Selasa, 28/07/2009 09:53 WIB
Memburu Noordin M Top
Arina Sebut 3 Foto Noordin Mirip Suaminya
Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Arina, perempuan asal Cilacap, Jawa Tengah yang disebut sebagai istri Noordin M Top mengaku bila foto Noordin mirip dengan suaminya, Abdul Halim. Hal ini terungkap setelah penyidik menyodorkan 3 foto Noordin.
"Ya dia katakan mirip dengan suaminya, Abdul Halim," kata pengacara Arina, Asludin Hatjani saat dihubungi detikcom melalui telepon, Selasa (28/7/2009).
Menurut Arina, suaminya mengaku bekerja sebagai humas di sebuah pesantren di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Suaminya itu juga kerap pergi 1-2 minggu bahkan pernah sampai 6 bulan. Jadi kadang dia dikirimi surat atau ditelepon," jelas Asludin.
Kini Arina serta 2 anaknya, dan ibunya Dwi Astuti masih menjalani pemeriksaan di sebuah tahanan khusus di Jakarta milik Mabes Polri.
(ndr/iy)
Selasa, 28/07/2009 09:53 WIB
Humas Polda Jabar: Kapolda Tak Ada Rencana ke Rumah Ibrohim
Erna Mardiana - detikNews
Bandung - Informasi rencana kedatangan Kapolda Jabar Irjen Pol Timur Pradopo hari ini ke kediaman Ibrohim alias Aam, penata bunga di Hotel Ritz-Carlton di Desa Sampora, Blok Kliwon, Kecamatan Sekelimus, Kuningan, Jawa Barat tidak benar. Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Dade Achmad membantah kabar tersebut.
"Enggak benar itu, Pak Kapolda tak ada rencana untuk mendatangi rumah Ibrohim. Dari mana itu sumbernya," ujarnya kepada detikcom melalui telepon, Selasa (28/7/2009).
Menurut Dade, kepergian kapolda hari ini ke daerah Pantura, bukan untuk berkunjung ke rumah Ibrohim. Melainkan hanya untuk memantau persiapan menjelang operasi ketupat lebaran nanti.
"Pak kapolda memang berencana memantau wilayah Pantura, Jabar Tengah, dan Jabar Selatan untuk persiapan operasin ketupat lebaran nanti," tandasnya.
"Jadi sekali lagi saya katakan, tak ada rencana Pak Kapolda datangi rumah Ibrohim di Kuningan," sambung Dade.
Sebelumnya diberitakan, Kapolda Jabar Irjen Pol Timur Pradopo dijadwalkan akan mendatangi kediaman Ibrohim. Informasi itu diperoleh dari Kapolsek Cilimus AKP Iskandar Muda, kemarin.
(ern/anw)
Selasa, 28/07/2009 10:07 WIB
'Noordin M Top' Suka Mandikan Anak & Ikut Bantu Masak
Indra Subagja - detikNews
bom Jakarta - Abdul Halim, suami dari Arina disebut-sebut sebagai Noordin M Top. Sinyalemen ini dikuatkan dengan pengakuan perempuan asal Cilacap, Jawa Tengah itu yang menyebut foto Noordin mirip suaminya. Bagaimana keseharian 'Noordin'?
"Dia kalau di rumah ikut bantu masak dan biasa mandikan anak," kata pengacara Arina, Asludin Hatjani, saat dihubungi melalui telepon, Selasa (28/7/2009).
Arina menyampaikan itu saat diperiksa tim penyidik Mabes Polri. Saat ini polisi memang fokus pada pengungkapan siapa Abdul Halim sesungguhnya.
"Kalau di rumah kegiatannya rutin seperti suami biasa. Tidak ada kegiatan khusus atau menyangkut yang lain-lain," terang Asludin, menirukan pengakuan Arina.
Kadang bila pergi, suami Arina itu dalam jangka waktu lama, bahkan bisa sampai 6 bulan. "Dia mengaku orang Makassar, jadi kepergiannya itu mengurus pekerjaannya sebagai humas di pesantren di Makassar," terang Asludin.
Terakhir, Arina bertemu dengan suaminya pada Maret 2009 lalu. "Dalam rentang itu, suaminya melalui ayahnya, Baridin, kerap menitipkan surat atau sesekali menelepon menanyakan kabar anak-anaknya," tutupnya.
(ndr/iy)
Selasa, 28/07/2009 10:56 WIB
Logat Melayu Tetap Lengket Pada 'Noordin M Top'
Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Noordin M Top sudah bertahun-tahun berada di Indonesia. Ia sudah pandai berbahasa Indonesia, namun logat buronan teroris nomor satu itu tidak pernah berubah. Logat pria asal Malaysia itu tetap Melayu.
Demikian pengakuan Arina Rahmah (23), seperti dituturkan pengacaranya, Asludin Hatjani, saat dihubungi detikcom melalui telepon, Selasa (28/7/2009).
Arina, ibu 2 anak asal Cilacap, Jawa Tengah diduga kuat menjadi istri Noordin M Top. Kepada Arina, Noordin mengaku bernama Abdul Halim. Namun ada 3 foto Noordin yang disodorkan polisi dikenali Arina mirip suaminya.
"Abdul Halim ada kemiripan dengan Noordin, salah satu cirinya jenggotnya," terang Asludin.
Asludin menuturkan, hal itu disampaikan Arina saat perempuan itu diperiksa penyidik Mabes Polri dan ditanyakan mengenai keseharian suaminya tersebut.
Arina dinikahkan oleh ayahnya, Baridin, dengan Abdul Halim pada 2006 silam. Sebelumnya dia tidak kenal sama sekali dengan suaminya itu. Saat itu, dia dipanggil pulang kala tengah belajar di Yogyakarta.
"Suaminya mengaku orang Makassar. Ibu Arina hanya dijodohkan bapaknya," terang Asludin.
Arina, kini dikarunia 2 orang anak. Diperiksa polisi di Jakarta di sebuah tahanan khusus dengan dikawal 5 polisi wanita, ibunya Dwi Astuti dan 2 anaknya ikut bersama dia. Terakhir dia berjumlah dengan suaminya pada Maret 2009 lalu.
"Suaminya sering pergi keluar kota, alasannya menjadi humas di sebuah pesantren di Makassar, kadang 1-2 minggu pergi dan yang paling lama 6 bulan. Saat pergi jauh itu kadang mereka berkomunikasi melalui surat yang dititipkan suaminya ke ayahnya Baridin dan kadang juga melalui telepon," urai Asludin.
Arina mengaku dirinya tidak tahu sama sekali bila suaminya masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Alasannya bila berada di rumah, tidak ada hal khusus yang disampaikan suaminya itu.
Sementara mengenai ayahnya, Baridin, Arina mengaku terakhir bertemu saat ada acara keluarga di Ngawi, Jawa Timur sekitar Juni 2009. Setelah itu Baridin pergi dengan alasan hendak ada urusan. "Sehari-hari Baridin mengajar di pesantren dan menjadi petani," tutup Asludin.
(ndr/iy)
Selasa, 28/07/2009 11:35 WIB
TKP Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton Dibuka
Hery Winarno - detikNews
Jakarta - Tempat kejadian perkara (TKP) bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton akan dibuka Selasa (28/7/2009) ini. Teknis pembukaan TKP akan dilakukan oleh tim dari Polda Metro Jaya dan tim olah TKP.
"TKP akan dibuka. Itu informasinya, tapi saya belum tahu jam berapa. Hari ini sudah bisa dibuka.," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna di kantornya, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan.
Nanan mengaku belum mengetahui hasil rekonstruksi yang dilakukan Senin (27/7/2009) kemarin. Menurut Nanan, polri masih mengolah data-data yang didapat dari hasil rekonstruksi.
Terkait dengan pengembangan kasus Ibrohim, florist Hotel Ritz-Carlton yang kini menghilang, Nanan enggan berkomentar. Begitu pula dengan penangkapan Hendrawan yang diduga terlibat Jamaah Islamiyah (JI) di Malang.
"Yang jelas apapun infonya akan kita kembangkan, oleh tim penyidik," pungkasnya.
(rdf/iy)
Selasa, 28/07/2009 11:56 WIB
Polisi Belum Pastikan Noordin M Top Suami Arina
Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Polisi belum bisa memastikan apakah Abdul Halim, suami Arina Rahmah, adalah Noordin M Top. Pengakuan Arina bila suaminya itu mirip Noordin masih dalam penyelidikan.
"Ya belum, belum dipastikan. Masih dicurigai," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna saat dihubungi detikcom melalui telepon, Selasa (28/7/2009).
Nanan menjelaskan, saat ini polisi masih terus melakukan pelacakan dan pengejaran. Diyakini pula, Noordin masih di Indonesia.
"Kalau kita yakin tidak ada, kenapa kita cari. Harus diyakini (ada)," tutupnya.
Arina, seperti dituturkan pengacaranya, Asludin Hadjani, mengaku bila foto Noordin M Top yang disodorkan pihak kepolisian mirip dengan suaminya Abdul Halim, yang mengaku berasal dari Makassar, Sulsel.
(ndr/iy)
Selasa, 28/07/2009 13:15 WIB
Gedung Philips Diancam Bom
Ramadhian Fadillah - detikNews
Jakarta - Gedung Philips di Jl Warung Buncit Raya, Pejaten, Jakarta Selatan, diancam bom. Tim Gegana Polda Metro Jaya pun menyisir lokasi.
Pantauan detikcom, Selasa (28/7/2009) pukul 13.20 WIB, sejumlah petugas Gegana yang mengenakan helm dan membawa senjata laras panjang mulai menyisir gedung.
Pintu gerbang gedung Philips pun ditutup rapat. Sejumlah anggota kepolisian masih terus berjaga-jaga di dekat lobi gedung Philips.
Hingga kini masih belum jelas isi ancaman bom dan siapa pelakunya.
(gus/nrl)
Selasa, 28/07/2009 14:53 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton
Ibrohim Pernah Tinggal di Depok
Didi Syafirdi - detikNews
Depok - Di manakah Ibrohim? Hingga kini keberadaan penata bunga di Hotel Ritz-Carlton itu masih belum jelas. Namun terungkap pria yang sering dikaitkan dengan bom Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton itu pernah tinggal di Depok, Jawa Barat.
"Ibrohim bersama istri dan kedua anaknya sekitar tahun 1999-2000 sempat tinggal di sini. Sekitar satu tahun tinggal, kemudian Ibrohim pindah," kata Ketua RT 9 RW 10 Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat, Sutarmanto, Selasa (28/72/009).
Selama tinggal di Depok, Ibrohim jarang bergaul. Menurut Sutarmanto, Ibrohim orangnya sangat tertutup. "Kalau pun bertemu dengan tetangga paling cuma mesem saja. Yang saya tahu dia itu kerja sebagai penata bunga di Hotel Mulia," cerita Sutarmanto.
Sutarmanto menjelaskan, setelah Ibrohim pindah dari Depok dan bekerja di Hotel Ritz-Carlton, dirinya tidak lagi tahu menahu tentang kabar pria yang diduga terkait dengan peledakan bom yang menewaskan 9 orang tersebut.
"Setelah dia kerja di Ritz saya kurang tahu. Aktivitas dia sehari-hari berangkat pagi pulang malam," imbunhya.
"Setahu saya di rumahnya juga tidak pernah ada kumpul-kumpul pengajian, tidak ada yang mencurigakan dari Ibrohim. Tapi melihat foto yang ada di TV itu benar Ibrohim," pungkasnya sembari menambahkan bahwa di Depok Ibrahim hanya mengontrak.
(anw/iy)
Selasa, 28/07/2009 15:15 WIB
Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
Ibrohim Tinggal di Depok, Lalu Pindah ke Sawangan
Didi Syafirdi - detikNews
Foto:rumah Ibrohim Foto Terkait
Ritz-Carlton Berselimut Terpal Jakarta - Ibrohim alias Aam tinggal berpindah-pindah tempat. Ibrohim dan keluarganya sempat tinggal di kawasan Depok, Jawa Barat, pada tahun 1999. Setahun kemudian, dia lalu memboyong keluarganya pindah ke Sawangan.
Ibrohim tinggal di rumah kontrakan di Jalan Giring-Giring II RT 009 RW 010 nomor 179, Kelurahan Mekar Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, pada tahun 1999.
"Tidak ada yang mencurigakan dari keseharian Ibrohim. Tetapi memang dia tertutup dan jarang bergaul dengan tetangga. Orangnya kalem," kata Diah (55), tetangga Ibrohim, kepada detikcom di Depok, Jawa Barat, Selasa (28/7/2009).
Diah mengatakan, setahunya dulu Ibrohim bekerja sebagai penata bunga di Hotel Mulia. "Selebihnya, saya kurang tahu kehidupan sehari-harinya seperti apa karena kalau pulang kerja sudah malam dan saya tidak pernah ngobrol dengan Ibrohim," ujarnya.
Lalu, kata dia, Ibrohim pindah ke Sawangan, Depok, tahun 2000.
"Alasan istri Ibrohim pindah rumah karena di Depok hanya mengontrak rumah di Depok 1 tahun. Saya saat itu juga sempat ikut mengantar. Tetapi, saya lupa alamat pastinya di mana," katanya.
Pada saat pindahan, Ibrohim menggunakan 2 mobil. 1 Mobil bak untuk mengangkut barang-barang seperti perabotan rumah tangga dan kasur. Sedangkan 1 mobil untuk 7 tetangga beserta Ibrohim dan keluarga.
Keberadaan Ibrohim masih misterius sejak bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton pada Jumat 17 Juli 2009 lalu. Status Ibrohim pun belum dipastikan oleh kepolisian apakah terkait atau tidak dengan kasus bom ini.
(aan/nrl)
Selasa, 28/07/2009 15:20 WIB
JK Tak Hadiri Rapat Kabinet
Sudi: Tinggal Susun Pidato Presiden, Masa Harus Ada Wapres
Luhur Hertanto - detikNews
Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) dinilai tidak wajib menghadiri rapat koordinasi kabinet yang membahas RAPBN 2010. Rapat itu lebih fokus pada finalisasi draft pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sehingga tidak masalah jika JK tidak hadir.
"Ini rapat tinggal menyusun pidato buat presiden, masa ya harus ada wapres," kata Seskab Sudi Silalahi tentang tidak hadirnya Wapres JK di dalam rakor membahas RAPBN 2010. Sudi dicegat oleh wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (28/7/2009).
Sudi menegaskan, Wapres JK selalu terlibat dan punya andil dalam rapat membahas persiapan dan penyusunan RAPBN 2010. Rapat tersebut telah berlangsung beberapa kali pada kesempatan-kesempatan sebelumnya.
Khusus rapat koordinasi di siang ini hanya diikuti oleh Menko Polhukam Widodo AS, Menko Perekonomian Sri Mulyani dan Menko Kesra Aburizal Bakrie.
"Tadi ketiganya hanya sampaikan laporan-laporan pada presiden. Kan itu tim-nya selama ini," jelas Sudi.
Pada 3 Agustus esok Presiden SBY dijadwalkan menyampaikan pidato kenegaraan tentang nota keuangan dan RAPBN 2010 di hadapan sidang paripurna luar biasa DPR. Penyusunan RAPBN 2010 masih jadi tanggung jawab pemerintahan SBY-JK yang akan berakhir pada 20 Oktober 2009.
(lh/iy)
Selasa, 28/07/2009 17:05 WIB
Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
Police Line Dibuka Rabu, Warga Bisa Lewat Mega Kuningan Lagi
Didit Tri Kertapati - detikNews
Video Terkait
Identitas 1 Jenazah di RS Polri Mulai Terkuak
Foto Terkait
Bom Meledak di JW Marriott & Ritz Carlton Jakarta - Pasca ledakan di Hotel JW Marriot dan Ritz-Carlton, Jl Lingkar Mega Kuningan diberi garis polisi. Mulai Rabu (29/7/2009) besok, garis polisi akan dibuka. Warga sipil sudah bisa kembali melintasi jalan tersebut.
"Mungkin besok baru dibuka," kata salah satu security Hotel JW Marriott di lokasi, Selasa (28/7/2009).
Penelusuran detikcom, lokasi ledakan yang diberi garis polisi memang tidak boleh dilintasi oleh warga sipil kecuali para karyawan kedua hotel bintang lima tersebut. Setiap karyawan yang mempunyai ID card baru bisa lewat.
"Yang boleh masuk yang punya ID khusus karyawan Ritz-Carlton dan JW Marriott," ujarnya.
Hingga kini, garis polisi masih terpasang di lokasi. Rencananya akan dilakukan prarekonstruksi ledakan sekitar pukul 16.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
(gus/iy)
Selasa, 28/07/2009 17:07 WIB
1 Bulan 3 Pidato Kenegaraan
Luhur Hertanto - detikNews
Jakarta - Sepanjang bulan depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan tiga kali menyampaikan pidato kenegaraannya di hadapan parlemen. Tiga kali pidato tersebut disampaikan dengan materi yang berbeda-beda.
"Pidato 3 Agustus untuk penyampaian nota keuangan dan RAPBN 2010 di hadapan rapat paripurna luar biasa DPR," kata Mensesneg Hatta Rajasa, di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (28/7/2009).
Jadwal pidato pada 3 Agustus adalah penyesuaian terkait pergantian bagi anggota DPR periode 2004-2009 ke 2009-2014 pada 1 Oktober. Maka dari itu jadwal pidato dimajukan dengan harapan pembahasan APBN 2010 bisa tuntas sebelum tiba masa transisi itu.
Selama ini penyampaikan RAPBN 2010 dan nota keuangan yang disampaikan bersamaan dengan pidato kenegaraan jelang HUT RI pada setiap 16 Agustus. Khusus tahun ini tanggal itu jatuh pada hari Sabtu, maka pidato tersebut dijadwal pada 14 Agustus 2009.
"Setelah itu akan berpidato lagi di hadapan DPD (21-22 Agustus), soal pembangunan secara menyeluruh. Bukan lagi soal RAPBN," jelas Hatta.
(lh/anw)
Selasa, 28/07/2009 17:23 WIB
Kapolda Jabar Hanya Lihat Rumah Ibrohim
Reno Nugroho - detikNews
Video Terkait
Rumah Ibrohim Dahulu Kuningan - Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Timur Pradopo melewati kediaman Ibrohim, pria yang disebut-sebut terlibat dalam peledakan bom di Hotel JW Marriott dan Riz-Carlton. Saat melewati rumah Ibrohim pukul 16.00 WIB di Desa Sampora Blok Caringan Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan, rombongan Kapolda cuma melambatkan kendaraannya.
Kapolda yang menggunakan kendaraan jenis Jeep ini hanya melihat rumah Ibrahim dari kejauhan. Rombongan pun memperlambat kecepatan saat mendekati rumah Ibrahim.
Menurut sejumlah polisi, Kapolda hanya ingin melewati jalan tersebut. Namun, jalur yang dilalui Kapolda tersebut tergolong asing untuk dilewati.
"Kapolda rencana mau langsung ke daerah Majalengka untuk kunjungan, tapi lewat ke rumah Ibrohim," Ujar salah satu polisi jaga yang enggan menyebutkan namanya, Selasa (28/7/2009).
Sementara itu, siang tadi, rumah Ibrohim didatangi pegawai dari pemerintah Kabupaten Kuningan. Mereka memberikan bantuan berupa sembako untuk diserahkan kepada keluarga.
"Disuruh Pak Bupati untuk menyerahkan sumbangan ini. Ini sebagai kepedulain Bupati karena keluarga Ibrohim sedang ditimpa masalah," Ujar salahs eorang pejabat Pemda Kuningan, Deni Nugraha, saat ditemui wartawan di depan rumah Ibrohim.
Saat ini keluarga Ibrohim sudah beraktivitas seperti biasa. Istri Ibrohim sudah kembali mengajar di SDIT Al-Mutazam, sedangkan anak-anaknya juga sudah kembali bersekolah. Namun mereka masih dijaga petugas kepolisian berpakaian preman. (anw/anw)
Selasa, 28/07/2009 17:58 WIB
Memburu Noordin M Top, Sosok Tak Lengkap Maruto
Triono Wahyu Sudibyo - detikNews
Foto: Triono/detikcom (repro) Semarang - Sejauh ini, polisi tak pernah menjelaskan peran Maruto dalam jaringan terorisme. Dia hanya disebut-sebut sebagai 'dokter' Noordin M Top. Hingga kini, sosok lelaki berusia 30 tahun itu tak pernah lengkap.
Maruto Jati Sulistyo, demikian nama lengkap lelaki asal Dukuh Pakisan Rt 19 Rw 9, Cawas Kalten, Jateng. Sejak SMA, dia tinggal di Semarang. Setahun setelah lulus dari SMA 3 Semarang pada 1998, Maruto melanjutkan studi ke FK Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.
"Dia memilih program studi Kedokteran Umum," kata Wakil Dekan I FK Unissula, Iwang Yusuf di kantornya, Jl Kaligawe Semarang, Selasa (28/7/200).
Prestasi Maruto tak luar biasa. Nilai tertinggi diperoleh dari studi agama. Sementara untuk mata kuliah Biokimia, Hukum Kedokteran, Biologi Medis, dan keilmuan yang lain, nilai Maruto standar.
Iwang yang juga mantan dosen Maruto menjelaskan, saat kuliah, Maruto lebih banyak diam. "Dia juga tidak aktif di berbagai kegiatan kampus. Jadi setelah kuliah, ya dia langsung pulang," ungkapnya.
Iwang mengaku tak begitu mengenal Maruto secara khusus, dia juga menyangka jika bekas mahasiswanya itu tersangkut kasus terorisme. Maruto terakhir ikut kuliah pada tahun ajaran 2004/2005. Karena tak pernah nongol, dia di-DO.
"Aturan di sini seperti itu. Kalau tidak registrasi selama dua tahun, langsung dikeluarkan," imbuh Iwang.
Setelah 'lari' dari kampus, Maruto menikahi Tri Utami dan tinggal di Jl Pramuka IV Gedangan, Boja, Kendal. Di sana, ia tak memberikan data diri ke pihak RT, sehingga pejabat setempat tak mengenal betul sosoknya.
"Dia tak kelihatan lagi sejak dua atau tiga tahun lalu. Selama dia tinggal, saya tak pernah sekali pun bertemu dengannya," kata Ketua RT setempat, Suharno.
Di tanah kelahirannya, Maruto juga tak populer. Hingga kini, lelaki yang 'menghilang' misterius bersama istrinya itu tak diketahui keberadaannya. Sosok lelaki bertinggi sekitar 160 centimeter, berambut lurus, memiliki tahu lalat di wajah, dan selalu mengenakan celana di atas mata kaki itu, benar-benar tak lengkap. Apalagi menyangkut keterlibatannya dalam jaringan terorisme.
(try/anw)
Selasa, 28/07/2009 19:02 WIB
Memburu Noordin M Top
Pengontrak Rumah Hendrawan Pria Berjenggot & Berbadan Kekar
Muhamad Aminudin - detikNews
Hendrawan Malang - Seorang pria berbadan kekar dan berjenggot diketahui pernah mengontrak di rumah Hendrawan (50). Tapi siapa pria itu, tidak diketahui. Hanya saja lelaki itu kerap memakai kopiah putih saat menempati rumah milik buronan teroris asal Singapura yang ditangkap Densus 88 Antiteror di Solo 21 Juni 2009 lalu itu.
Rumah milik Hendrawan berada di Perum Pesona Buring Raya Blok D6/18, Kelurahan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Rumah ini ditempati sebelum tinggal di Dusun Santrean, Desa Sumberejo, Kecamatan/Kota Batu. Pria berbadan kekar itu, menempati rumah itu sejak Juni 2008 lalu.
Menurut Agus (35), orang yang dipercaya Hendrawan untuk memegang kunci rumahnya di Perum Pesona Buring Raya ini mengaku tidak mengenal orang mengontrak tersebut.
"Orangnya suka memakai kopiah warna putih, seperti pak Hendrawan dan badannya kekar dan berjenggot," ujar Agus ditemui detiksurabaya.com di rumahnya, Selasa (28/7/2009).
Agus menuturkan Hendrawan dan istrinya terkesan tertutup. Bahkan, jika bertamu di rumahnya dirinya tidak boleh berinteraksi langsung dengan istrinya dengan alasan bukan mukhrim.
"Saya pernah masuk rumahnya. Yang jelas tidak yang mencurigakan," imbuh bapak dua anak ini.
Untuk memastikannya, Agus mengajak detikcom ke rumah Hendrawan. Dari pantauan kondisi dalam rumah tak terawat ini mempunyai dua buah kamar dan pintu keluar.
Salah satu kamar yang diduga pernah dihuni Noordin M Top ini mempunyai dua pintu keluar. Satu pintu masuk dan satu pintu menghubungkan sebuah ruang terbuka kosong yang berada di dekat ruang dapur.
Rumah ini juga mempunyai dua kamar mandi yang sudah direnovasi oleh Hendrawan dengan mengganti semuanya dengan closet duduk.
Persis di depan salah satu kamar mandi berada di ruang tengah ada sebuah pintu keluar rumah. Semua pintu rumah dilapisi pintu besi oleh Hendrawan. Hendrawan sendiri merubah jalan masuk menuju rumahnya.
Setelah membangun pagar tembok tinggi menutup bagian samping dan depan rumahnya. Satu pintu pagar besar di samping rumah menjadi akses jalan masuk.
"Saya tidak tahu aktifitas dari pak Hendrawan. Siapa tamunya atau orang sering berkunjung disini," ungkap Agus.
Rumah ini pun tetap menjadi saksi bisu Hendrawan dan Noordin M Top tinggal selama berada di Malang.
(wln/ndr)
Selasa, 28/07/2009 19:15 WIB
Densus 88 Dikabarkan Geledah Rumah Mantan Adik Ipar Ibrohim
Reno Nugraha - detikNews
Kuningan - Tim Densus 88 Mabes Polri, Selasa pagi (28/7) dikabarkan telah menggeledah sebuah rumah di Dusun Cikondang Kecamatan Luragung Kuningan. Rumah tersebut diduga ditempati Amir Abdullah, warga Cempaka Putih, Jakarta.
Sayangnya, tidak ada sumber resmi di kepolisian yang berbicara mengenai penggeledahan tersebut. Warga sekitar rumah pun enggan berkomentar, mereka lebih memilih menghindar.
"Kami belum tahu banyak tapi memang tadi pagi ada informasi tersebut, anggota yang ke sana juga belum dapat kejelasan," Ujar salah satu anggota Polisi yang enggan menyebutkan nama.
Amir Abdullah diketahui merupakan mantan adik ipar Ibrahim. Amir sempat menikah dengan Ery, adik Sucihani istri Ibrahim. Amir pun dikenal sangat dengan dengan Ibrahim.
"Sempat tinggal disini selama 7 bulan, sewaktu masih nikah dengan adiknya ibu suci. Tapi sekarang gak tau kemana. Pak Amir juga pendatang asal Cempaka Putih Jakarta," Ujar Nur Rohidin, Kepala desa Sampora yang ditemui Wartawan.
(ndr/gah)
Selasa, 28/07/2009 22:02 WIB
Penuntasan Kasus 27 Juli 1996
Para Korban akan Ajukan ke Mahkamah Internasional
M. Rizal Maslan - detikNews
(Foto: dok detikcom) Foto Terkait
Tabur Bunga di Peringatan Kudatuli Jakarta - Sejumlah korban kasus penyerbuan kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDI) 27 Juli 1996, yang tergabung dalam Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) tetap menuntut penuntasan kasus pelanggaran HAM kasus tersebut. Bahkan, mereka mengancam akan mengajukan kasus itu ke Mahkamah Internasional Persatuan Bangsa-bangsa.
"Kami menuntut penuntasan kasus, Sabtu Kelabu, 27 Juli 1996. Kita akan mengajukan kepada Mahkamah Internasional PBB untuk mengusut pelanggaran HAM berat itu," kata Koordinator Bendera, Budi Mulyawan, kepada detikcom di Gedung Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Jl Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/7/2009).
Menurut Budi, pihaknya ingin para pelaku pelanggaran HAM berat itu menjatuhkan sanksi hukum yang setimpal kepada sejumlah jenderal yang terlibat kasus itu.
"Kami juga menolak seluruh tahapan dan hasil Pilpres 2009, karena telah membiarkan tersangka pelanggaran HAM berat peristiwa 27 Juli 2006 untuk mengikuti Pilpres," jelasnya.
Budi menyayangkan, para pelaku dan aktor intelektual dalam kasus ini hingga saat ini tetap bebas dan mengangkangi hukum. "Bahkan malah berkuasa melalui pencitraan santun dan manipulasi legitimasi dan berhasil mengelabui keamanan rakyat Indonesia," tegasnya.
Budi meyakini, kasus tersebut sebagai Malapetaka Duapuluh Tujuh Juli (Matatuli) yang terbukti direkayasa Rezim Otoriter Militeristik Orde Baru guna melindas gerakan prodemokrasi. "Rekayasa ini dilakukan untuk melanggengkan konspirasi para pemilik modal asing dan kaum profesional teknokrat untuk terus menjarah kekayaan sumber daya alam kita," ungkapnya.
Ketakutan penguasa Orde Baru saat itu, lanjut Budi, dilakukan dengan menstigma kasus itu sebagai Kerusuhan Duapuluh Tujuh Juli (Kudatuli) dengan memfitnah dan membunuh karakter kelompok prodemokrasi sebagai perusuh dan teroris. Kejadian tersebut dilakukan untuk membungkam gerakan rakyat.
(zal/nwk)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar