Selasa, 21 Juli 2009

KSAD: TNI Gunakan Soft Power Ungkap Jaringan Teroris

Selasa, 21/07/2009 15:03 WIB
KSAD: TNI Gunakan Soft Power Ungkap Jaringan Teroris
M. Rizal Maslan - detikNews
Video Terkait
Menko Polkam dan Kapolri ke Kuningan
Foto Terkait
Kapolda Jumpa Pers Terkait Bom Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menggunakan soft power dalam mengungkap setiap aksi teror dengan peledakan bom di Indonesia. Cara ini efektif untuk mendapatkan informasi terkait keberadaan otak pelaku yang buron dan pengungkapan jaringan secara keseluruhan.
Demikian disampaikan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Agustadi Sasongko Purnomo usai pembukaan program S2 Manajemen Pertahanan Universitas Pertahanan di kantor Departemen Pertahanan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (21/7/2009). "Langkah pertama kawanan dari JI seperti Nasir Abbas. Keluarganya kita dekati, rangkul, anaknya disekolahkan. Nanti dia yang mendekati suaminya agar memberikan informasi yang penting kepada kita. Jika merasa dimanusiakan, mereka mau bertukar tentang apa yang diketuhui tentang jaringan itu," kata Agustadi. Agustadi membantah, pihaknya kurang melakukan latihan sehingga gagal mengantisipasi rencana peledakan bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton 17 Juli lalu. "Latihan tetap tidak ada masalah, tapi untuk mengikuti teroris yang saat ini kan tidak mungkin aparat mengikuti satu per satu. Dibutuhkan rakyat untuk ikut memiliki keamananan karena keamanan adalah milik rakyat, bukan aparat keamanan saja," jelasnya.
Apa aparat lengah? "Seharusnya rakyat melapor, apalagi yang mengetahui. Kita tidak kebobolan, rakyat kita kurang peduli. Kepedulian masyarakat berkurang," tegasnya. Sementara itu, Kepala Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI, Mayjen Syafnil Armen menjelaskan, semua kinerja intelijen dikoordinasikan oleh Badan Intelijen Negara (BIN). "Jadi sudah teritegrasi semua kegiatan-kegiatan intelijen. BIN yang mengembangkan, tapi penanganan bukan urusan intelijen (lapangan)," ujar Syafnil. Ditanya apakah hasil koordinasi sudah membaca adanya rencana peledakan, Syafnil menjawab diplomatis. "Prediksi kita seperti itu semua. Setiap ada ancaman, ya selalu dilaporkan. Semua ada di BIN. Kita hanya menginformasikan aja," pungkasnya.
(lrn/iy)

Tidak ada komentar: