhammad Nur Hayid - detikPemilu
Video Terkait
Rumah SBY Dipadati Warga
Foto Terkait
SBY Berikan Suaranya Jakarta - Menangnya SBY-Boediono berdasarkan hasil quick count membuat pimpinan parpol pendukung senang. Namun, mereka juga ketar-ketir. Susunan kabinet-lah yang membuat pimpinan parpol harus 'siaga'. Tapi, seharusnya mereka tak perlu khawatir, karena SBY sudah memastikan akan tetap merangkul parpol dalam kabinet.Penelusuran detikcom, pimpinan parpol pendukung SBY-Boediono sudah menyiapkan kader-kader terbaiknya untuk menjadi menteri. Namun, saat ini, mereka tidak berani menyorongkan nama-nama itu sebelum SBY memintanya. Sebab, selama proses koalisi, pimpinan parpol memang belum dijanjikan secara detil tentang kursi menteri.Sumber detikcom yang dekat dengan SBY dan Partai Demokrat menyatakan, SBY sudah pasti tidak akan meninggalkan parpol-parpol pendukung koalisi. SBY akan merangkul kader-kader terbaik parpol dalam kabinet periode 2009-2014. Namun, SBY tidak akan asal ambil kader parpol menjadi menteri.Untuk memilih menteri dari parpol, SBY akan melihat kapabilitas dan kredibilitas kader parpol tersebut. Meski kader parpol itu merupakan tokoh terkenal dan memiliki jabatan penting di parpol, namun bila kapabilitasnya rendah, SBY tentu akan menolaknya."Pak SBY memastikan bahwa beliau akan merangkul kader partai dalam kabinetnya. Tetapi beliau tegas soal kriteria. Kapabilitas dan kredibilitasnya betul-betul diperhatikan. Tidak asal comot," kata sumber itu, Senin (13/7/2009).SBY, lanjut sumber itu, akan melihat kemampuan para calon menterinya dari kalangan parpol berdasarkan pengalaman dan track recordnya selama ini. Kepastian yang disampaikan SBY ini sangat penting, karena akhir-akhir ini banyak pihak yang mendorong SBY agar memilih menteri kabinet dari kalangan profesional, bukan dari parpol."Prinsip profesionalisme dalam bekerja memang akan menjadi poin penting Pak SBY. Tetapi mengenai sumbernya, Pak SBY sudah final akan tetap merangkul parpol koalisi," paparnya.Saat ditanya apakah SBY juga menjelaskan jatah masing-masing parpol untuk duduk di kursi kabinet, sumber itu dengan tegas menjawab," Pak SBY tidak menyinggung soal berapa jatah menteri dari parpol. Beliau hanya memastikan akan merangkul parpol untuk dijadikan menteri dalam kabinetnya."( yid / asy )
Video Terkait
Rumah SBY Dipadati Warga
Foto Terkait
SBY Berikan Suaranya Jakarta - Menangnya SBY-Boediono berdasarkan hasil quick count membuat pimpinan parpol pendukung senang. Namun, mereka juga ketar-ketir. Susunan kabinet-lah yang membuat pimpinan parpol harus 'siaga'. Tapi, seharusnya mereka tak perlu khawatir, karena SBY sudah memastikan akan tetap merangkul parpol dalam kabinet.Penelusuran detikcom, pimpinan parpol pendukung SBY-Boediono sudah menyiapkan kader-kader terbaiknya untuk menjadi menteri. Namun, saat ini, mereka tidak berani menyorongkan nama-nama itu sebelum SBY memintanya. Sebab, selama proses koalisi, pimpinan parpol memang belum dijanjikan secara detil tentang kursi menteri.Sumber detikcom yang dekat dengan SBY dan Partai Demokrat menyatakan, SBY sudah pasti tidak akan meninggalkan parpol-parpol pendukung koalisi. SBY akan merangkul kader-kader terbaik parpol dalam kabinet periode 2009-2014. Namun, SBY tidak akan asal ambil kader parpol menjadi menteri.Untuk memilih menteri dari parpol, SBY akan melihat kapabilitas dan kredibilitas kader parpol tersebut. Meski kader parpol itu merupakan tokoh terkenal dan memiliki jabatan penting di parpol, namun bila kapabilitasnya rendah, SBY tentu akan menolaknya."Pak SBY memastikan bahwa beliau akan merangkul kader partai dalam kabinetnya. Tetapi beliau tegas soal kriteria. Kapabilitas dan kredibilitasnya betul-betul diperhatikan. Tidak asal comot," kata sumber itu, Senin (13/7/2009).SBY, lanjut sumber itu, akan melihat kemampuan para calon menterinya dari kalangan parpol berdasarkan pengalaman dan track recordnya selama ini. Kepastian yang disampaikan SBY ini sangat penting, karena akhir-akhir ini banyak pihak yang mendorong SBY agar memilih menteri kabinet dari kalangan profesional, bukan dari parpol."Prinsip profesionalisme dalam bekerja memang akan menjadi poin penting Pak SBY. Tetapi mengenai sumbernya, Pak SBY sudah final akan tetap merangkul parpol koalisi," paparnya.Saat ditanya apakah SBY juga menjelaskan jatah masing-masing parpol untuk duduk di kursi kabinet, sumber itu dengan tegas menjawab," Pak SBY tidak menyinggung soal berapa jatah menteri dari parpol. Beliau hanya memastikan akan merangkul parpol untuk dijadikan menteri dalam kabinetnya."( yid / asy )
