Selasa, 14 Juli 2009

JK Tak Akan Calonkan Diri Lagi Jadi Ketum Golkar

Selasa, 14/07/2009 13:02 WIB
Gonjang-ganjing Golkar Ferry: Munas Jangan Hanya Bahas Ketua Umum
Muhammad Nur Hayid - detikPemilu
Video Terkait
JK-Megawati Santap Siang Bersama
Foto Terkait
JK Kampanye di Palu Jakarta - Setiap Musyawarah Nasional atau muktamar sebuah partai politik, selalu yang menjadi sorotan adalah siapa calon kuat ketua umum partai itu. Untuk Munas Golkar tahun ini, para elit partai beringin diminta tidak hanya tersedot dalam pembahasan ketua umum saja, tetapi perlu pembahasan komprehensif tentang recovery partai menghadapi Pemilu 2014."Munas PG tidak boleh semata-mata sekadar penggantian pengurus dan memilih ketua umum. Munas harus menampilkan performa baru Partai Golkar yang memiliki rasa bangga berpartai dan menguatkan militansi kader partai menghadapi tantangan ke depan," kata fungsionaris DPP Partai Golkar Ferry Mursyidan Baldan kepada detikcom, Selasa (14/7/2009).Menurut anggota komisi II DPR ini, Partai Golkar perlu mengemas Munas Golkar sebagai agenda tahunan biasa. Tidak perlu dikaitkan dan sangkutkan dengan wacana kegagalan Golkar dalam Pileg dan Pilpres kemarin."Untuk itu, perlu ditegaskan Munas Partai Golkar memang diselenggarakan pada tahun 2009, setelah selesai Pilpres. Jadi tidak perlu dibangun kesan seolah ada sesuatu yang luar biasa, hal ini hanya seakan menjadi pembenaran terhadap sinyalemen tidak optimalnya mesin partai dalam Pileg dan Pilpres," papar Ferry.Mantan Ketua Umum PB HMI ini menambahkan, sebagai forum tertinggi 5 tahunan, agenda Munas yang terpenting adalah mendengarkan laporan pertanggungjawaban pengurus partai, menyusun agenda pokok untuk menghadapi Pemilu 2014, dan memilih atau menyusun pengurus baru. Mengenai jadwal pelaksanaannya akan diputuskan dalam rapim yang biasanya diselenggarakan sebelum Munas. "Dengan demikian, secara institusional Partai Golkar dapat menyampaikan ke publik bahwa Partai ini mempunyai mekanisme internal untuk menyelesaikan berbagai hal perbedaan pandangan. Sehingga tidak ada kesan Munas diadakan menyusul hasil Pilpres, tetapi karena memang sudah waktunya, yakni tiap 5 tahun," paparnya. "Karena itu, biarlah JK sebagai ketua umum partai memimpin dan mengantarkan Partai Golkar menyelenggarakan Munas dengan sebaik-baiknya. Tidak usah diganggu dengan isu dan manuver-manuver," pungkasnya.( yid / iy )
Selasa, 14/07/2009 10:55 WIB
Selain Ical & Surya Paloh Tokoh Muda Berpeluang Kuat Gantikan JK
Amanda Ferdina - detikPemilu
Jakarta - Setelah Jusuf Kalla (JK) kalah dalam Pilpres, persaingan memperebutkan posisi ketua umum Golkar kian panas. Kini sudah ada 2 kandidat kuat, Aburizal Bakrie dan Surya Paloh. Tapi tidak tertutup kemungkinan tokoh muda justru akan berkibar. "Politik kan dinamis, kemungkinan kuat akan muncul juga dari kalangan generasi muda Golkar. Sebab tuntutan generasi muda muncul sangat kuat nggak mustahil akan muncul generasi muda" kata Ketua DPP Partai Golkar Yuddy Crhisnandi kepada detikcom, Selasa (15/7/2009).Akan tetapi Yuddy enggan menyebutkan siapa nama-nama tokoh muda Golkar tersebut. "Tanya Pak Fahmi Idris, nanti saya subjektif. Karena Pak Fahmi termasuk yang mendorong para generasi muda," tandas Yuddy.Direncanakan partai beringin ini akan menggelar musyawarah nasional untuk mendapatkan ketua umum barunya pada Oktober 2009. JK, menurut Yuddy, tidak akan mencalonkan diri lagi pada pemilihan ketua umum tersebut.( amd / iy )
Selasa, 14/07/2009 10:27 WIB
JK Tak Akan Calonkan Diri Lagi Jadi Ketua Umum Golkar
Amanda Ferdina - detikPemilu
Jakarta - Nama Jusuf Kalla (JK) tidak akan muncul dalam suksesi kepemimpinan di tubuh Golkar pada Oktober mendatang. JK tidak akan mencalonkan diri lagi dalam pemilihan ketua umum Golkar itu. Namun JK tidak mundur dari jabatannya sekarang. "Bukan mundur, tapi tidak mencalonkan diri kembali. Kalau mundur kan ada tekanan dari luar," ujar Ketua DPP Partai Golkar Yuddy Chrisnandi saat dihubungi detikcom, Selasa (15/7/2009).Dituturkan Yuddy, dari awal JK memang tidak ingin menjabat ketua umum Golkar hingga 2 periode. Keinginan JK ini sudah sesuai dengan peraturan partai. "Memang Pak JK dari awal nggak mau mencalonkan diri dua kali dan memang di Golkar tidak ada yang dua kali (menjabat sebagai ketua umum Golkar)," ujar anggota tim sukses JK-Wiranto ini.Dalam waktu dekat, Golkar akan menggelar rapat konsensus nasional pada tanggal 20 Juli 2009. Penyelesaian masalah Pilpres tetap menjadi perhatian hingga 26 Juli. Sengketa perselisihan akan dibereskan ke Mahkamah Konstitusi (MK) hingga pertengahan Agustus. "Setelah itu akan dilakukan rapat pimpinan nasional untuk menentukan jadwal Musyawarah Nasional (Munas). Ancer-ancer paling cepat 24 Oktober 2009. Sesuai tradisi Golkar lah," jelas Yuddy.( amd / iy )
Selasa, 14/07/2009 12:33 WIB
Gonjang-Ganjing Pasca Pilpres, Kedewasaan Golkar Dipertanyakan
Muhammad Nur Hayid - detikPemilu
Video Terkait
Ribuan Massa Hadiri Kampanye JK-Wiranto
Foto Terkait
JK Kampanye di GOR Senam DKI Jakarta - Kisruh antar elit di tubuh Partai Golkar pasca Pilpres 8 Juli lalu dinilai sebagai bentuk ketidakdewasaan cara berpolitik para elit itu. Seharusnya elit Golkar sadar mereka selama ini selalu dijadikan guru para elit parpol lain dalam hal kedewasaan menyelesaikan masalah. "Setelah ada gambaran (meski sementara) hasil Pilpres, seolah ada yang meradang di dalam Partai Golkar. Mencermati kondisi seperti itu, maka seharusnya muncul kejernihan dan ketajaman berfikir tentang perjalanan politik Golkar pasca Pemilu 2009, baik Pileg maupun Pilpres," kata kader muda Partai Golkar Ferry Mursyidan Baldan kepada detikcom, Selasa (14/7/2009). Menurut politisi yang sering dipercaya memegang posisi penting di DPR ini, kejernihan dan ketajaman berfikir untuk bisa menerima hasil sebuah kompetisi politik adalah bentuk kedewasaan politik. Karena itu, para elit diminta untuk tidak mencari pihak tertuduh untuk menjadi sasaran tudingan. "Sebagai politisi dari partai yang cukup lama eksis, seharusnya merasa tertantang untuk bisa menunjukkan kematangan berpolitik, dengan melihat hal tersebut sebagai bahan untuk melakukan evaluasi internal dalam menghadapi Pemilu 2014. Tidak perlu saling tuding di hadapan publik untuk mencari kambing hitam," paparnya.Semakin Golkar gonjang-ganjing, citra partai ini semakin terpuruk. Hal ini juga akan memunculkan pertanyaan mengenai kedewasaan politik elit Golkar. "Semakin gonjang- ganjing yang ditampilkan di hadapan masyarakat, maka semakin memperpuruk citra partai. Dan akan muncul pertanyaan, mana kematangan dan kepiawaian politisi Partai Golkar," tanya Ferry.( yid / iy )

Tidak ada komentar: