Senin, 11 Mei 2009

CALEG MUDA DI ANTARA CALEG KERABAT

Sepanjang 2008, merupakan bulan-bulan yang sibuk bagi pengurus partai politik. Itu karena mereka harus merampungkan susunan Daftar Calon Anggota Legislatif (Caleg) Pemilu 2009. Salah satu fakta yang tak terbantahkan dalam penyusunan daftar caleg Pemilu 2009 adalah masih banyak yang berdasarkan jalur kekerabatan. Hampir di setiap parpol, caleg yang didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Banten dan KPU Kabupaten/Kota memiliki tali kekeluargaan dengan Ketua Parpol. Mereka menempati nomor urut jadi yang membuka peluang besar bagi mereka untuk duduk di kursi legislatif. Penulusuran Radar Banten, ada beberapa caleg memang memiliki tali kekerabatan dengan Ketua Parpol atau dekat dengan kekuasaan. Di DPW PPP Banten, misalnya, Partai berlambang Ka'bah ini mengusung Irna Narulita untuk Caleg DPR RI. Saat ini Irna adalah isteri Ketua DPW PPP Banten Dimyati Natakusumah yang juga Bupati Pandeglang.
Di Serang antara lain ada Hikmat Tomet, yang tidak lain adalah suami Gubernur Ratu Atut Chosiyah. Hikmat Tomet merupakan caleg DPR RI Nomor Urut Satu dari Partai Golkar dari Daerah Pemilihan Kota serang, Kabupaten Serang, dan Kota Cilegon.
Selain itu masih ada Adde Khairunnisa, Caleg untuk DPRD Kota Serang, yang tidak lain adalah menantu Gubernur Ratu atut Chosiyah. Ade menempati nomor urut satu untuk Daerah Pemilihan Cipocook Jaya. Sementara suami Adde yaitu Andhika Hazrumy yang merupakan anak Gubernur Atut Chosiyah mencalonkan diri sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Saat ini, Andhika merupakan salah satu Calon DPD yang getol menyosialisasikan diri kepada masyarakat. Caleg yang berasal dari Keluarga Kepala daerah juga masih terlihat. Salah satunya adalah Zaki Iskandar dan Tb Iman Ariyadi, keduanya caleg untuk DPR RI dari Partai Golkar. Zaki merupakan anak Bupati Tangerang Ismet Iskandar yang dicalonkan dari daerah Pemilihan Kabupaten Tangerang. Semenatara Ariyadi adalah anak Walikota Cilegon aat Syafa'at yang dicalonkan dari daerah Pemilihan Kabupaten serang, Kota serang dan Kota Cilegon. Iman berada di nomor urut dua di bawah Hikmat Tomet.
Selain nama-nama di atas, tentu masih banyak caleg-caleg DPRD Kabupaten/Kota yang juga tampil karena faktor kekerabatan. Sebab data yang dihimpun Radar banten, caleg untuk DPRD Kabupaten/Kota lain di Banten juga masih banyak yang memiliki jalur kekerabatan.
Munculnya caleg kekerabatan ini menjadi fenomena tersendiri dalam Pemilu 2009 di Banten. Dalam padangan Fauzan Amar, salah satu Ketua DPP Partai Matahari Bangsa (PMB), caleg kekerabatan hal yang biasa. Kata dia, caleg kekerabatan ini akan melahirkan dinasti politik keluarga. "Di Amerika juga terjadi dinasti politik. Presiden di sana (Amerika, red) juga biasa dijabat oleh keluarga meski lewat pemilihan umum. Biasanya bila kakeknya presiden, maka anaknya juga jadi presiden, atau bahkan ada juga cucunya yang juga jadi presiden," tandas Fauzan, dalam diskusi politik di Radar Banten.
Kata Fauzan, dinasti politik juga sangat kental dalam Pemilu 2009 di Indonesia. Hampir semua daerah, banyak caleg yang memiliki tali kekeluargaan dengan pengurus parpol atau dekat dengan kekuasaan. "Di sini masih berlaku bahwa caleg yang tidak punya akses dengan Ketua Parpol atau kekuasaan, biasanya tidak menempati nomor urut jadi. Mereka biasanya menempati nomor urut bawah," ujarnya. Selain munculnya caleg kekerabatan, fenomena lain yang juga mewarnai dalam penyusunan caleg adalah munculny kaum muda dalam susunan caleg. Sebelumnya, parpol masih menyangsikan untuk menampilkan caleg muda dalam barisan susunan caleg. Inspirasi ini menguat setelah Pemilu Amerika dimenangan oleh Barack Obama, yang merupakan sosok muda berkulit hitam. Terpilihnya Obama sebagai Presiden AS terpilih diakui sebagai salah satu inspirasi tampilnya caleg muda Indonesia. Fauzan juga mengakui hal itu. "Tampilnya caleg muda di Indonesia menemukan memontemnya saat Barack Obama memenangan Pemilu di Amerika serikat," tandasnya. Kata Fauzan, berdasarkan data di KPU Pusat dan di KPU Daerah di seluruh Indonesia, ada peningkatan jumlah caleg muda yang tampil dalam Pemilu 2009 bila dibandingkan dengan Pemilu 2004. "Peningkatannya hingga 40 persen. Ini merupakan angka fantastis," ujarnya.
MEMBACA PELUANG
Lalu bagaimana peluang caleg muda untuk memenangan pertandingan yang juga akan melawan caleg kekerabatan? Sejumlah kalangan masih meragukan kemampuan caleg muda untuk meraih suara signifikan. Namun tidak sedikit ada juga yang optimis bahwa caleg muda akan memenangan Pemilu 2009.
Isbandi, salah satu calon Anggota DPD, termasuk orang yang optimis caleg muda akan tampil dominan dalam Pemilu 2009. "Caleg muda itu lebih energik dan akan membawa perubahan karena pikirannya masih segar dan ideal," kata Isbandi.
Isbandi menuturkan, saat ini sudah layak terjadi regenerasi politik. Menurutnya, kaum muda harus merebut kekuasaan sebagai tanggungjawab sejarah. "Tapi tidak semua caleg muda akan tampil dominan. Ada beberapa prasyarat yang menjadikan caleg muda tampil memukau yang ditunjang 5K, yaitu kenseptual sebagai bentuk kemampuan merancang kebijakan, kompetensi dalam mengemban jabatan, komitmen dalam idealisme, komunikastif sebagai standar kemampuan argumentatif, dan kreatif sebagai bentuk daya nalar untuk pembaruan dan perbaikan kehidupan bangsa," beber calon DPD Nomor Urut 33 ini.
Di tempat terpisah, pengamat politik sekaligus Dekan FISIP Universitas Mathlaul Anwar Padeglang Ali Nurdin mengatakan, caleg muda belum dapat diharapkan membawa perubahan signifikan terhadap perkembangan pembangunan di Banten. Pasalnya, pendidikan politik yang diberikan parpol tak berjalan mulus dan tidak transparan. "Proses perekrutan caleg tidak transparan dan masih mengedepankan koneksi atau nepotisme, sehingga banyak caleg berkualitas tetapi tidak ditempatkan di nomor urut jadi. Kemudian ada parpol yang mengedepankan suara terbanyak juga masih malu-malu karena harus dengan syarat tertentu alias masih banci," papar Ali Nurdin.
Kata dia, saat ini pencalonan belum mengedepankan figur melainkan sistem yang dibuat oleh parpol itu sendiri. Menurutnya perlu kerangka hukum atau undang-undang pemilu harus direvisi dan ditegaskan bahwa caleg akan duduk di kursi dewan setelah meraih suara terbanyak, tanpa syarat apapun. Memang demokrasi di kita masih setengah hati, yang dimulai di tingkat partai. Hal ini berbeda dengan negara maju seperti Amerika Serikat, dimana partai sudah mengedepankan transparan dalam pemilihan kandidat. Tetapi mungkin sepuluh tahun ke depan atau dua pelimu lagi, baru sistem demokrasi sejati di negara kita akan terwujud," katanya.

Tidak ada komentar: