Dialog
Kamis, 8 Oktober 2009 - 00:34 wib
Tommy Soeharto (Foto: Daylife)
PEKANBARU - Keikutsertaan Hutomo Mandala Putra atau akrab disapa Tommy Soeharto menambah semarak bursa pemilihan calon ketua umum Partai Golkar dalam musyawarah nasional yang diselenggarakan di Pekanbaru, Riau.
Putra bungsu mantan penguasa orde baru ini dinilai memiliki amunisi yang cukup besar untuk mengantarkannya ke kursi Golkar 1. Namun bagaimanakah sebenarnya peluang pangeran cendana ini?
Berikut petikan wawancara dua pewarta dari media online okezone dengan Tommy setelah pembukaan Munas di Hotel Labersa, Kampar, Riau, beberapa hari lalu.
Ada berapa DPD yang saat ini menyatakan dukungannya kepada Anda?
Sebanyak 305 DPD. Untuk bisa maju kan harus 30 persen. Nanti kalau sudah menyampaikan visi dan misi, kami berharap mereka memiliki kesadaran untuk menyelamatkan dan membesarkan Golkar dengan program kekaryaan dan program kerakyatan.
Surya Paloh dan Ical kan calon terkuat, bagaimana menurut mas Tommy?
Wajarlah mereka sudah menggarap hampir dua tahun. (tapi) Mereka termasuk yang bertanggung jawab atas kegagalan Golkar. Itu yang kami sampaikan kepada DPD-DPD, tanggung jawab bukan hanya ketua umumnya, tapi pengurus yang ada termasuk Dewan Penasihat, (Ketua) Dewan Penasihat di Aceh pun sebagai putra daerah tidak bisa menang, bagaimana mengurus skala nasional. Sama juga (Agung Laksono), yang sudah ditinggalkan konstituennya sekarang masih mau menjabat lagi di kepengurusan mendatang. Mau dikemanakan Partai Golkar.
Pendekatan dua kandidat (Yuddy dan Aburizal) ke mas Tommy untuk memberikan suara (kepada mereka)?
Saya kenal keduanya, kalau saya menang, kita minta (semuanya) untuk membantu.
Kalau Surya Paloh?
Boleh-boleh saja, tapi belum ada pembicaraan sejauh itu. Arah kesana belum ada, menurut kamu ke mana, bisa dipertimbangkan? hahahah (balik bertanya dan tertawa)
Soal syarat adminstratif dalam AD/ART, bahwa calon harus pernah menjadi pengurus minimal 1 tahun?
Saya sudah memenuhi dua kepengurusan di Satkar Ulama dan MKGR (keduanya organisasi pendiri dan yang didirikan Golkar), sebagai anggota Dewan Pembina.
Target dalam Munas ini?
Ya ketua umum, dan kalau kalah ya di luar kepartaian.
Kalau ditawari sebagai pengurus?
Saya tidak berminat. Untuk memperbaiki partai butuh kerja keras dan wewenang yang penuh, tidak efektif kalau (hanya) di pengurus, saya bukan cari jabatan tapi mau mengabdi.
Bagaimana metode yang akan dipakai dalam kepemimpinan Partai Golkar ke depannya?
Konvensi akan saya budayakan, konvensi tingkat capres, cagub, dan bupati harus dibudayakan. Dan (pesertanya) bukan hanya dari Partai Golkar, nonkader pun boleh bergabung. Kader yang nonpartai akan membawa gerbongnya juga masuk ke Golkar kan. Berarti akan membesarkan Golkar juga.
Ketika nanti ingin menjadi capres 2014, ada yang bilang akan bermasalah untuk surat kelakuan baik?
Saya kira enggak, orang kan sudah menjalani hukuman, sudah selesai. Masa sudah selesai jadi kesalahan seumur hidup, putusan MK nya juga sudah ada, calon pejabat lebih dari lima tahun (hukuman) sudah dihapus. Di persidangan juga tidak ada saksi yang memberatkan saya.
Anda kan biasa santai, aktivitas Anda nanti gimana, apakah sudah siap untuk memimpin Golkar?
Kalau saya jadi ketua umum, saya akan meluangkan waktu yang sangat besar. Selama ini saya memang lebih rileks, mengurus partai berarti saya harus menguras tenaga saya agar membuat maju partai, agar sesuai harapan kita semua.
Sekarang lebih sibuk, ada kiat supaya tetap siap mengikuti pemilihan?
Tidak ada, hanya istirahat yang cukup.
Optimistis?
Bismillah aja, Kun Fayakun.(ahm)(lam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar