Kamis, 31 Desember 2009

Mereka Bicara Sang Guru Bangsa

BLOG GUS DUR


Dua Kubu PKB Usung Calon Berbeda

Kapanlagi.com - Dua kubu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Kalimantan Barat, yaitu kubu Gus Dur dan kubu Muhaimin Iskandar, mengusung calon berbeda bagi pemilihan walikota dan wakil walikota (pilwako) Pontianak periode 2008-2013.

Ketua DPW PKB Kalbar kubu Muhaimin Iskandar, Syarif Muhammad Sabli Alkadrie, di Pontianak, Rabu, mengklaim pihaknya yang sah menurut hukum, karena permohonan kasasi PKB Kubu Gus Dur telah ditolak.

"Apalagi saya telah ditetapkan sebagai DPW PKB Kalbar berdasarkan Surat Keputusan DPP PKB No. 3476/DPP-03/V/A.I/V2008 tertanggal 12 Mei 2008 yang isinya juga tidak memberlakukan SK terdahulu," katanya.

Syarif Muhammad mengatakan berbekal keputusan itu, pihaknya berhak mengusung salah satu kader terbaik bagi pilwako mendatang. Berdasarkan SK DPP PKB No. 3433/DPP-03/V/A.I/VII/2008 tentang Penetapan H. Hasan Rusbini sebagai calon kepala daerah Kota Pontianak, periode 2008-2013, yang ditandatangani oleh Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar, dan Sekretaris Jenderal, Lukman Edy.

"Teman-teman seharusnya mengakui keputusan hukum yang lebih kuat tersebut. Kita mengimbau PKB kubu Muhaimin yang telah dibubarkan Gus Dur untuk kembali aktif dalam menjalankan roda partai, dalam mempersiapkan Pemilu 2009 mendatang," katanya.

Ia menjelaskan, DPC dan DPW yang telah dibentuk oleh Muhaimin tetap berlaku, tetapi sebaliknya DPC dan DPW yang telah dibekukan oleh Gus Dur secara otomatis tidak berlaku lagi.

Versi Gus Dur

Sementara itu, Ketua DPC PKB Kota Pontianak, Adnan Ahmad Syahab mengatakan, tetap mengklaim kubunya sah dan berharap kedua kubu itu saling berangkul tangan untuk menghadapi Pemilu 2009 mendatang.

Ia mengatakan, berdasarkan keputusan MA itu, semua aturan maupun keputusan menjadi batal demi hukum termasuk DPW PKB Kalbar bentukan Muhaimin, karena menurut AD/RT PKB, setiap keputusan harus ditandatangani keempat pengurus inti, yaitu Ketua Dewan Syuro Gus Dur , Sekretaris, Ketua Umum, dan Sekretaris Jenderal.

"Atas dasar itu kami masih mengklaim DPC PKB Pontianak yang sah, sementara DPW PKB Kalbar dan DPC PKB Kota Pontianak versi Muhaimin Iskandar cacat demi hukum," katanya.

Adnan mengatakan, atas dasar itu DPC PKB Kota Pontianak berkoalisi dengan DPC Partai Demokrat Kota Pontianak untuk mengusung pasangan walikota dan wakil walikota periode 2008-2013, yaitu Oscar Primadi dan Hartono Azas.

"Hari ini kita akan mendaftar di KPU Pontianak, untuk maju dalam Pilwako mendatang," kata Oscar Primadi dan Hartono Azas, seusai mendeklarasikan untuk maju dalam Pilwako Pontianak mendatang. (kpl/boo)


Lihat profil: Gus Dur
Diposting oleh: Editor | Kamis, 31-07-2008 |

Gus Pur Tak Takut Perankan Gus Dur

Kapanlagi.com - Pemeran Gus Dur (Gus Pur, red) dalam tayangan Republik Mimpi mengaku tidak takut memerankan tokoh tersebut. Untuk itu, ia memiliki kiat khusus yang membuatnya lebih percaya diri saat tampil di televisi.

Sebelum tampil, dia terlebih dahulu membaca koran. Demikian diungkapkan Gus Pur, usai mengikuti kampanye pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) Awang Faroek Ishak dan Farid Wadjidy (AFI) di Samarinda, Kaltim, Selasa (20/5).

"Saya hanya mengulang pernyataan Gus Dur di koran jadi tidak ada masalah dengan akting yang saya perankan itu," katanya.

Bersama pemeran mantan Presiden RI, Habudi, dan pemeran Wakil Presiden Republik Mimpi, Jarwo Kwat (JK), Gus Pur terlihat lahap menikmati jagung masak khas Samarinda ditemani secangkir kopi. "Jagungnya enak dan manis. Tidak seperti jagung di tempat lain, rasa jagung di sini lebih enak," ujar Gus Pur yang juga diamini Habudi dan Wapres Republik Mimpi, JK.

Gus Pur yang bernama asli Handoyo mengaku bangga bisa memerankan tokoh Gus Dur, sebab ia bisa mengekspresikan diri sebagai mantan Presiden RI. "Saya merasa bangga sebab bisa mengekspresikan diri sebagai mantan Presiden,"kata Pegawai Negeri Sipil (PNS) Golongan IV Lingkup Departemen Kesehatan RI itu.

Gus Pur mengaku, akting yang dibawakan dalam tayangan Republik Mimpi berbeda dengan kehidupan sehari-hari yang dijalankannya sebagai PNS. "Apa yang terlihat di televisi, berbeda dengan kehidupan saya sehari-hari. Saya sempat menanggalkan jabatan sebagai Esselon III, karena tidak sesuai prinsip," ujar Handoyo.

Berbeda dengan Gus Pur, Wakil Presiden Republik Mimpi, Jarwo Kwat yang mengaku memiliki wajah mirip dengan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, merupakan suatu berkah. Pria berdarah seniman asli itu mengungkapkan, sangat menikmati peran sebagai Wapres Republik Mimpi, sebab dapat mengeksploitasi kehidupan sehari-hari dengan peran yang dilakoninya.

"Tapi, apa yang saya perankan berbeda dengan aktivitas sehari-hari. Itu hanya sebuah peran dan sebagai seorang seniman, saya harus selalu siap melakonkan peran apa pun,"ujar JK seraya menikmati secangkir kopi.

Peran sebagai Wapres Republik Mimpi, berbeda dengan Habudi. Jika JK mengaku sempat bertemu dengan Jusuf Kalla, namun tidak bagi Habudi yang memerankan tokoh Mantan Presiden Habibie. "Kepingin juga bertemu langsung dengan pak Habibie, seperti kedua teman saya (Jarwo Kwat dan Gus Pur, red) yang sudah pernah bertemu dengan Gus Dur dan pak Jusuf Kalla," ungkap Habudi sambil melanjutkan menyantap jagung masak khas Samarinda. (*/boo)


Lihat profil: Gus Dur, Jarwo Kwat
Diposting oleh: Editor | Rabu, 21-05-2008 |

Pekan Film Perpusnas Akan Diskusikan Film-Film Nasional

Kapanlagi.com - Perkembangan perfilman tanah air makin menarik perhatian berbagai kalangan, tak terkecuali bagi Perpustakaan Nasional Indonesia. Mereka akan menyelenggarakan Pekan Film Perpusnas dengan menggelar dan mendiskusikan film-film nasional seperti AYAT-AYAT CINTA, DENIAS, dan lain-lain.

"Salinan film-film ini diserahkan pengusahanya kepada perpustakaan nasional sesuai UU no 4/1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam," kata Kepala Perpustakaan Nasional RI Dady P Rachmananta di sela penandatanganan MoU antara Perpustakaan Nasional Indonesia dan National Library of Australia di Jakarta, Selasa (6/5).

Pekan film yang akan digelar di Gedung Teater Perpusnas pada 13-16 Mei itu dilaksanakan untuk mengawali rangkaian peringatan HUT Perpusnas yang ke-28 pada 17 Mei 2008.

Pada 16 Mei pihaknya juga akan memberi penghargaan atas prestasi pengusaha rekaman dan penerbit yang berprestasi dalam melaksanakan UU no 4 tahun 1990 yang mewajibkan setiap pengusaha rekaman dan penerbit menyerahkan salinan publikasinya ke Perpusnas.

Selain Pekan Film, perpusnas, juga akan menyelenggarakan Gerak Jalan Santai yang akan diikuti oleh seluruh karyawan Perpusnas yang dimulai dan berakhir di Perpusnas Jl Medan Merdeka Selatan no 11 dan rute mengelilingi Monas.

Pada 19 Mei, Perpusnas juga kan menyelenggarakan siraman rohani oleh Emha Ainun Nadjib dan penghargaan Nugra Jasa Darma Pustaloka dan Citra Darma Pustaloka kepada tokoh masyarakat dan insan pers pada 26 Mei.

Perpusnas juga menyelenggarakan talk show Nagara Kretagama dengan mengundang pembicara Prof Dr Robson dari Belanda, Dr Rujaya dari Thailand, dan Prof Dr Edy Sedyawati pada 26 Mei.

Talk show ini berkaitan dengan Perpusnas yang mendapat sertifikat Memory of the World dari Unesco, karena salah satu koleksinya Nagara Kretagama mendapat pengakuan dunia.

Pada 26 Mei hingga 30 Mei digelar juga Pameran dengan tema Satu Abad Kebangkitan Nasional dan 28 Tahun Perpustakaan Nasional serta Bedah Buku tentang Pluralisme yang menghadirkan keynote speaker, mantan Presiden Gus Dur.

Sedangkan pada 31 Mei malam hingga dini hari Perpusnas akan menggelar Wayang Purwa dengan Dalang Kanjeng Mas Tumenggung Cerma Manggala (Ki Timbul Hadiprayitno) dengan judul Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu. (*/boo)


Lihat profil: Emha Ainun Nadjib, Gus Dur
Diposting oleh: Editor | Selasa, 06-05-2008 |

Gus Dur: Tak Ada Perubahan Anggota FKB di DPR

Kapanlagi.com - Ketua Umum Dewan Syura DPP PKB Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menegaskan tidak ada perubahan keanggotaan Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR.

"Tidak ada perubahan anggota (FKB) DPR," tegas Gus Dur dalam sidang pleno Muktamar Luar Biasa (MLB) PKB di Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor, Kamis.

Gus Dur juga menegaskan tidak ada tindakan apa pun bagi anggota FKB DPR yang tidak hadir pada MLB yang digelar sejak Rabu (30/4).

Beberapa di antara anggota FKB DPR yang tak hadir adalah Muhaimin Iskandar, Marwan Djakfar, Bahruddin Nashori, Imam Nahrowi karena mereka sedang mempersiapkan MLB sendiri yang akan digelar pada 2-4 Mei 2008.

Setelah berembuk dengan sejumlah orang yang dimintanya membantu menentukan ketua umum Dewan Tanfidz, Gus Dur menetapkan Ali Masykur Musa sebagai ketua umum.

Gus Dur oleh MLB diberi mandat untuk memilih ketua umum pengganti Muhaimin Iskandar. (*/boo)


Lihat profil: Gus Dur
Diposting oleh: Editor | Kamis, 01-05-2008 |

Lagu Ronny Tanuwijaya Tarik Minat Gus Dur

Kapanlagi.com - Pengusaha yang mencoba berkarir sebagai penyanyi dangdut, Ronny Tanuwijaya, merasa sangat bersyukur, karena lagunya yang berjudul Bos mendapatkan perhatian dari mantan Presiden Abdurrahman Wahid.

"Saya sangat bangga dan bersyukur. Lagu saya, Bos, ternyata menarik perhatian Gus Dur," katanya kepada wartawan, usai tampil di acara Konser Musik Dangdut Muara di Taman Ria Atmaja, TMII, Minggu.

Gus Dur, katanya, sempat mendengarkan 'talk show' di Radio Muara yang menampilkan dirinya. Setelah itu, Presiden ke-4 RI menyuruh ajudannya untuk meminta Ronny datang menemuinya.

Ronny mengungkapkan, "Pekan lalu saya bertemu Gus Dur. Saya sendiri tidak menyangka kalau beliau tertarik pada lagu ciptaan saya itu, dan bahkan meminta agar sering diputar di radio, biar sampai ke telinga pengusaha dan pejabat katanya."

Menurut Ronny, lagu itu ia ciptakan setelah mendapat inspirasi dari banyak karyawannya yang mengeluh. "Saya ini pengusaha, dan saya sadar kalau gaji karyawan kecil pasti mereka tidak akan bekerja maksimal," katanya.

Ia juga mengatakan bahwa lirik dalam lagu Bos bertujuan menyadarkan para pengusaha dan juga pejabat pemerintah agar memperhatikan nasib karyawan maupun rakyat kecil dan berusaha menciptakan kesejahteraan bagi mereka.

"Kalau korupsi bisa ditekan, kesejahteraan rakyat pasti meningkat," katanya.

Konser Dangdut Muara merupakan salah satu kegiatan utama yang diselenggarakan untuk memeriahkan Pekan HUT Ke-33 TMII, situs wisata budaya nasional yang resmi dioperasikan tanggal 20 April 1975.

Kegiatan besar lainnya termasuk Pawai Budaya Nusantara di Plaza Arsipel, Peletakan batu pertama pembangunan enam Anjungan daerah/ provinsi baru, yakni Kepulauan Riau, Bangka dan Belitung, Banten, Papua Barat, Gorontalo dan Sulawesi Barat.

Pekan HUT Ke-33 berlangsung mulai tanggal 19-27 April. Selama itu digelar berbagai acara termasuk Seni Tari Tradisional, Musik Pop dan Tradisional, Festival Kuliner, Kontes sambal Nusantara, dan pemberian anugerah bagi insan film nasional. (*/bun)


Lihat profil: Gus Dur
Diposting oleh: Editor | Senin, 21-04-2008 |

Rhoma Irama Dukung Agum Gumelar

Kapanlagi.com - Tak mau ketinggalan di dunia politik, Rhoma Irama ikutan hadir di Lapangan Weru, Kabupaten Cirebon, Selasa (8/4) siang. Ia tidak hanya menghibur peserta kampanye tetapi juga secara tegas sang 'Raja Dangdut' itu memberikan dukungan kepada pasangan Agum Gumelar - Nu`man Abdul Hakim atau Aman.

"Hidup Aman, jangan lupa coblos nomor dua," kata-kata itu berulang kali dilontarkan Rhoma di sela-sela lantunan lagu dangdut yang menghentak Kabupaten Cirebon.

Beberapa lagu dangdut yang dibawakan Soneta Group mampu menghipnotis penonton yang rela harus menunggu satu jam lebih sebelum lagu pertama berkumandang.

Jumlah massa kampanye Aman memang luar biasa dengan perkiraan massa mencapai 40.000 orang lebih atau merupakan rekor sepanjang kampanye Pilgub Jabar di wilayah III Cirebon. Padatnya massa yang serentak bergoyang juga membuat adanya benturan kecil antar simpatisan, seperti terlihat di sisi Barat lapangan di mana sempat terjadi perkelahian antar simpatisan karena bersenggolan saat berjoget.

Perkelahian itu tidak berkembang meluas karena petugas segera mengamankan beberapa orang yang masih tampak emosi ke luar lapangan. "Dia sudah kami amankan ke Polsek Weru," kata Satgas PDI-P yang membantu mengamankan simpatisan yang terlibat bentrokan kecil.

Agum juga menegaskan optimisme meraih kemenangan pada 13 April 2008 mendatang. "Kalau Bung Haji Rhoma Irama saja mendukung saya mengapa tidak bisa meraih kemenangan. Kemenangan ini sudah di depan pintu," katanya pada kampanye terakhir di Cirebon.

Agum mengingatkan agar pendukungnya tidak silau oleh serangan ajar yang mengiming-imingi uang. "Ambil saja uangnya, tetapi tetap coblos nomor dua," katanya.

Agum dan tim suksesnya kemudian menyanyikan lagu yang syairnya diubah untuk mendukung kemenangan pasangan Aman.

Beberapa jam sebelumnya kampanye pasangan Aman dilangsungkan di Lapangan Kesenden, Kota Cirebon yang juga dihadiri Ketua Dewan Syuro PKB KH Abduracman Wahid atau dikenal dengan Gus Dur.

Gus Dur berorasi untuk mendukung Agum. "Kita perlu seorang Agum Gumelar, kenapa ?.. Karena saya tahu dia orang yang jujur sekali, saya saksinya," katanya yang naik panggung dengan kursi roda. (*/boo)


Lihat profil: Rhoma Irama, Agum Gumelar, Gus Dur
Diposting oleh: Editor | Selasa, 08-04-2008 |

Jaya Suprana Lupa Kategori Piagam Yang Akan Diberikan

Kapanlagi.com - Manusia tentu saja tak luput dari sifat pelupa. Dan ini juga dialami oleh pemilik Museum Rekor Indonesia alias MURI, Jaya Suprana. Saking banyaknya, ia mengaku lupa dengan dengan kategori piagam yang akan diberikannya.

"Saya lupa, ini rekor paling banyak," kata Jaya Suprana (58) saat memberikan Piagam Pelayanan Samsat ke Gubernur Jatim, Pelayanan SIM ke Kapolda Jatim, dan Piagam Hot Spot ke Telkom Jatim, di Jombang, Rabu (26/3).

Saat berpidato dengan mengenakan baju dan celana warna hitam, kakak kandung pemilik pabrik kata-kata Joseph Theodorus Wulianadi (Joger) ini menyatakan bangga dengan prestasi pelayanan publik yang dimiliki Jatim.

Provinsi Jatim berhasil menciptakan layanan unggulan berupa Samsat Drive Thru, Samsat Delivery, Samsat Link, Samsat Corner di Mall, Samsat Keliling, SIM Corner dan Samsat Payment Point.

"Kalau dulu Bung Tomo telah membuktikan kepahlawanannya, kali ini masyarakat Jatim membuktikan dalam pelayanan publik. Hari ini ibu pertiwi tidak menangis tetapi tertawa," katanya.

"Gus Dur pernah memberi nasehat ke saya. Pemerintah itu sebenarnya salah, karena yang duduk sebagai pemerintah kerjanya hanya memerintah. Hari ini dikoreksi sebagai pelayan rakyat," katanya.

Menurut pria kelahiran Denpasar, Bali, 27 Januari 1949 ini Provinsi Jatim telah menunjukkan kemampuannya dalam memberikan pelayanan publik.

"Kalau dulu ada istilah kalau dipersulit kenapa dipermudah, sekarang ini sudah diganti kalau bisa dipermudah kenapa tidak dipermudah," katanya. (*/boo)

BLOG GUS DUR


Gus Dur Deklarasikan Jadi Capres 2009

Kapanlagi.com - KH Abdurrahman Wahid, yang akrab dipanggil Gus Dur, Minggu (16/3) siang di Gedung Olahraga (GOR) Hasanudin HM Banjarmasin mendeklarasikan diri sebagai calon presiden (capres) RI 2009.

"Dalam deklarasinya tersebut Gus Dur meyakini banyak rakyat Indonesia menginginkan figur pemimpin yang berani, jujur serta selalu mementingkan kepentingan rakyat," ujar capres yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Menurut dia, Indonesia saat ini memerlukan pemimpin yang berani mengambil segala keputusan yang memihak kepada rakyat agar negara dan bangsanya dapat terlepas dari belenggu kemiskinan, keterpurukan, serta kebodohan.

"Untuk itu, saya menyediakan diri menjadi capres, kembali memimpin negara dan bangsa Indonesia," tambah mantan Presiden RI ke-4 tersebut.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB, Yeni Zanuba, mengungkapkan, Gus Dur selama menjabat Presiden RI banyak membuat terobosan-terobosan dan hal-hal yang tidak pernah dilakukan para pemimpin sebelumnya.

"Salah satu contoh konkret terobosan Gus Dur dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia yaitu menaikkan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS), anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri), dan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI)," tuturnya.

Menurut putri Gus Dur tersebut, datangnya pemimpin seperti Gus Dur, dapat menyejahterakan rakyat Indonesia. "Sebab pemimpin seperti ayah saya hanya datang 100 tahun sekali di muka bumi ini, sehingga Gus Dur harus mendapatkan posisi yang pantas," tandasnya.

Sekjen DPP PKB itu berpendapat, jika rakyat tidak sejahtera berarti pemimpinnya gagal. "Namun Gus Dur tidak demikian halnya, karena Gus Dur selalu berupaya memecahkan masalah negara dan bangsa yang selalu berdatangan, seperti kemiskinan, kesenjangan sosial masyarakat, dan banyaknya pengangguran," lanjutnya.

Dengan dipilihnya kembali Gus Dur sebagai presiden, maka insya Allah mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PB NU) itu dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang banyak sehingga kehidupan ekonomi masyarakat meningkat dan kehidupan para petani makmur karena gabahnya langsung dibeli negara dengan harga tinggi. (kpl/boo)


Lihat profil: Gus Dur
Diposting oleh: Editor | Minggu, 16-03-2008 |

Wimar Witoelar Muncul Lagi di TV

Kapanlagi.com - Lama tak kelihatan di layar kaca, Wimar Witoelar kini muncul lagi. Acara yang diberi judul Prespektif Wimar yang merupakan talk show ringan, dalam waktu dekat akan tayang lagi selama lima hari dalam seminggu di sebuah televisi swasta Indonesia milik pengusaha Bakrie.

"Perspektif Wimar akan tayang mulai 24 Maret nanti. Ini merupakan puncak karier ketiga saya," kata Wimar usai menjadi moderator peluncuran sebuah vendor ponsel pintar (Smart phone/ PDA phone) di Jakarta, Selasa (11/3).

Wimar mengatakan penayangan Perspektif Wimar merupakan puncak karier ketiganya, setelah pernah menjadi Ketua DM (Dewan Mahasiswa) ITB sekitar tahun 1969 sebagai puncak karier pertamanya dan menjadi juru bicara Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur) selama 1,5 tahun sebagai puncak prestasi keduanya.

"Puncak karier saya yang pertama menjadi Ketua DM ITB yang mendukung pak Harto atau Orde Baru. Pada umur 27 tahun, masa itu kita menjatuhkan Presiden Soekarno," kata Wimar yang karena aktivitas mahasiswanya dia terpaksa tidak tamat alias tidak menggondol gelar dari Fakultas Teknik Elektro ITB.

Setiap pagi pukul 06.00 melalui Perspektif Wimar, ia akan muncul memandu acara obrolan ringan dengan tema fenomena aktual yang terjadi di Indonesia baik itu politik, sosial, ekonomi dan sebagainya. Wimar sendiri akan ditemani oleh satu wanita cantik yang sebelumnya dipilih oleh pemirsa untuk menjadi co-host dalam acara tersebut.

Dia mengakui setelah acara Selayang Pandang di Indosiar diberhentikan, dirinya sempat mengendurkan aktivitasnya di dunia talk show. "Sebenarnya setelah Selayang Pandang, saya memandu acara Wimar's World di Jak TV dan sempat mempunyai rating tinggi. Tetapi cuma bertahan tiba bulan kemudian berhenti Maret tahun lalu," tambahnya.

Setelah menjadi juru bicara Presiden Gus Dur, Wimar sempat tidak muncul ke publik karena menjadi Profesor Luar Biasa di Universitas Deaken dari Maret 2002 sampai Juni 2002. (*/boo)


Lihat profil: Gus Dur
Diposting oleh: Editor | Selasa, 11-03-2008 |

PKB Siap Tanpa Gus Dur

Kapanlagi.com - Meski figur KH Abdurachman Wahid atau Gus Dur diakui masih sangat kuat tertanam, Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) membantah hal itu merupakan bukti lemahnya kepemimpinan internal yang akhirnya dapat menjatuhkan PKB dalam pemilu presiden 2009.

Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB Muamir Muin Syam yang juga koordinator wilayah Kalimantan, di Samarinda, Sabtu mengatakan, PKB bukanlah partai yang Gus Dur sentris. Bahkan, ia optimis partai tersebut tetap dapat besar meski ditinggal oleh Gus Dur.

"PKB sudah siap bila ditinggalkan Gus Dur," katanya di sela Musyawarah Kebangkitan PKB Kaltim.

Komentar itu dilontarkan Muamir untuk menjawab analisa politik peneliti kajian Asia-Pasifik dari The Australian National University Greg Fealy, seperti dikutip The Jakarta Post, Jumat (8/2). Fealy mengatakan partai berbasis Islam seperti PKB diprediksi mengalami kekalahan dalam Pilpres 2009 karena lemahnya kepemimpinan di internal partai.

PKB dengan patron Gus Dur dinilai terlalu berperan dominan dalam proses pengambilan keputusan PKB. Kondisi itu dinilai tidak bakal mampu menjaring suara dalam Pilpres karena pengaruh Gus Dur telah merusak demokrasi dan kaderisasi di dalam partai itu sendiri.

Analisa itu juga diperkuat dengan perginya sejumlah kader PKB seperti aktivis politik Rieke Dyah Pitaloka (Oneng) dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Rieke belum lama ini memutuskan hengkang dari PKB, partai yang digelutinya sejak 1998, untuk pindah ke PDI-P. Sedangkan Gus Ipul, yang merupakan bekas Sekjen PKB, sudah pergi lebih dulu sejak tahun 2006.

Menanggapi hal itu, Muamir mengatakan proses kaderisasi internal PKB sudah berjalan dengan baik hingga ke tingkat daerah. Gus Dur memang memegang peranan penting karena dilihat dari pengalaman politik dan pengetahuannya. Namun, ia mengatakan proses demokrasi di partai tetap berjalan sesuai dengan koridornya.

"Gus Dur sebenarnya demokratis karena usulan-usulannya tetap ditentukan melalui mekanisme musyawarah partai. Bila ada debat dan berujung voting, ia tetap menerima bila akhirnya kalah," katanya.

Karena itu, Muamir berkeyakinan PKB dapat mendulang suara lebih banyak ketimbang Pilpres 2004. Menurut dia, parameternya bisa dilihat dari kemenangan lima bupati yang didukung PKB di Nusa Tenggara Timur dan juga kemenangan di Sumatra Utara, yang keduanya bukan daerah basis Islam ataupun Nahdlatul Ulama (NU).

"Artinya PKB sudah diterima sebagai partai nasional, bukan partainya Gus Dur," ujarnya. (*/boo)


Mereka Bicara Sang Guru Bangsa

BLOG GUS DUR


Gus Dur Beri Kritikan Pedas Soal Album Presiden SBY

Kapanlagi.com - Menanggapi album baru Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang baru saja dirilis, mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) malah memberikan kritikan pedas dengan mengatakan bahwa sang Presiden tak mempunyai kepekaan terhadap krisis terkait peluncuran lagu-lagu karyanya belum lama ini.

"Krisis-krisis gini kok ngarang lagu. SBY (sapaan akrab Presiden Yudhoyono, red) tidak mempunyai rasa sosial dan tak mempunyai sense of crisis," kata Gus Dur di Jakarta, Rabu (31/10).

Bertempat di area Pekan Raya Jakarta (PRJ), Minggu (28/10), Presiden Yudhoyono meluncurkan album Rinduku Padamu yang berisi 10 lagu hasil ciptaannya yang dinyanyikan sejumlah artis seperti Ebiet G Ade, Widi Mulia, dan Dea Mirella.

Melanjutkan kritiknya, Gus Dur mengatakan di tengah-tengah kondisi bangsa yang kurang menguntungkan saat ini sebaiknya Presiden Yudhoyono lebih memikirkan kesejahteraan, kemiskinan dan kebodohan yang melanda rakyat.

Gus Dur menduga Presiden Yudhoyono kewalahan dengan krisis yang melanda Indonesia sehingga melampiaskannya dengan menggubah lagu.

"Krisis ini sudah terlalu besar buat SBY, sehingga SBY berpikir mengarang lagu," kata Ketua Umum Dewan Syura Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Sebagai seorang presiden, lanjut Gus Dur, Yudhoyono seharusnya kuat menghadapi masalah, termasuk serangan yang ditujukan padanya, dan menjadikannya sebagai tantangan untuk menyelesaikan persoalan bangsa.

Gus Dur lantas bercerita, saat masih menjadi presiden, dirinya bahkan harus menghadapi serangan ilmu sihir, namun ia tidak peduli karena yakin hidup dan mati di tangan Tuhan.

"Beberapa orang menggunakan sihir pada saya," katanya. (*/boo)


Lihat profil: Gus Dur
Diposting oleh: Editor | Kamis, 01-11-2007 |

Jusuf Kalla Minta Golkar Hentikan Pemekaran Wilayah

Kapanlagi.com - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Jusuf Kalla memerintahkan seluruh kadernya untuk menghentikan dan tidak memprakarsai adanya pemekaran wilayah.

"Saya perintahkan semua DPP, DPD I dan II tak usahlah prakarsai pemekaran-pemekaran wilayah. Cukup sudah, capai sudah. Mau didemo, demolah yang penting stabilkan dan makmurkan daerah," kata Ketua Umum Kalla saat bersilaturahmi dengan kadernya di Kendari, Sultra, Selasa.

Menurut Kalla, selama ini yang terjadi pemekaran wilayah justru hanya memberatkan pemerintah pusat. Wapres mencontohkan di Pulau Jawa hampir tidak ada keinginan untuk pemekaran wilayah.

Yang terjadi hanya di Propinsi Banten - setelah berpisah dari Provinsi Jawa Barat - karena jumlah penduduknya yang besar yakni 19 juta orang.

"Jangan kita berpikir otonomi dan atas nama otonomi tapi justru sentralistik," kata Jusuf Kalla.

Ia mencontohka adanya suatu daerah hasil pemekaran wilayah Pendapatan Asli Daerahnya (PAD) hanya sekitar Rp2 miliar namun meminta Dana Alokasi Umum (DAU) Rp100 miliar. Dengan demikian justru hanya membebani pemerintah pusat dan akan mengurangi jatah daerah lain.

"Jadi yang penting bagi masyarakat hidupnya lebih sejahtera. Karena itu saya tak mau lagi dengan soal pemekaran, pilkada dan sebagainya. Tapi kita bicara soal kemakmuran dan kemajuan," katanya.

Dalam kesempatan itu Jusuf Kalla juga menjelaskan bahwa Partai Golkar sifatnya selalu berkarya. Golkar tambahnya tidak memiliki sifat untuk menjadi oposisi.

"Golkar sifatnya berkarya, tak ada sifat oposisi. Jadi kita tak pernah beroposisi. Dalam pemerintahan siapa pun, Gus Dur, Megawati, BJ Habibie selalu ada menteri Golkar di situ," kata Jusuf Kalla.

Dalam kesempatan itu Jusuf Kalla juga meminta seluruh kader partai untuk tetap bersatu dalam mendukung calon gubernur Sultra yang telah diputuskan bersama yakni Ali Mazi. (*/boo)


Lihat profil: Gus Dur
Diposting oleh: Editor | Selasa, 16-10-2007 |

Jusuf Kalla Bantah Muatan Politik Lewat Silaturahmi

Kapanlagi.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla membantah anggapan sebagian masyarakat yang menilai silaturahmi yang dilakukannya dengan para mantan presiden dan wapres bernuansa politik untuk tujuan pemilu 2009.

"Apa pun langkah yang kita lakukan selalu dikait-kaitkan dengan politik. Padahal itu saya lakukan justru untuk mengurangi bicara politik," kata Wapres saat silaturahmi dengan masyarakat Sulawesi Tenggara di Kendari, Sultra, Selasa (16/10).

Wapres menjelaskan safari silaturahmi yang dilakukannya dengan menemui mantan Presiden Soeharto , BJ Habibie, Abdurrahman Wahid/Gus Dur, Megawati Soekarnoputri ,serta mantan Wapres Try Sutrisno, Hamzah Haz dan mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung adalah untuk mengurangi pembicaraan masalah politik.

Dalam kunjungan silaturahmi di Sultra ini Selain membawa Sekjen Partai Golkar Soemarsono, Wapres juga mengajak Ketua Umum DPP Partai Demokrat Hadi Utomo, Fungsionaris PPP Habil Marati dan beberapa anggota DPR lainnya.

"Saya datang ke Ibu Megawati agar orang tak guncingkan saya dengan Ibu Mega. Saya kunjungi Akbar Tandjung juga biar orang tak bicara lagi," kata Wapres yang disambut tepuk tangan.

Karena itulah, Wapres menekankan penting silaturahmi. Wapres meminta kepada para gubernur agar terus menjalin silaturahmi dengan para pendahulunya.

Wapres dalam kesempatan itu meminta antara gubernur dan wagub untuk terus menjaga kebersamaan dalam melaksanakan tugasnya.

"Jangan habiskan energi kita untuk bicara politik saja. Janganlah hidup kita ini hanya bicara pemilu ke pemilu, hanya bicara pilkada ke pilkada," kata Wapres.

Wapres meminta gubernur untuk terus memikirkan kemajuan daerahnya. Namun tambahnya kemajuan itu tak bisa dicapai tanpa kerja bersama. Untuk bisa bekerja bersama maka mereka harus saling komunikasi dan tak bisa kalau saling menjelekkan.

"Inti pokoknya orang harus bicarakan lagu yang sama yakni meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran," kata Wapres.

Wapres meminta Gubernur Sultra Ali Mazi untuk terus mengembangkan potensi yang ada seperti perkebunan jambu mete, jagung dan coklat. Menurut Wapres kekuatan Sultra adalah di perkebunan tiga komoditas tersebut.Menurut Kalla, pemimpin ke depan hanya bisa diukur dari apa yang telah diperbuatnya.

"Jadi siapa yang ingin jadi gubernur, diukur dari berapa banyak jagung bertambah, berapa jambu mete dan coklat bertambah. Jangan lagi diukur betapa gagah foto orangnya," kata Wapres yang disambut tepuk tangan undangan yang hadir. (*/boo)


Lihat profil: Gus Dur
Diposting oleh: Editor | Selasa, 16-10-2007 |

Gus Ipul Adakan Syukuran 'Laksamana Chen Ho'

Kapanlagi.com - Mantan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, H Saifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul, Senin (15/10), mengadakan syukuran film Laksamana Chen Ho yang dibintanginya di Trowulan, Mojokerto.

Gus Ipul yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor itu mengadakan syukuran bersama sejumlah pengurus GP Ansor Mojokerto di Balai Penyelamatan Peninggalan Purbakala Trowulan (BP3T) Mojokerto.

Usai syukuran atau selamatan dengan memotong tumpeng di BP3T Mojokerto itu, Gus Ipul mengunjungi Museum Trowulan untuk melihat sejumlah peninggalan purbakala yang dikoleksi museum itu.

Dalam film itu, Gus Ipul memerankan Raja Majapahit yakni Raja Wikrama Wardhana, sedangkan Laksamana Cheng Hoo diperankan mantan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Yusril Ihza Mahendra.

"Ide film itu memang dari Yusril (mantan Mensesneg Yusril Ihza Mahendra). Saat Laksamana Cheng Hoo datang ke Majapahit ada dua raja yang sedang konflik, saya mau (memerankan), asalkan jadi raja yang hidup," katanya.

Menurut keponakan mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu, Cheng Hoo datang ke Majapahit saat ada konflik antara Raja Wikrama Wardhana dan Raja Wirabumi.

"Dalam konflik itu, Raja Wirabumi meninggal dunia, karena itu saat Laksamana Cheng Hoo mendarat di Blambangan, Banyuwangi akhirnya ditemui Raja Wikrama Wardhana di Trowulan pada 602 tahun lalu," katanya.

Oleh karena itu, katanya, dirinya datang dari Jakarta ke Trowulan di Mojokerto, Jatim untuk menghayati jejak peninggalan Raja Wikrama Wardhana terkait peran yang dimainkannya dalam film yang digagas Yusril pada dua tahun silam.

Film yang sudah diawali dengan syuting Yusril Ihza Mahendra di Thailand itu terdiri atas 26 episode dengan salah satu lokasi ada di Trowulan Mojokerto yang mungkin akan dilaksanakan pada akhir Oktober. (*/boo)


Lihat profil: Gus Dur
Diposting oleh: Editor | Selasa, 16-10-2007 |

Gus Dur Tanggapi Serius Somasi 'Republik Mimpi'

Kapanlagi.com - Rencana pemerintah melalui Menteri Negara Komunikasi dan Informasi Sofjan Jalil melakukan somasi terhadap tayangan Republik Mimpi di Metro TV mendapat tanggapan serius.

Persoalannya, para mantan presiden yang ditirukan dalam acara tersebut justru sama sekali tidak merasa terganggu. Setidaknya itu terungkap dari mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dan mantan Presiden Megawati, akhir pekan lalu.

Menurut Sekjen DPP PDI Perjuangan Pramono Anung, penampilan tokoh Megakarti yang menirukan sosok mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dinilai masih dalam batas yang wajar.

"Ibu tidak pernah komentar dan senyum-senyum saja melihat tontonan yang menampilkan sosok Megakarti," kata Pramono Anung kepada para wartawan seusai diskusi dielaktika demokrasi di Gedung DPR.

Rencana somasi itu, kata Pramono yang akrab disapa Pram itu, menunjukkan betapa pemerintah memiliki telinga tipis dan tidak siap menerima kritik.

"Ini konsekuensi pemimpin dan pemerintah yang lahir dalam era reformasi yang menjunjung tinggi demokrasi dan kebebasan berekspresi. Para pemimpin itu harus siap menghadapi parodi politik seperti yang ditampilkan dalam tayangan Republik Mimpi," papar Pram.

Apalagi, parodi yang ditampilkan itu mengungkapkan realitas yang selama ini dirasakan dalam masyarakat. Sebab itu, jika alasan somasi yang bakal diajukan pemerintah itu berkaitan dengan soal etis atau tidak etis, sebaiknya masyarakatlah yang memberikan penilaian.

"Silakan tanya masyarakat apa betul acara itu tidak etis. Masyarakat itu sudah pintar dan punya swa-sensor dalam dirinya untuk menentukan etis tidaknya sebuah tayangan televisi," kata Pram sembari menambahkan langkah somasi yang bakal ditempuh Sofjan Jalil itu sama dengan membesar-besarkan persoalan yang tak bermanfaat banyak bagi masyarakat luas.

Siapkan Kuasa Hukum

Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur mengaku terkejut dengan rencana Menteri Negara Informasi dan Komunikasi yang akan mensomasi tayangan Republik Mimpi di Metro TV yang digagas pakar komunikasi politik Effendi Ghazali. Bahkan Gus Dur sudah menyiapkan kuasa hukum dari DPP Partai Kebangkitan Bangsa untuk membela tayangan tersebut, jika Sofjan Jalil serius melakukan somasi.

Demikian diungkapkan Effendi Gazali kepada para wartawan, usai mengunjungi Gus Dur yang sedang menjalani perawatan di Ruang Cenderawasih Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Jumat (2/3) siang.

Gus Dur, seperti dituturkan Effendi Ghazali sangat mendukung acara parodi politik.

"Parodi politik yang merupakan humor politik itu relatif tidak ada batasnya," ujar Effendi menirukan Gus Dur. Masih mengutip Gus Dur, Effendi mengatakan, bahwa pemimpin dan bangsa yang kuat adalah mereka yang mampu menertawakan dirinya sendiri.

Menyoal dukungan yang diberikan Gus Dur, Effendi sendiri merasa terkejut. Karena, kata Effendi, ketika bertemu di rumah sakit Gus Dur tidak membicarakan soal bantuan kuasa hukum tersebut.

"Setelah pulang dari rumah sakit, tiba-tiba Pak Ikhsan Abdullah SH (kuasa hukum Gus Dur dan PKB, red) menelepon saya dan menyatakan siap membantu jika pemerintah serius melakukan somasi," kata Effendi.

Munculnya dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari dua mantan presiden tersebut membuat Effendi Gazali dan kawan-kawan tetap bersemangat menelorkan kreatifitas yang memberikan proses edukasi dalam melakukan komunikasi politik pada era demokrasi.

"Ini hadiah dari Gus Dur untuk kreatifitas dan dukungan keluarga News.Com di seluruh Indonesia. Ini betul-betul 'surprise'. Terima kasih patut kami sampaikan kepada Gus Dur, Ibu Mega dan keluarga Pak Harto yang bisa memahami dan menerima tayangan parodi politik itu," kata Effendi Gazali. (*/rit)

Mereka Bicara Sang Guru Bangsa

BLOG GUS DUR


Jane Salimar Berguru Pada Gus Dur

Kapanlagi.com - Kasus perebutan anak antara artis Jane Salimar dan suami, Febrianto belum menemukan titik terang. Untuk mengisi ketenangan jiwanya, Jane berguru ke Abdurrahman Wahid, alias Gus Dur. Menurutnya, Gus Dur adalah orang yang tepat untuk dimintai pertolongan.

"Gus Dur bukan hanya Presiden, tapi dia juga bisa menyelesaikan persoalan. Aku banyak belajar dari Gus Dur," ucap Jane, kepada Kapanlagi.com pada Selasa (7/11).

Diakui Jane, Gus Dus banyak membantu dalam penyelesaian kasusnya bersama Febrianto. Meski tidak terlibat langsung, namun Gus Dur, kata Jane, selalu mensuport agar anak semata wayangnya bisa kembali ke tangan Jane. Apalagi, Jane adalah ibu yang melahirkan.

"Anak yang masih dibawah umur 12 tahun hak asuh ada pada ibu. Aku akan memperjuangkan hak itu," terang Jane menirukan Gus Dur.

Jane berharap, kata-kata Gus Dur bisa meredam emosinya terhadap Febrianto. Pasalnya, Febri juga berhak atas anak tersebut. "Febri adalah ayah dari anakku, tapi yang aku tuntut agar Febri bersikap jantan dan membagi soal pengasuhan anak," jelas Jane. (kl/iin)


Lihat profil: Jane Shalimar, Gus Dur
Diposting oleh: Editor | Selasa, 07-11-2006 |

Selama Ramadhan Indosiar 'Buka Qolbu' Bersama Gus Dur

Kapanlagi.com - Menyambut Ramadhan 1427 H, Indosiar akan menayangkan sejumlah program baru bernuansa Islam. Diantaranya, sinetron religi, HIKMAH 3 yang dibintangi oleh Gunawan, Tamara Bleszynski, Nia Ramadani dan Teuku Ryan. Juga, sinetron komedi, INDAHNYA KARUNIAMU yang akan tayang setiap hari pukul 19.00 WIB.

Sementara untuk menemani saat berbuka puasa, Indosiar juga menghadirkan siraman rohani, Buka Qolbu bersama KH Abdurrahman Wahid, yang hadir setiap hari selama 7 menit. Dan di waktu sahur, Indosiar akan menghadirkan komedian ramadhan berjudul Istana BBM.

Humas Indosiar, Drs. Gufron kepada KapanLagi.com mengatakan, Indosiar tidak banyak melakukan perubahan pada bulan ramadhan tahun ini. Pasalnya, rating Indosiar masih cukup baik, juga karena pemirsa Indonesia adalah masyarakat yang fanatic. "Kami memang tidak banyak melakukan perubahan, yang terbaru dari Indosiar adalah kehadiran Gus Dur,” ujarnya.

Selain program buka puasa dan waktu sahur, Indosiar masih juga menghadirkan syiar cinta ramadhan (tablik Akbar) yang akan ditayangkan setiap kamis pukul 22.00 WIB. Acara ini merupakan acara unggulan dengan menghadirkan sejumlah penceramah kondang.

Dan hadir sebagai program tambahan, Indosiar juga akan memberikan tips hindangan ramadhan yang akan dibawakan oleh Sisca Suwito. Acara ini, memberikan panduan untuk membuat menu masakah pada bulan ramadhan. (iin/dar)


Lihat profil: Gus Dur
Diposting oleh: Editor | Kamis, 21-09-2006 |

Gus Dur: Fatwa NU Soal Infotainment Tak Usah Dipermasalahkan

Kapanlagi.com - Mantan Ketua Umum PB Nahdatul Ulama (NU), Abdurrahman Wahid menyarankan masyarakat agar tidak terlalu mempersoalkan fatwa PB NU terkait Infotainment karena fatwa tersebut bukan merupakan satu-satunya kebenaran.

"Menurut saya fatwa PB NU tersebut tidak usah terlalu dipermasalahkan," kata Gus Dur di Jakarta, Senin saat syukuran atas kepulangannya dari berobat di Bangkok, Thailand.

Menurut Gus Dur hampir setiap fatwa dikeluarkan selalu memunculkan pendapat atau tanggapan yang berbeda-beda sehingga fatwa tertentu tidak bisa dinyatakan sebagai kebenaran tunggal termasuk fatwa PB NU soal infotainment.

Soal Fatwa itu bukan hal yang sakral yang harus dipertahankan mati-matian. PB NU punya pendapatnya sendiri, orang lain juga punya pendapatnya sendiri dan perbedaan dalam menghukumi sesuatu hal tentunya bukanlah yang aneh.

Gus Dur mencontohkan salah satu Imam Mahdab, Imam Safei pernah berbeda pendapat dengan gurunya dan masing-masing memegang pendapatnya sendiri-sendiri.

Di dalam NU sendiri, kata Gus Dur, dulu almarhum Kiai Bisry Samsuri pernah mengharamkan perempuan bermain drum band. Namun sekarang justru drum band kebanyakan dilakukan oleh kaum perempuan termasuk perempuan NU sendiri.

Mengenai infotainment sendiri Gus Dur menyatakan tidak ingin me-generalisir semua isi tanyangan infotainment itu buruk.

"Infotainment itu seperti TNI. Saya tidak mau me-generalisasi TNI. Misalnya, TNI itu tidak baik, TNI tidak boleh masuk pemerintahan. Yang kita tolak itu militerisme, bukan hadirnya militer dalam pemerintahan," katanya.

Lebih lanjut Gus Dur mengatakan ia merasa heran karena banyak persoalan lain yang lebih perlu mendapatkan perhatian termasuk oleh NU seperti persoalan pendidikan, kesehatan dan kemiskinan, tapi NU justru memilih membahas infotainment.

"Saya heran, NU kayak ngak ada persoalan yang perlu dibicarakan. Padahal kemelaratan, kebodohan, kesehatan masih menghantui kita. Semuanya gak karuan, kok tidak itu yang dibicarakan, malah infotainment," katanya.

Mengenai fatwa sendiri, Gus Dur juga mempertanyakan apakah pihak di PBNU yang mengeluarkan fatwa haram atas infotainment tersebut sudah berhak untuk menyandang kedudukan sebagai ahli fatwa. "Kalau belum berarti itu palsu," katanya. (*/dar)


Lihat profil: Gus Dur
Diposting oleh: Editor | Senin, 07-08-2006 |

Ahmad Dhani, Serukan Agar Gus Dur-FPI Berdamai

Kapanlagi.com - Pentolan grup band Dewa, Dhani Ahmad punya penilaian khusus soal perseteruan FPI dan Gus Dur. Menurutnya, mereka ini adalah sama-sama tokoh dan punya tujuan baik. Cuma saja, para pengikutnya yang tidak bisa menterjemahkan maksud mereka.

"Saya anjurkan agar mereka bersatu, mereka berdamai. Karena tujuan mereka sama, yakni kemajuan Islam," kata Dhani, di JHCC, Jum'at (26/05).

Ia menambahkan, aksi demo diantara kedua belah pihak tidak akan menyelesaikan masalah, justru sebaliknya. Sehingga, jalan satu-satunya adalah berdamai. Gus Dur, menurut Dhani, adalah tokoh NU, dan ia seringkali memunculkan joke yang membuat orang sakit hati.

Untuk itu joke dan ucapan Gus Dur tidak usah ditanggapi. Begitu juga dengan FPI, mereka harus mulai berpikir untuk tidak anarkis, dan merusak fasilitas umum. Dengan begitu mereka bisa berdialong untuk mencari penyelesaikan masalah.

"Kita semua punya Tuhan dan Tuhan yang berhak menentukan mana yang salah dan benar, makanya orang yang mengklaim Tuhan adalah salah," tegasnya. (iin/bun)

Bicara Ratu
Aksi Damai!
'I Like Monday 2006'


Lihat profil: Gus Dur
Diposting oleh: Editor | Sabtu, 27-05-2006 |

Gus Dur Peringati Hari Kartini Dengan Tolak RUU AAP

Kapanlagi.com - Kembali KH. Abdulrachman Wahid alias Gus Dur, mengumandangkan penolakan terhadap RUU APP. Saat memperingati Hari Kartini di Kantor Pusat PBNU, Kramat Raya, Kamis siang (20/4). Dengan lantang cucu pendiri NU, KH. Hasyim Ashari, ini mengatakan, bahwa dirinya akan berdiri digarda terdepan untuk menentang diberlakukannya RUU APP.

"Saya berbicara atas nama pribadi, bukan atas nama PBNU, karena selama ini diberitakan bahwa PBNU menolak RUU APP," jelas Gus Dur. "Apabila RUU APP ini diberlakukan saya merupakan orang pertama yang akan turun ke jalan, untuk meluruskan hal tersebut," tegasnya.

Menurut Gus Dur, permasalahan sesungguhnya bukan berada di undang-undang, tapi secara substansi undang-undang yang ada dinegeri ini tidak ada yang jalan. "Seperti UU anti korupsi, tidak ada yang jalan," ujar Gus Dur mencontohkan. "Efektifkan saja undang-undang yang telah ada," imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Dur juga mengingatkan bahwa dengan adanya UU tersebut, akan muncul perda-perda baru yang bertujuan untuk memperbaiki sesuatu namun semuanya itu bukan jaminan bahwa segalanya akan menjadi aman dan beres. "Yang pasti muncul adalah kepentingan-kepentingan tertentu," tegasnya. Dan bangsa ini akan menjadi bangsa yang tidak bermoral apabila hanya wanita yang dijadikan penyangga moral.

Dalam acara yang dihadiri oleh beberapa tokoh seperti KH. Husein Muhammad (Pesantren Dar Al Tauhid), Prof Dr Musdah Mulia (Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah) dan Maria Ulfa (ketua umum PP Fatayat NU), sementara dari kalangan pekerja seni nampak hadir Olga Lydia dan Gugun Gondrong, Gus Dur lebih mengkhawatirkan akan munculnya polisi-polisi moral, yang dengan sewenang-wenang melakukan aksi sweeping dan pengrusakan. Seperti apa yang terjadi dengan kantor majalah Playboy beberapa waktu yang lalu. "Begitulah kalau brandal-brandal berubah menjadi orang alim," ujarnya ringan. (kl/ww)


Lihat profil: Gus Dur
Diposting oleh: Editor | Jumat, 21-04-2006 |

Gus Dur: Dangdut Denyut Rakyat

Kapanlagi.com - "Saya setiap hari menyetel radio untuk mendengarkan lagu-lagu dangdut, agar bisa mendengar dan merasakan denyut rakyat," kata mantan Presiden RI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ungkapan hati Gus Dur itu dilontarkannya saat temu anggota Legislatif dan Eksekutif Partai Kebangkitan Bangsa se-Jawa Tengah, di Semarang, Senin (6/3).

Walau tidak menyebutkan penyanyi dan lagu dangdut favoritnya, Gus Dur menilai, dari syair yang disenandungkan bersama irama melayu itu bisa untuk ikut merasakan apa yang tengah dialami rakyat.

Tetapi, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu pun mengemukakan, kalau disuruh mendengarkan musik betulan, maka komposisi Simponi Kesembilan (Ninth) gubahan Beethoven tetap menjadi pilihan utama untuk memanjakan pendengarannya. Hal ini agaknya menegaskan bahwa selera musik Gus Dur tidak berubah, tetap musik klasik. Walau suara hatinya di dangdut.

Gus Dur juga memuji penampilan paduan suara Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, yang dalam acara itu membawakan lagu ciptaan Dian Pramana Putra dan Dedy Dhukun.

Hanya saja, Gus Dur pun mempertanyakan: "Tetapi, shalawat badar yang menjadi ciri khas NU kok malah tidak?" (*/dar)


Mereka Bicara Sang Guru Bangsa

BLOG GUS DUR
Frans Seda Susul Gus Dur ke Alam Baka
Kapanlagi.com - Politisi PDI Perjuangan yang mantan anggota Komisi I DPR RI, Andreas H Pareira, mengungkapkan, Indonesia kembali kehilangan seorang putra terbaik, yakni Frans Seda, yang "menyusul" rekannya sesama pejuang, KH Aburrahman Wahid (Gus Dur) kembali ke alam baka.

"Kita berbelasungkawa. Karena Bangsa Indonesia berturut-turut kehilangan tokoh besarnya. Setelah Presiden RI ke-4, Bapak KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), kini tokoh intelektual-politisi Frans Seda berpulang pada hari Kamis pagi," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis (31/12).

Dia mengatakan, peristiwa meninggalnya dua tokoh tersebut merupakan peristiwa tak terlupakan di pengujung tahun 2009. "Inilah peristiwa tak terlupakan di penghujung tahun 2009 ini," ungkapnya.

Frans Seda (FS), menurut doktor ilmu politik ini, merupakan putra Indonesia berdarah Flores yang dikenal sebagai politisi intelektual segala zaman.

"Di zaman Bung Karno, Frans Seda adalah Ketua Partai Katolik, lalu sukses menjadi Menteri Perkebunan dan Menteri Keuangan. Sedangkan di zaman Orde Baru (Orba), Frans Seda menjabat Menteri Perhubungan, dan terakhir menjadi dubes karena sikapnya yang keras terhadap rezim Soeharto," ujarnya.

Pada dua dekade terakhir masa Orba, demikian Andreas Pareira, Frans Seda lebih dikenal sebagai kolumnis kritis untuk bidang ekonomi-politik.

"Frans Seda juga dikenal sebagai pelobi, bukan hanya di tingkat nasional, juga tingkat internasional. Frans Seda tercatat sebagai tokoh senior di belakang layar yang mendorong dan mendukung perjuangan Megawati Soekarnoputri," ungkapnya.

Itulah sebabnya, sampai akhir hayatnya, Frans Seda merupakan salah satu anggota Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDI Perjuangan.

"Sementara itu, di dunia pendidikan, Frans Seda meninggalkan Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya sebagai warisan untuk generasi muda. Selamat jalan Oom Frans," kata Andreas Pareira. (kpl/npy)

Lihat profil: Gus Dur
Komentar : 0 komentar
Diposting oleh: Editor | Kamis, 31-12-2009 |

Hormati Kematian Gus Dur, Mataram Batalkan Pesta Kembang Api
Kapanlagi.com - Wali Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), H. Moh. Ruslan SH membatalkan pesta kembang api menyambut tahun baru 2010 untuk menghormati wafatnya mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Ruslan kepada wartawan di Mataram, Kamis, mengatakan puncak acara malam tahun baru semula akan dipusatkan di Taman Bumi Gora di Jalan Udayana Mataram.

"Namun ditiadakan untuk memberikan penghormatan tertinggi kepada mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid yang wafat, Rabu 30/12)," katanya.

Ia mengatakan dirinya pada acara puncak malam pergantian tahun itu akan hadir bersama Ketua DPRD Kota Mataram dan anggota muspida lainnya, tetapi karena sedang berduka atas meninggalnya Gus Dur, acara tersebut dibatalkan.

Meski demikian, kata dia, di sejumlah tempat tetap diadakan hiburan termasuk di Taman Bumi Gora, namun sifatnya sederhana dan tidak hura-hura.

"Saya selaku wali kota akan tetap memantau malam pergantian tahun," katanya.

Menyambut tahun baru 2010, pedagang terompet meramaikan Kota Mataram seperti di kawasan taman hutan kota atau di sepanjang Jalan Udayana hingga menuju Bandara Selaparang Mataram. (kpl/npy)

Lihat profil: Gus Dur
Komentar : 0 komentar
Diposting oleh: Editor | Kamis, 31-12-2009 |

Ayu Azhari: Gus Dur Sayang Sama Anak Saya
Kapanlagi.com - Meninggalnya Gus Dur, begitu mengejutkan bangsa Indonesia. Tak terkecuali juga bagi Ayu Azhari. Aktris yang kini melaju di panggung politik ini merasa kehilangan atas candaan dan perhatian yang sempat diberikan Gus Dur semasa hidupnya.

"Kebetulan beliau tertarik dengan anak saya yang yatim ya. Beliau sangat sayang sekali, selalu memperhatikan, sering telepon bagaimana keadaan Axel karena ayahnya meninggal tahun 2002. Jadi Beliau sangat memperhatikan itu," ungkap Ayu di rumah duka, Jl.Warungsila No. 10 Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (31/12) dini hari.

Lama tak bertemu dengan mantan pemimpin negara tersebut, Ayu mengaku masih ingat dengan gurauan yang sering dilontarkan. "(Ingat) bercandanya, 'Namanya Ayu, pasti orangnya Ayu'," ujarnya.

Selain itu, kakak kandung Rahma Azhari ini menuturkan bahwa ada kesan-kesan lainnya yang ia lihat dari sosok Gus Dur, yakni kiprahnya di dunia politik. Ayu sangat bangga dengan kinerja almarhum semasa hidupnya.

"Ya, kesan saya adalah Beliau Presiden Indonesia yang punya ideologi dekat dengan Soekarno. Yang mementingkan kaum minoritas rakyat kecil dan selalu memperjuangkan itu," katanya.

"Beliau selalu memperjuangkan bagaimana ekonomi kerakyatannya. Saya rasa bela sungkawa bukan saya aja, tapi seluruh bangsa Indonesia, dan semoga tugas Beliau di dunia ini sudah selesai dan kembali kepada sang pencipta, ke Allah SWT," sambung Ayu. (kpl/buj/boo)

Lihat profil: Ayu Azhari, Gus Dur
Tag: Kematian Selebritis
Komentar : 1 komentar
Diposting oleh: Editor | Kamis, 31-12-2009 |

Jajaran Pebisnis: Gus Dur Humanis dan Tidak Rasis
Kapanlagi.com - Jajaran pebisnis wisata tergabung dalam "Surabaya Promotion Tourism Board/STPB" menilai, sosok Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai insan yang humanis dan tidak rasis, mengingat sejumlah pemikirannya yang dianggap kontroversial selama ini.

"Saya adalah pengagum berat Gus Dur sejak saya kuliah di Universitas Gajahmada (UGM)," kata Direktur Eksekutif STPB, Yusak Anshori, saat ditemui ANTARA, di Surabaya, Kamis.

Menurut dia, pria kelahiran Jombang, 4 Agustus 1940 itu memiliki gaya bicara dan persepsi yang tidak dipunyai orang lain.

"Saya suka pemikiran dan gayanya menyampaikan pemikiran. Sebelum menjadi Presiden, saya sempat bertemu beberapa kali di acara seminar," ujarnya.

Di sisi lain, terkait predikat Gus Dur yang meraih penghargaan sebagai Pejuang Kebebasan Pers, ia mengaku, hal tersebut pantas disandang pria yang memperjuangkan demokrasi di negeri ini.

"Bagi saya, pria yang menjadikan Imlek sebagai hari libur nasional itu wajib dianugerahi gelar Pahlawan Nasional," ucapnya.

Di samping itu, kata dia, untuk menghormati jasa pria yang pernah menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir itu, pihaknya mengibarkan bendera setengah tiang. Tindakan ini sesuai imbauan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono semalam (30/12).

"Pengibaran bendera tersebut saya pasang di depan hotel pada pagi tadi," kata pria yang juga menjabat General Manager Surabaya Plaza Hotel.

Gus Dur wafat pada hari Rabu (30/12) pukul 18.45 WIB.

"Sesuai berita yang didengarnya di media massa, pria pejuang kaum minoritas itu dimakamkan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur pada pukul 13.00 WIB," katanya. (kpl/npy)

Lihat profil: Gus Dur
Komentar : 0 komentar
Diposting oleh: Editor | Kamis, 31-12-2009 |

Kak Seto Bersyukur Ikut Shalat Jenazah Gus Dur
Kapanlagi.com - Indonesia benar-benar kehilangan seorang tokoh politik yang meninggal tadi malam (Rabu, 30/12). Gus Dur menghembuskan nafas terakhirnya setelah belakangan mengalami sakit. Di antara mereka yang hadir di rumah duka, tampak pemerhati anak Seto Mulyadi. Pria yang akrab dipanggil Kak Seto ini ikut dalam shalat jenazah dan memberikan penghormatan kepada Gus Dur.

"Alhamdulillah saya ikut bersama shalat jenazah di depan almarhum yang kebetulan juga ada Bapak Presiden dan Menteri Luar Negeri," ungkap Kak Seto yang ditemui di rumah duka, Jl. Warungsila No. 10 Jagakarsa, Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (31/12) dini hari.

Dikatakan Kak Seto, suasana dalam rumah duka memang sangat ramai. Tapi untung saja, ia bersama para pelayat lainnya masih bisa menjalani shalat dengan khusuk.

"Memang suasananya cukup berdesak-desakan sekali, tapi kita tetap bisa berdoa dengan khusuk," ujarnya.

Kak Seto melihat suasana yang ramai itu sebagai hal yang wajar. Pasalnya, sebagai mantan presiden Indonesia, Gus Dur punya banyak pengikut dan banyak yang mengidolakannya. Ia termasuk di antara mereka yang merasa kehilangan.

"Saya melihat bangsa Indonesia kehilangan tokoh nasionalis," pungkasnya.

Gus Dur meninggal dunia pukul 18.45 WIB di RSCM Jakarta. Jenazah almarhum rencananya akan dimakamkan di Komplek Pondok Tebuireng, Jombang, dalam proses upacara kenegaraan. (kpl/buj/boo)

Lihat profil: Seto Mulyadi, Gus Dur
Tag: Kematian Selebritis
Komentar : 0 komentar
Diposting oleh: Editor | Kamis, 31-12-2009 |

Gus Dur Wafat, Dimakamkan di Jombang Besok
Kapanlagi.com - Mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, sekitar pukul 18.45 WIB. Mantan Ketua Umum PBNU itu menghembuskan nafas terakhir pada usia 69 tahun akibat komplikasi beberapa penyakit yang dideritanya sejak beberapa tahun terakhir.

Keluarga almarhum kini tengah berkumpul di Rumah Sakit tempat beliau mendapatkan perawatan. Menurut sejumlah informasi rencananya putra Pahlawan Nasional Wahid Hasyim itu akan dimakamkan di tempat kelahirannya di Jombang, Jawa Timur.

Sesaat sebelum almarhum wafat, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono datang menjenguk ke Rumah Sakit. SBY tiba di halaman RSCM sekitar pukul 18.30 menggunakan mobil kepresidenan dengan pengawalan tidak terlalu ketat yakni hanya dikawal lima mobil Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Presiden Yudhoyono yang mengenakan kemeja batik berwarna coklat tampak masuk dari pintu utama RSCM langsung menuju ruang VVIP nomor 116 Gedung A RSCM, tempat beliau dirawat sejak beberapa hari lalu. Tidak tampak Ibu Negara Ani Yudhoyono mendampingi Presiden.

Sekitar 10 menit setelah Presiden tiba, datang Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih yang tampak agak terburu-buru. Ia kemudian segera menyusul ke kamar tempat Gus Dur dirawat yang sedang dikunjungi Presiden.

Sebelum dirawat di RSCM Jakarta, mantan Presiden RI keempat kelahiran Jombang, 4 Agustus 1940 ini sempat menjalani perawatan medis di RS Jombang Jawa Timur, pada Kamis (24/12), karena kelelahan setelah melakukan kunjungan ke beberapa pondok pesantren di Jawa Timur.

Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI menggantikan BJ Habibie pada 20 Oktober 1999 dan berakhir pada Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001 silam. (ant/dar)

Lihat profil: Gus Dur
Tag: Kematian Selebritis
Komentar : 19 komentar
Diposting oleh: Editor | Rabu, 30-12-2009 |

Gus Dur Pilih Dirujuk ke Jakarta
Kapanlagi.com - Mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur batal dirujuk ke Rumah Sakit Graha Amerta Surabaya setelah sebelumnya mendapatkan perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Jombang, Jawa Timur.

Humas Rumah Sakit Graha Amerta Surabaya dr. Hendrian D. Soebagjo di Surabaya, Jumat, mengatakan batalnya rencana Gus Dur dirawat di Rumah Sakit Graha Amerta karena beliau menghendaki untuk dirawat di Jakarta.

"Beliau menghendaki untuk dirawat di rumah sakit di Jakarta saja," katanya.

Ia juga mengatakan, jika tidak ada halangan, maka pukul 10:00 WIB, Gus Dur segera diterbangkan dengan pesawat menuju Jakarta dan langsung dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Terkait kondisi Gus Dur saat ini, berdasarkan kabar terakhir, Gus Dur memerlukan penanganan darurat sehingga harus dibawa ke Graha Amerta Surabaya.

Sementara itu, pihak Rumah Sakit Graha Amerta sejak Kamis (24/12), sudah mempersiapkan ruangan khusus untuk perawatan Gus Dur di lantai tujuh.

"Rencananya, jika Gus Dur dirawat di rumah sakit ini, maka akan kami tempatkan di ruang 738, sebuah ruangan yang memang diperuntukkan bagi pejabat atau orang yang telah berjasa terhadap negara dan masyarakat Indonesia," katanya.

Ia menambahkan bahwa pembatalan rencana Gus Dur akan dirawat di Rumah Sakit Graha Amerta baru dilakukan Jumat pagi.

"Baru tadi pagi dari pihak keluarga bapak Abdurrahman Wahid menelpon untuk pembatalan perawatan," katanya. (ant/boo)

Mereka Bucara Sang Guru Bangsa

Dorce: Alam Pun Menangis Antar Kepergian Gus Dur
Kapanlagi.com - Kepergian Gus Dur, mantan Presiden RI keempat, meninggalkan duka di tanah air. Bahkan Dorce Gamalama mengaku jika alam raya pun ikut menangis mengantar kepergian Gus Dur ke alam baka.

"Banyak orang mengaji (di dalam rumah duka) terutama orang yang cinta sekali dengan Gus Dur menangis dan shalat gaib. Pokoknya orang tidak terbendung dihujat dan dicaci-maki. Alam pun ikut menangis mengantar kepergian Gus Dur," kata Dorce saat ditemui di kediaman Gus Dur di Jl Warung Sila No 10, Jagakarsa, Jaksel, Rabu (30/12) malam kemarin.

Bagi Dorce, sosok Gus Dur adalah seorang ayah sekaligus teman yang menyenangkan. Dan saat dia bertemu pada hari Sabtu lalu, itulah kenangan terakhir Dorce bersamanya.

"Saya melihat Gus Dur adalah bapak, ayah, teman yang sangat menyenangkan dan alhamdulilah saya dipertemukan dengan beliau. Pada hari Sabtu itulah kenangan saya sama beliau. Nggak sempat ngobrol, saya melihat beliau tidur nyenyak yang pada itu ada ibu dan adik beliau. Karena saya nggak sempat ngobrol, jadi saya pulang," terangnya yang pernah diguraui Gus Dur bakal dijadikan Menteri Peradilan ini.

Dan kenangan yang terus akan terukir di benak Dorce mengenai sosok pemikir dan cendekiawan yang kritis tersebut adalah saat pernah makan bersama di satu meja di rumah Gus Dur.

"Pernah makan satu meja di rumah. Waktu saya datang silaturahmi, saya lihat Gus Dur tuangkan nasi ke piring saya. Dia panggil saya Mbak terus dia bilang, 'Mbak jangan malu dengan saya.' Waktu itu ada Yeni, ada Ibu, waktu itu beliau belum presiden," kisah Dorce.

"Gus Dur pesan, 'Kamu jangan pernah takut untuk hidup karena hidup kamu sudah ada yang ngatur. Surga dan neraka bukan manusia yang menentukan, tapi Tuhan sendiri'," pungkas Dorce. (kpl/buj/npy)


Lihat profil: Dorce Gamalama, Gus Dur
Tag: Kematian Selebritis
Komentar : 0 komentar
Diposting oleh: Editor | Kamis, 31-12-2009 |

Umat Lintas Agama Doakan Gus Dur

Kapanlagi.com - Umat lintas agama serta pejuang perdamaian dan kemanusiaan di Kota Bogor, Jawa Barat, akan menyelenggarakan malam lilin pada Kamis malam, mendoakan kepergian tokoh pejuang memanusiaan, toleransi, pluralisme dan anti diskriminasi, KH Abdurrahman Wahid.

Rachmat Imron Hidayat dari Badan Sosial Lintas Agama (Basolia) kepada ANTARA di Bogor, Kamis, mengatakan, umat beragama di Indonesia telah kehilangan tokoh besar yang selalu berjuang untuk tegaknya keadilan dan kemanusiaan bagi semua.

Mantan Presiden Indonesia KH Abdurrahman Wahid, Rabu pukul 18:45 telah meninggal dunia di RSCM Jakarta. Jenazahnya dikebumikan di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Kamis siang.

"Kepergian Gus Dur merupakan kehilangan besar bagi bangsa Indonesia. Terutama aktivis lintas agama merasakan betul kehilangan figur tokoh besar yang menorehkan tinta emas dalam sejarah kehidupan umat beragama di Indonesia," kata Imron.

Dia melanjutkan, kepergian Gus Dur juga sebagai kehilangan bagi dunia internasional. Pasalnya sosok Gus Dur sudah diakui oleh dunia internasional sebagai perekat persaudaraan antar umat beragama.

"Kiprah Gus Dur sebagai sosok pejuang perekat persaudaraan antar umat beragama di dunia hingga kini belum tertandingi oleh siapapun," ujar Rachmat.

Sebagai ungkapan duka mendalam atas wafatnya Gus Dur serta penghormatan terakhir kepergianya, lanjut Rachmat, para aktivis lintas agama Kota Bogor akan menyalakan lilin dan do`a bersama, yang dipuisatkan di Tugu Kujang, Kota Bogor, Kamis malam.

Para aktivis lintas agama yang akan bergabung dalam kegiatan yang digagas Basolia, berasal dari Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha, dan Konghucu. (kpl/npy)


Lihat profil: Gus Dur
Tag: Kematian Selebritis
Komentar : 0 komentar
Diposting oleh: Editor | Kamis, 31-12-2009 |

Kak Seto: Belum Ada Pemimpin Pengganti Gus Dur

Kapanlagi.com - Sebagai seorang pluralisme, Gus Dur merupakan tokoh yang diterima seluruh kalangan. Ia diakui sebagai sosok yang unik ketika menjabat sebagai Presiden Indonesia ke-4 menggantikan BJ. Habibie. Walaupun sering diiringi kontroversial, namun Gus Dur berani mengungkapkan pemikirannya. Ini juga yang dinilai oleh Seto Mulyadi.

Pemerhati anak ini bahkan mengaku belum ada pengganti Gus Dur di negeri ini. "Terus terang saya belum melihat pengganti Beliau ke depan, dengan pandangan yang sangat luas, keberanian mempertahankan kebenaran. Dan kebenaran itu juga akhirnya banyak diyakini oleh masyarakat," katanya.

Pria berkacamata yang lebih dikenal dengan sebutan Kak Seto ini pun merasa kehilangan sosok Gus Dur.

"Saya sangat merasa kehilangan, artinya Beliau adalah tokoh bangsa ini dengan pemikirannya yang khas dan otentik serta unik. Tidak miliki atau dipunyai oleh pemimpin-pemimpin lain," terangnya.

Diakui dengan tegas, Gus Dur adalah pribadi yang disenangi semua pihak. "Ya, mungkin jadi pemikiran bersama Bapak SBY akan membikin pengibaran bendera setengah tiang selama seminggu mulai malam ini," pungkasnya. (kpl/buj/boo)


Lihat profil: Seto Mulyadi, Gus Dur
Komentar : 1 komentar
Diposting oleh: Editor | Kamis, 31-12-2009 |

Ancol Bakal Gelar Seremoni Untuk Kenang Gus Dur

Kapanlagi.com - Pengelola obyek wisata Ancol akan melakukan acara seremonial untuk mengenang wafatnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Bahkan untuk tema pergantian tahun 2009 ke 2010, Kamis (31/12) yang sebelumnya "Explore Your Imagination" menjadi konser Damai Indonesia.

Menurut Sofia Cakti Humas PT Taman Pembangunan Jaya Ancol (Tija) Tbk, untuk mengenang Presiden keempat RI itu, acara di Ancol akan disisipkan dengan acara mengheningkan cipta.

Gubernur DKI Fauzi Bowo yang akan menghadiri pergantian tahun di Ancol, akan memimpin mengheningkan cipta untuk Gus Dur.

"Ditengah acara pergantian di Pantai Carnaval, akan dinyanyikan lagu Saat Terakhir," kata Sofia.

Acara tersebut, diluar agenda pergantian tahun 2009 yang sudah disiapkan Ancol. Bahkan pengunjung akan di wajibkan untuk mengheningkan cipta.

Lagu Saat Terakhir yang akan dinyanyikan ST 12, untuk mengenang Gus Dur.

Selain itu juga, karyawan Ancol pun diwajibkan memakai baju berkabung. "Pihak keamanan pun diwajibkan memakai pita hitam di lengan kanannya. Namun acara pesta kembang api yang akan melontarkan 2000 shoot tersebut tetap akan dilakukan. Selain itu, ditengah acara di pantai Carnaval akan dipasang sorotan layar lebar dengan gambar Gus Dur," katanya. (kpl/npy)


Lihat profil: Gus Dur
Tag: Kematian Selebritis
Komentar : 0 komentar
Diposting oleh: Editor | Kamis, 31-12-2009 |

Pengamat Politik: Indonesia Kehilangan Bapak Peradaban

Kapanlagi.com - Pengamat politik dan kebijakan publik Drs A Shomad menyatakan bangsa Indonesia telah kehilangan bapak peradaban dengan meninggalnya Abdurahman Wahid atau Gus Dur, mantan presiden keempat RI pada Rabu malam (30/12) pukul 18.45 di RSCM Jakarta.

"Orang seperti Gus Dur di Indonesia langka dan bisa dihitung dengan jari, karena sifatnya yang kritis dan kontroversial yang selalu memperjuangkan golongan minoritas," kata Shomad ketika diminta tanggapannya di Jambi, Kamis.

Ia menyebutkan, kendati Gus Dur dibesarkan oleh komunitas sekolah atau pendidikan, namun pemikirannya menyamai bahkan melebihi orang berpoendidikan.

Kiai yang kerap bikin lucu dengan pernyataannya itu, juga pantas disebut sebagai pahlawan kesetaraan, karena di zaman Gus Dur menjadi presiden, kelompok minoritas bisa mengembangkan tradisi dan budayanya tanpa ada perbedaan dengan yang lainnya.

Ia mencontohkan, budaya etnis Tionghoa seperti kesenian Barongsai yang sebelumnya dilarang di Indonesia, kini menghiasi dan ikut memeriahkan berbagai pesta rakyat di Indonesia.

Kemajuemukan masyarakat di mata Gus Dur adalah kekayaan bangsa, sekali pun dari etnis atau keturunan bangsa asing, namun bila sudah menjadi WNI mereka harus diperlakukan sama dan mendapatkan hak yang sama dengan yang lainnya.

Sementara itu, Edi Iskandar atau Ongly (45), warga keturunan di Jambi menyebutkan, tokoh Gus Dur disenangi dan dihormati oleh warga Indonesia keturunan Tionghoa, karena saat menjadi presiden pembauran antara etnis Tionghoa dengan pribumi terus digalakkan, yang sebelumnya terkesan ada diskriminasi.

Kesenian Barongsai dan perayaan hari raya Imlek yang sebelumnya dilakukan dengan sederhana dan tersembunyi, kini etnis Tionghoa bisa ikut bersama dengan warga dan penduduk pribumi memeriahkan acara apapun untuk menghibur masyarakat.

Hampir di tiap daerah dalam setiap pesta yang digelar pribumi, baik pesta adat setempat, peringatan hari besar nasional dan lainnya, warga keturunan di daerah itu juga dilibatkan menampilkan budaya atau keseniannya.

"Kita turut belasungkawa dengan wafatnya Gus Dur, dan warga keturunan di Jambi juga menggelar doa bersama supaya tokoh bangsa itu diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa," kata Edy Iskandar. (kpl/npy)