Selasa, 21 Juli 2009

Senin, 20/07/2009 17:51 WIB
Bom Marriott dan Ritz Carlton
Polri: Polisi Australia Tidak Ikut Proses Identifikasi
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Video Terkait
RS Jakarta Tangani 11 Korban Ledakan Hotel
Foto Terkait
Puslabfor Lakukan Penyelidikan Jakarta - Polri membantah isu bahwa polisi Australia ikut dalam proses investigasi dan identifikasi korban. Namun dia membenarkan ada organisasi penghubung dari Australia yang membantu menyalurkan antemortem untuk proses identifikasi korban.

"Kepolisian Australia tidak ikut membantu identifikasi. Tapi ada organisasi yang membantu menyalurkan antemortem untuk proses identifikasi yang dilakukan Tim Disaster Victim Identification (DVI)," kata Wakadiv Humas Polri Brigjen Pol Sulistyo Ishak dalam jumpa pers di Jakarta Crisis Media Center, Ginger Cafe Belaggio, Jakarta, Senin (20/7/2009).

Terkait dengan penyelidikan kasus bom di Marriott dan Ritz Carlton, Sulistyo menegaskan Polri bekerja secara profesional diawali oleh olah TKP. "Baru setelah mengumpulkan bukti dan saksi, kami bisa menyusun sketsa," kata dia saat ditanya kapan sketsa pelaku akan diterbitkan oleh Polri.

Hingga saat ini, kata Sulistyo, sudah ada 15 saksi yang diperiksa Polri. Para saksi berada di lokasi saat ledakan bom terjadi pada 17 Juli 2009 lalu. Barang-barang bukti yang didapatkan di kamar 1808 hotel JW Marriott, seperti laptop, akan digunakan alat investigasi.

"Sampai hari ini kami belum bisa menyimpulkan apa-apa selain identifikasi korban yang sudah disampaikan sebelumnya dan kita terus melakukan investigasi," kata dia.

Tentang pelaku yang disebut-sebut sebagai alumnus Ponpes Ngruki, Sulistyo tidak mau memberi komentar panjang. "Yang kaitannya dengan Ngruki, pandangan satu ustad dengan ustad lain berbeda. Kami tidak bisa mengacu pada hal ini. Kami mengacu pada penyelidikan di TKP, menggunakan cara ilmiah yang sistematis. Baru setelah jelas, kami akan menyimpulkan," ujar dia.

Noordin Terus Diburu

Sulistyo juga menegaskan bahwa saat ini tokoh teroris utama, Noordin Moh Top, tetap diburu polisi. "Noordin akan terus polisi buru. Kami sudah membuat selebaran yang disampaikan kepada media supaya memberikan informasi yang tidak membingungkan masyarakat dan membantu kami memberi informasi supaya masalah ini cepat selesai dan jelas," ujar dia.

(asy/nwk)

Tidak ada komentar: