Selasa, 20 Oktober 2009

Bima Arya: Kalau PDIP Berniat Koalisi, Tidak Mungkin Istilah 'Kritis' Keluar

Rabu, 21/10/2009 09:15 WIB
Bima Arya: Kalau PDIP Berniat Koalisi, Tidak Mungkin Istilah 'Kritis' Keluar
Novi Christiastuti Adiputri - detikNews

Video Terkait
SBY dan TK Tiba di Gedung DPR
Foto Terkait
Pelantikan SBY-Boediono Jakarta - Meskipun belum menyatakan sikap resminya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah memutuskan menjadi mitra strategis-kritis pemerintah. Hal ini menjadi sinyalemen PDIP akan tetap menjadi oposisi pemerintah.

"Bisa dikatakan pintu koalisi nyaris tertutup, selama ini Ibu Mega sendiri juga belum bicara tegas. Namun, bahasa politik yang paling terang adalah ketika Mega tidak datang saat pelantikan presiden kemarin," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Bima Arya Sugiarto saat berbincang dengan detikcom, Rabu (21/10/2009).

Menanggapi pernyataan Pramono Anung tentang PDIP akan menjadi mitra strategis-kritis pemerintah sesuai wejangan Megawati, Bima berpendapat Pramono merupakan orang yang sangat berhati-hati. Jika memang dia mengatakan seperti itu, dapat dipastikan ini sinyal positif ke arah oposisi.

"Kalau PDIP cenderung ke koalisi, tidak mungkin kata-kata kritis itu keluar. Hampir pasti PDIP di oposisi," tutur Bima yang saat pilpres menjadi wakil ketua dewan pakar tim pasangan SBY-Boediono ini.

Terkait dengan penundaan pengumuman kabinet yang dianggap sebagai sinyal bahwa SBY menunggu calon menteri dari PDIP, Bima membantahnya. Dikatakan Bima, kabinet sudah terbentuk 99 persen dan nyaris final, kalau Mega tiba-tiba bergabung jelas sekali sudah sangat terlambat. Lagipula penelusuran nama-nama itu sudah sejak lama.

Menurutnya, penundaan pengumuman kabinet oleh SBY lebih didasarkan pada hasil tes kesehatan dan menunggu adanya feed back dari publik mengenai para kandidat, serta penyelesaian beberapa kandidat yang masih terlibat masalah hukum.

"Masih mungkin ada kejutan, tapi bukan dari PDIP. Bisa jadi ada nama-nama yang akan berubah," pungkasnya. (nvc/nrl)

Tidak ada komentar: