Minggu, 12/07/2009 12:17 WIB
Bagi-bagi Kursi Kabinet Lukman Edy: Jatah Menteri, PKB Pasrah Kepada SBY
Muhammad Nur Hayid - detikPemilu
Jakarta - PKB secara institusi tidak pernah mendesak pembagian jatah menteri apapun. Hal ini didasarkan pada pemahaman dan komitmen PKB untuk menegakkan sistem presidensiil yang sesungguhnya."Kita tidak pernah mengeluarkan statemen dan pernyataan yang terkait soal kabinet. Karena kita sadar itu kewenangan Presiden SBY. Apalagi kita komit dengan pelaksanaan sistem presidensiil sebagaimana amanat konstitusi," kata Sekjen PKB Lukman kepada detikcom, Minggu (12/7/2009).Menurut pria yang menjabat menteri PPDT ini, selama ini PKB telah bekerja keras secara maksimal untuk memenangkan pasangan SBY-Boediono. Hasilnya, semua kantong-kantong PKB perolehan SBY cukup signifikan. Hal ini disebabkan semua suara pemilih PKB dipastikan mencontreng pasangan nomor urut 2 itu."Setelah kita evaluasi, semua DPW dan DPC melaporkan bahwa semua kader dan simpatisan PKB secara utuh dan bulat mendukung Pak SBY. Alhamdulillah kita bersyukur karena kita berhasil mengantarkan suara kita yang 5 juta dan simpatisan PKB mencontreng Pak SBY," paparnya.Terkait dengan hasil exit poll LP3ES yang mengatakan hanya 48 suara PKB yang mencontreng SBY, Lukman menilai akurasi dan validitas hasil exit poll itu sangat dipertanyakan. Lukman bahkan menuding hasil itu dimainkan untuk merusak citra PKB."Saya yakin hasil (LP3ES) itu salah dan tidak akurat. Mana mungkin orang demokrat tidak dukung Pak SBY. Kenapa hanya 80 persen. Begitu juga PKB yang hanya 48 persen dukung Pak SBY. Itu mengada-ada untuk merusak citra PKB. Semua orang tahu, PKB adalah partai yang paling solid dan aktif nmendukung pasangan SBY-Boediono," paparnya.Lukman lantas menjelaskan rasionalisasi peran parpol yang masih sangat besar bagi kemenangan SBY-Boediono. Hal ini untuk membantah tudingan pengamat dan lembaga survei yang mengatakan peran parpol tidak ada atau sangat kecil dalam perannya memenangkan SBY-Boediono."Sekarang Kamu hitung saja. Perolehan suara partai-partai koalisi kalau di jumlah total itu 58 persen. Sementara perolehan Pak SBY sekitar 60 an persen. Jadi saya yakin semua parpol solid mendukung Pak SBY. "Sementara yang 2 persen itu hasil pencitraannya konsultan dan tim sayap lainnya. Janga dibalik hasilnya. Kita imbau lembaga survei kalau membuat kesimpulan lebih rasional lah, biar tidak ditertawai publik," pungkasnya.( yid / iy )
Jakarta - PKB secara institusi tidak pernah mendesak pembagian jatah menteri apapun. Hal ini didasarkan pada pemahaman dan komitmen PKB untuk menegakkan sistem presidensiil yang sesungguhnya."Kita tidak pernah mengeluarkan statemen dan pernyataan yang terkait soal kabinet. Karena kita sadar itu kewenangan Presiden SBY. Apalagi kita komit dengan pelaksanaan sistem presidensiil sebagaimana amanat konstitusi," kata Sekjen PKB Lukman kepada detikcom, Minggu (12/7/2009).Menurut pria yang menjabat menteri PPDT ini, selama ini PKB telah bekerja keras secara maksimal untuk memenangkan pasangan SBY-Boediono. Hasilnya, semua kantong-kantong PKB perolehan SBY cukup signifikan. Hal ini disebabkan semua suara pemilih PKB dipastikan mencontreng pasangan nomor urut 2 itu."Setelah kita evaluasi, semua DPW dan DPC melaporkan bahwa semua kader dan simpatisan PKB secara utuh dan bulat mendukung Pak SBY. Alhamdulillah kita bersyukur karena kita berhasil mengantarkan suara kita yang 5 juta dan simpatisan PKB mencontreng Pak SBY," paparnya.Terkait dengan hasil exit poll LP3ES yang mengatakan hanya 48 suara PKB yang mencontreng SBY, Lukman menilai akurasi dan validitas hasil exit poll itu sangat dipertanyakan. Lukman bahkan menuding hasil itu dimainkan untuk merusak citra PKB."Saya yakin hasil (LP3ES) itu salah dan tidak akurat. Mana mungkin orang demokrat tidak dukung Pak SBY. Kenapa hanya 80 persen. Begitu juga PKB yang hanya 48 persen dukung Pak SBY. Itu mengada-ada untuk merusak citra PKB. Semua orang tahu, PKB adalah partai yang paling solid dan aktif nmendukung pasangan SBY-Boediono," paparnya.Lukman lantas menjelaskan rasionalisasi peran parpol yang masih sangat besar bagi kemenangan SBY-Boediono. Hal ini untuk membantah tudingan pengamat dan lembaga survei yang mengatakan peran parpol tidak ada atau sangat kecil dalam perannya memenangkan SBY-Boediono."Sekarang Kamu hitung saja. Perolehan suara partai-partai koalisi kalau di jumlah total itu 58 persen. Sementara perolehan Pak SBY sekitar 60 an persen. Jadi saya yakin semua parpol solid mendukung Pak SBY. "Sementara yang 2 persen itu hasil pencitraannya konsultan dan tim sayap lainnya. Janga dibalik hasilnya. Kita imbau lembaga survei kalau membuat kesimpulan lebih rasional lah, biar tidak ditertawai publik," pungkasnya.( yid / iy )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar