Tjahjo: Desk Antiteror TNI Tak Masalah Dihidupkan Lagi
Elvan Dany Sutrisno - detikNews
"Desk antiteror TNI sebagai instruksi presiden, prinsipnya tidak masalah sejauh sebagai faktor penunjang yang sudah dilakukan Polri lewat densus 88," kata Tjahjo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (11/8/2009).
Menurut Tjahjo, selama koordinasi dengan pihak terkait lainnya lancar, pembentukan tersebut tidak perlu dipersoalkan. Sedangkan tingkat koordinasi harus dipimpin langsung oleh presiden.
"Masalahnya pada koordinasi yang penting, karena tidak hanya TNI, tetapi melibatkan intelijen dari BIN, imigrasi, kejaksaan dan Polri sendiri," jelasnya.
Sebelumnya, Panglima TNI Joko Santoso mengatakan, akan membentuk kembali desk antiteror yang bekerja membantu kepolisian untuk mengejar para teroris. Desk antioteror TNI akan dihidupkan lagi hingga tingkat Koramil.
(mad/iy)
Selasa, 11/08/2009 18:32 WIB
Jejak SJ di Kahuripan
SJ Tak Mirip dengan Foto yang Diperlihatkan Kapolri
Arifin Asydhad, Gagah Wijoseno - detikNews
"Foto yang diperlihatkan Kapolti itu tidak mirip dengan Pak Saifuddin. Jangan-jangan fotonya yang salah, atau SJ yang dimaksud bukan Saifuddin Jaelani?" tanya salah seorang warga Perumahan Telaga Kahuripan, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Selasa (11/8/2009).
Pengakuan warga bahwa foto SJ yang diperlihatkan Kapolri dalam jumpa pers pada Sabtu (8/8/2009) sore lalu tidak mirip dengan Saifuddin Jaelani tidak hanya datang dari satu orang. Sejumlah warga lainnya juga menyampaikan hal yang sama.
Menurut warga, Saifuddin Jaelani memiliki wajah agak lonjong dengan tinggi badan sekitar 170 cm. "Tapi, foto yang kemarin disampaikan Kapolri beda jauh," ujar dia.
Meski foto yang disampaikan Kapolri tidak mirip, namun warga Kahuripan cukup yakin bahwa SJ yang dimaksud adalah Saifuddin Jaelani. Sebab, saat ini keberadaan Saifuddin Jaelani tidak diketahui. Dia menghilang begitu saja sejak empat bulan lalu.
Selain itu, kedekatannya dengan banyak remaja di Kahuripan diduga sebagai upaya perekrutan yang dilakukan SJ. Apalagi ada sejumlah remaja yang mengaku pernah diajak SJ keliling daerah untuk pengajian. Salah satu isi pengajian adalah doktrin mengenai jihad, termasuk menjadi pengantin.
Selama di Candraloka Perumahan Telaga Kahuripan, SJ tinggal di RT 3 RW 10. Dia datang ke perumahan itu pada akhir 2007 dan kemudian menghilang sejak 4 bulan lalu.
(asy/nrl)
Selasa, 11/08/2009 18:56 WIB
Pengamat Singapura: Noordin Mati Terorisme Takkan Berhenti
Shohib Masykur - detikNews
Video Terkait
Foto Terkait
"Tentu saja menaklukkan Noordin Top sangat penting untuk merontokkan keseluruhan jaringan teroris. Namun hal itu tidak akan menaklukkan terorisme," kata pengamat terorisme dari Singapura, Rohan Gunaratna, seperti dikutip Reuters, Selasa (11/8/2009).
Menurut Rohan, Indonesia tidak memiliki kemauan politik yang cukup untuk menangkapi para pengajar, penulis, dan penerbit buku-buku radikal. Padahal mereka inilah yang menjadi pupuk bagi suburnya militanisme Islam di Indonesia.
"Teroris di Indonesia memiliki kemampuan regenerasi yang dahsyat karena infrastruktur ideologis yang menopang jaringan teroris tidak pernah dihancurkan," imbuh Rohan.
Hal serupa disampaikan pengamat keamanan dari Universitas Indonesia (UI) Andi Widjajanto. Sejak terbunuhnya Azahari pada 2005, operasi teroris memang menurun selama 4 tahun. Namun operasi terakhir di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton 17 Juli lalu menunjukkan mereka telah berhasil menyusun kekuatan kembali dan barangkali lebih kuat dari sebelumnya.
"Saya kira mereka telah menyiapkan regenerasi," ujar Widjajanto yang percaya Reno alias Tedi yang merupakan ahli bom murid Azahari dan ustad Syaifudin Jaelani (SJ) yang merupakan perekrut pelaku bom bunuh diri adalah orang-orang yang akan menggantikan Noordin.
Kemudahan rekrutmen itu dibantu oleh kondisi sosial ekonomi Indonesia yang cukup memprihatinkan. "Kami memiliki 210 juta penduduk, dan 35 juta di antaranya sangat miskin. Kelompok teroris ini hanya perlu 5 orang untuk melancarkan serangan, jadi sangat mudah bagi mereka untuk merekrut orang baru," imbuh Widjajanto.
(sho/irw)
Selasa, 11/08/2009 20:38 WIB
Tengok Jasad Teroris, Petinggi Polri Datangi RS Polri
Reza Yunanto - detikNews
Petinggi Polri yang datang ke RS Polri di antaranya Kapusdokkes Brigjen Pol Edi Saparwoko dan Kabid Pusdokkes Kombes Pol Musaddeq Ishaq. Tak jelas apa maksud kedatangan mereka. Tanpa mengeluarkan pernyataan, keduanya langsung memasuki kamar jenazah.
Meski Kepala RS Polri Sukanto Brigjen Pol Aidi Rawas telah menyatakan otopsi terhadap ketiga jenazah telah usai, namun hasil otopsi dan sidik jari belum bisa diumumkan.
Aidi mengatakan, kedatangan petinggi Polri ke ruang instalasi forensik selain untuk memastikan hasil-hasil yang telah dicapai oleh tim identifikasi, juga untuk melihat sejauh mana kinerja mereka dalam mengungkap identitas jasad yang tewas di Temanggung dan dua orang lagi di Jatiasih, Bekasi.
Hasil sidak itu, lanjutnya, kemungkinan akan dilaporkan kepada Kapolri di Mabes Polri. Mengenai hasil dan perkembangan apa yang akan dilaporkan, Aidy enggan merincinya lebih jauh.
Usai sidak, tidak satu pun petinggi Polri memberikan kementar. Mereka langsung memasuki mobil polisi bernomor 11-018 dan bergegas meninggalkan rumah sakit. (Rez/sho)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar