Minggu, 12/07/2009 13:17 WIB
Berebut Jatah Menteri Tak Mau Nggege Mongso, PPP Tak Masalah Tak Dapat Jatah Muhammad Nur Hayid - detikPemilu
Jakarta - Ketua DPP PPP Lukman Hakim Saefuddin menegaskan sikap partainya yang tidak mau ikut-ikutan meminta jatah menteri kabinet. Hal itu disebabkan karena PPP memahami jabatan menteri adalah amanat. PPP pun tidak masalah jika dinilai tidak layak sehingga tidak mendapatkan jatah satu menteri sekalipun."Dalam perspektif PPP, jabatan itu amanah, amanah itu kepercayaan. Terserah pemberi amanat, apakah amanah itu diberikan atau tidak. Kita tidak dalam kapasitas meminta-minta dan nagih-nagih. Kita tidak mau nggege mongso (mendahului kehendak Tuhan)," kata Lukman kepada detikcom, Minggu (12/7/2009).Lukman bahkan dengan berani mengatakan PPP juga tidak akan mempersoalkan jika SBY menilai tidak ada kader PPP yang layak jadi menteri. Tetapi dia yakin SBY pasti akan mempertimbangkan yang terbaik untuk merekrut kader bangsa yang terbaik untuk bekerja bersama SBY menjalankan pemerintahan 5 tahun mendatang."Kita tidak dalam posisi meminta-minta. Tidak diberi pun tidak apa-apa. Artinya, kalau tidak diberi, berarti tidak dipercaya. Kalau tidak dipercaya, ya janga ge-er. Tidak dipercaya ya harus diterima dengan jiwa besar," paparnya.Saat ditanya apakah PPP sudah menyiapkan beberapa nama seperti yang dilakukan PKS jika sewaktu-waktu diminta SBY. Lukman menjawab tegas tidak ada. Bahkan Lukman menjelaskan partainya tidak pernah membahas nominator kabinet dalam rapat resmi DPP PPP."Kita nggak ada itu rapat dan menyiapkan nama. Apa yang mau dibahas dan dibicarakan, lha wong itu semua bukan wewenang kita. Kita tidak mau nggege mongso," paparnya.Kabarnya nama bapak masuk salah satu nominasi selain Suryadharma Ali dan Soeharso Monoarfa (Bendum PPP), "Masak, nggak tahu saya. Itu jangan-jangan obrolan kaki lima di warung kopi, ha ha ha ..." pungkasnya.( yid / iy )
Jakarta - Ketua DPP PPP Lukman Hakim Saefuddin menegaskan sikap partainya yang tidak mau ikut-ikutan meminta jatah menteri kabinet. Hal itu disebabkan karena PPP memahami jabatan menteri adalah amanat. PPP pun tidak masalah jika dinilai tidak layak sehingga tidak mendapatkan jatah satu menteri sekalipun."Dalam perspektif PPP, jabatan itu amanah, amanah itu kepercayaan. Terserah pemberi amanat, apakah amanah itu diberikan atau tidak. Kita tidak dalam kapasitas meminta-minta dan nagih-nagih. Kita tidak mau nggege mongso (mendahului kehendak Tuhan)," kata Lukman kepada detikcom, Minggu (12/7/2009).Lukman bahkan dengan berani mengatakan PPP juga tidak akan mempersoalkan jika SBY menilai tidak ada kader PPP yang layak jadi menteri. Tetapi dia yakin SBY pasti akan mempertimbangkan yang terbaik untuk merekrut kader bangsa yang terbaik untuk bekerja bersama SBY menjalankan pemerintahan 5 tahun mendatang."Kita tidak dalam posisi meminta-minta. Tidak diberi pun tidak apa-apa. Artinya, kalau tidak diberi, berarti tidak dipercaya. Kalau tidak dipercaya, ya janga ge-er. Tidak dipercaya ya harus diterima dengan jiwa besar," paparnya.Saat ditanya apakah PPP sudah menyiapkan beberapa nama seperti yang dilakukan PKS jika sewaktu-waktu diminta SBY. Lukman menjawab tegas tidak ada. Bahkan Lukman menjelaskan partainya tidak pernah membahas nominator kabinet dalam rapat resmi DPP PPP."Kita nggak ada itu rapat dan menyiapkan nama. Apa yang mau dibahas dan dibicarakan, lha wong itu semua bukan wewenang kita. Kita tidak mau nggege mongso," paparnya.Kabarnya nama bapak masuk salah satu nominasi selain Suryadharma Ali dan Soeharso Monoarfa (Bendum PPP), "Masak, nggak tahu saya. Itu jangan-jangan obrolan kaki lima di warung kopi, ha ha ha ..." pungkasnya.( yid / iy )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar