Minggu, 12 Juli 2009

Hasil Pilpres : SBY, Too Goog To Be True

Minggu, 12/07/2009 11:40 WIB
Hasil Pilpres Yuddy: Untuk SBY, Too Good To Be True, JK Too Bad To Be True Muhammad Nur Hayid - detikPemilu
Jakarta - Juru bicara pasangan JK-Wiranto Yuddy Chrisnandi menilai hasil Pilpes sangat tidak rasional. Hasil perolehan suara pasangan SBY-Boediono terlalu sempurna sesuai hasil survei dan quick count yang beredar selama ini. Sebaliknya hasil JK terlalu jelek jika dibandingkan kerja keras dan pendukung JK yang beragam. "Hasil Pilpres untuk Pak SBY too good to be true . Untuk JK too bad to be true . Tidak rasional, terlalu sempurna untuk SBY dan timnya yang begitu banyak blunder politik," kata Yuddy melalui pesan singkatnya kepada detikcom, Minggu (12/7/2009).Yuddy menilai ilmu politik dan komunikasi yang selama ini dipelajari sama sekali tidak relevan dengan fakta politik yang terjadi. Yuddy menduga ada rencana besar untuk menjadikan hasil Pilpres seperti sekarang ini. "Keahlian kita di bidang politik, ilmu strategi, marketing politik, komunikasi politik perlu dipertanyakan. Karena terbukti tidak ada kontribusinya kepada hasil Pilpres. Ada grand desain, skenario besar," paparnya. Yuddy menegaskan timnya saat ini terus bergerak ke daerah-daerah mengumpulkan bukti-bukti dugaan kecurangan itu. Untuk beberapa hal tim JK sudah menemukan buktinya."Kita gerakkan semua jaringan investigasi dan telah menemukan bukti-bukti hukum," pungkasnya.( yid / iy )

Jatah Menteri, PKB Pasrah kepada SBY

Minggu, 12/07/2009 12:17 WIB
Bagi-bagi Kursi Kabinet Lukman Edy: Jatah Menteri, PKB Pasrah Kepada SBY
Muhammad Nur Hayid - detikPemilu
Jakarta - PKB secara institusi tidak pernah mendesak pembagian jatah menteri apapun. Hal ini didasarkan pada pemahaman dan komitmen PKB untuk menegakkan sistem presidensiil yang sesungguhnya."Kita tidak pernah mengeluarkan statemen dan pernyataan yang terkait soal kabinet. Karena kita sadar itu kewenangan Presiden SBY. Apalagi kita komit dengan pelaksanaan sistem presidensiil sebagaimana amanat konstitusi," kata Sekjen PKB Lukman kepada detikcom, Minggu (12/7/2009).Menurut pria yang menjabat menteri PPDT ini, selama ini PKB telah bekerja keras secara maksimal untuk memenangkan pasangan SBY-Boediono. Hasilnya, semua kantong-kantong PKB perolehan SBY cukup signifikan. Hal ini disebabkan semua suara pemilih PKB dipastikan mencontreng pasangan nomor urut 2 itu."Setelah kita evaluasi, semua DPW dan DPC melaporkan bahwa semua kader dan simpatisan PKB secara utuh dan bulat mendukung Pak SBY. Alhamdulillah kita bersyukur karena kita berhasil mengantarkan suara kita yang 5 juta dan simpatisan PKB mencontreng Pak SBY," paparnya.Terkait dengan hasil exit poll LP3ES yang mengatakan hanya 48 suara PKB yang mencontreng SBY, Lukman menilai akurasi dan validitas hasil exit poll itu sangat dipertanyakan. Lukman bahkan menuding hasil itu dimainkan untuk merusak citra PKB."Saya yakin hasil (LP3ES) itu salah dan tidak akurat. Mana mungkin orang demokrat tidak dukung Pak SBY. Kenapa hanya 80 persen. Begitu juga PKB yang hanya 48 persen dukung Pak SBY. Itu mengada-ada untuk merusak citra PKB. Semua orang tahu, PKB adalah partai yang paling solid dan aktif nmendukung pasangan SBY-Boediono," paparnya.Lukman lantas menjelaskan rasionalisasi peran parpol yang masih sangat besar bagi kemenangan SBY-Boediono. Hal ini untuk membantah tudingan pengamat dan lembaga survei yang mengatakan peran parpol tidak ada atau sangat kecil dalam perannya memenangkan SBY-Boediono."Sekarang Kamu hitung saja. Perolehan suara partai-partai koalisi kalau di jumlah total itu 58 persen. Sementara perolehan Pak SBY sekitar 60 an persen. Jadi saya yakin semua parpol solid mendukung Pak SBY. "Sementara yang 2 persen itu hasil pencitraannya konsultan dan tim sayap lainnya. Janga dibalik hasilnya. Kita imbau lembaga survei kalau membuat kesimpulan lebih rasional lah, biar tidak ditertawai publik," pungkasnya.( yid / iy )

Jatah Menteri, PKB Pasrah kepada SBY

Minggu, 12/07/2009 12:17 WIB
Bagi-bagi Kursi Kabinet Lukman Edy: Jatah Menteri, PKB Pasrah Kepada SBY
Muhammad Nur Hayid - detikPemilu
Jakarta - PKB secara institusi tidak pernah mendesak pembagian jatah menteri apapun. Hal ini didasarkan pada pemahaman dan komitmen PKB untuk menegakkan sistem presidensiil yang sesungguhnya."Kita tidak pernah mengeluarkan statemen dan pernyataan yang terkait soal kabinet. Karena kita sadar itu kewenangan Presiden SBY. Apalagi kita komit dengan pelaksanaan sistem presidensiil sebagaimana amanat konstitusi," kata Sekjen PKB Lukman kepada detikcom, Minggu (12/7/2009).Menurut pria yang menjabat menteri PPDT ini, selama ini PKB telah bekerja keras secara maksimal untuk memenangkan pasangan SBY-Boediono. Hasilnya, semua kantong-kantong PKB perolehan SBY cukup signifikan. Hal ini disebabkan semua suara pemilih PKB dipastikan mencontreng pasangan nomor urut 2 itu."Setelah kita evaluasi, semua DPW dan DPC melaporkan bahwa semua kader dan simpatisan PKB secara utuh dan bulat mendukung Pak SBY. Alhamdulillah kita bersyukur karena kita berhasil mengantarkan suara kita yang 5 juta dan simpatisan PKB mencontreng Pak SBY," paparnya.Terkait dengan hasil exit poll LP3ES yang mengatakan hanya 48 suara PKB yang mencontreng SBY, Lukman menilai akurasi dan validitas hasil exit poll itu sangat dipertanyakan. Lukman bahkan menuding hasil itu dimainkan untuk merusak citra PKB."Saya yakin hasil (LP3ES) itu salah dan tidak akurat. Mana mungkin orang demokrat tidak dukung Pak SBY. Kenapa hanya 80 persen. Begitu juga PKB yang hanya 48 persen dukung Pak SBY. Itu mengada-ada untuk merusak citra PKB. Semua orang tahu, PKB adalah partai yang paling solid dan aktif nmendukung pasangan SBY-Boediono," paparnya.Lukman lantas menjelaskan rasionalisasi peran parpol yang masih sangat besar bagi kemenangan SBY-Boediono. Hal ini untuk membantah tudingan pengamat dan lembaga survei yang mengatakan peran parpol tidak ada atau sangat kecil dalam perannya memenangkan SBY-Boediono."Sekarang Kamu hitung saja. Perolehan suara partai-partai koalisi kalau di jumlah total itu 58 persen. Sementara perolehan Pak SBY sekitar 60 an persen. Jadi saya yakin semua parpol solid mendukung Pak SBY. "Sementara yang 2 persen itu hasil pencitraannya konsultan dan tim sayap lainnya. Janga dibalik hasilnya. Kita imbau lembaga survei kalau membuat kesimpulan lebih rasional lah, biar tidak ditertawai publik," pungkasnya.( yid / iy )

PPP Tak Maslah Tak Dapat Jatah Menteri

Minggu, 12/07/2009 13:17 WIB
Berebut Jatah Menteri Tak Mau Nggege Mongso, PPP Tak Masalah Tak Dapat Jatah Muhammad Nur Hayid - detikPemilu
Jakarta - Ketua DPP PPP Lukman Hakim Saefuddin menegaskan sikap partainya yang tidak mau ikut-ikutan meminta jatah menteri kabinet. Hal itu disebabkan karena PPP memahami jabatan menteri adalah amanat. PPP pun tidak masalah jika dinilai tidak layak sehingga tidak mendapatkan jatah satu menteri sekalipun."Dalam perspektif PPP, jabatan itu amanah, amanah itu kepercayaan. Terserah pemberi amanat, apakah amanah itu diberikan atau tidak. Kita tidak dalam kapasitas meminta-minta dan nagih-nagih. Kita tidak mau nggege mongso (mendahului kehendak Tuhan)," kata Lukman kepada detikcom, Minggu (12/7/2009).Lukman bahkan dengan berani mengatakan PPP juga tidak akan mempersoalkan jika SBY menilai tidak ada kader PPP yang layak jadi menteri. Tetapi dia yakin SBY pasti akan mempertimbangkan yang terbaik untuk merekrut kader bangsa yang terbaik untuk bekerja bersama SBY menjalankan pemerintahan 5 tahun mendatang."Kita tidak dalam posisi meminta-minta. Tidak diberi pun tidak apa-apa. Artinya, kalau tidak diberi, berarti tidak dipercaya. Kalau tidak dipercaya, ya janga ge-er. Tidak dipercaya ya harus diterima dengan jiwa besar," paparnya.Saat ditanya apakah PPP sudah menyiapkan beberapa nama seperti yang dilakukan PKS jika sewaktu-waktu diminta SBY. Lukman menjawab tegas tidak ada. Bahkan Lukman menjelaskan partainya tidak pernah membahas nominator kabinet dalam rapat resmi DPP PPP."Kita nggak ada itu rapat dan menyiapkan nama. Apa yang mau dibahas dan dibicarakan, lha wong itu semua bukan wewenang kita. Kita tidak mau nggege mongso," paparnya.Kabarnya nama bapak masuk salah satu nominasi selain Suryadharma Ali dan Soeharso Monoarfa (Bendum PPP), "Masak, nggak tahu saya. Itu jangan-jangan obrolan kaki lima di warung kopi, ha ha ha ..." pungkasnya.( yid / iy )

Isu Liar Komposisi Kabinet Baru SBY

Minggu, 12/07/2009 14:24 WIB
Isu Liar Komposisi Kabinet Baru SBY
Muhammad Nur Hayid - detikPemilu
Jakarta - Meskipun belum diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), SBY dipastikan keluar sebagai pemenang Pilpres 2009. Isu Liar komposisi kabinet pun mulai beredar di beberapa orang dekat istana.Sumber detikcom di lingkungan istana kepresidenan menceritakan kemungkinan plot komposisi kabinet baru SBY. Dalam struktur kabinet baru SBY banyak memasukkan orang-orang muda selain beberapa menteri lama yang diyakini akan dipertahankan.Inilah hasil kumpulan informasi yang diperoleh detikcom dari berbagai sumber soal plot kabinet SBY.Menkopolkam: Djoko Suyanto, Menkokesra : Agung Laksono, Menko Perekonomian: Purnomo Yusgiantoro, Menteri Dalam Negeri: Sudi Silalahi, Menteri Luar Negeri: Marthi Natalegawa atau Dinno Patti Jalal, Menteri Pertahanan: Juwono Sudharsono atau Sutanto, Menteri Agama: Muhaimin Iskandar, Menteri Pendidikan: Muhammad Noeh atau Irwan Prayitno.Menteri Pertanian: Jafar M Hafsah atau Anton Apriantono, Menteri ESDM: Hatta Rajasa, Menteri Komunikasi dan Informasi: Tiffatul Sembiring atau Andi Mallarangeng, Menteri Koperasi: Suryadharma Ali, Menteri Pemuda dan Olahraga: Anas Urbaningrum, Menteri Sosial: Lukman Hakim Saefudin, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi: Lukman Edy.Menteri lainnya belum terlacak karena informasinya masih simpang siur. Meneg BUMN misalnya, PAN ingin mendapatkan jatah ini dengan menempatkan Zulkifli Hasan. Tetapi kubu PD juga sudah menyiapkan nama. Sementara 8 nama yang diajukan PKS masih dikaji tim SBY. Bahkan tidak menutup kemungkinan SBY mengambil nama di luar 8 nama yang diusulkan.Pos-pos menteri lainnya masih belum muncul nama yang cukup kuat karena masih terjadi tarik menarik antara tim sukses SBY dengan parpol koalisi dan kalanga profesional."Pak SBY yang dibantu tim utamanya masih mencari sosok yang paling tepat dan pas dalam memilih sosok pembantunya dalam menjalankan tugas pemerintahan ini," pungkasnya.( yid / iy )

Klaim Ical Didukung 500 DPD Tak Masuk Akal

Minggu, 12/07/2009 15:15 WIB
Klaim Ical Didukung 500 DPD Tak Masuk Akal
Muhammad Nur Hayid - detikPemilu
Jakarta - Pernyataan Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Tenggara Ridwan Bae yang menyatakan sekitar 500 DPD I dan II telah bulat mendukung Aburizal Bakrie (Ical) dibantah Ketua DPD Golkar Sulawasi Utara Max Lumintang. Max menilai klaim tersebut sangat mengada-ada dan tidak berdasar karena faktanya masih banyak DPD II, terutama di kawasan timur yang merapat ke Surya Paloh.“500 DPD dari mana, coba saja anda hitung ada berapa kabupaten dan kota di Indonesia plus provinsinya. Masak calon lain tidak ada yang mendukung sama sekali," kata Max saat dihubungi detikcom, Minggu (12/7/2009).Menurut Max, klaim tersebut sebagai upaya untuk mempengaruhi sikap DPD-DPD agar secara bulat mendukung Ical. Dia juga meragukan orang-orang yang dikumpulkan Triple A (Akbar Tandjung, Aburizal Bakrie dan Agung Laksono) pengurus DPD yang memiliki mandat resmi akan memberikan suara dalam Munas."Saya tanya dulu pada anda apa semua yang dikumpulkan itu ketua dan sekretaris DPD. Sebab, bisa saja hanya oknum pengurus DPD yang mengklaim mendapat mandat. Silakan saja dicek ke daerah-daerah," paparnya.Saat ditanya mengenai sikap DPD I Sulawasi Utara dan DPD II nya, Max mengaku belum memutuskan karena masih akan menggelar rapat internal. Seluruh keputusan DPD Sulut, lanjutnya, akan dilalui dengan mekanisme organisasi yang diatur dalam AD/ART partai."Kita dari Sulut nanti akan mengadakan rapat pleno dulu, baru kita tentukan dukungan diberikan kepada siapa," paparnya.Saat ditanya mengenai jadwal Munas Golkar, Max mendukung acara tersebut digelar tepat waktu sesuai dengan jadwal yang diagendakan dalam Rapimanas yaitu bulan Desember tahun ini. Max tidak setuju digelar Munaslub atau munas dipercepat karena hanya merusak citra partai."Kita sudah sampaikan kepada ketua umum (JK) bahwa kita tetap mendukung masa kerja kerja ketum sampai akhir periode. Tapi semua tergantung dan terserah ketua umum," pungkasnya.( yid / iy )

PDI Perjuangan Ragu Golkar Siap Jadi Oposisi

Minggu, 12/07/2009 15:34 WIB
PDI Perjuangan Ragu Golkar Siap Jadi Oposisi
Novia Chandra Dewi - detikPemilu
Jakarta - PDI Perjuangan menilai Partai Golkar tidak siap untuk menjadi oposisi. Hal ini dinilai dari sikap Golkar yang tidak jelas memihak JK atau SBY dalam pilpres sehingga JK bisa kalah telak."PDI perjuangan masih ragu pada Golkar karena Golkar dinilai tidak siap untuk menjadi oposisi. Ini terlihat dari sikap Golkar yang tidak dapat mengikuti pilpres dua putaran," ujar Ketua Deperpu PDI Perjuangan Taufiq Kiemas.Hal tersebut disampaikan Taufiq di kediaman Mega, Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (13/7/2009).Namun Taufiq menjelaskan PDI Perjuangan masih mengajak partai-partai lain untuk menjadi oposisi. Termasuk Golkar yang pada pascapileg kemarin ikut menggalang kekuatan dalam koalisi besar parlemen."PDI Perjuangan akan membuka kesempatan bagi partai manapun terutama untuk Partai Golkar untuk berkoalisi menjadi oposisi pada pemerintahan mendatang," ungkap suami Megawati Soekarnoputri ini.( rdf / yid )