Kamis, 20 Agustus 2009

El-Nino, Kekeringan, dan Konsolidasi Kelembagaan

Kamis, 20 Agustus 2009 - 10:00 wib
Menurut Badan Meteorologi dan Klimatologi, El-Nino akan kembali terjadi. El-Nino menguat pada November 2009-Januari 2010.
Dampak anomali cuaca ini berupa kurangnya hujan di wilayah timur, tengah, dan barat Indonesia. Salah satu dampak El Nino adalah suplai air bagi pertanian menjadi amat terbatas. Tanpa antisipasi yang memadai, ritual tahunan kekeringan akibat El-Nino akan selalu berulang. Ketika musim itu tiba, waduk, bendungan,dan irigasi mengering. El-Nino akan memperparah kekeringan karena kondisi waduk-waduk besar di Jawa-Jatiluhur, Kedungombo, Gajah Mungkur, dan Bengawan Solo-kian kritis.
Masalah makin runyam karena infrastruktur irigasi banyak rusak. Sekitar 25% jaringan irigasi tak berfungsi dan 35% rusak parah. Tanpa infrastruktur irigasi yang baik, petani akan kesulitan mendapatkan air. Ini dikhawatirkan berdampak pada produksi pangan utama. Di berbagai daerah kekeringan telah menampakkan sosoknya, sebagaimana ditandai kritisnya pembangkit listrik tenaga air, sawah puso, debit air sungai menipis, dan krisis air minum. Setelah itu serial akan berganti dengan rentetan paceklik, rawan pangan, dan busung lapar.
Dari tahun ke tahun,serial ini ditandai durasi, frekuensi, dan cakupan wilayah kekeringan, besarnya kerugian dan jumlah korban yang kian meningkat. Sayangnya serial ini bukanlah sinetron melankolis yang enak dinikmati dan ditonton. Ironisnya, perhatian dan antisipasi pemerintah dan masyarakat tidak proporsional. Penyelesaian kekeringan selalu bersifat reaktif, temporer, ad hoc, parsial, dan berorientasi proyek.
Pendekatan penanggulangan kekeringan tidak berubah dari waktu ke waktu: pemberian air bersih, bantuan pupuk, pompa, benih, pengadaan traktor, program padat karya dan rehabilitasi sarana irigasi. Seolah-seolah masalah tidak pernah berubah. Indonesia dengan rata-rata hujan tahunan 2.779 mm termasuk negara nomor lima yang kaya air di dunia. Namun, ketersediaan air yang besar tidak jadi berkah. Bila musim hujan air berubah jadi banjir.
Sedangkan di musim kemarau ketaktersediaan air berubah jadi monster kekeringan. Masalahnya terletak pada ketidakmerataan alokasi air sepanjang tahun. Ini karena 1.832 mm (66%) dari 2.779 mm air hujan berubah jadi air limpasan permukaan (run off), yang tidak termanfaatkan dan menjadi mesin penggerus tanah subur (top soil). Bagi pertanian, tanpa penyelesaian memadai, dampak kekeringan akan berlipat ganda, dari penurunan luas tanam, luas panen, produktivitas sampai kualitas hasil, kebakaran hutan dan lahan, hingga meningkatnya beban perempuan.
Salah satu persoalan yang menuntut penyelesaian segera adalah konsolidasi kelembagaan pengelola air. Di Forum Air Dunia Ke-2 di Den Haag, Belanda, Maret 2000, disepakati bagaimana mewujudkan ketahanan air dengan prinsip dasar pengelolaan sumber daya air secara terpadu. Intinya, keberadaan air tidak saja dipengaruhi kondisi geografis, tapi juga topografi dan geologi. Konsep ini memandang, karakteristik air memiliki keterkaitan antara daerah hulu dan hilir, kuantitas dengan kualitas, dalam aliran dan di luar aliran, antara masa sekarang dan masa mendatang.
Batas-batas hidrologis tidak sama batas-batas administratif. Pengelolaan air harus mempertimbangkan satu kesatuan hidrologis sebagai satu kesatuan wilayah pengelolaan. Prinsipnya: satu sungai, satu perencanaan, dan satu pengelolaan terpadu. Sebagai penanda tangan kesepakatan, Indonesia telah mengeluarkan Keppres No 123/2001 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air yang diketuai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dengan Ketua Harian Menteri Pekerjaan Umum.
Lalu, pada 10 Desember 2001 dibentuk Sekretariat Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air yang mengemban tugas Kebijakan Nasional Sumber Daya Air yang ditetapkan. Visinya mulia, "Terwujudnya kemanfaatan sumber daya air bagi kesejahteraan seluruh rakyat." Dengan visi ini, air tidak cuma dikelola secara efisien, adil, terpadu dan berkelanjutan, tapi juga memberdayakan warga pemakainya. Namun, sejauh ini visi itu hanya ada di atas kertas.
Contohnya pengelolaan Sungai Citarum oleh Perum Jasa Tirta II Jatiluhur. BUMN ini mengelola seluas 12.000 km2 yang meliputi 11 kabupaten di Jawa Barat dan DKI Jakarta. Berkat waduk, Karawang dan Bekasi tidak kebanjiran. Dengan air irigasi rata-rata 5,5 miliar m3/tahun, waduk mengairi sawah 240.000 ha. Air waduk juga memproduksi rata-rata 850 kwh/tahun dan jadi pemasok bahan baku air minum dan industri ke Jakarta.
Setelah beroperasi 35 tahun, kini fungsi Waduk Jatiluhur meluruh karena dana operasi dan pemeliharaan hanya menutup 30-40% kebutuhan (Hernowo, 2002). Untuk mengembalikan fungsi pengairan perlu dana USD164,71 juta. Masalahnya, sebagai BUMN, Perum Jasa Tirta II mengemban misi sosial juga harus mampu membiayai operasional usaha, bahkan menyetor 55% laba ke negara.
Di sini, Perum Jasa Tirta II hanya berwenang mengelola sumber daya air di aliran sungai (in-stream). Padahal, kondisi di dalam sungai sangat dipengaruhi situasi dari luar sungai (off-stream). Izin pemanfaatan air dan pembuangan limbah cair, termasuk sanksi dan besar iuran biaya operasi dan pemeliharaan, dimonopoli penuh pemerintah (pusat/daerah) selaku regulator. Industri pembuang limbah tak satu pun ditindak regulator. Alasannya, industri menyumbang devisa, pembayar pajak, dan membuka lapangan kerja.
Dampak buruk akibat limbah tak jadi pertimbangan. Dalam mengelola daerah tangkapan hujan, Perum Jasa Tirta II cuma memberi informasi. Padahal, kualitas dan kuantitas air sungai ditentukan wilayah ini. Pendek kata, Perum Jasa Tirta II hanya bertindak sebagai operator. Akibatnya, pasokan tak mampu mengejar pertumbuhan permintaan. Diperkirakan, neraca air Citarum tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan pada 2025 (BCEOM, 1990).
Padahal, dari potensi air rata-rata 12,95 miliar m3/tahun, yang dimanfaatkan baru 6,5 miliar m3/tahun. Penurunan fungsi waduk Jatiluhur sudah semestinya dicegah jika kita tak ingin produksi padi, pasokan listrik di Jawa Barat, dan suplai bahan baku air minum Jakarta menurun. Dengan mengairi 240.000 ha sawah, Jatiluhur menjamin wilayah yang diairi memproduksi padi 6% produksi nasional atau 33% dari produksi Jawa Barat.
Kasus waduk Jatiluhur mencerminkan terfragmentasinya pengelolaan sumber daya air. Konsolidasi kelembagaan sesuai prinsip Ketahanan Air masih jauh dari berhasil. Sumber informasi air masih dipegang BMG, penyedia dan pengelola sarana dan prasarana ada di PU, izin pemberian usaha yang memanfaatkan dan memengaruhi kualitas air berada di tangan Departemen Perindustrian, sementara monitoring dan evaluasi kualitas air ditangani oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
Departemen Pertanian sebagai wakil konsumen terbesar selalu kebagian masalah air: banjir dan kekeringan. Ketika kewenangan pengelolaan sumber daya air diserahkan ke daerah, akibat euforia otonomi daerah, terjadilah pengaplingan infrastruktur irigasi berdasarkan wilayah administrasi. Petani dekat saluran induk (hulu) terjamin pasokan airnya, sebaliknya yang jauh dari saluran induk (hilir) akan menjerit. Konsolidasi kelembagaan mendesak dirakit.
Jika konsolidasi kelembagaan tidak kunjung berhasil, hal ini menjadi ancaman serius ketahanan pangan nasional, sebab 80% produksi padi ditumpukan di sawah beririgasi. Konsolidasi kelembagaan dilakukan dengan memasukan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air di PU ke Departemen Pertanian. Argumennya, pengguna air terbesar adalah pertanian, sehingga akses dan kontrol terbesar harus dilakukan pengguna utamanya (main user), seperti di negara-negara maju Eropa, Australia, dan Amerika Serikat.
Penggabungan ini memungkinkan terjadinya efisiensi sistem dan alokasi sumber daya manusia serta pendayagunaan sumber daya alam. Tanpa konsolidasi kelembagaan, prinsip full cost recovery dalam Undang-Undang Sumber Daya Air kian memperumit masalah: air akan mengalir ke pembayar termahal. Akses petani atas air akan semakin tertutup karena mereka kalah bersaing dengan korporasi/industri.(*)
Khudori :Pengamat Masalah Sosial-Ekonomi Pertanian dan Globalisasi
Jumat, 21/08/2009 01:22 WIB
Pertemuan Demokrat-PDIP Dinilai akan Terus Berlanjut
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

foto dok.detikcom
Jakarta - Pertemuan antara Ketua Dewan Pertimbangan Umum PDIP Taufiq Kiemas (TK) dengan Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Utomo dinilai sebagai buntut panjang tawar-menawar koalisi PDIP-PD. Koalisi yang sedang dirancang keduanya dinilai akan terus berlanjut.

"Sekarang sedang pendekatan, akan terus lanjut, meneruskan tawar menawar antara PD dengan PDIP, apakah menempatkan TK sebagai Ketua MPR atau koalisi di DPR," ujar Arbi, kepada detikcom, Kamis (220/8/2009).

Menurut Arbi, apa saja dimungkinkan terjadi dalam politik. PDIP misalnya, sebagai parpol yang selama ini setia menjadi oposisi bisa saja berkoalisi dengan pemerintahan.

"Apa yang tidak mungkin di Indonesia," ungkap Arbi.

Namun demikian Arbi berharap supaya PDIP tetap menjadi oposisi. Menurutnya rakyat Indonesia membutuhkan parpol oposisi untuk mengontrol pemerintahan.

"Persoalannya bukan soal mungkin atau tidak mungkin, persoalannya apa faedahnya apa berfaedah bagi bangsa atau tidak. Seharusnya PDIP tidak mendekati PD kalau ingin berfaedah," tegasnya. (van/mad)
umat, 21/08/2009 02:15 WIB
Pidato Penerimaan SBY-Boediono
SBY: Saya Terima Amanah Mulia Ini
Luhur Hertanto - detikNews

Jakarta - Pasangan SBY-Boediono sampaikan rasa terimakasih atas kepercayaan rakyat Indonesia. Capres-cawapres terpilih ini menyatakan kesiapannya melaksanakan amanah memimpin Indonesia lima tahun mendatang.

Demikian kata SBY dalam pidato penerimannya atas hasil Pilpres 2009. Pidato
disampaikan di Arena PRJ, Jakarta, Kamis (20/8/2009).

"Dalam kesempatan baik ini, dengan segela kerendahan hati dan penuh rasa tanggung jawab, kami menerima amanah mulia tersebut," kata SBY dan spontan
disambut tiga ribuan orang hadirin.

Periode 2009-2014 merupakan masa pemerintahan kedua dan terakhir bagi SBY.
Kesempatan terakhir untuk mempimpin Indonesia RI akan fokus pada penyiapan
generasi baru yang jadi penerus kemepimpinan RI masa mendatang.

"Saya dedikasikan masa jabatan yang terakhir ini buat menciptakan genarasi muda yang kuat, lentur dan adaptif hadapi tantangan. Insya Allah di akhir masa pemerintahan saya kelak generasi baru akan siap meneruskan kepemimpinan bangsa yang besar ini," ujar SBY .

Sebelumnya SBY juga menyampaikan rasa terimkasih dan penghargaannya terhadap
semua pihak yang terlibat dan fasilitasi pelaksanaan rangkaian Pemilu 2009. Mulai dari jajaran KPU, Bawalu, Panwaslu, Polri, TNI, MK, MA DPR, kalangan media massa dan lembaga pemantau dari luar serta dalam negeri.

Atas kontribusi rakyat pula Pemilu 2009 bisa berlangsung aman, tertib dan demokratis. Sekaligus ini bukti bahwa bangsa Indonesia telah masuki babak baru kehidupan demokrasi yang lebih matang dan beradab.

"Dulu di awal reformasi banyak ahli luar negeri ragu Presiden RI terpilih bisa selesaikan tugas hingga akhir masa jabatannya. Kini kita bisa jawab, bisa! Terbukti kita bisa melaksanakan pemilihan presiden secara rutin dan beradab," ujar SBY.

(lh/mad)
umat, 21/08/2009 02:21 WIB
Kabinet Baru SBY Dibentuk Lebih Cepat
Luhur Hertanto - detikNews

Jakarta - Pasangan SBY-Boediono menjanjikan bila kabinet pemerintahannya kelak mendatang siap bekerja sejak hari pertama mereka dilantik. Maka itu artinya kabinet 2009-2014 akan lebih cepat terbentuk.

"Karena akan langsung bekerja sejak hari pertama, maka bisa jadi kabinet baru nanti akan lebih dibentuk," kata Ketua DPP Andi Mallarangeng di Arena PRJ, Jakarta, Kamis (20/8/2009).

Pernyataannya di atas menjelaskan salah satu materi dalam pidato SBY. Di dalam pidato penerimaannya, SBY menyatakan akan menyusun kabinet yang terdiri dari orang-orang terbaik di bidangnya, penuh integritas, jujur dan akan langsung bekerja sejak hari pertama mereka dilantik kelak.

Di dalam kesempatan sebelumnya di kediaman pribadinya di Cikeas, Kab Bogor, SBY menyatakan pada saatnya akan membentuk dan mengumumkan kabinet 2009-2014. Waktu tepat yang dia maksud kala itu adalah menjelang berakhirnya masa tugas pemerintahan SBY-JK pasa 20 Oktober 2009.

Sumber detikcom di lingkungan tim pemenangan SBY-Boedino, menyebut tahap
rekrutmen akan berlangsung pada Ramadhan ini. Selanjutnya para kandidat yang
lolos seleksi selanjutnya akan dipanggil langsung ke Cikeas guna menjalani
audisi langsung oleh SBY.

"Termasuk diminta kesediaan beliau terhadap atas kontrak kinerja dan integritas selaku anggota kabinet," ujar sumber tersebut.

(lh/mad)
Jumat, 21/08/2009 05:01 WIB
Noordin M Top Masuk Daftar Buruan FBI
Rachmadin Ismail - detikNews

Jakarta - Tidak hanya buronan pemerintah Indonesia, Federal Bureau of Investigation (FBI) dari Amerika Serikat (AS) juga memburu Noordin M Top. Ia dimasukkan dalam daftar orang paling dicari terkait terorisme.

Dalam situs resmi FBI, Kamis (20/8/2009), Noordin tercatat sebagai orang yang berbahaya. Pria asal Malaysia tersebut dianggap sebagai ahli peledakan.

Selain itu, Noordin dilaporkan sebagai perekrut sekaligus tokoh Jamaah Islamiah (JI). Ia juga dinyatakan terlibat dalam beberapa peristiwa pengeboman di Indonesia seperti Bom Bali hingga peledakan Hotel JW Marriott.

Masuk juga dalam daftar tersebut antara lain, Saleh Ali Saleh Nabhan (Kenya), Amer El-Maati (Kuwait), Adnan G. El Shukrijumah (Arab Saudi), Faker Ben Abdelazziz Boussora (Tunisia) dan Abderraouf Jdey (Tunisia).

Sementara Osama Bin Laden, tokoh Al Qaida yang terlibat dalam peristiwa 11 September, masuk dalam daftar utama orang paling dicari. Ia dihargai sebesar 25 juta USD bagi yang berhasil menangkapnya. Osama dicari bersama sekitar 10 orang teroris dunia lainnya.
(mad/van)
Jumat, 21/08/2009 00:03 WIB
Kalau Didukung Tommy, Yuddy Bisa Jadi Ketum Golkar
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

foto: dok.detikcom
Jakarta - Pertemuan antara Tommy Soeharto dengan calon Ketua Umum Golkar Yuddy Chrisnandi dinilai sebagai bentuk dukungan Tommy untuk Yuddy. Jika Tommy mendukung penuh, Yuddy bisa duduk di kursi Ketua Umum Golkar menyingkitkan Surya Paloh dan Aburizal Bakrie (Ical).

"Kan Tommy nggak memenuhi syarat maksudnya mau menyokong Yuddy kan Tommy-nya nggk bisa maju," ujar Pengamat Politik Universitas Indonesia, Arbi Sanit, dihubungi detikcom, Kamis (20/8/2009).

Kondisi finansial Tommy yang kuat, menurut Arbi, adalah faktor penting untuk mendanai pencalonan Yuddy sebagai Ketua Umum Golkar. Surya Paloh dan Ical menjadi tidak sulit lagi.

"Kalau Yuddy sama Tommy bisa menang lawan Paloh dan Ical, uang Tommy kan banyak. Makanya dia meraih yang muda dan cukup uang," beber Arbi.

Kepemimpinan Yuddy, menurut Arbi, akan membangkitkan semangat regenerasi dalam tubuh Golkar. Golkar membutuhkan generasi muda untuk membangun kembali akar beringin yang sudah mulai rapuh.

"Berarti masa depan Golkar masih bisa terbuka jadi lebih baik. Kalau dipimpin Paloh dan Ical tidak pula ada regenerasi, Golkar sudah kadaluarasa," ungkap Arbi.

Fungsioanris DPP Partai Golkar Zainal Bintang membenarkan adanya pertemuan antara Tommy Soeharto dan Yuddy Chrisnandi, Jumat (19/8/2009). Pertemuan tersebut terkait persiapan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar di Riau 4 Oktober mendatang.
(van/mad)
Kamis, 20/08/2009 23:27 WIB
Teroris Asal Libya Dibebaskan, Amerika Protes
Rachmadin Ismail - detikNews

AFP
Edinburgh - Pemerintah Skotlandia membebaskan pelaku pengeboman Lockerbie, Abdel Baset al-Megrahi karena mengalami sakit kanker. Namun langkah ini diprotes pemerintah Amerika Serikat (AS).

"AS sangat menyayangkan pembebebasan Abdel Basset Mohamed al-Megrahi," kata Juru Bicara Gedung Putih Robert Gibbs seperti dikutip AFP, Kamis (20/8/2009).

Pemerintah AS menyesalkan pembebasan tersebut karena dianggap memberikan luka mendalam bagi para korban. "Kami sangat simpati pada keluarga korban yang setiap hari bersedih karena kehilangan," imbuhnya.

Megrahi sebelumnya divonis 27 tahun penjara karena terbukti merencanakan pembunuhan terhadap 270 orang dalam peristiwa peledakan maskapai penerbangan Pan Am 103. Pesawat tersebut meledak di atas langit Kota Lockerbie, Skotlandia, pada tahun 1988.

Pemerintahan Skotlandia membebeaskan Megrahi karena mengalami kanker prostat. Ia diprediksi tinggal hidup 3 bulan lagi. Atas dasar itulah, ia dikembalikan ke negara asalnya di Libya.
(mad/van)
Kamis, 20/08/2009 16:44 WIB
Bom Marriott & Ritz Carlton
Tjitra Tak Pernah Diajak Syaifudin Ngebom
Didi Syafirdi - detikNews

Tjitra Rahardja (Didi Syafirdi/detikcom)
Jakarta - Meski mempunyai relasi cukup dekat dan bertetangga di Depok, Syaifudin Zuhri (32) tidak pernah mengajak Tjitra Rahardja (23) melakukan aksi terorisme. Kalau pun diajak, Tjitra akan menolaknya.

"Selama kenal sama dia saya tidak pernah diajak. Kalau pun diajak saya pasti tidak mau," ujar Tjitra sambil tertawa kepada wartawan di rumah Ketua RT 9/10, Sutarmanto, di Giring-giring II, Kamis (20/8/2009).

Tjitra mengaku kaget saat Syaifudin dinyatakan polisi terlibat pengeboman di dua hotel mewah.

Pemuda yang baru pulang setelah menghilang 2 bulan ini mengaku 9 bulan sebelum pengeboman, Syaifudin pernah menginap di rumahnya.

"2003-2009 Paling hanya sesekali bertemu Syaifudin. Yang saya ingat 9 bulan sebelum ada ledakan bom dia pernah menginap di rumah saya," papar Tjitra.

Syaifudin Zuhri adalah tersangka teroris yang sedang diburu. Nama aliasnya adalah Ustad Syaifudin Zuhri alias Udin alias Soleh. Perannya adalah merekrut 'pengantin'. Belasan tahun Syaifudin menetap di Jl Giring-giring II, bertetangga dengan Tjitra, sebelum pindah ke Kuningan, Jabar.

(nik/nrl)
Kamis, 20/08/2009 16:54 WIB
Dr Azahari Janjikan Rp 2 M Bagi Pelaku Jihad
Didi Syafirdi - detikNews

Foto: Didi Syafirdi/detikcom
Depok - Dr Azahari memberikan iming-iming menggiurkan pada calon pengikutnya. Calon pengikut yang bersedia berjihad akan diberikan uang Rp 2 miliar. Bila si pengikut tewas, keluarga akan mendapat Rp 10 juta per bulan.

Iming-iming Dr Azahari terungkap dari pengakuan Tjitra Rahardja (23), warga Depok yang diperiksa polisi terkait dengan buron tersangka kasus bom JW Marriott dan Ritz-Carton, Syaifudin Zuhri .

Tjitra mengaku bertemu dengan Syaifudin Zuhri. Tidak hanya itu, Tjitra juga mengaku pernah bertemu dengan Dr Azahari, gembong teroris yang tewas dengan bom bunuh diri saat digerebek Densus 88 di Batu, Jawa Timur, pada 2005 lalu .

Pertemuan Tjitra dengan teroris yang ahli merakit bom itu terjadi pada tahun 2002 sebelum bom Bali. Saat itu, Tjitra diajak temannya ke rumah ustad Kholik di Serang, Banten.

"Saya diajak sama teman. Di situ ada sekitar 14 orang, termasuk saya bertemu dengan Dr Azahari," kata Tjitra di Jl Giring-giring II, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Kamis (20/8/2009).

Pada pertemuan itu, menurut Tjitra, Dr Azahari sempet mengatakan, siapa saja yang mau masuk ajarannya untuk berjihad, akan diberi uang Rp 1 miliar. "Apabila nanti meninggal dunia karena berjihad, setiap bulan keluarganya akan diberi uang sekitar Rp 10 juta," janji Azahari seperti ditirukan Tjitra.

Dari 14 orang itu, akhirnya cuma satu orang yang masuk ajaran Azahari. Pria itu adalah Asmar Latinsani yang melakukan aksi bom bunuh diri dengan menggunakan mobil Toyota Kijang di depan Hotel JW Marriott pada 5 Agustus 2003.

Tjitra yakin pria yang ditemuinya Dr Azahari dari kartu anggota yang menempel di bajunya. "Saya melihat ada semacam kartu anggota yang menempel di baju Dr Azahari. Di situ ada tulisan Dr Azahari beserta fotonya," jawab pria berusia 23 tahun tersebut yakin.

Azahari yang dia kenal, imbuhnya selalu berpakaian biasa saja dengan menggunakan peci, kemeja, dengan jenggot tipis dan kumis tidak terlalu tebal. "Kalau saya secara pribadi menolak ajakan Dr Azahari," pungkas Tjitra.

Ketua RT 9/10, tempat Tjitra tinggal, Sutarmanto menjelaskan, Tjitra sempat menghilang 2 bulan. Karena ingin mengorek cerita Tjitra, Sutarmanto mengundang Tjitra datang ke rumahnya dengan alasan minta diurut.

Sembari diurut, keduanya bercerita. Dari situlah keluar pengakuan Tjitra bahwa dia pernah bertemu dengan Syaifudin di Yogyakarta.

Tertarik dengan cerita Tjitra, Sutarmanto lalu memanggil polisi. Akhirnya 3 polisi datang dan memeriksa Tjitra hingga kini di rumah Sutarmanto.

Menurut Sutarmanto, Tjitra telah banyak berubah dibandingkan saat sebelum menghilang. Tjitra seperti orang linglung dan banyak tertawa saat ditanya.
(anw/iy)
Kamis, 20/08/2009 17:56 WIB
Akrab dengan PD, PDIP Konsisten Oposisi
Reza Yunanto - detikNews

Jakarta - PDIP dan Partai Demokrat (PD) saling mendukung dalam perebutan kursi Ketua DPR dan Ketua MPR. Meskipun begitu, PDIP konsisten menjadi oposisi. Hal itu penting agar pemerintahan SBY tetap bisa dikritisi.

"PDIP selalu konsisten untuk tidak tergoda dan tetap beroposisi, meskipun sikap ini membuat banyak pihak terus menggoda," ujar sekretaris FPDIP Ganjar Pranowo di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (20/8/2009).

Ganjar menegaskan bahwa sikap oposisi PDIP inilah yang mendapat dukungan paling banyak dari DPD dan arus massa tingkat bawah PDIP. Sebanyak 31 DPD, kata Ganjar, tetap menghendaki PDIP menjadi oposisi.

Keputusan untuk beroposisi itu, karena PDIP berkeyakinan perlu adanya check and balances antara pemerintah dan parlemen. Apalagi dengan keberhasilan PD memperoleh kursi terbanyak di parlemen, maka harus ada kekuatan penyeimbang agar pemerintahan SBY tetap bisa dikritisi.

"Jadi menurut saya PDIP harusnya tetap beroposisi," ujar anggota DPR yang kembali terpilih ini.

Senada dengan Ganjar, Ketua DPP PDIP Effendi Simbolon juga memastikan bahwa PDIP tetap akan berperan sebagai oposisi ke depannya, meskipun telah membuka komunikasi dengan PD sebagai partai pemerintah.

Bahkan, anggota Komisi VII DPR ini memastikan partainya tetap akan bersikap 'galak' terhadap kebijakan pemerintah. "Oh tentu. Malah kita akan lebih galak lagi," pungkasnya.

(Rez/yid)
Kamis, 20/08/2009 18:03 WIB
Hidayat Nilai Alasan TK Nyalon Ketua MPR Tidak Rasional
Andri Haryanto - detikNews

Bandung - Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menilai pernyataan Taufiq Kiemas yang siap maju menjadi Ketua MPR dengan mengatakan siap menjaga UUD'45 dan Pancasila sebagai pernyataan yang tidak rasional dan faktual. Hidayat merasa tersinggung.

Hal itu disampaikan Hidayat seusai penandatanganan serah terima pengembalian aset Sekjen MPR RI dan aset pemerintahan Pemprov Jabar, di Gedung Sate, Kamis (20/8/2009).

Ia mengatakan ketidaksetujuannya dengan pernyataan Taufiq Kiemas (TK) yang siap menjadi ketua MPR karena alasan untuk menjaga UUD'45 dan Pancasila.

"Kalau alasan demikian seolah-olah menuduh bahwa pimpinan MPR sebelumnya, yakni pada periode kami tidak berhasil menjaga UUD'45 dan Pancasila," keluh Hidayat.

"Itu sesuatu yang tidak benar sama sekali," sambungnya.

Ia mencontohkan 'tragedi' Indonesia Raya beberapa waktu lalu di mana yang mengingatkan akan alpanya lagu Indonesia Raya dalam pembukaan rapat di Gedung DPR RI yang dihadiri Presiden SBY, adalah anggota MPR sendiri.

"Apa yang menginterupsinya Bapak Taufik Kiemas? Bukan, tapi dari MPR sendiri yaitu AM Fatwa," jelasnya membenarkan.

"Silakan kalau Bapak Taufik ingin maju, tapi tentunya dengan alasan yang faktual dan rasional," katanya

Dirinya menyayangkan jika semangat yang dimunculkan TK dalam pencalonannya menjadi Ketua MPR RI hanya sekadar semangat oposisi kekuasaan. "Kalau seperti itu tidak akan membangun demokratisasi," ujarnya.

(ern/anw)
Kamis, 20/08/2009 18:07 WIB
PDIP Incar Ketua MPR
Tidak Ada Kesepakatan PD Dukung Taufik Kiemas
Luhur Hertanto - detikNews

Jakarta - Ketum DPP PD Hadi Utomo menegaskan maksud kunjungannya ke rumah Megawati untuk keperluan silahturahmi. Tidak ada kesepakatan khusus mendukung Taufik Kiemas sebagai bakal calon ketua MPR 2009-2014.

"Tidak ada tawar menawar. Ketua MPR akan ditentukan anggota legislatif di Senayan," ujar Hadi Utomo sebelum pidato penerimaan SBY-Boediono di Arena PRJ, Jakarta, Kamis (20/8/2009).

Menurut Hadi, dalam UU Susduk jelas dinyatakan bahwa mekanisme penentuan Ketua MPR merupakan kewenangan antara para anggota DPD dan DPR terpilih periode 2009-2014. Karena itu proses penetapannya akan sangat dipengaruhi dinamika politik hasil Pemilu 2009.

"Ketua mungkin oleh parpol yang memperoleh suara terbanyak," imbuh Hadi.

Namun demikian dia mengakui bahwa silahturahmi ke rumah Mega semalam terkait dengan target politik tertentu, yakni membuka peluang kerjasama antara dua parpol di dalam parlemen lima tahun mendatang.

"Silahturahmi supaya nantinya ada kerjasama yang baik di Senayan sana," pungkas Hadi.

(lh/yid)
Kamis, 20/08/2009 18:13 WIB
Pertemuan Tommy-Yuddy Untuk Bangun Kesepakatan Kerjasama
Reza Yunanto - detikNews

Jakarta - Fungsioanris DPP Partai Golkar Zainal Bintang membenarkan adanya pertemuan antara Tommy Soeharto dan Yuddy Chrisnandi. Pertemuan tersebut terkait persiapan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar di Riau 4 Oktober mendatang.

"Betul ketemu kemarin sore," ujar Zainal saat dihubungi detikcom, Kamis (20/8/2009).

Pertemuan itu, kata Zainal berlangsung secara empat mata. Namun ketika ditanya apakah pertemuan itu berlangsung di Gedung Granadi, Kuningan, ketua tim pemenangan Yuddy ini enggan menjawab. "Di suatu tempat di Jakarta," elaknya.

Mengenai isi pertemuan itu, Zainal menerangkan bahwa pertemuan itu terkait dengan rencana persiapan Musyawarah Nasional Golkar

"Saya dilapori intinya ada kesepakatan membuka jalan di Munas, untuk tidak saling menjegal dan tidak black campaign," jelasnya.

Menurut Zainal, jika keduanya berkoalisi tentunya akan menarik dalam konstelasi Munas yang saat ini didominasi Ical dan Paloh saja. "Tentu saja ini menarik masyarakat, apakah ini akan mengubah konstelasi," tutupnya.

(Rez/yid)
Kamis, 20/08/2009 19:34 WIB
Hidayat Sayangkan Politik Dagang Sapi Soal Kursi Ketua MPR
Andri Haryanto - detikNews

Batang - Isu telah terjadi kesepakatan politik antara PDIP dengan Partai demokrat (PD) soal jatah kursi MPR disayangkan Ketua MPR Hidayat Nurwahid. Hidayat Nur Wahid menilai, deal politik seperti itu tak ubahnya mempraktekkan politik dagang sapi.

Hal itu disampaikan Hidayat seusai penandatanganan serah terima pengembalian aset Sekjen MPR dan aset pemerintahan Pemprov Jabar, di Gedung Sate, Kamis (20/8/2009).

"Kalau begitu kan jadi kayak dagang sapi. Undang-undang dibuat hanya untuk barter kekuasaan," ketus mantan Presiden PKS itu.

Hidayat menambahkan, jika benar telah terjadi deal politik seperti itu, publik akan menyayangkan dan mengecam praktek politik yang demikian. "Banyak orang menyayangkan, kok undang-undang dijadikan barter kekuasaan. Kalau begitu, dimana makna dari kedaulatan undang-undang DPR-MPR," ujarnya.

Hidayat menilai, bukan hanya Taufik Kiemas (TK) yang mencalonkan diri menjadi ketua MPR untuk periode mendatang. "Dengan itu, menunjukan bahwa jabatan ketua MPR bergengsi dan prestisius,"
kata Hidayat.

Dalam kesempatan itu, Hidayat juga menyampaikan kekecewaanya terhadap alasan yang diajukan TK dalam pencalonannya menjadi ketua MPR. "Kalau alasan demikian seolah-olah menuduh bahwa pimpinan MPR sebelumnya, yakni pada periode kami tidak berhasil menjaga UUD'45 dan Pancasila," keluh Hidayat.

"Kalau semangatnya hanya dengan semangat kekuasaan atau cape dengan oposisi itu tidak akan bangun demokrasi," ujarnya.

Apakah PKS akan mengambil jalan oposisi dengan PD? "PKS tentu terikat koalisi dengan Demokrat, sampai saat ini belum ada keputusan yang berubah soal itu," jawab Hidayat.

(ahy/yid)
Kamis, 20/08/2009 20:34 WIB
SB Tak Nongol di Acara Pidato Penerimaan SBY-Boediono
Luhur Hertanto - detikNews

Jakarta - Penyampaian pidato penerimaan SBY-Boediono atas hasil Pilpres 2009 mengundang seluruh pimpinan parpol anggota koalisi. Tapi ternyata tidak semua yang diundang memenuhi undangan untuk hadiri acara penting tersebut.

Penyampaian pidato penerimaan oleh SBY-Boediono sebagai pasangan terpilih Pilpres 2009, berlangsung Kamis (20/8/2008) malam. Acara digelar di arena PRJ, Kemayoran Jakarta.

Di barisan kursi terdepan yang berhadapan langusng dengan podium telah hadir seluruh pimpinan parpol anggota koalisi pendukung pasangan SBY-Boediono. Di antaranya tampak Ketum DPP PKS Tiffatul Sembiring, Ketum DPP PKB Muhaimin Iskandar, Ketum DPP PDS Ruyandi Hutasoit dan Ketum DPP PKPI Meutia Hatta.

Namun Ketum DPP PAN Soetrisno Bachir tidak tampak di antara mereka. Seperti sebelum-sebelumnya, petinggi PAN yang hadir dalam berbagai acara SBY-Boediono adalah Sekjen PAN Zulkifli Hasan.

Padahal ssesaat sebelumnya Ketum DPP PD Hadi Utomo menyatakan bahwa seluruh pimpinan parpol koalisi memastikan untuk hadir. "Kan semuanya berdomisili di Jakarta, jadi semua bisa hadir malam ini," ujar dia.

Tata lokasi pidato penerimaan kurang lebih mirip dengan saat kampanye. Podium didirikan di atas panggung pendek yang dikelilingi oleh podium bagi para hadirin.

Di bagian belakang panggung adalah backdrop warna putih polos dan barisan bendera Merah Putih. Panggung pendek dan lebar itu berdiri tanpa atap, hanya podium bagi para undangan yang dinaungi atap.

Hadirin dari acara ini adalah wakil dari seluruh tim pemenangan nasional dan daerah dari setiap parpol pendukung koalisi. Jumlah yang hadir mencapai lebih dari tiga ribuan orang.

Pasangan SBY-Boediono dan istrinya masing-masing, memasuki lokasi tepat pukul 19.15 WIB. Inti dari pidato penerimaan yang mereka akan sampaikan adalah rasa syukur dan terimakasih pada seluruh rakyat Indonesia terhadap keperceyaan yang diberikan untuk menjadi pucuk pemerintahan Indonesia 2009-2014.

"Terimakasih pada seluruh rakyat atas kontribusinya terhadap pelaksanaan pilpres yang demokratis, tertib dan aman. Penghargaan saya terhadap kekompakan dan kerja keras partai koalisi. Kini perjuangan besar untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat menanti di depan kita," ujar Hadi Utomo sebagai koordinator partai koalisi dalam pidato sambutannya.

(lh/ndr)
Kamis, 20/08/2009 20:55 WIB
SBY-Boediono Siapkan Progam 100 Hari Pertama
Luhur Hertanto - detikNews

Jakarta - Pasangan SBY-Boediono dalam waktu dua bulan ke depan akan menyiapkan rencana aksi bagi pemerintahannya. Termasuk di antaranya adalah program 100 hari pertama, agenda prioritas lima tahun dan tim kabinet 2009-2014.

Demikian ungkap SBY selaku capres terpilih hasil Pilpres 2009. Hal ini dia sampaikan dalam pidato penerimaan, Kamis (20/8/2009), di Arena PRJ, Kemayoran, Jakarta.

"Dalam dua bulan ke depan kami siapkan rencana aksi, termasuk program 100 hari pertama dan agenda lima tahun ke depan," tegas SBY.

Materi program 100 hari pertama dan agenda prioritas merupakan penjabaran dari visi dan misi yang selama ini disampaikan dalam sesi kampanye Pilres 2009. Intinya adalah penyiapan infrastruktur fisik dan sosial bagi peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Menyinggung pembentukan tim kabinet, SBY menegaskan akan merekrut semua yang ternaik dan kompeten. Baik dari kalangan partai politik maupun profesional.

Ada syarat penting bagi para calon anggota kabinet, yaitu komitmen untuk jujur dan anti korupsi. Menurutnya dua kriteria tersebut sangat penting untuk menciptakan pemerintahan bersih dan punya kredibilitas di mata rakyat.

"Integritas akan menjadi bagian penting dari kontrak kinerja kabinet. Saya pastikan kabinet akan siap bekerja sejak hari pertama sejak dilantik," tegas SBY.


(lh/mad)
Kamis, 20/08/2009 21:30 WIB
Temui Mega, Hadi Utomo Tidak Diutus SBY
Luhur Hertanto - detikNews

Jakarta - Ketua Dewan Pembina PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak pernah mengutus Ketum DPP PD Hadi Utomo menemui Megawati Soekarnoputri. Kunjungan silahturahmi semalam adalah untuk memenuhi undangan dari pihak DPP PDI Perjuangan.

Demikian papar Ketua DPP PD Andi Mallarangeng mengenai kronologis pertemuan Ketum DPP PD dan Ketum DPP PDIP. Hal ini disampaikannya di sela pidato penerimaan SBY-Boediono di Arena PRJ, Kemayoran, Jakarta.

"Pak Hadi menerima undangan dan karena diundang, beliau melapor ke Pak SBY," kata Mallarangeng, Kamis (20/8/2009).

Menurutnya, undangan silahturahmi itu dari DPP PDIP kepada PD adalah hal
baik untuk menjaga hubungan dua parpol. Terlebih pertemuan silahturahmi berlangsung menjelang datangnya bulan suci Ramadhan.

Hasil dan materi pembicaraan telah pula dilaporkan oleh Hadi Utomo ke SBY. Tidak dirinci lebih detail apakah memang rencana pencalonan Taufiq Kiemas sebagai bakal calon Ketua MPR merupakan salah satu agenda pokok pembicaraan dengan Megawati.

"Itu kan pertemuan antar ketua umum parpol, tentu saja mereka bisa bicara banyak hal," ujar Mallarangeng.

(lh/mad)

Kamis, 20/08/2009 13:11 WIB
SBY: Keterlibatan TNI Perangi Teroris Bukan Kemunduran Demokrasi
Ramadhian Fadillah - detikNews

Jakarta - Keterlibatan TNI dalam memerangi teroris tidak berarti kemunduran demokrasi. Untuk melawan teroris segenap kekuatan harus dikerahkan.

"Contohnya yang terjadi beberapa bulan lalu di Bombay, India. Saya mengikuti perkembangannya setiap jam. Di situ ada peranan polisi dan tentara untuk sama-sama memerangi teroris," kata Presiden SBY.

SBY mengatakan itu dalam penyematan Brevet Komando Kopassus di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (20/8/2009).

SBY pun menambahkan, tugas memerangi teroris masuk dalam ranah penegakan hukum. Polri berada di depan dan TNI memback-up. Namun SBY menegaskan satuan antiteror TNI harus siap kapan pun dan di mana pun.

"Kopassus harus siap dikerahkan dalam hitungan jam dan hari. Tidak bisa dalam hitungan minggu atau bulan," ujar SBY yang menjadi anggota kehormatan korps baret merah ini.

(nik/iy)
Kamis, 20/08/2009 13:17 WIB
Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
Alamat Ario Sudarso Palsu
Hery Winarno - detikNews

Foto: Dickhy Sasra
Jakarta - Salah satu dari empat tersangka teroris yang diburu polisi, Ario Sudarso, beralamat di RT 10/RW 05 Kampung Pisangan, Kelurahan Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur. Namun diduga Ario menggunakan alamat palsu.

"Itu mungkin palsu mas atau informasi dari pihak kepolisian tidak benar. Karena tidak ada warga saya yang namanya Ario maupun alias aliasnya," ujar Ketua RT 10/05, Hadi, Kamis (20/8/2009).

"Mas juga sudah keliling kan sama temen-temen wartawan lain. Dan warga juga tidak kenal dan tidak pernah melihat orang yang mirip Ario di sini. Mungkin alamat itu fiktif," tebak pria paruh baya tersebut.

Di Kampung Pisangan sendiri, khususnya di RT 10/RW 5 setiap warga ramai menggunjingkan Ario. Hampir setiap kerumunan warga membicarakan buronan teroris pelaku peledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton tersebut.

"Kita benar-benar nggak tahu bang. Kalau ada malah kita tangkap sendiri nggak usah pakai polisi. Kan lumayan dapat duit," ujar salah seorang warga, Ahmadi, saat berbincang dengan detikcom di sebuah posko keamanan setempat.

Menurut pria yang suka nongkrong di pos tersebut, warga sangat asing dengan foto atau gambar Ario yang ditunjukkan detikcom ke mereka. "Nggak ada orang sini yang mukanya begini," ujar Ahmadi yang diamini temannya.

Warga juga mempertanyakan perihal alamat Ario yang menurut Mabes Polri beralamat di lingkungan tersebut. "Memang polisi tahu dari mana alamatnya ada di sini? Saya dari orok di sini, tapi nggak pernah lihat tuh," kata warga lainnya.

(anw/iy)
Kamis, 20/08/2009 13:23 WIB
Polri Belum Pastikan Noordin M Top Bergerak di Perbatasan RI-Malaysia
Aprizal Rahmatullah - detikNews

Jakarta - Polisi belum bisa memastikan gembong teroris Noordin M Top telah berada di perbatasan atau tidak. Polisi mengaku belum mendapatkan laporan mengenai pergerakan Noordin yang disebut-sebut hendak lari ke Malaysia itu.

"Belum dapat kabar," Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna usai diskusi di Kampus Unversitas Indonesia (UI), Depok, Kamis (20/8/2009).

Informasi yang merebak Noordin telah lari ke Malaysia, tidak lama setelah pemboman di Hotel JW Marriott pada 17 Juli 2009. Ada 2 versi mengenai pelarian Noordin, ada yang menyebut dia lari ke Jawa Timur kemudian naik kapal ke Kalimantan, dan kemudian menyeberang.

Sedang informasi lain, Noordin lari melalui jalur lama para pelaku teror karena sudah tidak diawasi lagi kepolisian. Jalur yang dia tempuh yakni melalui Dumai, Riau kemudian menyeberang ke Malaysia.

(ndr/iy)
Kamis, 20/08/2009 13:35 WIB
Mengaku Noordin M Top, Ronny Ditangkap Densus 88
Robert - detikNews

Samarinda - Ronny, remaja berusia 18 tahun yang tinggal di Kecamatan Samarinda Seberang, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) ditangkap Densus 88 Antiteror. Dia ditangkap lantaran iseng mengirimkan pesan singkat ke teman wanitanya, mengaku sebagai Noordin M Top.

Ronny ditangkap Rabu (20/8/2009) sekitar pukul 23.00 Wita. Sebelumnya Ronny mengirimkan pesan singkat melalui nomor baru telepon selularnya kepada teman wanitanya, Septi Riana (16), yang tinggal di Kelurahan Loa Buah, Kecamatan Sungai Kunjang. Pesan singkat itu berisi Ronny mengaku sebagai Noordin M Top dan ingin menjadikan Septi sebagai pengantinnya untuk meledakkan pusat perbelanjaan Samarinda Central Plaza (SCP) di Jl Pulau Irian.

SMS tersebut kontan membuat Septi ketakutan dan melaporkannya ke Polsek Sungai Kunjang. Usai menerima pengaduan Septi, kepolisian pun bergegas menindaklanjutinya dengan menghubungi Densus 88 Antiteror Polda Kaltim.

''Kita pancing dia (Ronny) untuk menemui Septi di rumah Septi. Di rumah itu kita tangkap,'' kata seorang petugas kepolisian di Polsek Sungai Kunjang Jl Jakarta, Kamis (20/8/2009).

Ronny mengakui perbuatan isengnya. Kendati iseng,dia kini harus meringkuk di sel tahanan Polsek Sungai Kunjang. ''Saya iseng saja, Pak. Karena saya suka dengan dia (Septi),'' kata Ronny saat ditemui wartawan.

Dikonfirmasi terpisah Kapolda Kaltim Irjen Polisi Andi Masmiyat melalui telepon selularnya membenarkan penangkapan Ronny. Menurutnya, penyidik saat ini masih memintai keterangan untuk membuktikan motif sebenarnya.

''Ya benar (penangkapan Ronny) oleh Densus dan Polsek Kunjang. Saat ini dia masih diperiksa penyidik,'' kata Andi.

(nrl/nrl)
Kamis, 20/08/2009 13:37 WIB
Kapolda Jateng: Jamaah Tabligh Filipina Menyalahi Visa
Muchus Budi R. - detikNews

dok detikcom
Solo - Kapolda Jateng, Irjen (Pol) Alex Bambang Riatmodjo mengatakan, 18 orang anggota jamaah tabligh asal Filipina yang ditahan di Polda Jateng telah melakukan penyalahgunaan visa wisata untuk melakukan kegiatan lain. Namun dari pemeriksaan, belum ada indikasi keterlibatan mereka dalam kegiatan teror.

"Mereka masuk ke Indonesia menggunakan visa kunjungan singkat untuk wisata, namun mereka melakukan kegiatan di luar peruntukan visa tersebut dengan melakukan kegiatan keagamaan. Karenanya mereka kami amankan," ujarnya seusai memimpin sertijab Kapolwil Surakarta di Lapangan Kotabarat, Solo, Kamis (20/8/2009).

Alex memaparkan, dari pengakuan 18 orang tersebut, sebelum masuk daerah Jateng mereka lebih dulu singgah di Jakarta. Dari Jakarta mereka naik kereta api, sebagian turun di wilayah Banyumas dan sebagian lainnya turun di wilayah Surakarta. Setelah itu mereka melakukan kegiatan dakwah keliling di banyak tempat.

Karena situasi psikologis masyarakat pasca peledakan bom di Jakarta, keberadaan mereka mendapat perhatian khusus sehingga ada yang melaporkannya ke polisi. Sembilan orang ditangkap polisi di wilayah Banyumas, delapan lainnya ditangkap polisi di Solo. Selanjutnya mereka dikirim ke Polda Jateng.

Alex mengatakan, 18 orang tersebut mengaku tidak punya kaitan dengan kegiatan teror di Indonesia. Mereka juga mengaku datang tanpa diundang ataupun mempunyai hubungan khusus dengan organisasi keagaman apapun di Indonesia. Namun demikian mereka masih harus menjalani serangkaian pemeriksaan.

"Sejauh ini belum kita temukan kaitannya (dengan aksi teror). Tapi kami masih akan terus mendalami lagi dengan melakukan pemeriksaan lebih lanjut kepada mereka," ujar Alex.

Kapolda juga belum bisa memastikan apakah 18 orang tersebut nantinya akan disidangkan ke pengadilan karena melanggar UU keimigrasian atau dideportasi. "Nanti kita pelajari dulu. Bisa saja nanti kita kenakan sanksi hukumnya atau kita deportasi," lanjutnya.

Ditemui terpisah, Kapoltabes Surakarta Kombes (Pol) Joko Irwanto memaparkan pada hari Selasa lalu pihaknya menangkap delapan orang warga Philipina di sebuah masjid di Tanjunganom, Solo. Setelah diperiksa, mereka langsung diserahkan ke Polda Jateng
untuk penanganan lebih lanjut.

"Mereka mengaku sebagai Jamaah Jaulah yang telah berkeliling ke sejumlah masjid di Solo dan sekitarnya untuk berdakwah. Padahal mereka menggunakan visa wisata. Mereka melanggar Pasal 50 UU Keimigrasian. Namun penanganannya sepenuhnya telah kami
serahkan ke Polda Jateng," papar Joko.

(mbr/djo)
Kamis, 20/08/2009 13:44 WIB
Dana Bom Marriott Kemungkinan dari Dalam Negeri
Aprizal Rahmatullah - detikNews

Jakarta - Dari mana dana para pelaku teroris memperoleh dana untuk pengeboman Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton? Kuat dugaan dana bukan berasal dari luar negeri, tetapi dikumpulkan dari sejumlah orang di dalam negeri.

"Untuk Marriot ini bisa saja dari dalam negeri karena dananya tidak terlalu besar," kata Kepala Desk Antiteror Polhukam Ansyaad Mbai dalam diskusi di Kampus Unversitas Indonesia (UI), Depok, Kamis (20/8/2009).

Ansyaad menjelaskan, biasanya dana teroris ejak dahulu berasal dari luar negeri yang dikirimkan melalui jalur tradisional atau uang langsung dalam bentuk tunai. Namun juga dalam bentuk barang, yakni barang dikirim ke dalam Indonesia dari suatu negera tertentu, lalu oleh para pelaku teror dijual.

"Ya itu memang andalannya, biasanya dalam bentuk uang," tambah Ansyaad.

(ndr/iy)

Kamis, 20/08/2009 13:45 WIB
Berat di Syarat, Tommy Diimbau Gabung Ical Saja
Muhammad Nur Hayid - detikNews

Jakarta - Rencana Tommy Soeharto maju dalam perebutan kursi ketua umum Partai Golkar membuat dunia politik di internal partai itu geger. Karena Tommy merupakan sosok baru yang belum berkiprah banyak di Golkar, persyaratan menjadi ketua umum akan berat. Untuk menyiasati hal itu, Tommy disarankan bergabung dengan Ical.

"Kita menghargai hak politik Mas Tommy untuk maju. Tetapi karena syaratnya berat yang harus dipenuhi Mas Tommy jika nyalon, sebaiknya mas Tommy bergabung saja dengan calon yang sudah kuat, yaitu Bang Ical," kata fungsionaris DPP Golkar Leo Nababan kepada detikcom, Kamis (20/8/2009).

Menurut Ketua AMPI ini, dengan cara bergabung dengan Ical yang diprediksi berpeluang besar memenangkan pertarungan di Munas Riau, Tommy bisa menjadi bagian dari pengurus harian DPP Golkar. Saat itulah Tommy bisa belajar banyak untuk menjadi pemimpin parpol untuk bekal menjadi calon ketua umum dalam Munas selanjutnya 2014.

"Kalau gabung dengan calon pemenang, nanti kan bisa menjadi pengurus. Nah selama menjadi pengurus itulah, Mas Tommy bisa mempersiapkan diri untuk merebut Golkar 5 tahun lagi. Sedap itu," paparnya.

Namun demikian, Leo tetap mengapresiasi langkah Tommy yang siap mengorbankan diri untuk mengurus Partai Golkar. Langkah Tommy mengajukan diri sebagai calon ketua umum membuktikan arah politik keluarga Cendana masih tetap bersama Partai Golkar, bukan yang lainnya.

"Apapun polemik yang muncul akibat pencalonan mas Tommy, kita layak mengapresiasi langkah beliau. Hal ini sekaligus menepis keragu-raguan masyarakat akan arah politik keluarga Cendana. Dengan ini kan jelas, keluarga Cendana masih cinta Golkar," pungkas orang dekat Agung Laksono ini.

(yid/iy)
Kamis, 20/08/2009 14:02 WIB
Tak Didekati Pemerintah, Anak Teroris Bisa Ikuti Jejak Ayahnya
Aprizal Rahmatullah - detikNews

Jakarta - Banyak di antara pelaku teror memiliki hubungan kekerabatan satu sama lain. Kenapa ini bisa terjadi, adik terpidana mati bom Bali Amrozi, Ali Fauzi, punya jawaban. Keluarga yang dicap teroris tidak mendapat perhatian pemerintah atau diabaikan.

"Karena tidak ada pendekatan kepada keluarga yang dicap teroris, sekadar melakukan edukasi atau pendekatan," kata Ali saat ditemui usai diskusi di kampus UI, Depok, Jawa Barat, Kamis (20/8/2009).

Ali memberi contoh, misalnya saja Abu Rusdan yang juga mantan petinggi Jamaah Islamiyah (JI) yang telah kembali ke masyarakat ini, ayahnya dulu pernah ditangkap karena kasus tindak pidana terorisme.

"Sehingga tidak menutup kemungkinan ada anak yang juga ikut mengikuti perilaku bapaknya atau bahkan lebih dari bapaknya," tambahnya.

Bahkan, Ali menjelaskan, keluarganya juga, yang notabene kakaknya Amrozi dan Muklas adalah terpidana mati bom Bali, tidak pernah didekati.

"Tidak ada instansi pemerintah yang mendekati. Ini masalah pola pikir dan kita harus cegah," tutupnya.

(ndr/iy)
Kamis, 20/08/2009 14:03 WIB
Berebut Ketum Golkar
Tommy Akan Terganjal Syarat Tidak Pernah Jadi Pengurus
Reza Yunanto - detikNews

Jakarta - Keinginan Tommy Soeharto untuk maju dalam bursa ketua umum Partai Golkar bakal terganjal. Tommy belum pernah menjadi pengurus DPP Partai Golkar dalam satu periode.

"Saya kira Tommy itu memang anggota Partai Golkar. Tetapi salah satu syarat ketentuan organisasi kita bahwa untuk jadi ketua umum partai dia harus sudah pernah menjadi pengurus satu periode, dan dia belum pernah menjadi pengurus," ujar Ketua DPP Partai Golkar Theo L Sambuaga kepada detikcom sebelum mengikuti Rapat Paripurna di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (20/8/2009).

Selain tak pernah menjadi pengurus partai, Theo menambahkan, putra mantan Presiden Soeharto itu selama ini juga tidak pernah aktif mengurus partai. Menurutnya Tommy hanya pernah menjadi anggota fraksi Golkar di MPR saat masih bernama Fraksi Karya Pembangunan (FKP).

"Semua orang Golkar juga tahu itu dia tidak pernah aktif di Golkar," ujar ketua Komisi I ini.

Theo mengatakan jika keinginan Tommy untuk masuk bursa ketum Golkar bakal sulit dengan ganjalan-ganjalan itu. Terkait status Tommy yang mantan terpidana, Theo enggan berkomentar. Namun dia tidak menampik jika hal itu bisa juga mengganjal Tommy.

"Lepas dari soal itu, dari dua hal syarat organisasi tadi saja sudah tidak bisa" tandas Theo.

(Rez/yid)
Kamis, 20/08/2009 14:07 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton
Aparat Desa Sesalkan Tak Pernah Dikabari Bebasnya Bagus
Rosidi - detikNews

dok detikcom
Kudus - Bagus Budi Pranoto, DPO kasus terorisme, pernah dipenjara selama 3,5 tahun karena menyembunyikan gembong teroris Noordin M Top. Namun saat dibebaskan pada tahun 2007 lalu, aparat Desa tempat asalnya tak pernah dikasih tahu.

"Andai Desa dikasih pemberitahuan, kan kita bisa memantau," ujar Subroto, Carik Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, di rumah orang tua Bagus, Kamis (20/8/2009).

Seperti diketahui, hukuman terhadap Bagus dijatuhkan dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 17 Mei 2005. Dia dinilai bersalah karena membantu dan menyembunyikan 2 buronan asal Malaysia yang terlibat dalam pengeboman Hotel Marriott tahun 2003 lalu. Dia dijerat dengan pasal 13 huruf b Perpu RI No. 1/2002 jo pasal 1 UU No. 15/2003 tentang Tindak Pidana Terorisme.

"Keluarnya tahun 2007, tapi pihak Desa tidak pernah mendapatkan surat atau minimal informasi bebasnya Bagus baik dari Mabes Polri maupun LP," ungkap Subroto.

Kini, pihak Desa pun ikut sibuk akibat tersebarnya kabar keterlibatan Bagus dalam kasus terorisme. Pada saat Detikcom bertandang ke Kantor Kepala Desa Mijen di Jalan Raya Kudus – Jepara, wajah para aparat desa tampak tegang.

"Pak Kepala Desa sedang ke Kabupaten, mas,” kata salah seorang staf kantor kepala Desa Mijen .

Sementara Polres Kudus hingga kini juga masih sibuk mengumpulkan data dan melakukan pelacakan Bagus. "Kami masih mengumpulkan data sebanyak-banyaknya," kata salah seorang anggota Reskrim Polres Kudus di depan rumah orang tua Bagus.

(djo/djo)
Kamis, 20/08/2009 14:10 WIB
Berebut Ketum Golkar
Priyo: Masuknya Tommy Tak Mengubah Peta Dukungan
Reza Yunanto - detikNews

Jakarta - Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengaku kaget dengan masuknya Tommy Soeharto dalam bursa calon ketua umum. Masuknya Tommy dinilai tidak akan mengubah peta dukungan yang sudah ada.

"Saya agak terperanjat membaca itu di media. Tapi masuknya Tommy tidak secara serius mengubah peta dukungan yang sekarang ada di Golkar. Karena kita organisasi yang demokratis," ujar Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso di sela-sela Rapat Paripurna di Gedung DPR, Jakarta, Kamis(20/8/2009).

Menurut Priyo tidak mungkin hanya karena ada satu tokoh yang masuk dalam bursa ketua umum lalu bisa secara tiba-tiba mengubah konstelasi dukungan begitu saja. Sebab dalam Golkar, kata Priyo, butuh proses panjang untuk menumbuhkan satu tokoh.

"Sudah tentu boleh-boleh saja semua kader Golkar yang memenuhi syarat termasuk Mas Tommy mencalonkan diri. Tapi tentu ada syarat-syarat khusus bagi kader yang ingin maju," papar Priyo.

Sebagai ketua DPP, Priyo pun menyatakan dirinya menyambut baik keinginan Tommy untuk kembali ke Golkar. "Welcome home, Mas Tommy. silahkan Kembali bergabung dengan kami," tandasnya.

(Rez/yid)
Kamis, 20/08/2009 14:15 WIB
Kopassus Siap 100 Persen Hadapi Teroris
Ramadhian Fadillah - detikNews

Foto: Ramadhian Fadillah/detikcom
Jakarta - Satuan Antiteror Komando Pasukan Khusus (Kopassus) siap memerangi ancaman di tanah air. Termasuk menanggulangi aksi-aksi terorisme.

"Kita siap 100 persen, tidak boleh hanya 30 persen," ujar Komandan Jenderal Kopassus, Mayjen TNI Pramono Edhie Wibowo.

Hal ini dikatakan Pramono usai upacara penganugerahan brevet komando Kopassus di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (20/8/2009).

Pramono menambahkan kesiapan itu meliputi sumber daya manusia, para prajurit yang terlatih serta peralatan yang menunjang berbagai operasi.

"Ada alat-alat khusus yang tentunya tidak boleh saya buka-buka," ungkapnya.

Menurut Pramono, Kopassus selalu terbuka terhadap pengembangan teknologi militer. Pihaknya pun menjalin kerjasama dengan berbagai BUMN strategis untuk mengembangkan teknologi militer.

"Kami mengembangkan diri juga dengan PT Pindad dan PT DI, kalau bisa kita buat sendiri kenapa tidak," pungkasnya.

(rdf/anw)
Kamis, 20/08/2009 14:25 WIB
Tak Bisa Disadarkan dengan Dalil, Jadikan Teroris Teman
Novia Chandra Dewi - detikNews

Foto: Dikhy Sasra/detikcom
Jakarta - Para teroris tidak mudah disadarkan dari pemahamannya. 'Keyakinan' itu seakan telah terpatri dalam diri setiap individu yang percaya soal jihad dengan kekerasan. Bahkan dengan dalil-dalil agama Islam, keyakinan teroris tidak akan luntur.

"Jangan mencoba menghentikan dengan dalil. Yang bisa dilakukan adalah hidup bersama mereka," kata mantan Kepala Densus 88 Brigjen (purn) Surya Darma Salim.

Hal itu disampaikan Surya dalam peluncuran buku 'Deradikalisasi Terorisme: Humanis Soul Approach dan Menyentuh Akar Rumput' di kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Kamis (20/8/2009).

Surya mengatakan, sejumlah ahli telah menuangkan cara-cara untuk menyadarkan para teroris tersebut. Namun Surya menilai, buku-buku itu belum tentu bisa mempengaruhi pemahaman para teroris.

"Bara api teroris bukan dipadamkan dengan keliling Indonesia (penggerebekan), tetapi berkomunikasilah sebanyak mungkin dengan mereka," kata Surya.

Surya pun berharap, polisi dapat menjadikan para tahanan teroris sebagai teman. "Siapapun yang ditahan jadikan sahabatmu," lanjutnya. (ken/iy)
Kamis, 20/08/2009 14:37 WIB
Bom Marriott & Ritz Carlton
Pemuda Mengaku Bertemu Syaifudin di Yogya Kini Linglung
Didi Syafirdi - detikNews

Didi Syafirdi/detikcom
Jakarta - Tjitra Rahardja (sebelumnya ditulis berinisial C), pemuda yang mengaku bertemu buronan teroris Syaifudin Zuhri di Yogyakarta, sedikit linglung. Kondisi pemuda 23 tahun itu banyak tertawa, tidak seperti 2 bulan lalu yang normal-normal saja.

"Kondisi Tjitra agak sedikit linglung seperti kayak dicuci otaknya. Padahal dulu sebelum pergi dia normal-normal saja," ujar Ketua RT 9/10, Sutarmanto, di Jl Giring-giring II, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Kamis (20/8/2009).

Pantauan detikcom, pemuda kelahiran 1986 itu kini masih diperiksa 3 polisi di rumah Sutarmanto.

Tjitra berciri-ciri yakni tinggi 160 cm, kulit hitam, rambut ikal dengan potongan cepak. Tjitra mengenakan celana pendek dan kaos.

Lucunya, sepanjang diperiksa polisi, dia lebih banyak tertawa. Pertanyaan polisi dia jawab sembari merokok dan minum kopi.

Syaifudin Zuhri adalah tersangka teroris yang sedang diburu. Nama aliasnya adalah Ustad Syaifudin Zuhri alias Udin alias Soleh. Perannya adalah merekrut 'pengantin'. Belasan tahun Syaifudin menetap di Jl Giring-giring II, bertetangga dengan Tjitra, sebelum pindah ke Kuningan, Jabar.
(nik/nrl)
Kamis, 20/08/2009 15:16 WIB
Bom Marriott dan Ritz-Carlton
Tjitra Hanya Sambil Lalu Bertemu Syaifudin di Malioboro
Didi Syafirdi - detikNews

Tjitra Rahardja (Didi Syafirdi/detikcom)
Jakarta - Tjitra Rahardja (23) mengaku bertemu tersangka teroris Syaifudin Zuhri di Jl Malioboro, Yogyakarta. Tidak ada yang dilakukan Tjitra selain sekadar bertemu sambil lalu saja.

"Di sana saya nggak ngapa-ngapain, hanya ketemu," ujar Tjitra saat ditanya Ketua RT 9/10 Sutarmanto di Jl Giring-giring II, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Kamis (20/8/2009).

Syaifudin Zuhri adalah tersangka teroris yang sedang diburu. Nama aliasnya adalah Ustad Syaifudin Zuhri alias Udin alias Soleh. Perannya adalah merekrut 'pengantin'. Belasan tahun Syaifudin menetap di Jl Giring-giring II, bertetangga dengan Tjitra, sebelum pindah ke Kuningan, Jabar.

Pengakuan Tjitra pernah bertemu Syaifudin Zuhri bermula dari kedatangan Tjitra di rumahnya sendiri di di Jl Giring-Giring II RT 9/10 No 102-103 hari ini pukul 04.00 WIB.

Kedatangan Tjitra cukup spesial mengingat dia telah menghilang sejak 2 bulan lalu. Sutarmanto mengetahui Tjitra telah 'mudik' dari anaknya yang mengetahui kedatangan pemuda berkulit hitam itu.

Karena ingin mengorek cerita Tjitra, Sutarmanto mengundang Tjitra datang ke rumahnya dengan alasan minta diurut. Sembari diurut, keduanya bercerita. Dari situlah keluar pengakuan Tjitra bahwa dia pernah bertemu dengan Syaifudin di Yogyakarta.

Tertarik dengan cerita Tjitra, Sutarmanto lalu memanggil polisi. Akhirnya 3 polisi datang dan memeriksa Tjitra hingga kini di rumah Sutarmanto.

Menurut Sutarmanto, Tjitra telah banyak berubah dibandingkan saat sebelum menghilang. Tjitra seperti orang linglung dan banyak tertawa saat ditanya. (nik/nrl)
Kamis, 20/08/2009 15:29 WIB
Bom Marriott & Ritz-Carlton
Hilang 2 Bulan, Tjitra Sibuk Mengurut dan Cari Tokek
Didi Syafirdi - detikNews

Tjitra Rahardja (Didi Syafirdi/detikcom)
Jakarta - Tidak ada yang dilakukan Tjitra Rahardja (23) selama menghilang 2 bulan selain mengurut dari kota ke kota sembari mencari tokek.

"Dia bilang selama berkeliling hanya obatin orang, ngurut, dia juga cari tokek untuk obat," kata Sutarmanto, Ketua RT 9/10, di Jl Giring-giring II, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Kamis (20/8/2009).

Menurut Sutarmanto, Tjitra mengurut ke Yogyakarta, Garut, Batam, Bali, dan Irian. Bahkan sebelum pulang ke Depok, Tjitra sempat mampir ke Tebet, Jakarta Selatan.

Tjitra mengaku biaya selama dia berkeliling didapatnya dari temannya. Namun dia tidak memberitahu siapa temannya itu.

Saat melakukan perjalanan di Yogyakarta, Tjitra mengaku bertemu Syaifudin Zuhri di Jl Malioboro.

Syaifudin Zuhri adalah tersangka teroris yang sedang diburu. Nama aliasnya adalah Ustad Syaifudin Zuhri alias Udin alias Soleh. Perannya adalah merekrut 'pengantin'. Belasan tahun Syaifudin menetap di Jl Giring-giring II, bertetangga dengan Tjitra, sebelum pindah ke Kuningan, Jabar.

Karena ceritanya itu, Tjitra harus berurusan dengan polisi. Sembari menjawab pertanyaan 3 polisi di rumah Sutarmanto, Tjitra banyak tertawa sembari merokok dan mengopi.

(nik/nrl)
Kamis, 20/08/2009 16:03 WIB
Bom JW Marriott dan Rizt-Carlton
Mantan Menlu Australia Tanyakan Keamanan Bali
Gede Suardana - detikNews

dok detikcom
Denpasar - Mantan Menteri Luar Negeri Alexander Downer bertemu Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Ia mempertanyakan keamaan Bali pasca ledakan di hotel JW Marriott dan Rizt-Carlton.

"Dia (Downer) tanyakan keamanan Bali. Ingin tahu keamanan Bali pasca serangan teroris, wabah flu babi dan krisis ekonomi global," kata Pastika usai bertemu Downer di kantornya, jalan Basuki Rahmat, Denpasar, Kamis (20/8/2009).

Pastika meyakinkan kepada Downer bahwa Bali tak terlalu terpengaruh dengan peristiwa tersebut. Bali tetap aman dikunjungi pasca serangan bom, krisis keuangan global, serta merebaknya virus flu babi.

"Kita lihat, turis tetap banyak datang ke Bali, hotel selalu penuh, penerbangan tetap lancar. Namun itu tidak membuat kita mengendorkan keamanan. Kita sedang membangun kapasitas agar keamanan semakin baik," kata Pastika.

Sementara itu, Downer mengakui kunjungannya hanya sebagai teman lama. "Saya cukup kenal lama dengan Jenderal Pastika. Tidak ada yang spesial dalam kunjungan ini. Saya ingin tahu keadaan Jenderal Pastika," katanya.

Namun, Downer tidak menampik bahwa ia menanyakan situasi keamanan terkini Bali. Pasalnya, Bali merupakan daerah kunjungan utama warga Australia. Meskipun, Bali sempat meninggalkan trauma bagi warga Australia karena sebanyak 88 warganya meninggal pada bom Bali I 2002 serta dua orang menjadi korban pada bom Bali II 2005.

"Pemerintah Australia berkewajiban tetap memberikan peringatan perjalanan ke beberapa wilayah, termasuk Indonesia karena terorisme di negeri ini tetap ada meski tidak mendapatkan dukungan dari masyarakatnya. Terserah warga kami mau mengindahkan peringatan itu atau tidak," Kata Downer.


(gds/djo)
Kamis, 20/08/2009 16:22 WIB
Bom Marriott & Ritz-Carlton
Syaifudin Ajak Tjitra Jadi Pengurus Ponpes di Tangerang
Didi Syafirdi - detikNews

Tjitra Rahardja (Didi Syafirdi/detikcom)
Jakarta - Syaifudin Zuhri (32) dan Tjitra Rahardja (23) sering pergi ke Bogor untuk mengurut. Keduanya juga sering pergi ke Tangerang, tempat Syaifudin akan mendirikan pondok pesantren.

"Saya diajak ke Tangerang karena Si Udin mau buat pondok pesantren. Saya disuruh jadi pengurus," ujar Tjitra kepada wartawan di rumah Ketua RT 9/10, Sutarmanto, di Giring-giring II, Sukmajaya, Depok, Jabar, Kamis (20/8/2009).

Menurut Tjitra, biaya membuat pesantren berasal dari honor Syaifudin saat ceramah. Selain itu Syaifudin mengajukan proposal ke pabrik-pabrik di Tangerang.

"Saya tahu Si Udin mau buat ponpes karena kasihan melihat anak yatim dan anak jalanan sehingga ingin ditampung," ungkap Tjitra.

Sebelumnya Tjitra menghilang dari rumahnya selama 2 bulan karena mengurut dari kota ke kota dan mencari tokek. Dia mengaku pergi sendiri, tidak bersama Syaifudin. Namun di Jl Malioboro, Yogyakarta, Tjitra bertemu sambil lalu dengan Syaifudin.

Setelah dua bulan berkelana, Tjitra yang banyak tertawa saat diperiksa polisi, memutuskan mudik. "Sekarang baru pulang karena kemarin-kemarin mau pulang nggak punya ongkos," alasannya.

Syaifudin Zuhri adalah tersangka teroris yang sedang diburu. Nama aliasnya adalah Ustad Syaifudin Zuhri alias Udin alias Soleh. Perannya adalah merekrut 'pengantin'. Belasan tahun Syaifudin menetap di Jl Giring-giring II, bertetangga dengan Tjitra, sebelum pindah ke Kuningan, Jabar.

(nik/nrl)