Kamis, 31 Desember 2009

Mereka Bicara Sang Guru Bangsa

BLOG GUS DUR
Frans Seda Susul Gus Dur ke Alam Baka
Kapanlagi.com - Politisi PDI Perjuangan yang mantan anggota Komisi I DPR RI, Andreas H Pareira, mengungkapkan, Indonesia kembali kehilangan seorang putra terbaik, yakni Frans Seda, yang "menyusul" rekannya sesama pejuang, KH Aburrahman Wahid (Gus Dur) kembali ke alam baka.

"Kita berbelasungkawa. Karena Bangsa Indonesia berturut-turut kehilangan tokoh besarnya. Setelah Presiden RI ke-4, Bapak KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), kini tokoh intelektual-politisi Frans Seda berpulang pada hari Kamis pagi," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis (31/12).

Dia mengatakan, peristiwa meninggalnya dua tokoh tersebut merupakan peristiwa tak terlupakan di pengujung tahun 2009. "Inilah peristiwa tak terlupakan di penghujung tahun 2009 ini," ungkapnya.

Frans Seda (FS), menurut doktor ilmu politik ini, merupakan putra Indonesia berdarah Flores yang dikenal sebagai politisi intelektual segala zaman.

"Di zaman Bung Karno, Frans Seda adalah Ketua Partai Katolik, lalu sukses menjadi Menteri Perkebunan dan Menteri Keuangan. Sedangkan di zaman Orde Baru (Orba), Frans Seda menjabat Menteri Perhubungan, dan terakhir menjadi dubes karena sikapnya yang keras terhadap rezim Soeharto," ujarnya.

Pada dua dekade terakhir masa Orba, demikian Andreas Pareira, Frans Seda lebih dikenal sebagai kolumnis kritis untuk bidang ekonomi-politik.

"Frans Seda juga dikenal sebagai pelobi, bukan hanya di tingkat nasional, juga tingkat internasional. Frans Seda tercatat sebagai tokoh senior di belakang layar yang mendorong dan mendukung perjuangan Megawati Soekarnoputri," ungkapnya.

Itulah sebabnya, sampai akhir hayatnya, Frans Seda merupakan salah satu anggota Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDI Perjuangan.

"Sementara itu, di dunia pendidikan, Frans Seda meninggalkan Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya sebagai warisan untuk generasi muda. Selamat jalan Oom Frans," kata Andreas Pareira. (kpl/npy)

Lihat profil: Gus Dur
Komentar : 0 komentar
Diposting oleh: Editor | Kamis, 31-12-2009 |

Hormati Kematian Gus Dur, Mataram Batalkan Pesta Kembang Api
Kapanlagi.com - Wali Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), H. Moh. Ruslan SH membatalkan pesta kembang api menyambut tahun baru 2010 untuk menghormati wafatnya mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Ruslan kepada wartawan di Mataram, Kamis, mengatakan puncak acara malam tahun baru semula akan dipusatkan di Taman Bumi Gora di Jalan Udayana Mataram.

"Namun ditiadakan untuk memberikan penghormatan tertinggi kepada mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid yang wafat, Rabu 30/12)," katanya.

Ia mengatakan dirinya pada acara puncak malam pergantian tahun itu akan hadir bersama Ketua DPRD Kota Mataram dan anggota muspida lainnya, tetapi karena sedang berduka atas meninggalnya Gus Dur, acara tersebut dibatalkan.

Meski demikian, kata dia, di sejumlah tempat tetap diadakan hiburan termasuk di Taman Bumi Gora, namun sifatnya sederhana dan tidak hura-hura.

"Saya selaku wali kota akan tetap memantau malam pergantian tahun," katanya.

Menyambut tahun baru 2010, pedagang terompet meramaikan Kota Mataram seperti di kawasan taman hutan kota atau di sepanjang Jalan Udayana hingga menuju Bandara Selaparang Mataram. (kpl/npy)

Lihat profil: Gus Dur
Komentar : 0 komentar
Diposting oleh: Editor | Kamis, 31-12-2009 |

Ayu Azhari: Gus Dur Sayang Sama Anak Saya
Kapanlagi.com - Meninggalnya Gus Dur, begitu mengejutkan bangsa Indonesia. Tak terkecuali juga bagi Ayu Azhari. Aktris yang kini melaju di panggung politik ini merasa kehilangan atas candaan dan perhatian yang sempat diberikan Gus Dur semasa hidupnya.

"Kebetulan beliau tertarik dengan anak saya yang yatim ya. Beliau sangat sayang sekali, selalu memperhatikan, sering telepon bagaimana keadaan Axel karena ayahnya meninggal tahun 2002. Jadi Beliau sangat memperhatikan itu," ungkap Ayu di rumah duka, Jl.Warungsila No. 10 Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (31/12) dini hari.

Lama tak bertemu dengan mantan pemimpin negara tersebut, Ayu mengaku masih ingat dengan gurauan yang sering dilontarkan. "(Ingat) bercandanya, 'Namanya Ayu, pasti orangnya Ayu'," ujarnya.

Selain itu, kakak kandung Rahma Azhari ini menuturkan bahwa ada kesan-kesan lainnya yang ia lihat dari sosok Gus Dur, yakni kiprahnya di dunia politik. Ayu sangat bangga dengan kinerja almarhum semasa hidupnya.

"Ya, kesan saya adalah Beliau Presiden Indonesia yang punya ideologi dekat dengan Soekarno. Yang mementingkan kaum minoritas rakyat kecil dan selalu memperjuangkan itu," katanya.

"Beliau selalu memperjuangkan bagaimana ekonomi kerakyatannya. Saya rasa bela sungkawa bukan saya aja, tapi seluruh bangsa Indonesia, dan semoga tugas Beliau di dunia ini sudah selesai dan kembali kepada sang pencipta, ke Allah SWT," sambung Ayu. (kpl/buj/boo)

Lihat profil: Ayu Azhari, Gus Dur
Tag: Kematian Selebritis
Komentar : 1 komentar
Diposting oleh: Editor | Kamis, 31-12-2009 |

Jajaran Pebisnis: Gus Dur Humanis dan Tidak Rasis
Kapanlagi.com - Jajaran pebisnis wisata tergabung dalam "Surabaya Promotion Tourism Board/STPB" menilai, sosok Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai insan yang humanis dan tidak rasis, mengingat sejumlah pemikirannya yang dianggap kontroversial selama ini.

"Saya adalah pengagum berat Gus Dur sejak saya kuliah di Universitas Gajahmada (UGM)," kata Direktur Eksekutif STPB, Yusak Anshori, saat ditemui ANTARA, di Surabaya, Kamis.

Menurut dia, pria kelahiran Jombang, 4 Agustus 1940 itu memiliki gaya bicara dan persepsi yang tidak dipunyai orang lain.

"Saya suka pemikiran dan gayanya menyampaikan pemikiran. Sebelum menjadi Presiden, saya sempat bertemu beberapa kali di acara seminar," ujarnya.

Di sisi lain, terkait predikat Gus Dur yang meraih penghargaan sebagai Pejuang Kebebasan Pers, ia mengaku, hal tersebut pantas disandang pria yang memperjuangkan demokrasi di negeri ini.

"Bagi saya, pria yang menjadikan Imlek sebagai hari libur nasional itu wajib dianugerahi gelar Pahlawan Nasional," ucapnya.

Di samping itu, kata dia, untuk menghormati jasa pria yang pernah menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir itu, pihaknya mengibarkan bendera setengah tiang. Tindakan ini sesuai imbauan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono semalam (30/12).

"Pengibaran bendera tersebut saya pasang di depan hotel pada pagi tadi," kata pria yang juga menjabat General Manager Surabaya Plaza Hotel.

Gus Dur wafat pada hari Rabu (30/12) pukul 18.45 WIB.

"Sesuai berita yang didengarnya di media massa, pria pejuang kaum minoritas itu dimakamkan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur pada pukul 13.00 WIB," katanya. (kpl/npy)

Lihat profil: Gus Dur
Komentar : 0 komentar
Diposting oleh: Editor | Kamis, 31-12-2009 |

Kak Seto Bersyukur Ikut Shalat Jenazah Gus Dur
Kapanlagi.com - Indonesia benar-benar kehilangan seorang tokoh politik yang meninggal tadi malam (Rabu, 30/12). Gus Dur menghembuskan nafas terakhirnya setelah belakangan mengalami sakit. Di antara mereka yang hadir di rumah duka, tampak pemerhati anak Seto Mulyadi. Pria yang akrab dipanggil Kak Seto ini ikut dalam shalat jenazah dan memberikan penghormatan kepada Gus Dur.

"Alhamdulillah saya ikut bersama shalat jenazah di depan almarhum yang kebetulan juga ada Bapak Presiden dan Menteri Luar Negeri," ungkap Kak Seto yang ditemui di rumah duka, Jl. Warungsila No. 10 Jagakarsa, Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (31/12) dini hari.

Dikatakan Kak Seto, suasana dalam rumah duka memang sangat ramai. Tapi untung saja, ia bersama para pelayat lainnya masih bisa menjalani shalat dengan khusuk.

"Memang suasananya cukup berdesak-desakan sekali, tapi kita tetap bisa berdoa dengan khusuk," ujarnya.

Kak Seto melihat suasana yang ramai itu sebagai hal yang wajar. Pasalnya, sebagai mantan presiden Indonesia, Gus Dur punya banyak pengikut dan banyak yang mengidolakannya. Ia termasuk di antara mereka yang merasa kehilangan.

"Saya melihat bangsa Indonesia kehilangan tokoh nasionalis," pungkasnya.

Gus Dur meninggal dunia pukul 18.45 WIB di RSCM Jakarta. Jenazah almarhum rencananya akan dimakamkan di Komplek Pondok Tebuireng, Jombang, dalam proses upacara kenegaraan. (kpl/buj/boo)

Lihat profil: Seto Mulyadi, Gus Dur
Tag: Kematian Selebritis
Komentar : 0 komentar
Diposting oleh: Editor | Kamis, 31-12-2009 |

Gus Dur Wafat, Dimakamkan di Jombang Besok
Kapanlagi.com - Mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, sekitar pukul 18.45 WIB. Mantan Ketua Umum PBNU itu menghembuskan nafas terakhir pada usia 69 tahun akibat komplikasi beberapa penyakit yang dideritanya sejak beberapa tahun terakhir.

Keluarga almarhum kini tengah berkumpul di Rumah Sakit tempat beliau mendapatkan perawatan. Menurut sejumlah informasi rencananya putra Pahlawan Nasional Wahid Hasyim itu akan dimakamkan di tempat kelahirannya di Jombang, Jawa Timur.

Sesaat sebelum almarhum wafat, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono datang menjenguk ke Rumah Sakit. SBY tiba di halaman RSCM sekitar pukul 18.30 menggunakan mobil kepresidenan dengan pengawalan tidak terlalu ketat yakni hanya dikawal lima mobil Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Presiden Yudhoyono yang mengenakan kemeja batik berwarna coklat tampak masuk dari pintu utama RSCM langsung menuju ruang VVIP nomor 116 Gedung A RSCM, tempat beliau dirawat sejak beberapa hari lalu. Tidak tampak Ibu Negara Ani Yudhoyono mendampingi Presiden.

Sekitar 10 menit setelah Presiden tiba, datang Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih yang tampak agak terburu-buru. Ia kemudian segera menyusul ke kamar tempat Gus Dur dirawat yang sedang dikunjungi Presiden.

Sebelum dirawat di RSCM Jakarta, mantan Presiden RI keempat kelahiran Jombang, 4 Agustus 1940 ini sempat menjalani perawatan medis di RS Jombang Jawa Timur, pada Kamis (24/12), karena kelelahan setelah melakukan kunjungan ke beberapa pondok pesantren di Jawa Timur.

Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI menggantikan BJ Habibie pada 20 Oktober 1999 dan berakhir pada Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001 silam. (ant/dar)

Lihat profil: Gus Dur
Tag: Kematian Selebritis
Komentar : 19 komentar
Diposting oleh: Editor | Rabu, 30-12-2009 |

Gus Dur Pilih Dirujuk ke Jakarta
Kapanlagi.com - Mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur batal dirujuk ke Rumah Sakit Graha Amerta Surabaya setelah sebelumnya mendapatkan perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Jombang, Jawa Timur.

Humas Rumah Sakit Graha Amerta Surabaya dr. Hendrian D. Soebagjo di Surabaya, Jumat, mengatakan batalnya rencana Gus Dur dirawat di Rumah Sakit Graha Amerta karena beliau menghendaki untuk dirawat di Jakarta.

"Beliau menghendaki untuk dirawat di rumah sakit di Jakarta saja," katanya.

Ia juga mengatakan, jika tidak ada halangan, maka pukul 10:00 WIB, Gus Dur segera diterbangkan dengan pesawat menuju Jakarta dan langsung dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Terkait kondisi Gus Dur saat ini, berdasarkan kabar terakhir, Gus Dur memerlukan penanganan darurat sehingga harus dibawa ke Graha Amerta Surabaya.

Sementara itu, pihak Rumah Sakit Graha Amerta sejak Kamis (24/12), sudah mempersiapkan ruangan khusus untuk perawatan Gus Dur di lantai tujuh.

"Rencananya, jika Gus Dur dirawat di rumah sakit ini, maka akan kami tempatkan di ruang 738, sebuah ruangan yang memang diperuntukkan bagi pejabat atau orang yang telah berjasa terhadap negara dan masyarakat Indonesia," katanya.

Ia menambahkan bahwa pembatalan rencana Gus Dur akan dirawat di Rumah Sakit Graha Amerta baru dilakukan Jumat pagi.

"Baru tadi pagi dari pihak keluarga bapak Abdurrahman Wahid menelpon untuk pembatalan perawatan," katanya. (ant/boo)

Tidak ada komentar: