Rabu, 10 Juni 2009

Tiga Pahlawan Penyelamat Manohara

Sabtu, 06/06/2009 12:02 WIB
Tiga Pahlawan Penyelamat Manohara
Iin Yumiyanti - detikNews

Video Terkait
Manohara Kabur dari Fakhry
Foto Terkait
Manohara Pulang ke Jakarta Jakarta - Drama Manohara Odelia Pinot terus bergulir. Ada kisah yang tercecer dari drama Manohara melepaskan diri dari suaminya Pangeran Kesultanan Kelantan Tengku M Fakhry di Singapura. Kisah itu adalah kisah 3 orang yang menjadi dewa penyelamat model cantik itu.

Kisah pahlawan Manohara ini dilansir di The New Paper. Tabloid harian di Singapura itu menyebutkan ada 3 pahlawan tanpa nama yang terlibat dalam drama 'penyelamatan' Manohara. Manohara tidak mungkin bisa kembali ke Jakarta jika tidak mendapat bantuan dari 3 orang tersebut.

Pahlawan pertama, adalah orang dari Kesultanan Kelantan sendiri. Orang yang namanya dirahasiakan inilah yang memberikan kabar rahasia kepada Keluarga Manohara, Rabu 27 Mei 2009. Orang inilah yang menginformasikan kepada ibunda Manohara, Daisy Fajarina kalau putrinya akan berada di Singapura dalam minggu tersebut.

Sang informan kembali menelepon keluarga Manohara pada Sabtu, 30 Mei 2009. Kali ini Sang informan meminta agar keluarga Manohara secepatnya ke Singapura malam itu. "Sebaiknya cepat datang sekarang," kata si informan.

Setelah mendapat saran tersebut, Daisy Fajarina dan kakak Manohara, Dewi Sari Asih, segera mengambil penerbangan pertama ke Singapura, Sabtu siang itu juga.

Sampai di bandara Changi, Singapura pukul 8 malam waktu setempat, mereka memanggil taksi dan langsung menuju Hotel Royal Plaza Scotts. Sopir taksi inilah pahlawan kedua untuk Manohara.

Sepanjang perjalanan ke hotel, Daisy dan Dewi mulai membicarakan kisah Mano. Sang sopir taksi mau tak mau juga ikut mendengar pembicaraan kedua ibu dan anak itu.

"Sopir taksi itu menyarankan kami untuk menelepon polisi," kata Dewi. Mendapat saran itu, Daisy dan Dewi ragu-ragu. Mereka cemas polisi Singapura menolak menolongnya. Maka mereka pun bertanya bagaimana kinerja polisi singapura.

"Dia (sopir taksi) itu mengatakan polisi akan sangat melindungi kita tanpa pandang bulu, apakah kita orang asing atau bukan, apakah kita kaya atau miskin," kata Dewi menirukan jawaban si sopir taksi.

Sang sopir juga meyakinkan polisi Singapura pasti akan membantu mereka.

Daisy dan Dewi tiba di hotel sekitar pukul 8.30 malam waktu Singapura. Saat memasuki lobi hotel, mereka melihat ada 4 atau 5 penjaga Kesultanan Kelantan.Wajah penjaga Kelantan itu langsung berubah ketika melihat Daisy dan Dewi. Mereka mulai panik dan sibuk menelepon memberitahukan kedatangan ibu dan kakak Manohara.

"Kami menunggu di dekat elevator berharap bisa melihat Manohara yang mungkin keluar. Kami tidak dapat naik sebab kami tidak memiliki sandi untuk bisa masuk lift," cetus Dewi.

Polisi Singapura kemudian datang 10 menit setelah Daisy dan Dewi tiba. Kemudian datanglah pahlawan ketiga itu. Seorang ibu asal Indonesia yang menjadi tamu hotel Royal mendatangi Daisy saat masih menunggu di elevator.

Perempuan yang juga menginap di Hotel Royal itu lantas bertanya kepada Daisy apakah dia ibu Manohara. Daisy membenarkannya. Si ibu itu lantas mengatakan bila ia melihat Manohara ada di lantai 3. Manohara sedang dilarang turun ke lobi untuk bisa bertemu Daisy dan Dewi.

"Lalu saya mendengar bunyi alarm emergency dari elevator. Seorang laki-laki dan seorang perempuan tergesa-gesa menuju elevator membawa barang seperti tas dokter. Mereka berkata harus naik ke lantai 3. Kami mencoba mengikuti mereka tapi mereka menghentikan kami," cerita Dewi.

Segera setelah itu, Daisy dan polisiSingapura ikut naik ke lantai 3. Sementara Dewi masih tinggal di lobi.

"Ketika saya tiba di lantai 3, Saya melihat Manohara ada di lift. Duduk di lantai menangis,
memencet-mencet alarm dan menolak untuk keluar. Saat dia melihat saya, dia mulai berteriak dan berkata, Ibu jangan pernah lagi biarkan saya pergi," kata Daisy.

Dewi lantas bertemu adiknya dan ibunya di ruangan hotel lantai 3 milik ibu dari Indonesia yang sebelumnya menemui mereka. Ibu dari Indonesia itu membiarkan Daisy dan Mano menempati ruangannya.

Dewi menyatakan Manohara lantas mengontak Kedubes AS yang lantas menghubungi KBRI di Singapura. Daisy mengatakan mereka tinggal di ruangan sang ibu asal Indonesia itu dari jam 9 malam hingga jam 04 pagi. Di ruangan inilah Daisy melakukan negosiasi dengan Fakhry, yang tidak mau membiarkan Manohara pergi.

Daisy menambahkan, Fakhry mau melepaskan Manohara setelah pengacaranya memberitahu pangeran Kesultanan Kelantan itu akan kena masalah hukum jika menolak melepas Manohara.

Setelah berhasil lepas dari Fakhry, Manohara, Daisy dan Dewi kemudian kembali ke Jakarta pagi buta pada Minggu, 31 Mei 2009. Mereka tiba di Jakarta pukul 07.30 WIB.

Siang harinya Manohara menggelar jumpa pers yang isinya mengaku disiksa sang suami. Mano antara lain mengaku tubuhnya disilet dan badannya dibius hingga muntah darah. Selain itu Mano juga mengaku mengalami kekerasan seksual. Model 17 tahun itu pun menyatakan meminta cerai dan akan menempuh langkah hukum terhadap Fakhry.

(iy/nal)

Tidak ada komentar: