Kamis, 20 Agustus 2009

Kamis, 20/08/2009 10:46 WIB
Ketua MPR Diincar PDIP
SBY Diminta Hati-hati dengan Manuver Taufiq Kiemas
Muhammad Nur Hayid - detikNews

Jakarta - Keinginan SBY merangkul semua pihak dalam pemerintahan keduanya dinilai akan mengancam stabilitas pemerintahannya. Sebab, dengan mengajak PDIP yang mendapat konsesi kursi kabinet dan jabatan ketua MPR, SBY berarti memberi angin kepada lawannya untuk tetap eksis.

"Taufiq dan Megawati tidak berada dalam satu kubu. Bagi orang awam hal ini bisa saja dianggap serius dan sungguhan konfliknya. Namun bagi yang punya pengalaman dan mengenal kiprah berpolitik pasangan suami istri ini, pasti hanya tersenyum. Karena pasti tahu bahwa pada dasarnya mereka itu kompak full!" kata mantan orang dekat Mega, Eros Djarot, kepada detikcom, Kamis (20/8/2009).

Menurut politisi yang keluar dari PDIP karena kecewa dengan Mega ini, pimpinan Partai Demokrat (PD) saat ini sedang masuk dalam jebakan Taufiq dan Mega. Karena sejatinya politik melunaknya suami-istri ini semata-mata untuk mempertahankan kekuasaan yang masih bisa direngkuh setelah kalah pilpres.

"Yang kasihan para pimpinan Partai Demokrat. Mereka sepertinya masuk ke dalam ‘jebakan Batman’. Dikiranya manuver TK merebut kursi Pimpinan MPR bukan sebuah kesepakatan keluarga, padahal meraup kursi kekuasaan setelah gagal di wilayah eksekutif, merupakan cara satu-satunya yang tersisa untuk mempertahankan kekuasaan dan kekuatan mereka untuk mengendalikan PDIP," papar Eros.

"Tanpa kekuasaan formal di tangan keluarga ini, dipastikan posisi dan kewibawaan politik mereka akan melemah dan ditinggalkan pengikut. Pasca gagal capres kedua kali ini, gejala itu sudah mulai nampak," imbuhnya.

Apakah tawaran PD pada PDIP untuk mendapatkan posisi kursi MPR jika mendukung SBY sebagai bentuk politik dagang sapi? "Kalau SBY berniat meninggalkan sebuah legacy yang prima pada 5 tahun mendatang, menempatkan seseorang di kursi pucuk pimpinan MPR rasanya tidak perlu lagi didasari bayangan ketakutan tidak mendapat dukungan PDIP di parlemen," jawabnya.

"Jadi atau tidaknya calon PDIP menduduki kursi Pimpinan MPR, toh mereka akan melakukan perlawanan juga di DPR. Dan bila itu terjadi, wakil mereka yang duduk di kursi pimpinan MPR sepertinya bakal dengan mudah dan enteng-enteng saja mengatakan, wah, anak-anak ini memang keterlaluan. Padahal sudah saya peringatkan. Hanya itu dan tanpa beban," papar Eros.

Belajar dari pengalaman yang ada itulah Eros menyarankan dalam memilih calon pimpinan MPR sebaiknya dilakukan melalui pendekatan kualitas. Setidaknya kandidat Ketua MPR harus individu yang tidak rajin membolos, secara intelektualitas terjamin dan pengetahuannya memadai serta menghayati dan pengamalan Pancasila dan UUD’45 secara konsisten.

"Dan, yang paling penting, sang calon bukan individu yang miskin nilai dan penuh dengan kepentingan bisnis maupun kepentingan politik golongan. Nah, kalau yang didukung tidak memenuhi kriteria ini, namun tetap dipaksakan, pertanyannya menjadi sangat gamblang, mau jadi apa dan dibawa ke mana bangsa ini," tanya Eros.

"Kalau Partai Demokrat masih konsisten dengan semboyan ’Bersama Kita Bisa’, maka yang menjadi masalah, ’Bersama’ siapa sebenarnya yang memang benar-benar bisa," pungkasnya.

(yid/nrl)
Kamis, 20/08/2009 10:48 WIB
5 Nama Disiapkan
Golkar Tentukan Wakil Ketua DPR Sebelum Munas Digelar
Reza Yunanto - detikNews

Jakarta - Partai Golkar dipastikan mendapat jatah kursi wakil ketua DPR periode 2009-2014. Golkar akan memutuskan siapa yang akan menduduki kursi tersebut sebelum Musyawarah Nasional digelar.

"Untuk (wakil ketua DPR) itu akan diputuskan sebelum Munas digelar," ujar Ketua DPP Partai Golkar Firman Soebagyo kepada detikcom, Kamis (20/8/2009).

Munas Golkar sendiri rencananya akan berlangsung di Pekanbaru, Riau, pada 4-7 Oktober 2009.

Jika diputuskan sebelum Munas, maka besar kemungkinan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla akan sangat berperan dalam menentukan siapa yang akan mengisi kursi wakil ketua DPR dari Golkar.

Firman menuturkan bahwa proses penentuan itu dimulai dengan pendaftaran. Nama-nama calon tersebut kemudian akan digodok oleh partai untuk menentukan siapa yang memenuhi persyaratan dan siap dipilih dalam rapat DPP melalui mekanisme voting.

Persyaratan apa yang harus dimiliki oleh calon, menurut Firman, para calon tentunya harus memiliki pengalaman di fraksi atau komisi-komisi di DPR.

"Tentunya harus pernah menjadi pengurus fraksi," kata dia.

Meskipun belum ada yang mendaftar, saat ini dikabarkan 5 nama sudah disiapkan untuk posisi wakil ketua DPR. Mereka adalah Burhanuddin Napitupulu, Priyo Budi Santoso, Rully Chaerul Azwar, Agus Gumiwang, dan Airlangga Hartarto.

(Rez/anw)
Kamis, 20/08/2009 10:50 WIB
Bom dan Uang Masuk Via Jalur Kalimantan-Malaysia
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Jakarta - Jalur perbatasan Kalimantan-Malaysia sering digunakan oleh para jaringan kelompok Negara Islam Indonesia (NII), Darul Islam dan Mujahiddin Kompak sebagai akses penghubung antara Filipina Selatan dan Indonesia. Jalur ini diduga sebagai tempat penyelundupan bom dan uang ke Indonesia.

"Bantuan TNT masuk dari situ, itu jalur lintas, termasuk uang biasanya lewat jalur itu
dan petugas perbatasan Malaysia bersikap lebih longgar kepada mereka," ujar pengamat
terorisme Dynno Chressbon saat dihubungi detikcom, Kamis (20/9/2009).

Beberapa kelompok seperti NII, Darul Islam, dan Mujahiddin Kompak menggunakan jalur akses ini dari perbatasan Indonesia ke Filipina Selatan lewat sejumlah tokoh di Sabah, Malaysia.

"Kelompok petani perkebunan di Tawao, Sabah, dan perbatasan antara Nunukan-Malaysia juga ikut membantu mereka," kata dia

Dynno menegaskan, kelompok-kelompok tersebut sudah menggunakan jalur ini lebih dari 20 tahun lamanya.

"Untuk mendapatkan akses senjata dan uang, mereka juga mendiami daerah perbatasan," tegasnya.

(fiq/gah)
Kamis, 20/08/2009 10:59 WIB
Rebut Pengaruh di Golkar, Cendana Lebih Cocok Ajukan Mbak Tutut
Irwan Nugroho - detikNews

Mbak Tutut (Dok Detikcom)
Jakarta - Mbak Tutut lebih menarik dibanding Hutomo Mandala Putra dalam percaturan politik. Keluarga Cendana semestinya lebih memajukan Tutut daripada Tommy untuk masuk bursa ketua umum Partai Golkar.

"Menurut saya, sesunguhnya yang lebih menarik adalah Mbak Tutut. Dia bisa memperkuat faksi politik sendiri di Golkar," kata pengamat politik dari Universitas Diponegoro (Undip) Yulianto dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (20/8/2009).

Dikatakan Yulianto, Mbak Tutut mempunyai pengalaman politik yang lebih luas dibandingkan adiknya itu. Dia pernah membidani berdirinya Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) bersama Jendral (Purn) R Hartono. Pada pemilu 2004, Mbak Tutut bahkan disebut-sebut dicalonkan partainya sebagai presiden.

Mbak Tutut juga pernah berpengalaman duduk di dalam kabinet. Dia diangkat oleh ayahnya sendiri, mantan presiden Soeharto, menjadi Menteri Sosial pada masa Kabinet Pembangunan VII.

"Gaya politik keibuannya banyak diterima masyarakat. Jika di Partai Golkar, Mbak Tutut bisa menyaingi Megawati (Megawati Soekarnopurtri, Ketua Umum PDIP)," jelasnya.

Bagaimana dengan Tommy? Menurut Yuli, secara politik Pangeran Cendana itu belum teruji. Tommy tidak mempunyai pengalaman besar dalam organisasi politik, sehingga nilai jualnya rendah. Kalaupun terjun ke dalam Golkar, Tommy hanya menjadi kader biasa.

Peluang Tommy untuk menduduki posisi puncak Golkar bak mendaki gunung terjal. Banyak hal-hal negatif yang melekat kepada putra bungsu mendiang Soeharto itu, seperti kasus pembunuhan dan korupsi.

"Dan itu untuk Golkar sulit. Golkar sangat pragmatis di mana pandangan-pandangan orang di dalamnya mudah bergeser karena melihat sesuatu yang tidak sesuai. Berat untuk Tommy memimpin Golkar" cetusnya.
(irw/iy)
Kamis, 20/08/2009 11:27 WIB
Berebut Ketum Golkar
Tommy-Yuddy Bertemu, Bersatu Lawan Ical?
Muhammad Nur Hayid - detikNews

Jakarta - Menjelang Musyawarah Nasional (Munas) Golkar di Riau, suhu politik di internal Partai Golkar terus meninggi. Setelah tiba-tiba namanya muncul sebagai calon ketua umum Partai Golkar, Tommy Soeharto dikabarkan sudah bertemu dengan salah seorang calon ketua umum lainnya Yuddy Chrisnandi.

Pertemuan selama hampir dua jam itu kabarnya membicarakan langkah-langkah ke depan secara bersama-sama membenahi Golkar. Sayangnya sumber itu tidak mau memaparkan hasil kesepakatan yang sudah dicapai dalam pertemuan di Gedung Granadi kuningan itu. Namun kabarnya pertemuan kedua tokoh itu untuk menghadapi Ical secara bersama-sama.

"Kemarin Pak Tommy dan Pak Yuddy memang telah bertemu sekitar pukul 15.00 WIB di Kuningan. Kalau apa yang dibicarakan dan hasil kesepakatannya apa, saya tidak tahu, karena pertemuannya tertutup," kata sumber detikcom, Kamis (20/8/2009).

Menurut sumber itu, pertemuan tertutup itu berlangsung akrab dan santai karena terdengar beberapa kali obrolan serius dan canda tawa di antara keduanya. Pertemuan kedua tokoh itu, lanjut sumber tersebut, diinisiasi oleh kubu Tommy yang saat ini sedang menjajaki kekuatan para calon ketua umum Golkar.

"Saya tahu persis Pak Tommy dan Pak Yuddy bertemu karena saya mengantarkan langsung. Tapi saya kemudian menunggu di luar tidak ikut dalam pembicaraan. Pertemuan itu terjadi karena Pak Tommy merasa perlu membangun komunikasi dengan para kandidat lainnya. Tidak tau apakah ini terkait rencana menghadapi Pak Ical," paparnya.

Info yang diterima detikcom, majunya Tommy dalam Munas Golkar karena ingin menjadikan Golkar lebih dinamis. Sebab, jika Tommy tidak muncul, maka Munas Golkar hanya akan menjadi milik Ical yang dinilai telah siap secara jaringan dan dana. Karena para kandidat lainnya sudah bakal keok dengan keterbatasan dana dan jaringan yang dimiliki termasuk Surya Paloh.

"Munculnya Pak Tommy ini untuk mengimbangi Pak Ical yang katanya dananya besar. Dengan adanya keinginan Pak Tommy maju di Munas, ruang pertarungan memperebutkan ketua umum Golkar akan kembali cair, tidak mengerucut ke Ical seperti sebelum ada Pak Tommy," papar sumber lainnya kepada detikcom.

"Sebab, kalau kriterianya harus memiliki dana besar untuk membiayai partai, Mas tommy akan bisa menyaingi Pak Ical. Kalau ngomongin hak, saya kira Mas Tommy punya karena dia selain masih kader, dia adalah putra Pak harto yang notabene pendiri dan pembangun Partai Golkar hinga besar sampai sekarang ini," imbuh sumber itu.

Sementara itu, staf khusus bagin media Yuddy, Cristina saat dikonfirmasi detikcom membenarkan adanya pertemuan antara bosnya dan Tommy Soeharto. Cristina selama ini yang mendampingi Yuddy dan mengantarkan Yuddy saat bertemu Tommy.

"Iya, kemarin bapak bertemu dengan Pak Tommy. Tapi saya tidak tau lagi yang lainnya, karena saya hanya mengantar bapak sampai ke depan ruangannnya Pak Tommy di Granadi. setelah itu saya menunggu dibawah," paparnya.

Sementara itu Yuddy yang dikonfirmasi detikcom hanya menjawab melalui SMS bahwa dia sedang menjalankan ibadah umroh bersama rombongan JK. Dan Yuddy tidak menjawab pertanyaan detik soal pertemuan itu karena HP-nya langsung dimatikan.

"Sorry, saya mau naik pesawat untuk berangkat umroh bersama rombongan Pak JK. Nanti lagi ya saya kontak, Ce U, salam," balas Yuddy.

Benarkah Ical akan menjadi musuh bersama dalam perebutan ketua umum Golkar di Munas Riau?

(yid/asy)
Kamis, 20/08/2009 11:34 WIB
Teroris Rekrut Keluarga Sendiri Marak di Indonesia
Novi Christiastuti Adiputri - detikNews

Dikhy Sasra/detikcom
Jakarta - Fakta mengungkap sejumlah tersangka teroris ternyata memiliki hubungan kekeluargaan. Sistem kekerabatan dalam perekrutan teroris kini marak di Indonesia.

"Contoh nyata itu antara lain almarhum Ibrohim, Syaifudin dan Syahrir," ujar Kepala Unit Cybercrime, Bareskrim Polri, Kombes Pol Petrus Reinhard Golose.

Petrus mengatakan itu saat sambutan dalam peluncuran bukunya bertajuk 'Deradikalisasi Terorisme: Humanis, Soul, Approach, dan Menyentuh Akar Rumput' di Auditorium Bumiputera, FISIP UI Depok, Jawa Barat, Kamis (20/8/2009).

Menurut Petrus, perekrutan dengan sistem kekerabatan juga berlaku bagi pelaku bom Bali I yakni Muklas, Amrozi dan Ali Imron. Ketiganya merupakan saudara kandung.

Selain kekerabatan atau kekeluargaan, penyebaran terorisme juga bisa menggunakan media massa, komunikasi langsung, dan lembaga pendidikan. "Namun media kekeluargaan merupakan media perekrutan yang marak terjadi di Indonesia," imbuh
dosen luar biasa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UI ini.

Tiga tersangka bom JW Marriott dan Ritz-Carlon, Ibrohim, Syaifudin dan Syahrir memiliki hubungan keluarga. Syaifudin dan Syahrir yang kini buron merupakan kakak beradik.

Sedangkan Ibrohim yang menjadi otak bom di hotel mewah itu merupakan adik ipar Syaifudin.
(nik/iy)
Kamis, 20/08/2009 11:40 WIB
Ansyaad Mbai: Alumni Afghan Paling Kredibel Sadarkan Pelaku Teror
Novi Christiastuti Adiputri - detikNews

Jakarta - Langkah deideologisasi diperlukan untuk menyadarkan para pelaku teror. Perlu ditanamkan pemikiran bila apa yang mereka pahami salah. Dan orang yang paling tepat untuk menyadarkan adalah yang pernah ikut perang di Afghanistan atau alumni Afghan.

"Saya kira eks Afghan menjadi yang paling kredibel untuk melakukan itu. Karena yang mereka respek adalah orang-orang yang tahu betul tentang mereka, siapa yang merekrut, mengapa mereka direkrut," kata Kepala Desk Antiteror Polhukam Ansya'ad Mbai dalam diskusi di Kampus UI, Depok, Kamis (20/8/2009).

Di dalam diri pelaku teror, lanjut Ansya'ad, ada suatu mindset yang mengatakan kiai sekharismatik apa pun tetap saja tidak berhasil mendirikan negara dan syariat Islam, sehingga dicap sebagai pemimpin yang gagal.

"Jadi yang dimaksud orang yang bisa menyadarkan mereka adalah orang yang tahu betul mengapa mereka menjadi seperti itu," jelasnya.
(ndr/nrl)
Kamis, 20/08/2009 11:48 WIB
Memburu Teroris
Polsek Cikande Pulangkan Pasutri Celana Ngatung dan Bercadar
Alamsyah - detikNews

Serang - Setelah sempat memeriksa beberapa jam, Polsek Cikande akhirnya melepas pasangan suami istri yang mengenakan celana ngatung dan bercadar. Kecurigaan bahwa keduanya bagian dari jaringan teroris tak terbukti.

"Sudah kita perbolehkan pergi semalam sekitar pukul 23.00 WIB," kata Kapolsek Cikande AKP Budi saat dihubungi melalui telepon, Kamis (20/8/2009).

Seperti diberitakan sebelumnya, pasangan suami istri bernama Daud dan Karsiti, diamankan Polsek Cikande, Rabu 19 Agustus. Hal tersebut dilakukan polisi karena tindak-tanduk pasangan ini mencurigakan.

Kejadian ini bermula ketika Daud (suami) dan Karsiti (istri) sedang melakukan salat Ashar di Masjid Al-Barokah, Kampung Kandinding, Desa Kibin, Kecamatan Kibin, Serang, Banten, sekitar pukul 17.00 WIB. Saat aparat desa menanyai identitas mereka, keduanya pun kebingungan dan menjawab berbelit-belit.

Menurut Sekdes Kibin, Juhdi, Daud berperawakan sekitar 160 cm, berjenggot, memakai peci putih, berbaju koko dan bercelana panjang ngatung. Sementara itu, Karsiti mengenakan jilbab lengkap dengan cadar berwarna hitam. Mereka membawa dua orang anaknya yang masih kecil.

Saat diperiksa KTP-nya, Daud ternyata bernama asli Karmin. Di KTP yang dikeluarkan di Bekasi itu, Daud dan Karsiti tercatat kelahiran Cilacap.

Saat ditanya hendak ke mana, Karsiti pun kebingungan. "Saya dari Bekasi, nggak tahu nih suami saya mau ke mana." Keduanya pun akhirnya didatangi petugas Polsek Cikande dan dibawa ke markas polisi untuk diinterogasi.

(djo/nrl)
Kamis, 20/08/2009 11:53 WIB
Hanya Osama atau Baasyir yang Bisa Sadarkan Noordin M Top
Novi Christiastuti Adiputri - detikNews

Jakarta - Noordin M Top, gembong teroris yang paling diburu, bisa disadarkan pemahamannya. Tapi tentunya bukan orang sembarangan yang bisa jadi mentor. Orang itu harus yang paling kredibel dan dihormati Noordin.

"Osama bin Laden atau paling nggak Abu Bakar Baasyir. Jadi yang diperhitungkan adalah siapa yang kredibel menyadarkan mereka, bahwa yang mereka pahami adalah keliru," kata Kepala Desk Antiteror Polhukam Ansyaad Mbai dalam diskusi di Kampus Unversitas Indonesia (UI), Depok, Kamis (20/8/2009).

Menurut Ansyaad, dari para pelaku teror, dan khususnya Noordin yang perlu disadarkan yakni cara berpikir mengenai pelurusan sejarah mengenai hubungan Islam dan pihak lain.

"Kemudian juga memahami cara berpikir kesejarahan yang perlu diluruskan. Apa dasar mereka menemukan barat sebagai musuh," tambahnya.

Noordin kini diduga berada di perbatasan Kalimantan dan Malaysia.

(ndr/iy)
Kamis, 20/08/2009 12:01 WIB
Bom Marriott dan Ritz-Carlton
Seorang Pemuda Berinisial C Bertemu Syaifudin di Yogyakarta
Didi Syafirdi - detikNews

Syaifudin bersorban (eksklusif detikcom)
Jakarta - Jejak langkah buronan teroris Syaifudin Zuhri tercium di Yogyakarta. Seorang pemuda berinisial C (20) mengaku bertemu perekrut bom bunuh diri di kota gudeg itu.

"Pemuda ini mengaku sempat bertemu dengan Syaifudin Zuhri di Yogyakarta," kata Sutarmanto, Ketua RT 9/10 di Jl Giring-giring II, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Kamis (20/8/2009).

Menurut Sutarmanto, C sudah dua bulan menghilang dari rumahnya di Jl Giring-Giring. Namun tadi pagi C sudah kembali.

"Sampai saat ini belum ada keterangan pemuda ini ketemu dengan Syaifudin dalam rangka apa," papar Sutarmanto.

C Kini sedang dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. Dia menghilang sebelum peledakan bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton pada 17 Juli lalu.

"Nggak ada yang terlihat berbeda dari penampilan sebelumnya," ujar Sutarmanto yang mengelak menyebutkan ciri-ciri pemuda itu. Syaifudin Zuhri adalah tersangka teroris yang sedang diburu. Nama aliasnya adalah Ustad Syaifudin Zuhri alias Udin alias Soleh. Perannya adalah merekrut 'pengantin'. Belasan tahun Syaifudin menetap di Jl Giring-giring II, bertetangga dengan C, sebelum pindah ke Kuningan, Jabar. (nik/nrl)

Kamis, 20/08/2009 12:08 WIB
Berebut Ketum Golkar
Kubu Ical Tak Khawatir Dijadikan 'Musuh Bersama'
Muhammad Nur Hayid - detikNews

Jakarta - Pertemuan antara Tommy Soeharto dengan Yuddy Chrisnandi kabarnya untuk merumuskan langkah melawan Ical. Namun kubu Aburizal Bakrie (Ical) tidak merasa takut dan khawatir dengan langkah-langkah para rivalnya itu selama masih dalam koridor berdemokrasi yang benar.

"Saya kira nggak ada masalah (pertemuan Tommy dan Yuddy). Kita juga tahu Yuddy itu siapa. Saya kira biasa saja itu. Yang punya suara itu kan DPD I, DPD II dan ormas Golkar, di sana kita bertempur, jadi silakan saja semua pihak terus konsolidasi. Kita masih optimis (menang)," kata juru bicara Ical, Lalu Mara Satriawangsa, kepada detikcom, Kamis (20/8/2009).

Menurut Lalu, Ical dan timnya menghargai semua keinginan kader Golkar termasuk Tommy yang akan mengajukan diri sebagai calon ketua umum Golkar. Namun dia berharap semua langkah dan prosedur yang menjadi aturan partai tetap diikuti oleh semua kader agar citra Golkar sebagai partai yang dewasa dan profesional tetap terjaga.

"Kita menghargai dan menghormati Mas Tommy menggunakan hak politiknya. Kita tidak pernah mendikotomikan kompetitor ringan dan berat. Semua kandidat pasti malakukan manuver, hal itu lumrah dan biasa dalam politik. Tetapi kita harus tetap berpolitik dengan sehat dan santun. Jangan sampai kompetisi ini dikotori oleh sikap yang menghalalkan segala cara," paparnya.

Staf Khusus Menko Kesra ini tetap yakin Ical akan memenangkan pertarungan kursi ketua umum Golkar di Munas Riau. Hal itu didasarkan pada dukungan terhadap Ical secara tertulis yang sudah masuk sampai saat ini sudah sebanyak hampir 80 persen.

"Saya kira Pak Ical dengan pengalaman beliau, pasti kader Golkar tahu siapa yang layak didukung. Apalagi dengan dukungan tertulis yang sudah kita kantongi sebesar 438 DPD II dan 32 DPD I. Tetapi kita tetap menghormati proses itu," paparnya.

Lalu meyakinkan bahwa Ical adalah sosok yang pas memimpin Golkar 5 tahun ke depan. Sebab Ical memiliki segudang pengalaman dan prestasi dalam memimpin organisasi baik bisnis maupun sosial.

"Pengalaman beliau di Kadin dan organisasi sosial lainnya selain di Golkar, itu modal besar bagi beliau untuk memimpin Golkar 5 tahun. Apalagi Pak Ical sudah mencanangkan 'catur sukses', yaitu sukses konsolidasi, sukses pengkaderan, sukses menyejahterakan warga dan kader dan sukses pilkada dan pemilu 2014," pungkasnya.

(yid/nrl)
Kamis, 20/08/2009 12:17 WIB
Bom JW Marriott
Mohamad Syahrir Pernah ke Jeddah Tahun 2008
Chazizah Gusnita - detikNews

Jakarta - Salah satu buron teroris Mohamad Syahrir pernah pergi ke Jeddah, Arab Saudi, pada 5 September 2008. Belum diketahui apa yang dilakukan Syahrir di Jeddah. Namun pada tanggal 25 September, Syahrir pulang ke Indonesia.

"Tanggal perjalanan 5 September 2008 berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta dengan GA 0980 ke Jeddah. Kembali ke Indonesia 25 September 2008," ujar Kahumas Ditjen Imigrasi Depkum & HAM Maroloan J Baringbing dalam pesan singkat yang diterima detikcom, Kamis (20/8/2009).

Baringbing mengatakan, pada tanggal 25 September 2008, Syahrir tiba di Bandara Cengkareng. Namun tidak diketahui dari mana keberangkatannya.

"Asal kedatangan tidak ada datanya. Jenis visa tidak ada. Ini yang ada dalam data perlintasan," katanya.

Syahrir merupakan anak ketiga dari Djaelani Irsyad. Syahrir adalah kakak dari Syaifudin Zuhri. Keduanya merupakan buron Densus 88 yang diduga terlibat dalam ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton.

(gus/iy)
Kamis, 20/08/2009 12:24 WIB
AS Kembali Pindahkan 6 Tahanan Guantanamo, Hambali Tak Termasuk
Amanda Ferdina - detikNews

Hambali
Guantanamo - Amerika Serikat (AS) kembali akan memindahkan 6 tahanan dari penjara Guantanamo. Tetapi Hambali, gembong teroris asal Indonesia, belum masuk dalam daftar tahanan yang akan dipindahkan tersebut.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (20/8/2009), dari 6 tahanan, 2 di antaranya akan dipindah ke Portugal. 2 Lainnya akan dikirim ke Irlandia.

Pemindahan tahanan Guantanamo merupakan hasil dari keputusan pengadilan AS dan pelaksanaan proses ulang administrasi presiden. Sebelumnya, 11 tahanan telah dikirim ke luar sejak Obama mulai bertugas sebagai Presiden, Januari 2009 silam. Obama telah berjanji akan menutup penjara yang dibuka oleh George W. Bush tahun 2002 silam itu. Penutupan akan dilakukan tahun 2010.

Salah seorang tahanan asal Afghanistan, Mohammed Jawad, diberitakan akan dikembalikan ke negerinya Jumat (21/8/2009) besok. Mohammed Jawad dituduh melempar sebuah granat dan melukai dua tentara dan penerjemah AS pada tahun 2002. Otoritas AS masih mempertimbangkan kembali pemindahan Jawad.

12 Negara menerima keputusan AS memindahkan para tahanan Guantanamo. Inggris, Prancis, Irlandia, Italia, Portugal, Spanyol dan 4 negara Uni Eropa telah menyatakan kesetujuannya. Sedangkan 5 negara lainnya mengatakan masih akan mempertimbangkan kembali.

(amd/iy)
Kamis, 20/08/2009 12:32 WIB
Berantas Teroris
SBY: Jangan Sampai Penculikan, Petrus & Kasus Munir Terulang
Ramadhian Fadillah - detikNews

Jakarta - Perang melawan teroris harus terus dilakukan. Namun, Presiden SBY meminta agar penanggulangan teroris tidak sampai melanggar HAM seperti terjadi pada kasus penembakan misterius dan pembunuhan Munir.

"Ingat jangan sampai penculikan, petrus, dan kasus kematian munir terjadi lagi," ujar SBY saat berdialog dengan para prajurit Koppasus di Balai Komando Markas Koppasus, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (20/8/2009).

SBY menilai, saat ini perang melawan teroris sudah berjalan berdasarkan supremasi hukum. Mantan perwira Konstrad itu membantah tindakan Polri dalam mengurangi teroris melanggar UU.

"Di negara lain, ada kaidah demokrasi yang ditinggalkan, tapi di Indonesia tidak. Di Indonesia tidak meninggalkan supremasi hukum," tutur SBY.

SBY pun menambahkan, penegakan hukum terhadap pelaku teroris sudah dilakukan secara transparan.

"Ada pengacaranya. Kita juga konsisten menjaga prinsip akuntabilitas," pungkas SBY.

(irw/iy)
Kamis, 20/08/2009 12:57 WIB
Polri-TNI Gelar Latihan Antiteror Oktober
Ramadhian Fadillah - detikNews

foto: dok.detikcom
Jakarta - Polri terus meningkatkan kerjasama dengan TNI untuk memerangi teroris. Pelatihan bersama pasukan antiteror Polri dan TNI kembali digelar.

"Oktober kita akan latihan bersama dengan TNI seperti yang lalu. Namun mungkin nanti akan ditingkatkan besaran peranannya," ujar Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri (BHD).

Hal itu disampaikan Kapolri usai mengikuti acara penyematan Brevet Komando Kopassus di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (20/8/2009).

Menurut Kapolri, berdasarkan evaluasi pelatihan yang lalu, latihan ini akan diupayakan dengan skenario yang lebih cepat sehingga peran Polri dan TNI bisa maksimal.

"Untuk kerjasama di lapangan dan peningkatan opsi untuk pencegahan-pencegahan," imbuh mantan Kabareskrim Polri ini.

Kapolri pun menyebutkan saat ini kerjasama Polri dan TNI di lapangan sudah cukup baik. Namun keduanya sedang mempersiapkan payung hukum agar kerjasama keduanya bisa lebih baik lagi.

"Untuk perbantuan kerjasama di lapangan sudah sama-sama mengertilah," kata dia.

(nik/iy)
Kamis, 20/08/2009 07:38 WIB
Bom Marriott dan Ritz-Carlton
Istri Syaifudin Zuhri Buka Cadar
Gagah Wijoseno - detikNews

Syaifudin bersorban (foto: eksklusif detikcom)
Jakarta - Kholifah Sari, istri Syaifudin Zuhri alias Saifuddin Jaelani, sudah kembali ke pangkuan orangtuanya. Ibu dua anak ini juga menanggalkan cadarnya.

Pemandangan ini terlihat saat perempuan yang dipanggil Olip ini diwawancara Metro TV. Wawancara Kholifah ditayangkan stasiun TV tersebut secara berulang-ulang, Rabu (19/8/2009).

Salah seorang wartawan MetroTV mengaku perlu perjuangan keras untuk bisa mendapatkan wawancara dengan istri Syaifudin itu. Sebab, Kholifah sebelumnya tidak mau diwawancara oleh wartawan dan masih menutup diri di rumah orangtuanya di Kelurahan Perbutulan, Sumber, Kabupaten Cirebon.

Saat diwawancara dan disorot kamera, Kholifah sudah menanggalkan cadarnya. Dia hanya mengenakan jilbab biasa warna putih. Wajahnya terlihat begitu jelas tanpa kain penutup di mukanya. Saat dia berbicara, di layar televisi tertulis 'Kholifah Sari'.

Kholifah mengaku terkejut atas dijadikannya suaminya sebagai buron oleh polisi dalam kasus peledakan bom di JW Marriott Jakarta dan The Ritz-Carlton. Dia tidak mengetahui aktivitas suaminya terkait jaringan terorisme.

Yang dia tahu, suaminya hanyalah penjual obat herbal dan ahli bekam. Saat ini, Kholifah tidak tahu di mana suami berada. Sejak empat bulan lalu, tidak ada kontak Kholifah dengan Syaifudin.

Kholifah dinikahi Syaifudin pada 25 Juli 2000 lalu. Saat itu, Syaifudin berumur 23 tahun dan Kholifah berumur 22 tahun. Pernikahan kedua insan ini tercatat di KUA Sumber.

Setelah menikah, Syaifudin kemudian mengajak Kholifah pergi. Suami istri ini hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Kini, keduanya dikaruniai dua orang anak.

Sebelum menikah dengan Syaifudin, Kholifah yang merupakan santri dari sebuah pesantren yang ada di dekat rumahnya itu hanya mengenakan jilbab biasa. Namun, setelah dinikahi Syaifudin, Kholifah mengenakan cadar.

Jejak terakhir Syaifudin-Kholifah terendus di Gugus Candraloka Perumahan Telaga Kahuripan, Kabupaten Kemang, Kabupaten Bogor. Mereka hidup di perumahan ini sejak akhir 2007 hingga April 2009.

Di perumahan ini, Syaifudin menjadi imam Masjid As Surur. Dia juga dekat dengan para remaja. Di perumahan ini pulalah, Syaifudin mengenal Dani Dwi Permana yang ia rekrut sebagai pelaku bom bunuh diri di JW Marriott Jakarta.

Mabes Polri telah menyebarkan identitas Syaifudin kepada pers. Mabes Polri menyebut Syaifudin sebagai Syaifudin Zuhri bin Djaelani Irsyad alias Ustad Syaifudin Zuhri alias Udin alias Soleh. (asy/nrl)
Kamis, 20/08/2009 08:14 WIB
Dukung TK Jadi Ketua MPR
PD Ingin PDIP Tidak Galak Seandainya Beroposisi
Laurencius Simanjuntak - detikNews

Jakarta - Meski telah bersepakat memajukan Taufiq Kiemas (TK) sebagai Ketua MPR, namun antara PDIP dan Partai Demokrat tetap belum seiya sekata mengenai koalisi di pemerintahan.

Pengamat politik dari LIPI, Lili Romli, mengatakan dukungan yang diberikan Partai Demokrat terhadap pencalonan Taufiq Kiemas bukanlah tanpa arti. Menurutnya, bantuan dukungan itu dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan PDIP akan menjadi oposisi kembali.

"Kalau pun nanti diajak koalisi tidak mau, diharapkan bantuan tadi bisa menjadi bahan pertimbangan PDIP supaya tidak galak terhadap pemerintahan (mendatang)," kata Lili Romli saat dihubungi detikcom, Kamis (20/8/2009).

"Dalam politik tidak ada makan siang yang gratis," imbuhnya.

Kemarin malam, Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Utomo menemui Ketua Umum Megawati Soekarnoputri di kediaman Mega, Jl Teuku Umar, Jakpus. Kedua partai besar ini meneguhkan kesepakatan untuk menyiapkan Taufiq Kiemas menjadi Ketua MPR.

Meski tidak langsung dilakukan oleh yang bersangkutan, Lili menilai, pertemuan malam itu juga ditujukan untuk rekonsiliasi antara SBY-Mega.

"Ini bisa menjadi awal untuk mecairkan ketegangan," pungkasnya.

(lrn/nrl)
Kamis, 20/08/2009 08:56 WIB
Megawati Sebaiknya Ucapkan Selamat ke SBY
Laurencius Simanjuntak - detikNews

Jakarta - Megawati Soekarnoputri sebaiknya memberi ucapan selamat kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas kemenangannya di Pilpres 2009. Momen ini bisa dijadikan ajang rekonsiliasi mengingat sekarang ini adalah waktu terakhir bagi SBY ataupun Mega bertemu di kancah politik.

"Sebaiknya memang (Mega) mengucapkan selamat atas kemenangan SBY, karena keduanya akan regenerasi. Namun itu haknya Ibu Mega," kata pengamat politik dari LIPI Lili Romli saat dihubungi detikcom, Kamis (20/8/2009).

Seperti diketahui, dari para capres dan cawapres yang berlaga di Pilpres 2009, hanya Mega saja yang belum mengucapkan selamat atas kemenangan SBY. Suami Mega, Taufiq Kiemas, sudah mengucapkan selamat kepada SBY, hanya saja ia mengatasnamakan keluarga.

Menurut Lili, pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Utomo dan Megawati semalam juga bisa dibaca sebagai awal menuju rekonsiliasi yang lebih besar.

"Kunjungan itu saya rasa bisa mengakhiri ketegangan supaya ke depannya cair," ujarnya.

Mengenai adanya deal politik antara Partai Demokrat dan PDIP soal pencalonan Taufiq Kiemas menjadi Ketua MPR, Lili mengatakan, hendaknya hal itu tidak akan mengurangi kekritisan PDIP seandainya banteng moncong putih itu tetap pada jalur oposisi.

"PDIP jangan sampai 'dijinakkan' dengan lobi-lobi itu," pungkasnya.

(lrn/nrl)
Kamis, 20/08/2009 09:22 WIB
Tommy Jadi Test Case Keluarga Cendana Terhadap Golkar
Irwan Nugroho - detikNews

Tommy Soeharto
Jakarta - Putra mantan presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, tertarik maju dalam bursa pemilihan ketua umum Partai Golkar. Namun, tampilnya Tommy ini dinilai hanya test case dari keluarga cendana.

"Tommy hanya test case terhadap akseptabilitas keluarga Cendana di Partai Golkar, apakah nama Soeharto dan keluarganya yang dulu penting bisa diterima kembali," kata pengamat politik dari Universitas Diponegoro (Undip) Yulianto kepada detikcom, Kamis (20/8/2009).

Dikatakan Yuli, sejak Soeharto mangkat pada Januari 2008, keluarga Cendana sengaja 'tiarap' dari perpolitikan, khususnya di partai beringin. Kini, mereka ingin merebut pengaruh politik dengan memajukan Tommy sebagai uji coba.

Di Golkar, lanjutnya, Tommy berusaha memantapkan kekuatan politik lama yang pernah dibangun ayahnya lewat pendidikan kader. Dengan kata lain, Tommy sedang merajut kembali kesetiaan anak didik politik Soeharto di DPP Golkar terhadap keluarga Cendana.

Dengan tampilnya Tommy, kata Yuli, perebutan kursi ketua umum Golkar akan semakin sengit. Pertarungan posisi yang cukup prestisius itu nantinya menjadi pertarungan antara kalangan pengusaha, kaum muda, dan dinasti politik Cendana.

"Pengusaha akan diwakili oleh Surya Paloh dan Aburizal Bakrie, kaum muda ada Yuddy Chrisnandy, sedangkan keluarga Cendana diwakili oleh Tommy ini," pungkasnya. (irw/nrl)
Kamis, 20/08/2009 09:43 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton
Arab Saudi Belum Bereaksi Atas Penangkapan Ali
Niken Widya Yunita - detikNews

ilustrasi (Dok.detikcom)
Jakarta - Pemerintah Arab Saudi belum bereaksi atas penangkapan Ali Muhammad alias Abah Ali, di Kuningan, Jawa Barat. Ali ditangkap karena diduga terkait pendanaan terorisme.

"Kalau ada tanggapan mereka akan menyampaikan, tapi untuk saat ini rasanya belum ada," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) Teuku Faizasyah kepada detikcom, Kamis (20/8/2009).

Hingga kini Deplu juga belum menerima surat pemberitahuan Polri tentang penangkapan Ali. "Kita akan cek dulu," imbuh Faiz.

Menurut Faiz, umumnya Polri meminta bantuan Deplu untuk meneruskan informasi penahanan seseorang WNA ke negara asalnya. Namun dalam kasus terorisme, Faiz tidak mengetahui apakah prosedur itu tetap berlaku.

"Mungkin bisa ditanyakan ke kepolisian, apakah proses sudah selesai," kata Faiz.

Polisi mengaku menciduk Ali pada 17 Agustus. Namun berdasar penelusuran, Densus 88 menangkap Ali bersama penerjemahnya di Nagrek pada Selasa 18 Agustus. Polisi masih memeriksa status kewarganegaraan Ali, apakah benar warga Arab Saudi sesuai pengakuannya.

(nik/nrl)
Kamis, 20/08/2009 09:53 WIB
Bom Marriott & Ritz-Carlton
Tugas Syahrir & Syaifudin Selundupkan Senjata dari Filipina Selatan
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Jakarta - Kakak beradik yang saat ini masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) polisi, Mohamad Syahrir dan Syaifudin Zuhri adalah aktivis Negara Islam Indonesia (NII) non teritorial. Mereka bertugas menyelundupkan senjata dari Filipina Selatan.

"Kegiatannya selama ini ikut menyelundupkan senjata dari Filipina Selatan, mengirim orang ke sana dan kembali diterjunkan di daerah konflik Ambon dan Poso," ujar pengamat terorisme Dynno Chressbon saat dihubungi detikcom, Kamis (20/9/2009).

Menurut Dynno, Syahrir dan Syaifudin juga selalu berkordinasi dengan salah satu target yang dicari polisi yaitu Upik Lawanga.

"Mereka juga ikut tersangkut dalam penyiapan safe house Noordin M Top di Mampang, Jatiasih, dan kemudian Bogor," kata dia.

Selain itu, kakak beradik ini juga dicurigai oleh pihak kepolisian sebagai orang yang mempersiapkan penyerangan terhadap kediaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Mereka semuanya adalah veteran Poso,"pungkasnya. (fiq/iy)
Kamis, 20/08/2009 10:15 WIB
Noordin Diduga Berada di Perbatasan Kalimantan-Malaysia
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Jakarta - Keberadaan Noordin M Top yang saat ini diduga berada di perbatasan Kalimantan-Malaysia. Pasca Ledakan bom Mega-Kuningan pada Juli lalu, Noordin sudah berada di Surabaya, Jawa Timur, bersama kelompoknya.

"Sebelum ke perbatasan Kalimantan-Malaysia, kelompok Noordin diduga telah mempersiapkan safe house di Jatim pasca ledakan Mega-Kuningan," ujar pengamat
terorisme Dynno Chressbon saat dihubungi detikcom, Kamis (20/9/2009).

Dynno menjelaskan, peran ini bisanya dilakukan oleh Bagus Budi Pranoto, salah seorang DPO polisi.

"Dia juga disebut sebagai orang yang menyiapkan tempat pertemuan dengan Noordin di Jawa Timur,"pungkasnya. (fiq/iy)
Kamis, 20/08/2009 10:16 WIB
SBY Sampaikan Pidato Kemenangan di PRJ
Anwar Khumaini - detikNews

Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) nanti malam akan berpidato setelah ditahbiskan sebagai pemenang Pilpres 2009. Acara pidato itu diberi tajuk acceptance speech. Pidato tersebut diundur dua hari setelah jadwal sebelumnya yaitu 18 Agustus lalu.

Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng mengatakan, sebagai presiden terpilih, SBY akan menyampaikan ucapan terima kasih pada rakyat dan pihak-pihak yang membantu terpilihnya SBY-Boediono sebagai presiden dan wapres terpilih periode 2009-2014.

"Pak SBY waktu itu masih sibuk mempersiapkan pidato kenegaraan, jadi lebih baik digelar tanggal 20 Agustus saja," kata Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng kepada detikcom, Kamis (20/8/2009).

"Presiden SBY akan pidato dalam kapasitasnya sebagai presiden terpilih. Itu acaranya Partai Demokrat," ujar Andi.

Menurut Andi, SBY akan mengundang semua partai koalisi pendukung SBY, relawan, tokoh masyarakat dan pihak-pihak yang mendukung kemenangan pasangan asal Jawa Timur ini.

"Ini tradisi dalam demokrasi di mana presiden terpilih menyampaikan pidato atas mandat yang diberikan kepadanya. Dengan selesainya pemilu ini, mandat diberikan kepada SBY-Boediono," kata Andi dalam kesempatan lain.

Undangan DPP Partai Demokrat menyatakan, acara akan berlangsung di kompleks Pekan Raya Jakarta (PRJ), Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (20/8/2009). Acara akan dimulai pada pukul 18.00 WIB.
(anw/nrl)
Kamis, 20/08/2009 10:42 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton
Bagus Dikenal Keras Sejak Kecil, Istrinya Bercadar
Rosidi - detikNews

dok detikcom
Kudus - Bagus Budi Pranoto masuk dalam DPO Mabes Polri dalam kasus peledakan bom di Hotel Ritz-Carlton dan JW Marriott. Sejak kecil, Bagus memang dikenal sebagai anak yang berkemauan keras.

Tidak ada yang istimewa dengan masa kecil Bagus. Dia layaknya anak kecil kebanyakan. Pendidikan dasarnya ditempuh di sebuah madrasah ibtidaiyah di kampungnya, Desa Mijen, Kecamatan kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Setelah itu dia melanjutkan pendidikan di sebuah pondok pesantren di Sewon Kidul, Jepara.

Bagus juga berasal dari kalangan keluarga miskin. Bapaknya, Isman, mencari nafkah dengan berjualan karung untuk menjemur padi. Sedangkan ibunya, hanya buruh pabrik rokok. Mereka tinggal di sebuah rumah yang cukup sederhana.

Meski berasal dari kalangan keluarga sederhana, Bagus mempunyai kecerdasa di atas rata-rata. Sejak kecil dia sudah pandai membaca Al Quran dengan baik.

"Anaknya cukup keras, apalagi kalau diganggu teman, dia pasti melawan. Tetapi ngajinya memang pinter," kenang Munsyarif, guru ngaji Bagus saat kecil, Kamis (20/8/2009).

Mengenai aktivitas Bagus setelah dia beranjak dewasa, warga setempat tidak ada yang tahu persis. Sebab seperti dituturkan di atas, setelah lulus madrasah ibtidaiyah, Bagus memang tak lagi tinggal di desa itu. Warga hanya tahu, Bagus telah menikah dengan wanita bercadar. Bagus selalu membawa istrinya saat menengok orang tuanya.

"Kita tidak tahu namanya (istri Bagus). Tapi orangnya selalu memakai kerudung, bercadar serta berkacamata," ujar Purwanti, salah seorang tetangga.

Sementara menurut Zainuri, tetangga lainnya, kedua kakak wanita Bagus juga mengenakan cadar. Zainuri menduga, Bagus belakangan ini tinggal di Solo.

"Bagus kalau pulang menggunakan mobil kijang dengan plat nomor polisi Kota Solo," terang Zainuri.

(djo/djo)

Rabu, 19 Agustus 2009

Kamis, 20/08/2009 01:51 WIB
Tommy Calon Ketum Golkar
Priyo: Boleh Maju, Asal Sesuai persyaratan
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Jakarta - Partai Golkar akan menerima siapapun kader yang siap maju dalam bursa pencalonan ketua umum pada Musyawarah Nasional (Munas) pada Oktober mendatang. Hanya saja, kader tersebut harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan, tak terkecuali Tommy Soeharto.

"Dalam Munas ini, ada persyaratan administrasi dan pernah menjadi anggota selama 10 tahun dan mempunyai prestasi, dedikasi dan tidak tercela," ujar Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso.

Hal itu dikatakan dia usai rapat pengurus harian DPP di kediaman Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla, Jl Ki Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/9/2009).

Menurut Budi, dalam Munas nantinya akan ada tata tertib yang mengatur tentang syarat menjadi ketua umum partai beringin tersebut.

"Kita juga lihat track recordnya,"pungkasnya.

Sebelumnya, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto menyatakan siap mencalonkan diri sebagai salah satu calon ketua umum partai Golkar. Musyawarah Nasional sedianya akan dilaksanakan pada tanggal 4-7 Oktober di Provinsi Riau.

(fiq/lrn) Kamis, 20/08/2009 01:18 WIB
5 Keteladanan Indonesia di Mata Dunia
Eddi Santosa - detikNews

Dubes Mohamad Oemar
Roma - Setelah berhasil melakukan reformasi di segala bidang dalam 10 tahun terakhir, bangsa Indonesia sekarang ini bisa bangga bahwa dunia kini memandang Indonesia sebagai teladan.

Hal itu disampaikan Dubes RI Roma merangkap Malta, Siprus, FAO, WFP, IFAD dan UNIDROIT, Mohamad Oemar dalam amanat yang disampaikan pada Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Roma, Italia (17/8/2009).

"Dunia kini memandang Indonesia sebagai teladan, baik sebagai negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, sebagai jembatan antara Islam dan Barat, sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara," papar Oemar, seperti disampaikan Musurifun Lajawa kepada detikcom kemarin.

Selain itu, menurut Oemar Indonesia juga dipandang sebagai negara yang sukses melakukan transformasi sosial politik dengan tetap menjamin kebebasan, pluralisme dan toleransi.

Indonesia-Italia

Dalam konteks hubungan Indonesia–Italia, Dubes Oemar mengemukakan berbagai kemajuan hubungan kedua negara, terutama dalam bidang perdagangan dan investasi.

Pemerintah Italia juga memberikan apresiasi terhadap peran penting Indonesia di kawasan Asia Tenggara dan di dunia internasional, termasuk dalam upaya bersama memecahkan masalah-masalah global di bidang keuangan dan perubahan iklim.

"Juga di bidang energi dan ketahanan pangan, sebagaimana tercermin dari undangan Italia, sebagai Presiden G8, kepada Indonesia untuk menghadiri KTT G8 di L’Aquila pada Juli 2009," demikian Oemar.

Oemar mengajak rakyat Indonesia untuk turut menjaga dan memajukan berbagai perkembangan positif tersebut, baik di tanah air maupun dalam hubungan dengan Italia, dengan mengukuhkan tekad bersama untuk bekerja lebih sungguh-sungguh dan saling bahu-membahu demi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang maju, bermartabat dan sejahtera.

Upacara bendera ditutup dengan aubade lagu-lagu perjuangan yang dinyanyikan para suster Indonesia yang bertugas di Vatikan, diselingi pembacaan puisi. Sesi ini dirasakan sempat menggetarkan sanubari dan semangat kebangsaan sekitar 350 peserta upacara, termasuk Dr. Sonny Keraf, anggota DPR–RI dan mantan Menteri Lingkungan Hidup.

Tradisi

KBRI Roma menggelar kegiatan bersama peringatan HUT RI secara bergilir dengan KBRI Vatikan sejak 2008. Tradisi ini dirintis untuk memupuk semangat kebersamaan, persatuan dan kerjasama lebih erat antara masyarakat Indonesia di kedua negara akreditasi.

Perayaan HUT RI ke-64 dimeriahkan dengan panggung gembira dan lomba karaoke, berbagai lomba olahraga, busana terbaik, kerapihan ruang kerja serta pemilihan local staff of the year dan ramah tamah bagi seluruh masyarakat Indonesia di Italia dan Vatikan.

Sebagai upaya untuk mendorong semangat putra-putri WNI di Italia untuk mendalami kebudayaan Indonesia serta mendukung kegiatan-kegiatan promosi citra Indonesia, KBRI Roma juga memberikan penghargaan dan bingkisan khusus kepada Duta-duta Kecil yang telah berpartisipasi dalam berbagai kegiatan promosi kebudayaan.

(es/es)
Kamis, 20/08/2009 00:11 WIB
Dinilai Netral, Andi Mattalatta Jadi Ketua Panitia Munas Golkar
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Jakarta - Menjelang Musyawarah Nasional (Munas) yang akan dilangsungkan di Riau, 4-7 Oktober mendatang, Partai Golkar terus melakukan persiapan hajatan 5 tahunan tersebut. Sebagai Ketua Panitia, DPP Partai Golkar telah menetapkan Ketua DPP Andi Mattalatta sebagai ketua panitia.

"Ketuanya pak Andi Mattalatta. Diambil dari ketua DPP yang dianggap tidak berpihak pada siapapun," ujar Ketua DPP Golkar Firman Subagyo usai rapat pengurus harian di kediaman Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla, Jl Ki Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/9/2009).

Selain itu, yang menjabat Steering Committee (SC) dalam forum tertinggi partai beringin tersebut adalah Ketua DPP Partai Golkar Syamsul Muarif dan Organizer Committe adalah Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Masagus Uzwar Fatommy Asaari.

"Tugas komponen itu adalah untuk segera melakukan pengecekan dilakukan di lapangan. Hal karena ini menyangkut musyawarah dan hajat besar," kata dia.

Menurut Firman, kesiapan daerah serta kelengkapan kepanitiaan juga harus segera diselesaikan oleh ketiga komponen di atas.

"Kata Pak ketua umum, ada dua kelompok besar yaitu dari Ical (Aburizal Bakrie) dan Surya Paloh, sehingga komposisi kepanitiaan harus dari kedua belah pihak sehingga tidak ada konflik," jelasnya.

Firman pun mengapresiasi pikiran Jusuf Kalla dengan usulan pembagian komposisi kepanitiaan pada Munas nanti. "Itu spiritnya bagus sehingga ada kebersamaan," pungkasnya. (fiq/lrn)
Rabu, 19/08/2009 14:46 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton
Syaifudin Sering Kunjungi Pasien di Depok
Didi Syafirdi - detikNews

Foto: Dokumen detikcom
Jakarta - Meski telah pindah rumah, Syaifudin Zuhri bin Djaelani Irsyad masih sering bolak-balik ke Depok, Jawa Barat. Pria yang kini menjadi tersangka teroris itu mengunjungi salah satu pasiennya.

"Dia masih sering ke sini. Dia itu kan pekerjaannya ngebekam dan tukang urut, dan di sini ada satu pasiennya," kata Sapiah, bekas tetangga Syaifudin di Jalan Giring-giring II/104 Rt 09/10 Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Rabu (19/8/2009).

Selain mengunjungi pasien, Syaifudin juga kerap ke rumah salah satu adiknya, Sucihani, yang merupakan istri Ibrohim (tewas di Temanggung). Kebetulan, rumah Sucihani tidak jauh dari bekas rumah orang tua Syaifudin.

Namun sejak tahun 2008, Syaifudin sudah tidak pernah muncul lagi di Depok. Bekas tetangga tidak tahu pasti di mana pria yang diduga berperan sebagai perekrut bom bunuh diri itu.

"Wah nggak tahu tinggal di mana sekarang," kata Sapiah.

Sementara itu pasien Syaifudin, Yono, yang tinggal tidak jauh dari bekas rumah Syaifudin enggan berkomentar. "Nggak mau, saya lagi sakit," katanya saat detikcom mencoba wawancara.

(ken/nrl)
Rabu, 19/08/2009 14:44 WIB
Syahrir-Syaifudin, Duet Maut Pelatih Sniper di Poso
Rachmadin Ismail - detikNews

Jakarta - Polisi merilis 4 nama buron baru terkait pengebomam di Hotel Ritz-Carlton dan JW Marriott. Dua di antaranya adalah Syaifudin Dzuhri dan M Syahrir yang dikabarkan sebagai saudara kandung. Siapakah mereka sebenarnya?

"Mereka pernah menjadi trainer untuk sniper di Poso," kata pengamat terorisme Dynno Chressbon saat berbincang lewat telepon, Rabu (19/8/2009).

Menurut Dynno, Syahrir dan Syaifudin juga pernah terlibat dalam penyelundupan senjata yang berasal dari Filipina Selatan. Senjata itu kemudian digunakan para kaum mujahid untuk berperang dalam konflik Poso.

"Mereka sejak dulu juga sudah diincar karena mendatangkan senjata," imbuhnya.

Sebelum bergabung dengan Noordin M Top, keduanya terlebih dahulu dekat dengan Upik Lawanga. Upik adalah perakit bom paling handal yang dipercaya Noordin. "Mereka sempat ikut beberapa lama," tambahnya.

Sosok Syaifudin sebelumnya sudah dikenali sebagai tokoh yang cukup berpengaruh di Poso. Sedangkan dalam pengeboman di JW Marriott dan Ritz- Carlton, Syaifudin disebutkan sebagai perekrut dua bomber, yakni Dani Dwi Permana dan Nana Maulana.

Informasi tentang Syahrir, belum banyak diketahui. Namun ia disebut-sebut sebagai orang yang aktif mencarikan safe house bagi Syaifudin dan anggota kelompok Noordin lainnya.
(mad/iy)
Rabu, 19/08/2009 14:31 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton
Syaifudin dan Syahrir Pakai Celana Ngatung Saat Remaja
Didi Syafirdi - detikNews

Foto: Dikhy Sasra/detikcom
Jakarta - Keluarga Djaelani Irsyad dikenal taat beragama. Djaelani memiliki 8 anak. Anak nomor 3 yaitu Mohamad Syahrir dan anak nomor 5, Syaifudin Zuhri, masuk dalam jajaran buronan teroris. Kedua anak itu sejak remaja berpenampilan Islami.

"Pas remaja sering pakai baju koko dan celana ngatung," kata Sapiah, bekas tetangga Syaifudin dan Syahrir, kepada detikcom yang menyambangi bekas rumah kedua tersangka teroris itu, Rabu (19/8/2009).

Menurut Sapiah, masa kecil kedua pria yang diduga terlibat bom Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton itu memang dihabiskan di rumah yang beralamat di Jalan Giring-giring II/104 Rt 09/10 Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, itu bersama ayah ibu mereka.

Keluarga Djaelani meninggalkan Depok pada 1997. "Mereka datang ke sini tahun 1979 sampai sekitar tahun 1997. Mereka sekeluarga bersama bapaknya tinggal di sini tapi pada tahun 1997, mereka pindah ke Kuningan (Jawa Barat)," kata Sapiah.

Kini rumah yang pernah ditinggali Syahrir dan Syaifudin itu telah dijual. Rumah bercat kuning itu sekarang ditinggali sebuah keluarga.

Nama Syahrir dan Syaifudin dirilis sebagai buron Mabes Polri karena diduga terkait peledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, 17 Juli lalu. Syaifudin diduga berperan sebagai perekrut 'pengantin' atau orang yang bersedia melakukan bom bunuh diri. Sementara peran Syahrir belum jelas.
(ken/nrl)
Rabu, 19/08/2009 14:30 WIB
Memburu Teroris
Majelis Mujahidin Minta Polisi Tak Asal Curigai Orang Bercadar
Bagus Kurniawan - detikNews

ilustrasi
Yogyakarta - Majelis Mujahidin meminta polisi tidak asal mencurigai orang bercadar, berjenggot, bersorban atau bercelana komprang. Sebab hal itu justru akan memancing perlawanan yang lebih keras.

"Ini tidak efektif dan provokatif. Kami meminta segera dihentikan sebab akan memancing reaksi yang lebih keras atau radikal umat Islam," kata Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin, Irfan S Awwas, di Aula Masjid Arrosul Jl Karanglo, Kotagede, Yogyakarta, Rabu (19/8/2009).

Menurut Irfan, mengenakan cadar, bersorban, atau berjenggot itu sebagai identitas keagamaan seseorang. Di Indonesia ada banyak umat Islam yang menjadi anggota sebuah jamaah tabligh atau kelompok pengajian yang seperti itu, termasuk kelompok salafy. Mengenakan cadar atau sorban seperti yang dilakukan para pendakwah atau anggota jamaah tabligh, tidak bisa diidentikan dengan teroris.

"Cara-cara seperti ini berbahaya dan bisa menimbulkan keresahan masyarakat. Sama halnya kalau koruptor itu dilakukan orang berdasi sehingga orang yang pakai dasi itu sama dengan koruptor," tegas Irfan.

Irfan juga mengecam cara-cara penangkapan teroris yang dilakukan oleh Densus 88 di Jatiasih Bekasi dan Kedu Temanggung. Tindakan yang dilakukan polisi sudah menimbulkan teror tersendiri bagi masyarakat. Pemerintah maupun polisi seharusnya bertindak obyektif dan proporsional.

"Kenyataannya terorisme di Indonesia tidak ada kaitannya dengan agama. Kami juga menolak tegas stigmatisasi terorisme dengan ajaran Islam maupun ayat-ayat jihad dalam Al Quran," kata Irfan didampingi Sekjen M. Shobarin Syakur dan Komandan Laskar Mujahidin Abu Haedar.

Dalam kesempatan itu Irfan juga meminta pemerintah melakukan debat publik bersama Majelis Mujahidin dalam menangani kasus terorisme di Indonesia. Dia juga meminta kepala daerah untuk tidak mengeluarkan kebijakan yang bersifat provokatif, menghambat umat Islam dalam menjalankan ajaran agamanya serta menghasut sesama warga negara untuk saling mencurigai berdasarkan identitas agama.

(bgs/djo)
Rabu, 19/08/2009 14:27 WIB
Tommy Berebut Ketum Golkar
Fadel Muhammad: Itu Nekat Luar Biasa!
Aprizal Rahmatullah - detikNews

Jakarta - Niat Tommy Soeharto untuk maju dalam bursa calon ketua umum Partai Golkar dinilai sebagai aksi yang mengejutkan. Kesediaannya bersaing dengan kandidat calon ketua umum Partai Golkar seperti Ical dan Paloh dianggap sebagai tindakan nekat.

"Ini nekat luar biasa!" kata Ketua DPD I Gorontalo Fadel Muhammad kepada wartawan usai menghadiri Rapat Paripurna Khusus DPD RI di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (19/8/2009).

Meski masih berstatus kader Golkar, lanjut Fadel, Tommy tidak memiliki track record dalam keorganisasian. Termasuk kapasitas Tommy dalam kekuatan jaringan maupun leadership masih dipertanyakan.

"Tommy kan tidak memiliki pengalaman organisasi dalam kepengurusan DPP. Saya rasa tidak semudah itu Tommy bisa menang," imbuh Fadel.

Fadel menjelaskan, kandidat kuat calon ketua umum Golkar masih dipegang Aburizal Bakrie dan Surya Paloh. Persaingan diantara keduanya saat ini sudah nampak terlihat. "Mereka berdua sama-sama memiliki pengalaman di organisasi," jelasnya.

Namun, Fadel tetap mengapresiasi keberanian Tommy untuk maju. "Sah-sah saja asal ia punya Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) semua mungkin saja," pungkasnya.

(ape/yid)
Rabu, 19/08/2009 14:21 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton
Syaifudin dan Mohamad Syahrir Ternyata Kakak Beradik
Didi Syafirdi - detikNews

Foto: Dikhy Sasra/detikcom
Jakarta - Dua tersangka teroris yang dirilis Mabes Polri rupanya memiliki hubungan darah. Ustad Syaifudin Zuhri bin Djaelani Irsyad dan Mohamad Syahrir rupanya kakak beradik.

Kedua pria yang kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polri itu merupakan anak dari Jaelani Irsyad. Masa kecil keduanya dihabiskan di Jalan Giring-giring II/104 Rt 09/10 Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.

"Wah iya benar ini Muhamad Syahrir alias Aing. Ini kakaknya Syaifudin Zuhri," kata Sapiah, bekas tetangga Syaifudin dan Syahrir, kepada detikcom yang menyambangi bekas rumah kedua tersangka teroris itu, Rabu (19/8/2009). Sapiah berkomentar setelah memperhatikan foto Syahrir dan Syaifudin yang diperlihatkan detikcom.

Sapiah mengatakan, Syahrir adalah anak ketiga dari Djaelani Irsyad sedangkan Syaifudin anak kelima. Keduanya juga memiliki hubungan darah dengan Sucihani, istri Ibrohim. Sucihani adalah anak keenam.

Nama Syahrir dan Syaifudin dirilis sebagai buron Mabes Polri karena diduga terkait peledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, 17 Juli lalu. Syaifudin diduga berperan sebagai perekrut 'pengantin' atau orang yang bersedia melakukan bom bunuh diri. Sementara peran Syahrir belum jelas. (ken/nrl)
Rabu, 19/08/2009 14:20 WIB
Pidato Kenegaraan SBY
Mulai 'Indonesia Raya' Lupa Hingga Teleprompter Mati
Anwar Khumaini - detikNews

Jakarta - Setelah pidato kenegaraan kedua (14 Agustus) di Gedung DPR diwarnai 'insiden' lagu Indonesia Raya lupa dinyanyikan, maka dalam pidato terakhir di depan para senator SBY 'diganggu' oleh matinya teleprompter. Akibatnya, pidato SBY sempat berhenti satu menit, menunggu alat baca digital tersebut berfungsi kembali.

Awalnya, SBY dengan sempurna memberikan sambutan kepada ratusan anggota DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (19/8/2009). SBY tampak tidak seperti orang membaca, lantaran alat telepromter yang dipasang di depannya bisa menuntun kalimat demi kalimat yang muncul di alat yang biasa dipakai presenter TV untuk membaca berita tersebut.

Namun, namanya teknologi pasti ada cacatnya. Saat semangat memberikan sambutan, tiba-tiba, pettt, alat itu tidak memunculkan tulisan. Orang nomor satu di Indonesia ini pun terhenti berpidato. Namun SBY sama sekali tidak panik. Dengan tenang, dia menunggu. Hingga satu menit, akhirnya teleprompter berfungsi kembali. SBY akhirnya melanjutkan pidatonya.

Pada pidato tanggal 14 Agustus saat menyambut HUT RI, juga sempat ada gangguan yang membuat acara kenegaraan itu menjadi kurang afdhol. Lagu Indonesia Raya yang biasa dinyanyikan di awal dan akhir acara, lupa dinyanyikan di awal acara. Pro dan kontra pun bermunculan. Banyak yang mengkritik Sekjen DPR dan Ketua DPR Agung Laksono atas kesalahan fatal ini. Agung pun buru-buru minta maaf.

Namun permintaan maaf Agung tak menyelesaikan masalah. Kritikan demi kritikan keluar dari aggota DPR dari beberapa fraksi. FPDIP yang paling keras mengkritik. Bahkan FPDIP sempat meminta agar Sekjen DPR diberhentikan.

Berbeda dengan pidato kedua dan ketiga, pidato pertama SBY di Gedung DPR pada 3 Agustus lalu berjalan lancar. Dengan mengangkat tema soal APBN, SBY membuat mayoritas anggota DPR puas. Bahkan, anggota DPR yang juga suami Megawati Soekarnoputri, Taufiq Kiemas (TK), memuji-muji pidato SBY. Kata TK, pidato SBY pro rakyat.

Dalam sebulan ini, Presiden SBY sibuk dengan agenda pidato kenegaraan di Senayan. Bila tahun-tahun sebelumnya cukup sekali atau dua kali, maka untuk tahun 2009 ini sampai tiga kali. SBY melalui juru bicaranya, Andi Mallarangeng, mengaku sempat direpotkan dengan persiapan pidato yang banyak ini.

"Saat ini Presiden SBY sedang menyiapkan pidato di Cikeas. Cuma saat ini agak repot karena ada tiga pidato kenegaraan dalam satu bulan," kata Andi kepada detikcom, Kamis (13/9/2009) lalu.
(anw/nrl) Rabu, 19/08/2009 14:16 WIB
Tommy Nyalon Ketum Golkar, Sultan Tak Mau Ikut Campur
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Jakarta - Anggota Dewan Penasehat Partai Golkar Sultan HB X tidak mau ambil pusing atas masuknya nama Tommy Soeharto dalam bursa calon Ketua Umum Golkar. Menurutnya masuk-tidaknya Tommy bukan menjadi urusannya lagi.

"Wis lah dudu urusanku (sudahlah bukan urusanku)," ujar Sultan yang ditemui wartawan usai sidang Paripurna DPD di Gedung DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (19/8/2009).

Sultan berada di Gedung DPD karena memenuhi undangan DPD sebagai Gubernur DI Yogyakarta yang menyaksikan pidato kenegaraan SBY dalam rapat paripurna khusus DPD.

Menurut Sultan, pihak yang berwenang memberi tanggapan terhadap pencalonan Tommy adalah Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar. Karena DPP Golkar yang akan menyusun kriteria pencalonan ketua umum Golkar. "Kui urusane DPP (itu urusannya DPP)," tegasnya sambil mengangkat tangannya sebagai tanda menolak berkomentar lebih jauh.

Sebelumnya Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Muladi menyatakan bahwa kans Putra bungsu Soeharto menjadi ketua umum Golkar sangat kecil. Hal ini disebabkan karena pesaingnya para tokoh senior yang sekarang aktif di Golkar.

(van/yid)
Rabu, 19/08/2009 14:08 WIB
Buron Teroris Bom Marriott
Agar Feel Home, Para Teroris pun Pakai Nama Alias
Chazizah Gusnita - detikNews

Jakarta - 4 Buron teroris yang diduga terlibat ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton punya nama alias lebih dari satu. Keempatnya pun menggunakan nama-nama yang berbeda di setiap tempat. Kenapa?

"Di sebuah daerah di Jawa seperti Trenggalek, nama Bambang itu dihargai, Makanya mereka pakai itu supaya feel home. Supaya diterima langsung oleh masyarakat," kata pengamat teroris yang merehabilitasi eks teroris yang di penjara, Mardigu WP kepada detikcom, Rabu (19/8/2009).

Buron teroris Syaifudin Zuhri bin Djaelani Irsyad setidaknya mempunyai 3 nama alias. Nama alias tersebut antara lain Syarifudin Zuhri, Udin dan Soleh.

Syaifudin pernah tinggal di Perum Telaga Kahuripan, Parung, Bogor, Jawa Barat. Di sana, Syaifudin dikenal sebagai Syaifudin Jaelani.

Kemudian tersangka Mohamad Syahrir mempunyai nama alias Aing. Bagus Budi Pranoto memakai nama alias Urwah. Lalu Ario Sudarso memiliki nama alias Suparjo Dwi Anggoro, Aji, Dayat dan Mistam Husamudin.

Para terpidana teroris yang sudah dihukum mati seperti Amrozi cs juga memiliki nama alis. Amrozi bin H. Nurhasyim mempunyai nama alias Amrozi. Ali Gufron alias Muklas dan Abdul Azis alias Imam Samudra.

(gus/nrl)
Rabu, 19/08/2009 13:57 WIB
Bom Marriott & Ritz-Carlton
Ada Kontak Telepon Dari Kamar 1808 dan 1621
E Mei Amelia R - detikNews

Jakarta - Ada dugaan tersangka teroris yang menginap di kamar 1808 melakukan kontak telepon internal dengan tamu yang menginap di kamar 1621 Hotel JW Marriott. Kamar 1621 ditempati 2 warga negara asing.

Informasi yang dikumpulkan detikcom, Rabu (19/8/2009), komunikasi internal itu terjadi pada 16 Juli 2009, sehari sebelum bom meledak di Marriott dan Ritz-Carlton. Kontak telepon internal itu dilakukan sangat intens.

"Komunikasi dilakukan melalui intercom (jaringan kabel antar kamar di internal hotel)," jelas seorang sumber yang enggan disebutkan namanya.

Disebut-sebut, kamar 1621, sesuai data resepsionis ditempati 2 orang warga negara asing berinisial HF dan MF. "Keduanya diduga dari Yaman," imbuh sumber itu.

Namun polisi belum mau berkomentar atas informasi tersebut. Polisi menegaskan, bila ada informasi seperti itu hendaknya perlu dipastikan kebenarannya.

"Itu info yang harus ditelusuri dengan baik sebelum rekan-rekan mengekspose," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta.

(ndr/iyRabu, 19/08/2009 13:44 WIB
Syaifudin Lulusan Yaman atau Mesir?
Reno Nugraha - detikNews

dok detikcom
Cirebon - Syaifudin Zuhri bin Djaelani Irsyad, DPO kasus bom Ritz-Carlton dan JW Marriott, disebut-sebut sebagai ustad lulusan sebuah perguruan tinggi di Yaman. Namun saat menikahi istrinya, Kholifah Sari, dia mengaku kuliah di Al Azhar, Kairo, Mesir. Mana yang benar?

"Saat menikah dengan Kholifah, Syaifudin mengaku kuliah di Al Azhar," ujar guru ngaji Kholifah, Abdul Jalil, saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Perbutulan, Sumber, Kabupaten Cirebon, Rabu (19/8/2009). Abdul Jalil-lah yang menikahkan pasangan tersebut.

Jalil menambahkan, dirinya tidak melihat ada sesuatu yang mencurigakan pada Syaifudin. Semua sikap Syaifudin dinilainya wajar-wajar saja.

"Cuma dia memang sering memakai gamis dan sorban. Saya pikir itu biasa saja, apalagi dia kan kuliah di Kairo," ungkap Jalil.

Jika benar demikian, berarti pengakuan Syaifudin kepada Jalil itu berbeda dengan informasi yang beredar. Selama ini, Syaifudin dikenal sebagai seorang ustad yang memiliki pengetahuan agama Islam yang cukup luas. Namun dia bukan lulusan universitas Al Azhar melainkan sebuah lembaga pendidikan di Yaman.

Setelah menikah, Syaifudin kemudian mengajak Kholifah pergi. Suami istri ini hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Kini, keduanya dikaruniai dua orang anak.

Sebelum menikah dengan Syaifudin, Kholifah yang merupakan santri dari sebuah pesantren yang ada di dekat rumahnya itu hanya mengenakan jilbab biasa. Namun, setelah dinikahi Syaifudin, Kholifah mengenakan cadar.

Jejak terakhir pasangan ini yang masih jelas adalah di Gugus Candraloka Perumahan Telaga Kahuripan, Kabupaten Kemang, Kabupaten Bogor. Mereka hidup di perumahan ini sejak akhir 2007 hingga April 2009.

Mabes Polri telah menyebarkan identitas Syaifudin pada pers. Mabes Polri menyebut pria tersebut sebagai Syaifudin Zuhri bin Djaelani Irsyad alias Ustad Syaifudin Zuhri alias Udin alias Soleh. Sedangkan warga Kahuripan mengenalnya sebagai Syaifudin Jaelani.

(djo/nrl)
) Rabu, 19/08/2009 13:44 WIB
Berebut Ketum Golkar
Status Mantan Napi Tommy Akan Dibahas di Munas
Aprizal Rahmatullah - detikNews

foto: dok.detikcom
Jakarta - Niat Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto bertarung di bursa ketua umum Partai Golkar mendapat apresiasi positif dari pengurus pohon beringin. Status Tommy sebagai mantan narapidana (napi) akan dibicarakan dalam Munas Golkar.

"Semua tergantung AD/ART dan peraturan-peraturan yang nanti akan diputuskan dalam munas," ujar Ketua DPP Partai Golkar Andi Mattalatta usai Sidang Paripurna Khusus DPD di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (19/8/2009).

Menurut Andi, siapa pun kader Golkar termasuk Tommy, bisa mengajukan diri sebagai ketua umum partai berlambang pohon beringin itu. "Bagus itu, bagus," kata Menkum HAM itu.

Penilaian Andi, hanya Aburizal Bakrielah yang mempunyai kans besar sebagai ketua umum terpilih. "Menurut saya kayanya masih Aburizal (yang menang)," prediksi Andi.
(nik/nrl)