Senin, 13/07/2009 12:36 WIB
Golkar Merapat ke SBY Yuddy: Pendorong Koalisi Orang-orang Ambisius
Muhammad Nur Hayid - detikPemilu
Jakarta - Para politisi Golkar masih terpecah soal sikapnya setelah kalah Pilpres. Ada kubu yang menginginkan Golkar berkoalisi dengan SBY. Ada pula yang tetap menghendaki Golkar menjadi oposisi bersama PDIP. Orang-orang yang mendorong koalisi dengan SBY dinilai sangat ambisius dengan jabatan menteri. "Mereka yang mendorong-dorong untuk segera berkoalisi pasti punya ambisi pribadi untuk mendapat jabatan menteri. Sementara mereka bersembunyi saat partai berjuang dalam Pilpres," kata Jubir Timkamnas JK-Wiranto, Yuddy Chrisnandi, kepada detikcom, Senin (13/7/2009).Politisi muda partai beringin ini juga mengkritik elit-elit partai yang belum-belum sudah mendorong agar Golkar beroposisi tanpa menghitung untung ruginya. Yuddy meminta semua pihak tenang dan bersama-sama mencari solusi dan jalan keluar yang terbaik untuk masa depan Golkar dan bangsa."Begitu pun mereka yang mendesak-desakan segera beroposisi sebelum berhitung dengan dinamika politik yang tengah berlangsung. Kedua opsi tersebut harus dipikirkan dengan tenang," kata Yuddy.Yuddy memastikan pada saatnya JK akan berbicara dan menyampaikan sikapnya terkait kebijakan partai yang akan diambil. Karena itu semua kader Golkar diminta bersabar dan tetap menjaga soliditasnya."Pada saatnya akan diputuskan oleh Pak JK setelah hasil Pilpres yang realcount definitif selesai dan diyakini Pilpres bersih dari kecurangan. Bagi Golkar, menjadi oposisi atau berkoalisi sama baiknya untuk kepentingan rakyat, bangsa dan negara. Kami berharap semua kader Golkar dapat menahan diri, jangan mempermalukan diri sendiri," pungkasnya.( yid / iy )
Jakarta - Para politisi Golkar masih terpecah soal sikapnya setelah kalah Pilpres. Ada kubu yang menginginkan Golkar berkoalisi dengan SBY. Ada pula yang tetap menghendaki Golkar menjadi oposisi bersama PDIP. Orang-orang yang mendorong koalisi dengan SBY dinilai sangat ambisius dengan jabatan menteri. "Mereka yang mendorong-dorong untuk segera berkoalisi pasti punya ambisi pribadi untuk mendapat jabatan menteri. Sementara mereka bersembunyi saat partai berjuang dalam Pilpres," kata Jubir Timkamnas JK-Wiranto, Yuddy Chrisnandi, kepada detikcom, Senin (13/7/2009).Politisi muda partai beringin ini juga mengkritik elit-elit partai yang belum-belum sudah mendorong agar Golkar beroposisi tanpa menghitung untung ruginya. Yuddy meminta semua pihak tenang dan bersama-sama mencari solusi dan jalan keluar yang terbaik untuk masa depan Golkar dan bangsa."Begitu pun mereka yang mendesak-desakan segera beroposisi sebelum berhitung dengan dinamika politik yang tengah berlangsung. Kedua opsi tersebut harus dipikirkan dengan tenang," kata Yuddy.Yuddy memastikan pada saatnya JK akan berbicara dan menyampaikan sikapnya terkait kebijakan partai yang akan diambil. Karena itu semua kader Golkar diminta bersabar dan tetap menjaga soliditasnya."Pada saatnya akan diputuskan oleh Pak JK setelah hasil Pilpres yang realcount definitif selesai dan diyakini Pilpres bersih dari kecurangan. Bagi Golkar, menjadi oposisi atau berkoalisi sama baiknya untuk kepentingan rakyat, bangsa dan negara. Kami berharap semua kader Golkar dapat menahan diri, jangan mempermalukan diri sendiri," pungkasnya.( yid / iy )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar