Sabtu, 15 Agustus 2009

Rabu, 12/08/2009 22:56 WIB
Rumah Digerebek di Bogor
Pengontrak Rumah Mirip dengan Teroris yang Ditembak Polisi
Anwar Hidayat - detikNews

Penemuan bom di Jatiasih
Bogor - Terdapat bahan baku bom di rumah di Kampung Bojong, Cimahpar, Bogor Utara, Jawa Barat yang mirip dengan bahan yang ditemukan di Jatiasih, Bekasi. Pengontrak rumah itu dinilai warga mirip dengan salah satu teroris yang ditembak mati polisi.

Hal ini dikatakan Ugik, salah satu tetangga sebelah kiri rumah di RT 2/RW 2, Kampung Bojong, Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat.

"Ini dikontrak 5 bulan yang lalu. Terus saya melihat orang yang mirip dengan yang sudah ditembak mati polisi. Yang badannya kecil seperti badan saya, rambut keriting, yang ditembak polisi di mobil," ujar Ugik yang mempunyai tinggi sekitar 160-an centimeter dan berbadan kurus ini.

Menurutnya, pengontrak rumah itu terdengar memiliki logat jawa, dan membawa istri bercadar.

Ketika ditanya apakah pria itu adalah Air Setiawan atau Eko Joko Sarjono yang ditembak di Jatiasih, Ugik tidak bisa memastikan.

Kejanggalan lain, ketika diminta Kartu Tanda Penduduk (KTP), pria pengontrak rumah itu mengelak. "Nanti dulu Pak saya balik lagi. Ternyata belum balik lagi sampai sekarang," ujar Ugik.

Menurut Ugik, rumah itu jarang dikunjungi sang pemilik. Ugik lah yang juga melapor ke polisi karena mengingat pemilik rumah yang mirip dengan salah satu tersangka teroris yang ditembak polisi.

Tak lama ditanya-tanya wartawan, Ugik pun terlihat dipanggil salah satu polisi.

(nwk/nwk)
Rabu, 12/08/2009 22:22 WIB
Rumah Digerebek di Bogor
5 Karung Bahan Baku Bom Diamankan, Mirip Seperti di Jatiasih
Anwar Hidayat - detikNews

(Foto: dok detikcom)
Bogor - Polisi mengamankan sekitar 5 karung plus satu jeriken dari rumah yang digerebek di RT 2/RW 2, Kampung Bojong, Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat. Bahan baku bom itu mirip dengan yang ditemukan dengan di Jatiasih, Bekasi.

"Benar ada beberapa bahan baku peledak di dalam," ujar Komandan Satuan Dua Pelopor Brimob Kedunghalang Kombes Pol Saiful Bahri di lokasi penggerebekan, Rabu (12/8/2009).

Dia membenarkan beberapa kilogram beberapa jenis bahan kimia yang disebutkan petugas Polwil Bogor yang enggan disebutkan namanya tadi.

Yaitu belerang 5 kilogram, potassium 7 kilogram, asam sulfat 1 jeriken, hidrogen peroksida 1 kilogram dan sulfur

Apakah bahan ini sama dengan yang ditemukan polisi di Jatiasih, Bekasi?

"Mirip-mirip," imbuh Saiful.

Pantauan detikcom, sekitar pukul 22.00 WIB, beberapa personel tim gegana sudah mengamankan 5 karung bahan kimia dan 1 jeriken dari rumah tak berpenghuni itu. Saat dibawa salah satu bahan ada yang tumpah ke jalan dan langsung memercikkan api, sehingga membuat warga, petugas dan beberapa wartawan menyingkir.

Hingga pukul 22.10 WIB, 100 personel Brimob sudah ditarik. Kapolwil Bogor Kombes Pol Agung Sabar, Kapolresta Kapolresta Bogor AKBP Sufyan Sarif dan Komandan Satuan Dua Pelopor Brimob Kedunghalang Kombes Pol Saiful Bahri sudah meninggalkan lokasi.

Tampak beberapa personel polisi yang masih berjaga rumah yang diberi garis polisi itu.
(nwk/nwk)
Rabu, 12/08/2009 21:25 WIB
Rumah di Bogor Digerebek, Diduga Simpan Bahan Baku Bom
Anwar Hidayat - detikNews

(ilustrasi)
Bogor - Satu rumah yang terletak di RT 2/RW 2, Kampung Bojong, Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat digerebek polisi. Terlihat 100 Brimob menjaga penggeledahan itu.

Pantauan detikcom di lokasi penggerebekan, Rabu (12/8/2009) pukul 21.10 WIB, 100 Brimob dari Satuan Dua Pelopor Kedunghalang terlihat memenuhi rumah yang digerebek itu. Mereka tampak menggenggam senjata laras panjang.

Terlihat juga Kapolwil Bogor Kombes Pol Agung Sabar dalam penggerebekan itu.

Rumah itu di dalam kampung, sebesar kira-kira tipe 36. Rumah itu tampak seperti gubug, karena terbuat dari bambu baik dinding, pintu maupun atapnya. Rumah itu digerebek diduga menyimpan bahan bom.

"Data yang ada belerang 5 kilogram, potassium 7 kilogram, asam sulfat 1 jeriken, hidrogen peroksida 1 kilogram dan sulfur," ujar petugas Polwil Bogor yang enggan disebutkan namanya di lokasi.

Garis polisi sudah dipasang sekitar 1 meter dari rumah itu plus pagar betis dari personel Brimob. Tak lama kemudian datang satu mobil dari gegana.

Jalan juga diblokir, namun puluhan warga antusias melihat penggerebekan ini. (nwk/ape)
Rabu, 12/08/2009 19:18 WIB
TVOne Dilarang Masuk
TVOne: Kami Kerja Sesuai Kode Etik Jurnalistik, Tak Pojokkan Siapapun
Nograhany Widhi K - detikNews

(Foto: Muchus Budi/detikcom)
Jakarta - TVOne dilarang masuk ke rumah almarhum Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono di Solo, Jawa Tengah karena dianggap sebagai TV polisi. TVOne pun membantah karena sudah bekerja dengan kode etik jurnalistik dan tidak memojokkan siapa pun.

"Bagi kami TVOne TV independen. TVOne harus bisa menjangkau setiap narasumber bagaimana pun orangnya," tegas General Manager News TVOne Totok Suryanto ketika dikonfirmasi detikcom tentang penolakan TVOne di rumah Air dan Eko, Rabu (12/8/2009).

Menurut Totok, dalam pemberitaan tentang teroris selama ini, pihaknya sudah berimbang dan bekerja berdasarkan kode etik jurnalistik. Bahkan TVOne tidak hanya mengutip polisi tapi juga menghadirkan pihak Air dan Eko ke studio. Totok mencontohkan, pihaknya telah mengundang ayah Air Setiawan, Agus Purwanto dan pengacara Air dan Eko, M Kurniawan untuk berbincang di studio dalam program 'Kabar Pekan' hari Minggu kemarin.

"Kami mengundang beliau sebagaimana narasumber yang lain. Narasumber adalah segala-galanya. Kami menempatkan narasumber sebagaimana seharusnya dan memberitakan yang berimbang. Kami undang siapapun, kami undang polisi dan katakanlah keluarga tersangka untuk memberi pencerahan pada masyarakat bagaimana sebetulnya yang terjadi," jelasnya.

Protes bahkan tidak hanya dari keluarga tersangka, TVOne juga mendapat cibiran atau protes dari polisi karena terlalu memojokkan atau menonjolkan pihak-pihak tertentu.

"Juga kadang dari polisi, TVOne dikatakan beritanya memojokkan polisi. Lalu dikatakan memojokkan keluarga. Kami dalam tugas jurnalistik pegangannya kaidah-kaidah yang berlaku. Kami sama sekali tidak ada memojokkan siapapun. Kami selalu berprasangka positif apapun kondisinya," jelasnya.

Apakah TVOne akan tetap meliput pemakaman Air dan Eko?

"Kami menempatkan narasumber sebagaimana mestinya. TVOne TV-nya polisi, TV-nya rakyat, TV-nya siapa saja karena penonton kami tidak terbatas, ada tentara juga, TV-nya pengacara juga karena mereka nonton TVOne. Kami akan coba, kami akan hormati siapa pun, semoga tercapai sebuah kesamaan pandangan, kami tidak pernah berprasangka tidak baik," pungkas Totok.
(nwk/iy)
Rabu, 12/08/2009 18:29 WIB
Ibrohim Cs Terlacak Ngontrak di Mampang Gara-gara Sinyal HP
Didit Tri Kertapati - detikNews

Jakarta - Jejak para pelaku pengeboman di Hotel Rizt-Charlton dan JW Marriott terendus polisi gara-gara sinyal handphone. Dari sinyal handphone ini Ibrohim cs diketahui sempat singgah di kawasan Mampang, Jakarta Selatan.

"Setelah bom Kuningan, saya sempat didatangi intel. Mereka menduga ada jejak pelaku karena sinyal HP. Lokasinya di wartel di mulut gang Pondok Jaya," ujar Ketua RT 01 Linda Rahman (57) kepada wartawan, di Jl Pondok Jaya I, Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (12/8/2009)

Pantauan detikcom, lokasi wartel dengan cat warna hijau hanya berjarak sekitar sepuluh meter dari kontrakan yang disewa oleh kelompok teroris jaringan Noordin M Top itu.

Linda awalnya mengaku tidak percaya jika ada sekelompok teroris yang mengontrak rumah di daerahnya. Linda juga menyayangkan sikap pemilik rumah Gondo Sugandi yang tidak melaporkan adanya pendatang baru. "Mereka tidak melapor," sesal Linda.

Padahal, dia mengaku selalu mengingatkan kepada warganya agar selalu melaporkan jika ada pendatang baru. "Saya selalu ingatkan untuk melapor," tegas Linda.

Sementara itu Vischa (30) salah seorang pemilik toko mengaku kalau Dani pelaku bom bunuh diri di JW Marriott sering membeli makanan, minuman di tokonya. Namun sedikit aneh karena sikapnya sangat tertutup.

Kalau membeli air minum misalnya dia mencontohkan, orang ini tidak pernah mau dimintai identitas atau nomor telepon. Kalau minta diantar pintu rumahnya tidak boleh dibuka. "Seperti tidak mau ketahuan isi rumahnya," ungkapnya.

Namun Vischa, tidak dapat memastikan ada berapa orang yang terlibat terorisme. Seingatnya dia hanya pernah melihat Ibrohim dan Dani. "Kalau Nana saya tidak tahu," tandasnya.

(ddt/iy)
Rabu, 12/08/2009 18:08 WIB
Ibrohim Pamit Pindah Kerja ke Tanjung Priok Pada Pemilik Kontrakan
Didi Syafirdi - detikNews

Dikhy Sasra/detikcom
Jakarta - Ibrohim sempat berpamitan kepada pemilik rumah kontrakannya sesaat sebelum membawa bom ke Hotel JW Marriott. Ibrohim berpamitan pada Jumat (17/7/2009) pagi.

"Menurut keterangan pemilik rumah pada 17 Juli pagi sebelum bom, Ibrohim sudah pamit sebelum pukul 06.00 WIB," ujar Ketua RT 1/6 Mampang, Jakarta Selatan, Linda, kepada wartawan di rumahnya, Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (12/8/2009).

Menurut Linda, Ibrohim pamit karena sudah mendapat kerja di Tanjung Priok, Jakarta. Sedangkan Dani dan Nana tidak berpamitan sehingga tidak diketahui arah pergi dua pria itu.

"Kalau dua orang lainnya tidak ada informasi.

Dani Dwi Permana merupakan pelaku bom bunuh diri di JW Marriott. Nana Ihwa Maulana pelaku bom bunuh diri di Ritz-Carlton. Sedangkan Ibrohim merupakan perencana, pengatur, dan pengontrol bom di 2 hotel mewah tersebut.

(nik/iy)
Rabu, 12/08/2009 17:53 WIB
Ibrohim, Dani & Nana Ngontrak di Mampang Sejak 2 Juni
Didi Syafirdi - detikNews

Jakarta - 3 Tersangka teroris, Ibrohim, Dani dan Nana mengontrak di sebuah rumah di RT 1/6, Mampang, Jakarta Selatan. Ketiganya mengontrak sejak 2 Juni 2009.

"Berdasarkan informasi dari pemilik rumah, namanya Gondo Sugandi, dia bilang pada 2 Juni ada 3 orang yang ngontrak yaitu Ibrohim, Dani dan Nana," ujar Ketua RT 1/6 Mampang, Jakarta Selatan, Linda, kepada wartawan di rumahnya, Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (12/8/2009).

Menurut Linda, sebagai jaminan, Ibrohim memberikan KTP-nya kepada pemilik rumah. Meski demikian, Gondo Sugandi belum melaporkan kehadiran Ibrohim, Dani dan Nana kepadanya.

"Saya mendapat informasi ini setelah adanya bom di Ritz-Carlton dan Marriott," imbuh dia.

Dani Dwi Permana merupakan pelaku bom bunuh diri di JW Marriott. Nana Ikhwan Maulana pelaku bom bunuh diri di Ritz-Carlton. Sedangkan Ibrohim merupakan perencana, pengatur, dan pengontrol bom di 2 hotel mewah tersebut. Ibrohim tewas dalam penyergapan Densus 88 di Temanggung, Jawa Tengah. (nik/iy)
Rabu, 12/08/2009 17:48 WIB
Sudah Ikhlas, Istri Ibrohim Tak Ikut Kuburkan Suami
Didit Tri Kertapati - detikNews

Ibrohim (Foto: dok detikcom)
Jakarta - Istri Ibrohim, Sucihani tidak ikut menguburkan suaminya yang tewas dalam penyergapan teroris di Temanggung, Jawa Tengah. Sucihani sudah mengikhlaskan suaminya yang disebut sebagai perencana dan pengontrol bom Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton itu.

"Dia sudah ikhlas. Dan sekarang langsung mau ke Kuningan (Jawa Barat)," ujar sumber di Mabes Polri yang enggan disebutkan namanya yang sedang mendampingi Sucihani ketika ditanya ketidakhadiran Sucihani saat penguburan suaminya di Taman Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Jakarta Timur.

Hal itu disampaikan sumber tersebut saat dihubungi wartawan, Rabu (12/8/2009). Sucihani pun terakhir melihat jasad suaminya saat di RS Polri Sukanto, Kramat Jati.

"Iya dia tadi sudah melihat di rumah sakit. Betul itu suaminya," tutur sumber itu.

(nwk/iy)
Rabu, 12/08/2009 17:10 WIB
Sebelum Dikubur, Jenazah Ibrohim Disalatkan di RS Polri
Didit Tri Kertapati - detikNews

Jakarta - Jenazah Ibrohim alias Boim (36) telah dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur (Jaktim). Jenazah perencana dan pengontrol bom JW Marriott dan Ritz-Carlton itu sempat disalatkan di RS Polri sebelum dibawa ke lokasi penguburan.

"Iya tadi disalatkan di rumah sakit," kata salah seorang pengantar jenazah yang enggan disebut namanya di TPU Pondok Rangon, Rabu (12/8/2009).

Terhadap proses pemakaman yang berlangsung cepat, petugas tersebut enggan dimintai keterangan. "Kita cuma nganterin dan nurunin jenazah. Kita nggak tahu apa-apa lagi prosesnya," jelas dia.

Ibrohim dimakamkan di Blok AA 1 Blat 18 TPU Pondok Rangon pukul 16.00 WIB. Di atas pusara makam terdapat papan yang bertuliskan nama serta usia florist yang bertugas di Hotel Ritz-Carlton itu. Tidak tampak istri dan anak Ibrohim yang menyertai proses pemakaman tersebut. Warga sekitar juga tidak begitu banyak yang datang, hanya petugas pemakaman saja.

(irw/nrl)
Rabu, 12/08/2009 17:00 WIB
Bom Marriott dan Ritz-Carlton
SJ Tinggal di Kahuripan Berbekal KK dari Cilimus
Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta - Sejumlah warga Candraloka, Perumahan Telaga Kahuripan, Kemang, Kabupaten yakin bahwa Dani Dwi Permana dijerumuskan oleh Saifuddin Jaelani (SJ). SJ yang bertindak sebagai ustad sudah menghilang 3-4 bulan lalu. Dia tinggal di perumahan itu berbekal foto kopi kartu keluarga (KK) dari Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Informasi yang didapatkan detikcom, Rabu (12/8/2009), SJ datang ke Candraloka sekitar akhir 2007 lalu. Dia datang bersama istrinya yang mengenakan cadar dan anaknya yang masih kecil.

Di Candraloka, dia mengontrak sebuah rumah di RT 3 RW 10. SJ yang berperawakan cukup tinggi dengan wajah berhias jenggot itu memang melapor ke pengurus RT. Namun, dia tidak menyerahkan KTP-nya, seperti yang dilakukan pengontrak lain di perumahan itu.

"Saifuddin hanya menyerahkan fotokopi KK yang beralamatkan di Cilimus, Kuningan," ujar dia.

Karena hanya berbekal KK itulah, Saifuddin tidak mendapat izin dari Ketua RT setempat saat berkeinginan membuat KTP. Permintaan KTP Saifuddin tidak ditanggapi Ketua RT karena pembuatan KTP harus ada surat pindah dan menyerahkan KTP lamanya.

Namun, ternyata Saifuddin bisa mendapat KTP dari daerah lain. "Dia membuat KTP, tapi bukan dari daerah sini. Tidak tahu daerah mana yang mengeluarkan KTP buat dia," ujar seorang warga yang pernah dekat dengan Saifuddin.

Seiring dipastikannya Dani Dwi Permana sebagai pelaku bom bunuh diri di Marriott, banyak warga yang menghujat Saifuddin. Dulu Saifuddin dipuja, saat ini dibenci. "Semoga Saifuddin dikutuk dan mendapat balasan dari Allah SWT," kata seorang warga.

Selama dinobatkan menjadi ustad dan imam di Masjid As Surur, Saifuddin memang mendekati Dani dan remaja-remaja lain di perumahan itu. Pernah suatu saat, Saifuddin mengajak Dani dan dua remaja lain ke Bandung untuk mengikuti pengajian. Saat pengajian itulah, Saifuddin dan kelompoknya memberikan doktrin dan pencucian otak terhadap Dani dan kawan-kawan.

Dani yang selama ini dikenal sebagai remaja yang aktif di kegiatan sosial masyarakat tiba-tiba berubah beberapa bulan terakhir. Sampai akhirnya dia kemudian menghilang dari Perumahan Telaga Kahuripan sejak dua bulan lalu.

SJ saat ini masih diburu oleh polisi. Masih ada sekitar 5 teroris yang sedang diburu polisi, termasuk Noordin M Top.

(asy/gah)
Rabu, 12/08/2009 16:58 WIB
MUI: Pelaku Teror Bukan Mujahid, Tak Perlu Dielu-elukan
Reza Yunanto - detikNews

Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan fatwa haram atas kegiatan terorisme. Pelaku terorisme yang mati karena aksi teror tidak mati syahid.

"Menurut Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2003 itu hukumnya haram, dan yang mati karena itu bukan mujahid," ujar Ketua MUI Amidhan saat berbincang dengan detikcom, Rabu (12/8/2009).

Menurut Amidhan kalau ada sebagian orang yang menganggap pelaku teror itu mujahid itu urusan orang itu sendiri dan tidak perlu dielu-elukan.

"Hukumannya itu Allah yang menentukan," katanya.

Bagaimana memakamkan pelaku teror? "Ya kalau menurut Islam dimandikan, dikafankan, disalatkan, dikuburkan secara islam," tutupnya.

(Rez/iy)
Rabu, 12/08/2009 16:55 WIB
TVone Dilarang Masuk
Laskar di Solo Anggap TVOne Televisi Polisi
Chazizah Gusnita - detikNews

Jakarta - Meski keluarga Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono sudah diwawancara secara live di TVOne, namun laskar di Solo melarang TVOne meliput pemberitaan pemakaman Air dan Eko. TVOne dianggap televisi polisi yang memberitakan berita tidak seimbang.

"Analisa teman-teman di Solo, TVOne menyiarkan teroris terus menerus. Dianggap televisi polisi," ujar pengacara keluarga, M Kurniawan kepada detikcom, Rabu (12/8/2009).

Kurniawan mengatakan, yang membuat tulisan itu adalah laskar. Laskar di Solo cukup banyak bisa laskar jihad, laskar mujahidin, laskar umat Islam, dan masih banyak laskar lainnya.

Pengacara dan keluarga sebenarnya tidak mempermasalahkan mengenai pemberitaan tersebut. Namun menurut laskar, pemberitaan TVOne tidak seimbang.

"Memang keluarga sudah dalam arti kalau bisa jangan dipublikasikan terus menerus. Otomatis mengganggu psikologi keluarga tapi saya sendiri dan keluarga tidak masalah. Tapi teman-teman yang lain itu menganggap tidak seimbang," jelasnya. (gus/iy)
Rabu, 12/08/2009 16:48 WIB
Noordin M Top Bangun 10 Sel Kecil & Punya Sleeping Army
Indra Subagja - detikNews

Jakarta - 4 Tahun tidak digunakan Noordin M Top untuk berdiam diri saja. Sejak aksi pemboman pada 2005 lalu atau yang dikenal dengan Bom Bali II, Noordin terus bekerja membangun selnya. Hingga 4 tahun kemudian di Juli 2009 dia kembali beraksi menggunakan selnya.

"Di bawah Noordin ada 10 sel kecil, yang terdiri dari 1 pemimpin 2 kurir dan 4 pengawal," kata kata pemerhati terorisme, Mardigu WP, saat berbincang dengan detikcom melalui telepon, Rabu (12/8/2009).

Masing-masing sel tidak saling mengenal, hanya pemimpinnya saja yang berhubungan langsung dengan Noordin. "Masing-masing sel memegang SOP handbook Al Qaeda," jelasnya.

Ini belum seberapa, Noordin memiliki sleeping Army atau pasukan tidur yang bisa dia rekrut dan tarik sewaktu-waktu.

"Banyak jumlahnya, sampai ratusan. Yang diam di sekeliling Noordin paling hanya 50-an. Mereka pun berhubungan dengan kurir Noordin," jelas dia.

Dengan bantuan sleeping army dan selnya ini, Noordin bisa terus bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Salah satu sleeping army itu yakni Ibrohim, yang membantu dalam upaya pemboman di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton.

Bagaimana Noordin bisa hidup? "Dia disokong dari dana Osama, sedang pengawal dan sleeping army bekerja seperti biasa, lihat saja Ibrohim," imbuhnya.

Soal dana dari Al Qaeda ini, lanjut Mardugi, disalurkan melalui kurir, dan masuk melalui Dumai atau Batam. "Perlu diingat Noordin besar karena media, sebenarnya masih ada yang lain yang lebih tinggi pangkatnya yang masih hidup, misalnya Dulmatin, Umar Patek, atau Zulkarnain," jelasnya.

Dan aksi pemboman di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton ini pun sebagai bukti kepada Osama bahwa kelompok teroris ini masih aktif. "Noordin juga menjadi corong dana," tutupnya.

(ndr/irRabu, 12/08/2009 16:31 WIB
Poltabes Surakarta No Comment Soal Spanduk 'Syahid' di Rumah Eko & Air
Muchus Budi R. - detikNews

dok detikcom
Solo - Poltabes Surakarta menolak berkomentar soal pemasangan spanduk 'syahid' di rumah Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono alias Eko Peyang. Mereka menilai, hal tersebut masuk wilayah kewenangan Mabes Polri.

Hal tersebut diungkapkan Kapoltabes Surakarta, Kombes Pol Joko Irwanto, saat berbincang-bincang dengan detikcom melalui telepon, Rabu (12/8/2009).

"Masalah teroris itu penjelasannya satu pintu. Itu semua kebijakan Mabes Polri. Tugas Poltabes Surakarta hanya mengamankan kedatangan kedua jenazah hingga menjelang pemakaman," kata Joko.

Joko mengaku, belum membaca spanduk-spanduk di rumah Air dan Eko. Namun demikian, sambung Joko, dirinya akan mencoba berbicara dengan keluarga Eko dan Air agar tidak memasang spanduk bernada provokatif.

"Ya nanti deh kita bicarakan kepada kelauarganya bagaiamnaa baiknya," ujar Joko mengakhiri pembicaraan.

Seperti diketahui, berbagai persiapan dilakukan pihak keluarga untuk menyambut kedatangan Air dan Eko yang berdekatan di Kampung Brengosan, Purwosari, Solo. Tenda dan sejumlah kursi sudah ditata rapi.

Namun, yang membuat mata terbelalak adalah spanduk berwarna hitam dengan sebuah logo kalimat Tauhid dan pedang. Spanduk itu bertuliskan: "Selamat Datang Asy-Syahid: Air Setiawan, Eko Joko Sarjono. Jihad Still Continue".

Tidak ada penjelasan siapa pemilik spanduk itu. Namun, di pengumuman lainnya tentang pelarangan bagi TVOne, ada tertanda 'Keluarga Besar Mujahidin Purwosari Solo'.

Rencananya, jenazah akan langsung dimakamkan malam ini. Eko akan dimakamkan di Nogosari, Boyolali, sedangkan Air akan dimakamkan di Kaliyoso, Kalijambe, Sragen.

(mbr/djo)
w)
Rabu, 12/08/2009 16:28 WIB
Keluarga Minta Teroris yang Jerumuskan Dani Ditangkap!
Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta - Dani Dwi Permana dikenal warga Candraloka, Perumahan Telaga Kahuripan, Kabupaten Bogor sebagai anak yang sangat baik. Keluarga menganggap Dani adalah korban yang dijebak oleh para teroris. Karena itu, keluarga minta para teroris yang telah menjerumuskan Dani ditangkap.

"Pokoknya semua (teroris) cepat ketangkap," pinta Tini Larantika, ibunda Dani, usai pemakaman anaknya di pemakaman umum Kampung Sasak, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (12/8/2009).

Tini shock melihat anaknya dijerumuskan oleh para teroris. Padahal, selama ini Dani adalah anak yang rajin ibadah, suka membantu, dan aktif di kegiatan sosial masyarakat.

Kakak Dani, Jaka, juga menilai adiknya hanyalah korban dari orang-orang yang mengatasnamakan Islam. Jaka meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia.

"Adik saya itu hanya korban yang mengatasnamakan orang Islam. Tapi tidak ada orang Islam seperti itu. Saya minta maaf atas nama keluarga untuk Dani kepada seluruh rakyat Indonesia yang mengganggap Dani teroris. Dia hanya dikorbankan," pinta Jaka.

Jaka juga mengimbau para orang tua agar memperhatikan anak-anaknya agar tidak ada yang jadi korban seperti Dani. "Semoga Dani jadi korban terakhir. Jangan berlebihan menilai dia. Dia hanya korban," ucap Jaka sambil menangis.

Ketua DKM Masjid As Surur H Syuhailmaidi Syukur juga menilai bahwa Dani merupakan korban dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Karena itulah, dirinya, teman-teman Dani dan warga tidak menolak Dani dimakamkan di sekitar perumahan Kahuripan.

"Dani hanyalah korban. Selama tinggal di sini, Dani merupakan anak yang sangat baik," ujar Syuhail.

Dani, pelaku bom bunuh diri di JW Marriott Jakarta, menghilang dari Perumahan Telaga Kahuripan dua bulan lalu. Dia baru saja lulus dari SMA Yadika 7 Bogor. Di sekolahnya, dia kenal sebagai aktivis kerohanian Islam. Dia pernah menjadi ketua Rohis dan menjadi ketua ekstrakurikuler basket.

Di Perumahan Telaga Kahuripan, Dani aktif sebagai remaja masjid dan Karang Taruna. Dia pernah menjadi marbot di Masjid As Surur. Bahkan, selepas Idul Adha tahun lalu, Dani dipercaya oleh teman-temannya menjadi ketua Remaja Masjid di Masjid Raya Telaga Kahuripan.
(asy/gah)

Rabu, 12/08/2009 16:25 WIB
Jenazah Ibrohim Dikuburkan, Keluarga Tak Ada di TPU Pondok Rangon
Didit Tri Kertapati - detikNews

Jakarta - Jenazah tersangka teroris yang tewas di Temanggung, Jawa Barat, Ibrohim alias Boim dimakamkan di TPU Pondok Rangon Blok AA 1 Blat 18. Namun saat dikuburkan, tidak tampak seorang keluarga pun yang menyertai jenazah.

Pantauan detikcom, pukul 16.00 WIB, Rabu (12/8/2009), jenazah mulai diturunkan dari ambulans pukul 16.00 WIB. Tidak tampak istri dan anak Ibrohim yang menyaksikan pemakaman.

Hanya ada sejumlah petugas TPU yang akan menguburkan jenazah. Sejumlah personel Polsek Cipayung tampak berjaga-jaga di lokasi. Warga sekitar tidak begitu banyak yang menyaksikan pemakaman. Hanya ada anak-anak kecil yang menonton. Ada papan nama Ibrohim yang bertuliskan usia 37 tahun dan wafat 12 Agustus 2009.

Pukul 16.15 WIB, sebuah mobil Toyota Kijang silver dengan no pol B 8421 YN tiba di lokasi. Namun tidak seorang pun keluar dari mobil tersebut. Diduga istri Ibrohim, Sucihani ada di dalam mobil karena tampak ada seorang perempuan berjilbab.

(gus/iy)
Rabu, 12/08/2009 16:25 WIB
Jenazah Ibrohim Dikuburkan, Keluarga Tak Ada di TPU Pondok Rangon
Didit Tri Kertapati - detikNews

Jakarta - Jenazah tersangka teroris yang tewas di Temanggung, Jawa Barat, Ibrohim alias Boim dimakamkan di TPU Pondok Rangon Blok AA 1 Blat 18. Namun saat dikuburkan, tidak tampak seorang keluarga pun yang menyertai jenazah.

Pantauan detikcom, pukul 16.00 WIB, Rabu (12/8/2009), jenazah mulai diturunkan dari ambulans pukul 16.00 WIB. Tidak tampak istri dan anak Ibrohim yang menyaksikan pemakaman.

Hanya ada sejumlah petugas TPU yang akan menguburkan jenazah. Sejumlah personel Polsek Cipayung tampak berjaga-jaga di lokasi. Warga sekitar tidak begitu banyak yang menyaksikan pemakaman. Hanya ada anak-anak kecil yang menonton. Ada papan nama Ibrohim yang bertuliskan usia 37 tahun dan wafat 12 Agustus 2009.

Pukul 16.15 WIB, sebuah mobil Toyota Kijang silver dengan no pol B 8421 YN tiba di lokasi. Namun tidak seorang pun keluar dari mobil tersebut. Diduga istri Ibrohim, Sucihani ada di dalam mobil karena tampak ada seorang perempuan berjilbab.

(gus/iy)
Rabu, 12/08/2009 16:18 WIB
Noordin Selalu Andalkan Kurir, Tak Pernah Gunakan Telepon
Indra Subagja - detikNews

Jakarta - Noordin M Top nyaris tidak pernah menggunakan alat komunikasi modern dalam pelariannya. Dia selalu mengandalkan kurir dalam bergerak. Kedisiplinan juga jadi andalan jaringannya.

"Selalu nonsistem, komunikasi yang dia gunakan face to face. Ini juga yang membuat dia lolos," jelas pemerhati terorisme, Mardugi saat dihubungi melalui telepon, Rabu (12/8/2009).

Dia memberi contoh, Noordin selalu dikelilingi 2 kurir dan 4 pengawal. Mereka punya komunikasi sendiri. "Misalnya Noordin dan selnya janjian bertemu jam 07.15 WIB, kemudian ketika yang ditunggu jam itu tidak datang, dia langsung pergi, itu yang membuat dia selamat. Dia memegang disiplin sesuai handbook Al Qaeda yang dia pegang," terangnya.

Bukan hanya itu saja, menurut Mardugi, biasanya kalau orang dalam posisi di-pressure, akan keluar kemampuan intuisinya.

"Siapaun di bawah tekanan, indera keenam akan tumbuh. Noordin orang yang tertib, sangat detail, rinci, dan displin," terang Mardugi yang juga diperbantukan pihak kepolisian dalam menangani para pelaku teror.

Bagaimana dengan safety place? "Paling lama dia di sana 1 bulan," tutupnya. (ndr/iy)
Rabu, 12/08/2009 16:18 WIB
SBY Tetap Puji Polisi Meski Gagal Tangkap Noordin
Anwar Khumaini - detikNews

Foto: Setpres
Jakarta - Polisi lagi-lagi gagal menangkap gembong teroris Noordin M Top. Kendati begitu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tetap memuji kinerja Polri.

"Meski ini bukan Noordin, tapi saya telah mendapatkan penjelasan bahwa yang tewas adalah juga seseorang yang akan melakukan pengeboman di waktu yang akan datang. Itu juga prestasi yang patut dihargai," kata SBY.

Hal itu disampaikan SBY dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (12/8/2009).

SBY mengatakan, selama ini polisi telah bersungguh-sungguh dalam menegakkan hukum khususnya pemberantasan terorisme. "Saya selama ini juga mengikuti upaya-upaya penggagalan kepolisian tentang pengeboman yang akan dilakukan para teroris seperti yang telah diungkap di Jatiasih," kata SBY.

Karena itu, SBY meminta kepada seluruh rakyat agar mendukung dan mendorong polisi untuk pemberantasan korupsi. Hal ini agar aksi terorisme dapat dihentikan.

"Agar tidak berkembang di Indonesia," tegas SBY.

Sebelumnya polisi telah memastikan, tersangka teroris yang tewas dalam penggerebekan di Temanggung, Jawa Tengah, bukanlan Noordin M Top. Laki-laki itu adalah Ibrohim, seorang penata bunga yang terlibat pengeboman Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton.

Sebelumnya diyakini, pria yang bersembunyi di rumah Djahri itu adalah Noordin M Top. Namun ternyata hal itu salah setelah polisi memastikan jenazah tersangka teroris tersebut dengan tes DNA dan dicocokkan dengan keluarga. (ken/nrl)














Kasasi Ditolak, Goenawan Mohamad Harus Minta Maaf ke Tommy Winata

Rabu, 12/08/2009 23:07 WIB
Kasasi Ditolak, Goenawan Mohamad Harus Minta Maaf ke Tommy Winata
Rachmadin Ismail - detikNews

Jakarta - Mahkamah Agung (MA) menolak kasasi yang diajukan Goenawan Mohamad terkait gugatan perdata pencemaran nama baik pengusaha Tomy Winata. Permintaan maaf pun harus dibuat di sejumlah media massa.

"Permohonan kasasi tergugat ditolak," kata Ketua Majelis Hakim Kasasi, Artidjo Alkostar, lewat sambungan telepon, Rabu (12/8/2009).

Goenawan dan tergugat lainnya yakni Koran Tempo dan PT Tempo Inti Media Harian, juga mesti melakukan permintaan maaf. Namun untuk uang pengganti atas kerugian moril ditiadakan. Selain Artidjo, Majelis hakim kasasi lainnya adalah Imam Haryadi dan Abas Said.

"Uang ganti Rp 1 miliar dihapus dan uang paksa bagi tergugat dari Rp 1 juta per hari menjadi Rp 500 ribu per hari bila termohon tidak melaksanakan putusan ini," jelas Artidjo.

Putusan kasasi ini, tidak diambil dengan suara bulat. Artidjo menyampaikan beda pendapat dengan dua hakim lainnya. "Seharusnya, kasasi dikabulkan," ujar Artidjo.

Kasus ini bermula dari pernyataan Goenawan Mohamad yang dilontarkan usai bertemu Kapolri pada Selasa, 11 Maret 2003 dan dimuat di Koran Tempo dalam tiga kali penerbitan yaitu tanggal 12 dan 13 Maret 2003, antara lain yakni "Para tokoh minta polisi tegas mengusut penyerangan ke kantor Tempo".

Kemudian kasus ini disidangkan dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada Mei 2004 lalu, majelis hakim mengabulkan gugatan pengusaha Tomy Winata. Goenawan Mohamad, Koran Tempo, dan PT Tempo Inti Media Harian harus meminta maaf karena dinilai telah menyebarkan berita dan opini yang mencemarkan nama baik penggugat, pengusaha Tomy Winata. Putusan tersebut juga dikuatkan oleh majelis banding Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.

(ape/ndr)
Rabu, 12/08/2009 23:58 WIB
Spanduk Sambutan di Rumah Air dan Eko Dilepas Polisi
Muchus Budi R. - detikNews

Spanduk Air dan Eko
Solo - Spanduk ucapan selamat datang bagi jenazah Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono, Rabu (12/8/2009) malam telah tidak lagi terpasang. Spanduk di sebelah rumah Eko dilepas oleh polisi, sedangkan spanduk yang dipasang persis di emperan rumah Air dilepas oleh keluarga.

Pelepasan spanduk tersebut sempat menimbulkan ketegangan. Sejumlah pemuda yang datang dari organisasi kelaskaran di Solo keberatan dengan ulah polisi tersebut. Apalagi, menurut mereka, pelepasan spanduk itu secara diam-diam tanpa meminta izin kepada yang memasangnya.

Karena kejadian itu, mereka langsung menjaga beberapa ujung gang yang mengakses ke rumah Eko yang berada di dalam perkampungan. Bahkan mereka juga menutup beberapa ruas dengan dijaga ketat. Namun mereka tetap memberikan kesempatan bagi warga setempat untuk keluar masuk.

Di rumah Air, spanduk serupa justru dilepas oleh keluarga. Sejak siang spanduk tersebut telah dipasang persis di emperan rumah Air. Spanduk berwarna hitam tersebut berbunyi: 'Selamat datang pahlawan Islam Asy-syahid: Air Setiawan - Eko Joko Sarjono. (Jihad Still Continue)'.

Periksa Ketat Wartawan


Niatan mereka untuk melarang TVOne meliput di kedua rumah duka, membuat mereka memeriksa ketat para wartawan yang meliput. Bahkan hanya untuk melihat persiapan di rumah duka, para wartawan harus mengumpulkan kartu identitas dari media masing-masing.

Selain itu mereka juga dikawal untuk mengambil gambar di kedua rumah yang dipisahkan oleh perkampungan padat dan jalan besar tersebut. Para pemuda ini terus mengingatkan bahwa wartawan TVOne dilarang ikut bergabung bersama wartawan lain yang mengambil gambar.

"Kami mohon maaf, karena memang keluarga tidak mengizinkan TVOne meliput sehingga kami harus mengatakan apa yang dimaui oleh keluarga," ujar Achmad Sigit, salah seorang anggota laskar yang bertugas 'mengurusi' wartawan. (mbr/nwk)