BLOG GUS DUR
Jane Salimar Berguru Pada Gus Dur
"Gus Dur bukan hanya Presiden, tapi dia juga bisa menyelesaikan persoalan. Aku banyak belajar dari Gus Dur," ucap Jane, kepada Kapanlagi.com pada Selasa (7/11).
Diakui Jane, Gus Dus banyak membantu dalam penyelesaian kasusnya bersama Febrianto. Meski tidak terlibat langsung, namun Gus Dur, kata Jane, selalu mensuport agar anak semata wayangnya bisa kembali ke tangan Jane. Apalagi, Jane adalah ibu yang melahirkan.
"Anak yang masih dibawah umur 12 tahun hak asuh ada pada ibu. Aku akan memperjuangkan hak itu," terang Jane menirukan Gus Dur.
Jane berharap, kata-kata Gus Dur bisa meredam emosinya terhadap Febrianto. Pasalnya, Febri juga berhak atas anak tersebut. "Febri adalah ayah dari anakku, tapi yang aku tuntut agar Febri bersikap jantan dan membagi soal pengasuhan anak," jelas Jane. (kl/iin)
Diposting oleh: Editor | Selasa, 07-11-2006 |
Selama Ramadhan Indosiar 'Buka Qolbu' Bersama Gus Dur
Sementara untuk menemani saat berbuka puasa, Indosiar juga menghadirkan siraman rohani, Buka Qolbu bersama KH Abdurrahman Wahid, yang hadir setiap hari selama 7 menit. Dan di waktu sahur, Indosiar akan menghadirkan komedian ramadhan berjudul Istana BBM.
Humas Indosiar, Drs. Gufron kepada KapanLagi.com mengatakan, Indosiar tidak banyak melakukan perubahan pada bulan ramadhan tahun ini. Pasalnya, rating Indosiar masih cukup baik, juga karena pemirsa Indonesia adalah masyarakat yang fanatic. "Kami memang tidak banyak melakukan perubahan, yang terbaru dari Indosiar adalah kehadiran Gus Dur,” ujarnya.
Selain program buka puasa dan waktu sahur, Indosiar masih juga menghadirkan syiar cinta ramadhan (tablik Akbar) yang akan ditayangkan setiap kamis pukul 22.00 WIB. Acara ini merupakan acara unggulan dengan menghadirkan sejumlah penceramah kondang.
Dan hadir sebagai program tambahan, Indosiar juga akan memberikan tips hindangan ramadhan yang akan dibawakan oleh Sisca Suwito. Acara ini, memberikan panduan untuk membuat menu masakah pada bulan ramadhan. (iin/dar)
Diposting oleh: Editor | Kamis, 21-09-2006 |
Gus Dur: Fatwa NU Soal Infotainment Tak Usah Dipermasalahkan
"Menurut saya fatwa PB NU tersebut tidak usah terlalu dipermasalahkan," kata Gus Dur di Jakarta, Senin saat syukuran atas kepulangannya dari berobat di Bangkok, Thailand.
Menurut Gus Dur hampir setiap fatwa dikeluarkan selalu memunculkan pendapat atau tanggapan yang berbeda-beda sehingga fatwa tertentu tidak bisa dinyatakan sebagai kebenaran tunggal termasuk fatwa PB NU soal infotainment.
Soal Fatwa itu bukan hal yang sakral yang harus dipertahankan mati-matian. PB NU punya pendapatnya sendiri, orang lain juga punya pendapatnya sendiri dan perbedaan dalam menghukumi sesuatu hal tentunya bukanlah yang aneh.
Gus Dur mencontohkan salah satu Imam Mahdab, Imam Safei pernah berbeda pendapat dengan gurunya dan masing-masing memegang pendapatnya sendiri-sendiri.
Di dalam NU sendiri, kata Gus Dur, dulu almarhum Kiai Bisry Samsuri pernah mengharamkan perempuan bermain drum band. Namun sekarang justru drum band kebanyakan dilakukan oleh kaum perempuan termasuk perempuan NU sendiri.
Mengenai infotainment sendiri Gus Dur menyatakan tidak ingin me-generalisir semua isi tanyangan infotainment itu buruk.
"Infotainment itu seperti TNI. Saya tidak mau me-generalisasi TNI. Misalnya, TNI itu tidak baik, TNI tidak boleh masuk pemerintahan. Yang kita tolak itu militerisme, bukan hadirnya militer dalam pemerintahan," katanya.
Lebih lanjut Gus Dur mengatakan ia merasa heran karena banyak persoalan lain yang lebih perlu mendapatkan perhatian termasuk oleh NU seperti persoalan pendidikan, kesehatan dan kemiskinan, tapi NU justru memilih membahas infotainment.
"Saya heran, NU kayak ngak ada persoalan yang perlu dibicarakan. Padahal kemelaratan, kebodohan, kesehatan masih menghantui kita. Semuanya gak karuan, kok tidak itu yang dibicarakan, malah infotainment," katanya.
Mengenai fatwa sendiri, Gus Dur juga mempertanyakan apakah pihak di PBNU yang mengeluarkan fatwa haram atas infotainment tersebut sudah berhak untuk menyandang kedudukan sebagai ahli fatwa. "Kalau belum berarti itu palsu," katanya. (*/dar)
Diposting oleh: Editor | Senin, 07-08-2006 |
Ahmad Dhani, Serukan Agar Gus Dur-FPI Berdamai
"Saya anjurkan agar mereka bersatu, mereka berdamai. Karena tujuan mereka sama, yakni kemajuan Islam," kata Dhani, di JHCC, Jum'at (26/05).
Ia menambahkan, aksi demo diantara kedua belah pihak tidak akan menyelesaikan masalah, justru sebaliknya. Sehingga, jalan satu-satunya adalah berdamai. Gus Dur, menurut Dhani, adalah tokoh NU, dan ia seringkali memunculkan joke yang membuat orang sakit hati.
Untuk itu joke dan ucapan Gus Dur tidak usah ditanggapi. Begitu juga dengan FPI, mereka harus mulai berpikir untuk tidak anarkis, dan merusak fasilitas umum. Dengan begitu mereka bisa berdialong untuk mencari penyelesaikan masalah.
"Kita semua punya Tuhan dan Tuhan yang berhak menentukan mana yang salah dan benar, makanya orang yang mengklaim Tuhan adalah salah," tegasnya. (iin/bun)
Diposting oleh: Editor | Sabtu, 27-05-2006 |
Gus Dur Peringati Hari Kartini Dengan Tolak RUU AAP
"Saya berbicara atas nama pribadi, bukan atas nama PBNU, karena selama ini diberitakan bahwa PBNU menolak RUU APP," jelas Gus Dur. "Apabila RUU APP ini diberlakukan saya merupakan orang pertama yang akan turun ke jalan, untuk meluruskan hal tersebut," tegasnya.
Menurut Gus Dur, permasalahan sesungguhnya bukan berada di undang-undang, tapi secara substansi undang-undang yang ada dinegeri ini tidak ada yang jalan. "Seperti UU anti korupsi, tidak ada yang jalan," ujar Gus Dur mencontohkan. "Efektifkan saja undang-undang yang telah ada," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Dur juga mengingatkan bahwa dengan adanya UU tersebut, akan muncul perda-perda baru yang bertujuan untuk memperbaiki sesuatu namun semuanya itu bukan jaminan bahwa segalanya akan menjadi aman dan beres. "Yang pasti muncul adalah kepentingan-kepentingan tertentu," tegasnya. Dan bangsa ini akan menjadi bangsa yang tidak bermoral apabila hanya wanita yang dijadikan penyangga moral.
Dalam acara yang dihadiri oleh beberapa tokoh seperti KH. Husein Muhammad (Pesantren Dar Al Tauhid), Prof Dr Musdah Mulia (Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah) dan Maria Ulfa (ketua umum PP Fatayat NU), sementara dari kalangan pekerja seni nampak hadir Olga Lydia dan Gugun Gondrong, Gus Dur lebih mengkhawatirkan akan munculnya polisi-polisi moral, yang dengan sewenang-wenang melakukan aksi sweeping dan pengrusakan. Seperti apa yang terjadi dengan kantor majalah Playboy beberapa waktu yang lalu. "Begitulah kalau brandal-brandal berubah menjadi orang alim," ujarnya ringan. (kl/ww)
Diposting oleh: Editor | Jumat, 21-04-2006 |
Gus Dur: Dangdut Denyut Rakyat
Walau tidak menyebutkan penyanyi dan lagu dangdut favoritnya, Gus Dur menilai, dari syair yang disenandungkan bersama irama melayu itu bisa untuk ikut merasakan apa yang tengah dialami rakyat.
Tetapi, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu pun mengemukakan, kalau disuruh mendengarkan musik betulan, maka komposisi Simponi Kesembilan (Ninth) gubahan Beethoven tetap menjadi pilihan utama untuk memanjakan pendengarannya. Hal ini agaknya menegaskan bahwa selera musik Gus Dur tidak berubah, tetap musik klasik. Walau suara hatinya di dangdut.
Gus Dur juga memuji penampilan paduan suara Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, yang dalam acara itu membawakan lagu ciptaan Dian Pramana Putra dan Dedy Dhukun.
Hanya saja, Gus Dur pun mempertanyakan: "Tetapi, shalawat badar yang menjadi ciri khas NU kok malah tidak?" (*/dar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar