Kamis, 20 Agustus 2009

Kamis, 20/08/2009 10:46 WIB
Ketua MPR Diincar PDIP
SBY Diminta Hati-hati dengan Manuver Taufiq Kiemas
Muhammad Nur Hayid - detikNews

Jakarta - Keinginan SBY merangkul semua pihak dalam pemerintahan keduanya dinilai akan mengancam stabilitas pemerintahannya. Sebab, dengan mengajak PDIP yang mendapat konsesi kursi kabinet dan jabatan ketua MPR, SBY berarti memberi angin kepada lawannya untuk tetap eksis.

"Taufiq dan Megawati tidak berada dalam satu kubu. Bagi orang awam hal ini bisa saja dianggap serius dan sungguhan konfliknya. Namun bagi yang punya pengalaman dan mengenal kiprah berpolitik pasangan suami istri ini, pasti hanya tersenyum. Karena pasti tahu bahwa pada dasarnya mereka itu kompak full!" kata mantan orang dekat Mega, Eros Djarot, kepada detikcom, Kamis (20/8/2009).

Menurut politisi yang keluar dari PDIP karena kecewa dengan Mega ini, pimpinan Partai Demokrat (PD) saat ini sedang masuk dalam jebakan Taufiq dan Mega. Karena sejatinya politik melunaknya suami-istri ini semata-mata untuk mempertahankan kekuasaan yang masih bisa direngkuh setelah kalah pilpres.

"Yang kasihan para pimpinan Partai Demokrat. Mereka sepertinya masuk ke dalam ‘jebakan Batman’. Dikiranya manuver TK merebut kursi Pimpinan MPR bukan sebuah kesepakatan keluarga, padahal meraup kursi kekuasaan setelah gagal di wilayah eksekutif, merupakan cara satu-satunya yang tersisa untuk mempertahankan kekuasaan dan kekuatan mereka untuk mengendalikan PDIP," papar Eros.

"Tanpa kekuasaan formal di tangan keluarga ini, dipastikan posisi dan kewibawaan politik mereka akan melemah dan ditinggalkan pengikut. Pasca gagal capres kedua kali ini, gejala itu sudah mulai nampak," imbuhnya.

Apakah tawaran PD pada PDIP untuk mendapatkan posisi kursi MPR jika mendukung SBY sebagai bentuk politik dagang sapi? "Kalau SBY berniat meninggalkan sebuah legacy yang prima pada 5 tahun mendatang, menempatkan seseorang di kursi pucuk pimpinan MPR rasanya tidak perlu lagi didasari bayangan ketakutan tidak mendapat dukungan PDIP di parlemen," jawabnya.

"Jadi atau tidaknya calon PDIP menduduki kursi Pimpinan MPR, toh mereka akan melakukan perlawanan juga di DPR. Dan bila itu terjadi, wakil mereka yang duduk di kursi pimpinan MPR sepertinya bakal dengan mudah dan enteng-enteng saja mengatakan, wah, anak-anak ini memang keterlaluan. Padahal sudah saya peringatkan. Hanya itu dan tanpa beban," papar Eros.

Belajar dari pengalaman yang ada itulah Eros menyarankan dalam memilih calon pimpinan MPR sebaiknya dilakukan melalui pendekatan kualitas. Setidaknya kandidat Ketua MPR harus individu yang tidak rajin membolos, secara intelektualitas terjamin dan pengetahuannya memadai serta menghayati dan pengamalan Pancasila dan UUD’45 secara konsisten.

"Dan, yang paling penting, sang calon bukan individu yang miskin nilai dan penuh dengan kepentingan bisnis maupun kepentingan politik golongan. Nah, kalau yang didukung tidak memenuhi kriteria ini, namun tetap dipaksakan, pertanyannya menjadi sangat gamblang, mau jadi apa dan dibawa ke mana bangsa ini," tanya Eros.

"Kalau Partai Demokrat masih konsisten dengan semboyan ’Bersama Kita Bisa’, maka yang menjadi masalah, ’Bersama’ siapa sebenarnya yang memang benar-benar bisa," pungkasnya.

(yid/nrl)
Kamis, 20/08/2009 10:48 WIB
5 Nama Disiapkan
Golkar Tentukan Wakil Ketua DPR Sebelum Munas Digelar
Reza Yunanto - detikNews

Jakarta - Partai Golkar dipastikan mendapat jatah kursi wakil ketua DPR periode 2009-2014. Golkar akan memutuskan siapa yang akan menduduki kursi tersebut sebelum Musyawarah Nasional digelar.

"Untuk (wakil ketua DPR) itu akan diputuskan sebelum Munas digelar," ujar Ketua DPP Partai Golkar Firman Soebagyo kepada detikcom, Kamis (20/8/2009).

Munas Golkar sendiri rencananya akan berlangsung di Pekanbaru, Riau, pada 4-7 Oktober 2009.

Jika diputuskan sebelum Munas, maka besar kemungkinan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla akan sangat berperan dalam menentukan siapa yang akan mengisi kursi wakil ketua DPR dari Golkar.

Firman menuturkan bahwa proses penentuan itu dimulai dengan pendaftaran. Nama-nama calon tersebut kemudian akan digodok oleh partai untuk menentukan siapa yang memenuhi persyaratan dan siap dipilih dalam rapat DPP melalui mekanisme voting.

Persyaratan apa yang harus dimiliki oleh calon, menurut Firman, para calon tentunya harus memiliki pengalaman di fraksi atau komisi-komisi di DPR.

"Tentunya harus pernah menjadi pengurus fraksi," kata dia.

Meskipun belum ada yang mendaftar, saat ini dikabarkan 5 nama sudah disiapkan untuk posisi wakil ketua DPR. Mereka adalah Burhanuddin Napitupulu, Priyo Budi Santoso, Rully Chaerul Azwar, Agus Gumiwang, dan Airlangga Hartarto.

(Rez/anw)
Kamis, 20/08/2009 10:50 WIB
Bom dan Uang Masuk Via Jalur Kalimantan-Malaysia
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Jakarta - Jalur perbatasan Kalimantan-Malaysia sering digunakan oleh para jaringan kelompok Negara Islam Indonesia (NII), Darul Islam dan Mujahiddin Kompak sebagai akses penghubung antara Filipina Selatan dan Indonesia. Jalur ini diduga sebagai tempat penyelundupan bom dan uang ke Indonesia.

"Bantuan TNT masuk dari situ, itu jalur lintas, termasuk uang biasanya lewat jalur itu
dan petugas perbatasan Malaysia bersikap lebih longgar kepada mereka," ujar pengamat
terorisme Dynno Chressbon saat dihubungi detikcom, Kamis (20/9/2009).

Beberapa kelompok seperti NII, Darul Islam, dan Mujahiddin Kompak menggunakan jalur akses ini dari perbatasan Indonesia ke Filipina Selatan lewat sejumlah tokoh di Sabah, Malaysia.

"Kelompok petani perkebunan di Tawao, Sabah, dan perbatasan antara Nunukan-Malaysia juga ikut membantu mereka," kata dia

Dynno menegaskan, kelompok-kelompok tersebut sudah menggunakan jalur ini lebih dari 20 tahun lamanya.

"Untuk mendapatkan akses senjata dan uang, mereka juga mendiami daerah perbatasan," tegasnya.

(fiq/gah)
Kamis, 20/08/2009 10:59 WIB
Rebut Pengaruh di Golkar, Cendana Lebih Cocok Ajukan Mbak Tutut
Irwan Nugroho - detikNews

Mbak Tutut (Dok Detikcom)
Jakarta - Mbak Tutut lebih menarik dibanding Hutomo Mandala Putra dalam percaturan politik. Keluarga Cendana semestinya lebih memajukan Tutut daripada Tommy untuk masuk bursa ketua umum Partai Golkar.

"Menurut saya, sesunguhnya yang lebih menarik adalah Mbak Tutut. Dia bisa memperkuat faksi politik sendiri di Golkar," kata pengamat politik dari Universitas Diponegoro (Undip) Yulianto dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (20/8/2009).

Dikatakan Yulianto, Mbak Tutut mempunyai pengalaman politik yang lebih luas dibandingkan adiknya itu. Dia pernah membidani berdirinya Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) bersama Jendral (Purn) R Hartono. Pada pemilu 2004, Mbak Tutut bahkan disebut-sebut dicalonkan partainya sebagai presiden.

Mbak Tutut juga pernah berpengalaman duduk di dalam kabinet. Dia diangkat oleh ayahnya sendiri, mantan presiden Soeharto, menjadi Menteri Sosial pada masa Kabinet Pembangunan VII.

"Gaya politik keibuannya banyak diterima masyarakat. Jika di Partai Golkar, Mbak Tutut bisa menyaingi Megawati (Megawati Soekarnopurtri, Ketua Umum PDIP)," jelasnya.

Bagaimana dengan Tommy? Menurut Yuli, secara politik Pangeran Cendana itu belum teruji. Tommy tidak mempunyai pengalaman besar dalam organisasi politik, sehingga nilai jualnya rendah. Kalaupun terjun ke dalam Golkar, Tommy hanya menjadi kader biasa.

Peluang Tommy untuk menduduki posisi puncak Golkar bak mendaki gunung terjal. Banyak hal-hal negatif yang melekat kepada putra bungsu mendiang Soeharto itu, seperti kasus pembunuhan dan korupsi.

"Dan itu untuk Golkar sulit. Golkar sangat pragmatis di mana pandangan-pandangan orang di dalamnya mudah bergeser karena melihat sesuatu yang tidak sesuai. Berat untuk Tommy memimpin Golkar" cetusnya.
(irw/iy)
Kamis, 20/08/2009 11:27 WIB
Berebut Ketum Golkar
Tommy-Yuddy Bertemu, Bersatu Lawan Ical?
Muhammad Nur Hayid - detikNews

Jakarta - Menjelang Musyawarah Nasional (Munas) Golkar di Riau, suhu politik di internal Partai Golkar terus meninggi. Setelah tiba-tiba namanya muncul sebagai calon ketua umum Partai Golkar, Tommy Soeharto dikabarkan sudah bertemu dengan salah seorang calon ketua umum lainnya Yuddy Chrisnandi.

Pertemuan selama hampir dua jam itu kabarnya membicarakan langkah-langkah ke depan secara bersama-sama membenahi Golkar. Sayangnya sumber itu tidak mau memaparkan hasil kesepakatan yang sudah dicapai dalam pertemuan di Gedung Granadi kuningan itu. Namun kabarnya pertemuan kedua tokoh itu untuk menghadapi Ical secara bersama-sama.

"Kemarin Pak Tommy dan Pak Yuddy memang telah bertemu sekitar pukul 15.00 WIB di Kuningan. Kalau apa yang dibicarakan dan hasil kesepakatannya apa, saya tidak tahu, karena pertemuannya tertutup," kata sumber detikcom, Kamis (20/8/2009).

Menurut sumber itu, pertemuan tertutup itu berlangsung akrab dan santai karena terdengar beberapa kali obrolan serius dan canda tawa di antara keduanya. Pertemuan kedua tokoh itu, lanjut sumber tersebut, diinisiasi oleh kubu Tommy yang saat ini sedang menjajaki kekuatan para calon ketua umum Golkar.

"Saya tahu persis Pak Tommy dan Pak Yuddy bertemu karena saya mengantarkan langsung. Tapi saya kemudian menunggu di luar tidak ikut dalam pembicaraan. Pertemuan itu terjadi karena Pak Tommy merasa perlu membangun komunikasi dengan para kandidat lainnya. Tidak tau apakah ini terkait rencana menghadapi Pak Ical," paparnya.

Info yang diterima detikcom, majunya Tommy dalam Munas Golkar karena ingin menjadikan Golkar lebih dinamis. Sebab, jika Tommy tidak muncul, maka Munas Golkar hanya akan menjadi milik Ical yang dinilai telah siap secara jaringan dan dana. Karena para kandidat lainnya sudah bakal keok dengan keterbatasan dana dan jaringan yang dimiliki termasuk Surya Paloh.

"Munculnya Pak Tommy ini untuk mengimbangi Pak Ical yang katanya dananya besar. Dengan adanya keinginan Pak Tommy maju di Munas, ruang pertarungan memperebutkan ketua umum Golkar akan kembali cair, tidak mengerucut ke Ical seperti sebelum ada Pak Tommy," papar sumber lainnya kepada detikcom.

"Sebab, kalau kriterianya harus memiliki dana besar untuk membiayai partai, Mas tommy akan bisa menyaingi Pak Ical. Kalau ngomongin hak, saya kira Mas Tommy punya karena dia selain masih kader, dia adalah putra Pak harto yang notabene pendiri dan pembangun Partai Golkar hinga besar sampai sekarang ini," imbuh sumber itu.

Sementara itu, staf khusus bagin media Yuddy, Cristina saat dikonfirmasi detikcom membenarkan adanya pertemuan antara bosnya dan Tommy Soeharto. Cristina selama ini yang mendampingi Yuddy dan mengantarkan Yuddy saat bertemu Tommy.

"Iya, kemarin bapak bertemu dengan Pak Tommy. Tapi saya tidak tau lagi yang lainnya, karena saya hanya mengantar bapak sampai ke depan ruangannnya Pak Tommy di Granadi. setelah itu saya menunggu dibawah," paparnya.

Sementara itu Yuddy yang dikonfirmasi detikcom hanya menjawab melalui SMS bahwa dia sedang menjalankan ibadah umroh bersama rombongan JK. Dan Yuddy tidak menjawab pertanyaan detik soal pertemuan itu karena HP-nya langsung dimatikan.

"Sorry, saya mau naik pesawat untuk berangkat umroh bersama rombongan Pak JK. Nanti lagi ya saya kontak, Ce U, salam," balas Yuddy.

Benarkah Ical akan menjadi musuh bersama dalam perebutan ketua umum Golkar di Munas Riau?

(yid/asy)
Kamis, 20/08/2009 11:34 WIB
Teroris Rekrut Keluarga Sendiri Marak di Indonesia
Novi Christiastuti Adiputri - detikNews

Dikhy Sasra/detikcom
Jakarta - Fakta mengungkap sejumlah tersangka teroris ternyata memiliki hubungan kekeluargaan. Sistem kekerabatan dalam perekrutan teroris kini marak di Indonesia.

"Contoh nyata itu antara lain almarhum Ibrohim, Syaifudin dan Syahrir," ujar Kepala Unit Cybercrime, Bareskrim Polri, Kombes Pol Petrus Reinhard Golose.

Petrus mengatakan itu saat sambutan dalam peluncuran bukunya bertajuk 'Deradikalisasi Terorisme: Humanis, Soul, Approach, dan Menyentuh Akar Rumput' di Auditorium Bumiputera, FISIP UI Depok, Jawa Barat, Kamis (20/8/2009).

Menurut Petrus, perekrutan dengan sistem kekerabatan juga berlaku bagi pelaku bom Bali I yakni Muklas, Amrozi dan Ali Imron. Ketiganya merupakan saudara kandung.

Selain kekerabatan atau kekeluargaan, penyebaran terorisme juga bisa menggunakan media massa, komunikasi langsung, dan lembaga pendidikan. "Namun media kekeluargaan merupakan media perekrutan yang marak terjadi di Indonesia," imbuh
dosen luar biasa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UI ini.

Tiga tersangka bom JW Marriott dan Ritz-Carlon, Ibrohim, Syaifudin dan Syahrir memiliki hubungan keluarga. Syaifudin dan Syahrir yang kini buron merupakan kakak beradik.

Sedangkan Ibrohim yang menjadi otak bom di hotel mewah itu merupakan adik ipar Syaifudin.
(nik/iy)
Kamis, 20/08/2009 11:40 WIB
Ansyaad Mbai: Alumni Afghan Paling Kredibel Sadarkan Pelaku Teror
Novi Christiastuti Adiputri - detikNews

Jakarta - Langkah deideologisasi diperlukan untuk menyadarkan para pelaku teror. Perlu ditanamkan pemikiran bila apa yang mereka pahami salah. Dan orang yang paling tepat untuk menyadarkan adalah yang pernah ikut perang di Afghanistan atau alumni Afghan.

"Saya kira eks Afghan menjadi yang paling kredibel untuk melakukan itu. Karena yang mereka respek adalah orang-orang yang tahu betul tentang mereka, siapa yang merekrut, mengapa mereka direkrut," kata Kepala Desk Antiteror Polhukam Ansya'ad Mbai dalam diskusi di Kampus UI, Depok, Kamis (20/8/2009).

Di dalam diri pelaku teror, lanjut Ansya'ad, ada suatu mindset yang mengatakan kiai sekharismatik apa pun tetap saja tidak berhasil mendirikan negara dan syariat Islam, sehingga dicap sebagai pemimpin yang gagal.

"Jadi yang dimaksud orang yang bisa menyadarkan mereka adalah orang yang tahu betul mengapa mereka menjadi seperti itu," jelasnya.
(ndr/nrl)
Kamis, 20/08/2009 11:48 WIB
Memburu Teroris
Polsek Cikande Pulangkan Pasutri Celana Ngatung dan Bercadar
Alamsyah - detikNews

Serang - Setelah sempat memeriksa beberapa jam, Polsek Cikande akhirnya melepas pasangan suami istri yang mengenakan celana ngatung dan bercadar. Kecurigaan bahwa keduanya bagian dari jaringan teroris tak terbukti.

"Sudah kita perbolehkan pergi semalam sekitar pukul 23.00 WIB," kata Kapolsek Cikande AKP Budi saat dihubungi melalui telepon, Kamis (20/8/2009).

Seperti diberitakan sebelumnya, pasangan suami istri bernama Daud dan Karsiti, diamankan Polsek Cikande, Rabu 19 Agustus. Hal tersebut dilakukan polisi karena tindak-tanduk pasangan ini mencurigakan.

Kejadian ini bermula ketika Daud (suami) dan Karsiti (istri) sedang melakukan salat Ashar di Masjid Al-Barokah, Kampung Kandinding, Desa Kibin, Kecamatan Kibin, Serang, Banten, sekitar pukul 17.00 WIB. Saat aparat desa menanyai identitas mereka, keduanya pun kebingungan dan menjawab berbelit-belit.

Menurut Sekdes Kibin, Juhdi, Daud berperawakan sekitar 160 cm, berjenggot, memakai peci putih, berbaju koko dan bercelana panjang ngatung. Sementara itu, Karsiti mengenakan jilbab lengkap dengan cadar berwarna hitam. Mereka membawa dua orang anaknya yang masih kecil.

Saat diperiksa KTP-nya, Daud ternyata bernama asli Karmin. Di KTP yang dikeluarkan di Bekasi itu, Daud dan Karsiti tercatat kelahiran Cilacap.

Saat ditanya hendak ke mana, Karsiti pun kebingungan. "Saya dari Bekasi, nggak tahu nih suami saya mau ke mana." Keduanya pun akhirnya didatangi petugas Polsek Cikande dan dibawa ke markas polisi untuk diinterogasi.

(djo/nrl)
Kamis, 20/08/2009 11:53 WIB
Hanya Osama atau Baasyir yang Bisa Sadarkan Noordin M Top
Novi Christiastuti Adiputri - detikNews

Jakarta - Noordin M Top, gembong teroris yang paling diburu, bisa disadarkan pemahamannya. Tapi tentunya bukan orang sembarangan yang bisa jadi mentor. Orang itu harus yang paling kredibel dan dihormati Noordin.

"Osama bin Laden atau paling nggak Abu Bakar Baasyir. Jadi yang diperhitungkan adalah siapa yang kredibel menyadarkan mereka, bahwa yang mereka pahami adalah keliru," kata Kepala Desk Antiteror Polhukam Ansyaad Mbai dalam diskusi di Kampus Unversitas Indonesia (UI), Depok, Kamis (20/8/2009).

Menurut Ansyaad, dari para pelaku teror, dan khususnya Noordin yang perlu disadarkan yakni cara berpikir mengenai pelurusan sejarah mengenai hubungan Islam dan pihak lain.

"Kemudian juga memahami cara berpikir kesejarahan yang perlu diluruskan. Apa dasar mereka menemukan barat sebagai musuh," tambahnya.

Noordin kini diduga berada di perbatasan Kalimantan dan Malaysia.

(ndr/iy)
Kamis, 20/08/2009 12:01 WIB
Bom Marriott dan Ritz-Carlton
Seorang Pemuda Berinisial C Bertemu Syaifudin di Yogyakarta
Didi Syafirdi - detikNews

Syaifudin bersorban (eksklusif detikcom)
Jakarta - Jejak langkah buronan teroris Syaifudin Zuhri tercium di Yogyakarta. Seorang pemuda berinisial C (20) mengaku bertemu perekrut bom bunuh diri di kota gudeg itu.

"Pemuda ini mengaku sempat bertemu dengan Syaifudin Zuhri di Yogyakarta," kata Sutarmanto, Ketua RT 9/10 di Jl Giring-giring II, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Kamis (20/8/2009).

Menurut Sutarmanto, C sudah dua bulan menghilang dari rumahnya di Jl Giring-Giring. Namun tadi pagi C sudah kembali.

"Sampai saat ini belum ada keterangan pemuda ini ketemu dengan Syaifudin dalam rangka apa," papar Sutarmanto.

C Kini sedang dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. Dia menghilang sebelum peledakan bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton pada 17 Juli lalu.

"Nggak ada yang terlihat berbeda dari penampilan sebelumnya," ujar Sutarmanto yang mengelak menyebutkan ciri-ciri pemuda itu. Syaifudin Zuhri adalah tersangka teroris yang sedang diburu. Nama aliasnya adalah Ustad Syaifudin Zuhri alias Udin alias Soleh. Perannya adalah merekrut 'pengantin'. Belasan tahun Syaifudin menetap di Jl Giring-giring II, bertetangga dengan C, sebelum pindah ke Kuningan, Jabar. (nik/nrl)

Kamis, 20/08/2009 12:08 WIB
Berebut Ketum Golkar
Kubu Ical Tak Khawatir Dijadikan 'Musuh Bersama'
Muhammad Nur Hayid - detikNews

Jakarta - Pertemuan antara Tommy Soeharto dengan Yuddy Chrisnandi kabarnya untuk merumuskan langkah melawan Ical. Namun kubu Aburizal Bakrie (Ical) tidak merasa takut dan khawatir dengan langkah-langkah para rivalnya itu selama masih dalam koridor berdemokrasi yang benar.

"Saya kira nggak ada masalah (pertemuan Tommy dan Yuddy). Kita juga tahu Yuddy itu siapa. Saya kira biasa saja itu. Yang punya suara itu kan DPD I, DPD II dan ormas Golkar, di sana kita bertempur, jadi silakan saja semua pihak terus konsolidasi. Kita masih optimis (menang)," kata juru bicara Ical, Lalu Mara Satriawangsa, kepada detikcom, Kamis (20/8/2009).

Menurut Lalu, Ical dan timnya menghargai semua keinginan kader Golkar termasuk Tommy yang akan mengajukan diri sebagai calon ketua umum Golkar. Namun dia berharap semua langkah dan prosedur yang menjadi aturan partai tetap diikuti oleh semua kader agar citra Golkar sebagai partai yang dewasa dan profesional tetap terjaga.

"Kita menghargai dan menghormati Mas Tommy menggunakan hak politiknya. Kita tidak pernah mendikotomikan kompetitor ringan dan berat. Semua kandidat pasti malakukan manuver, hal itu lumrah dan biasa dalam politik. Tetapi kita harus tetap berpolitik dengan sehat dan santun. Jangan sampai kompetisi ini dikotori oleh sikap yang menghalalkan segala cara," paparnya.

Staf Khusus Menko Kesra ini tetap yakin Ical akan memenangkan pertarungan kursi ketua umum Golkar di Munas Riau. Hal itu didasarkan pada dukungan terhadap Ical secara tertulis yang sudah masuk sampai saat ini sudah sebanyak hampir 80 persen.

"Saya kira Pak Ical dengan pengalaman beliau, pasti kader Golkar tahu siapa yang layak didukung. Apalagi dengan dukungan tertulis yang sudah kita kantongi sebesar 438 DPD II dan 32 DPD I. Tetapi kita tetap menghormati proses itu," paparnya.

Lalu meyakinkan bahwa Ical adalah sosok yang pas memimpin Golkar 5 tahun ke depan. Sebab Ical memiliki segudang pengalaman dan prestasi dalam memimpin organisasi baik bisnis maupun sosial.

"Pengalaman beliau di Kadin dan organisasi sosial lainnya selain di Golkar, itu modal besar bagi beliau untuk memimpin Golkar 5 tahun. Apalagi Pak Ical sudah mencanangkan 'catur sukses', yaitu sukses konsolidasi, sukses pengkaderan, sukses menyejahterakan warga dan kader dan sukses pilkada dan pemilu 2014," pungkasnya.

(yid/nrl)
Kamis, 20/08/2009 12:17 WIB
Bom JW Marriott
Mohamad Syahrir Pernah ke Jeddah Tahun 2008
Chazizah Gusnita - detikNews

Jakarta - Salah satu buron teroris Mohamad Syahrir pernah pergi ke Jeddah, Arab Saudi, pada 5 September 2008. Belum diketahui apa yang dilakukan Syahrir di Jeddah. Namun pada tanggal 25 September, Syahrir pulang ke Indonesia.

"Tanggal perjalanan 5 September 2008 berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta dengan GA 0980 ke Jeddah. Kembali ke Indonesia 25 September 2008," ujar Kahumas Ditjen Imigrasi Depkum & HAM Maroloan J Baringbing dalam pesan singkat yang diterima detikcom, Kamis (20/8/2009).

Baringbing mengatakan, pada tanggal 25 September 2008, Syahrir tiba di Bandara Cengkareng. Namun tidak diketahui dari mana keberangkatannya.

"Asal kedatangan tidak ada datanya. Jenis visa tidak ada. Ini yang ada dalam data perlintasan," katanya.

Syahrir merupakan anak ketiga dari Djaelani Irsyad. Syahrir adalah kakak dari Syaifudin Zuhri. Keduanya merupakan buron Densus 88 yang diduga terlibat dalam ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton.

(gus/iy)
Kamis, 20/08/2009 12:24 WIB
AS Kembali Pindahkan 6 Tahanan Guantanamo, Hambali Tak Termasuk
Amanda Ferdina - detikNews

Hambali
Guantanamo - Amerika Serikat (AS) kembali akan memindahkan 6 tahanan dari penjara Guantanamo. Tetapi Hambali, gembong teroris asal Indonesia, belum masuk dalam daftar tahanan yang akan dipindahkan tersebut.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (20/8/2009), dari 6 tahanan, 2 di antaranya akan dipindah ke Portugal. 2 Lainnya akan dikirim ke Irlandia.

Pemindahan tahanan Guantanamo merupakan hasil dari keputusan pengadilan AS dan pelaksanaan proses ulang administrasi presiden. Sebelumnya, 11 tahanan telah dikirim ke luar sejak Obama mulai bertugas sebagai Presiden, Januari 2009 silam. Obama telah berjanji akan menutup penjara yang dibuka oleh George W. Bush tahun 2002 silam itu. Penutupan akan dilakukan tahun 2010.

Salah seorang tahanan asal Afghanistan, Mohammed Jawad, diberitakan akan dikembalikan ke negerinya Jumat (21/8/2009) besok. Mohammed Jawad dituduh melempar sebuah granat dan melukai dua tentara dan penerjemah AS pada tahun 2002. Otoritas AS masih mempertimbangkan kembali pemindahan Jawad.

12 Negara menerima keputusan AS memindahkan para tahanan Guantanamo. Inggris, Prancis, Irlandia, Italia, Portugal, Spanyol dan 4 negara Uni Eropa telah menyatakan kesetujuannya. Sedangkan 5 negara lainnya mengatakan masih akan mempertimbangkan kembali.

(amd/iy)
Kamis, 20/08/2009 12:32 WIB
Berantas Teroris
SBY: Jangan Sampai Penculikan, Petrus & Kasus Munir Terulang
Ramadhian Fadillah - detikNews

Jakarta - Perang melawan teroris harus terus dilakukan. Namun, Presiden SBY meminta agar penanggulangan teroris tidak sampai melanggar HAM seperti terjadi pada kasus penembakan misterius dan pembunuhan Munir.

"Ingat jangan sampai penculikan, petrus, dan kasus kematian munir terjadi lagi," ujar SBY saat berdialog dengan para prajurit Koppasus di Balai Komando Markas Koppasus, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (20/8/2009).

SBY menilai, saat ini perang melawan teroris sudah berjalan berdasarkan supremasi hukum. Mantan perwira Konstrad itu membantah tindakan Polri dalam mengurangi teroris melanggar UU.

"Di negara lain, ada kaidah demokrasi yang ditinggalkan, tapi di Indonesia tidak. Di Indonesia tidak meninggalkan supremasi hukum," tutur SBY.

SBY pun menambahkan, penegakan hukum terhadap pelaku teroris sudah dilakukan secara transparan.

"Ada pengacaranya. Kita juga konsisten menjaga prinsip akuntabilitas," pungkas SBY.

(irw/iy)
Kamis, 20/08/2009 12:57 WIB
Polri-TNI Gelar Latihan Antiteror Oktober
Ramadhian Fadillah - detikNews

foto: dok.detikcom
Jakarta - Polri terus meningkatkan kerjasama dengan TNI untuk memerangi teroris. Pelatihan bersama pasukan antiteror Polri dan TNI kembali digelar.

"Oktober kita akan latihan bersama dengan TNI seperti yang lalu. Namun mungkin nanti akan ditingkatkan besaran peranannya," ujar Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri (BHD).

Hal itu disampaikan Kapolri usai mengikuti acara penyematan Brevet Komando Kopassus di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (20/8/2009).

Menurut Kapolri, berdasarkan evaluasi pelatihan yang lalu, latihan ini akan diupayakan dengan skenario yang lebih cepat sehingga peran Polri dan TNI bisa maksimal.

"Untuk kerjasama di lapangan dan peningkatan opsi untuk pencegahan-pencegahan," imbuh mantan Kabareskrim Polri ini.

Kapolri pun menyebutkan saat ini kerjasama Polri dan TNI di lapangan sudah cukup baik. Namun keduanya sedang mempersiapkan payung hukum agar kerjasama keduanya bisa lebih baik lagi.

"Untuk perbantuan kerjasama di lapangan sudah sama-sama mengertilah," kata dia.

(nik/iy)

Tidak ada komentar: