Minggu, 09 Agustus 2009

Minggu, 09/08/2009 10:45 WIB
Penggerebekan di Jatiasih
Cek Fisik Air dan Eko, Keluarga Bawa Ijazah STM ke Mabes
Amanda Ferdina - detikNews

Jakarta - Dengan membawa ijazah STM, keluarga Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono (Eko Peyang) dan pengacaranya mendatangi Mabes Polri. Keluarga ingin mengecek secara fisik kondisi 2 tersangka teroris yang tertembak di Jatiasih, Bekasi itu.

"Kami bersama dengan orang tua jenazah dan kami membawa ijazah dan identitas yang diperlukan untuk mencocokkan sidik jari di RS Polri Kramat Jati," kata pengacara dua keluarga tersangka, Muhammad Kurniawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Minggu (9/8/2009).

Menurut Kurniawan, tes DNA terhadap keluarga tidak diperlukan karena jenazah Air dan Eko masih utuh. "Karena sidik jari dan fisik tidak hancur," ujarnya.

Kurniawan mengatakan, pihak sudah melayangkan surat ke Kabiro Perencanaan dan Administrasi dan Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Susno Duadji untuk izin pengecekan fisik Air dan Eko di RS Polri Soekanto, Kramat Jati.

"Surat itu akan diteruskan ke pengecekan lebih lanjut setelah surat diperiksa dan akan di-BAP. Lalu akan menengok untuk pengecekan fisik di Kramat Jati," jelasnya.

(gus/iy)
Minggu, 09/08/2009 10:46 WIB
Noordin M Top Tewas?
Meski Bukan Noordin, Polisi Tetap Harus Umumkan Tes DNA
Moksa Hutasoit - detikNews

Jakarta - Polisi diminta untuk mengumumkan hasil tes DNA teroris yang tewas saat penyergapan di Temanggung, Jawa Tengah. Apa pun hasil yang didapat dari tes tersebut, polisi tetap harus mengumumkannya kepada publik.

"Kalau memang bukan, apa pun hasilnya diumumkan kepada masyarakat," ujar pengamat intelijen, Wawan Purwanto saat berbincang dengan detikcom, Minggu (9/8/2009).

Sebelumnya, beredar foto wajah teroris di internet yang tewas saat penyerbuan kemarin. Jika dibandingkan dengan foto Noordin yang dirilis oleh kepolisian, sangat jauh perbedaannya.

Wawan berharap polisi segera mendapat kepastian identitas jenazah yang tewas dalam serangan di Temanggung kemarin. Jika memang bukan Noordin, pencarian terhadap gembong teroris tersebut otomatis akan terus digalakkan.

"Ini penting supaya tidak menyurutkan kewaspadaan nasional. Kalau belum (Noordin tewas) harus diuber terus supaya masyarakat lega," paparnya.

(mok/iy)
Minggu, 09/08/2009 11:10 WIB
Penggerebekan di Jatiasih
Masih Syok, Keluarga Tak Yakin Air & Eko Terlibat Jaringan Teroris
Amanda Ferdina - detikNews

Jakarta - Keluarga Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono (Eko Peyang) masih syok mendengar anak-anaknya sudah meninggal dunia. Keluarga pun masih tidak yakin kalau anak-anaknya terlibat jaringan teroris.

"Ya pihak keluarga masih syok. Orang tua masih syok dan kaget karena Jumat masih di rumah kerja bakti seperti biasa. Setelah Jumatan mereka pergi dan tidak memberitahukan posisinya. Setelah itu orang tuanya khawatir dan mendapat berita dari media," ujar pengacara dua keluarga tersangka, Muhammad Kurniawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Minggu (9/8/2009).

Kurniawan mengatakan, keluarga Eko bahkan sama sekali tidak melihat ada tanda-tanda yang berbeda di dalam diri anaknya. Sedangkan Air, memang pernah disidik terkait bom Hotel JW Marriott tahun 2003.

"Kalau tidak ada tanda-tanda (Eko), karena dia pendiam. Tapi Air memang pernah disidik di Polda 2004 selama 10 bulan 9 hari terkait bom JW Marriott. Tapi tidak terbukti, jadi dikembalikan," katanya.

Pengacara pihak keluarga lainnya, Endro Sudarsono mengatakan, masing-masing orang tua Air dan Eko tidak yakin anaknya terlibat teroris.

"Khususnya Eko. Dia warga yang bersosialisasi di masyarakat. Masing-masing anak ini izin minta mengantar barang dan biasanya mengantar barang itu memakan waktu beberapa hari. Lalu kagetnya ada penembakan di Bekasi," ungkapnya.

(gus/iy)
Minggu, 09/08/2009 11:16 WIB
Polri Diminta Segera Umumkan Siapa Teroris Yang Tewas di Temanggung
Muhammad Nur Hayid - detikNews

Jakarta - Polri diminta cepat dan sigap memberikan informasi terkait isu terhangat penangkapan teroris di Temanggung, Jawa Tengah. Jika memang teroris yang tewas di Temanggung kemarin bukan Noordin M Top, Polri harus segera membukanya kepada publik.

"Apabila ternyata bukan Noordin M Top, polisi pun harus jujur mengatakan itu pada masyrakat. Karena sekali polisi berbohong dan ketahuan, maka habislah reputasi polisi dalam tugas dan tanggung jawab membasmi teroris," kata anggota Komisi I DPR Andreas Pareara kepada detikcom, Minggu (9//8/2009).

Menurut politisi PDIP ini, langkah Polri yang sudah melakukan penyergapan besar-besaran kepada kelompok teroris akhir-akhir ini memang layak diapresiasi dan diacungi jempol. Namun seiring dengan itu, Polri harus segera memberikan kepastian kepada publik terkait korban yang telah ditangkap dan tewas dalam penyergapan, khususnya peryergapan di Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu (8/8/2009) kemarin.

"Kita patut memberi apresiasi pada Polri khususnya Densus 88, tetapi polisi juga harus segera memastikan apakah Noordin M Top atau bukan yang tewas dalam aksi di Desa Beji, Temanggung. Tunjukkan bukti-bukti yang bisa meyakinkan masyarakat bahwa korban yang tewas adalah Noordin M Top," pintanya.

Kejujuran dan keterbukaan Polri sangat dibutuhkan agar kerjasama masyarakat untuk bersama-sama membasmi terorisme dapat terus dilanjutkan. Selain itu, Dosen Universitas Padjajaran Bandung ini juga menilai, jika Polri tidak terbuka dan menyimpan kesalahan, bukan tidak mungkin reputasinya akan hancur dan tugas pemberantasan terorisme akan diambil alih pihak lain.

"Saya menduga ada keinginan dari pihak di luar Polri yang mengincar tugas prestisius memerangi terorisme di Indonesia. Oleh karena itu, Polri perlu lebih tanggap melihat hal ini," pungkasnya.
(yid/iy)
Minggu, 09/08/2009 11:25 WIB
Pasca Penggerebekan, Rumah di Jatiasih Dijaga Ketat Pria Bersenjata
Reza Yunanto - detikNews

Jakarta - Petugas Densus 88 masih menjaga ketat rumah yang terletak di blok D12 Perumahan Puri Nusapala, Jatiasih, Bekasi. Rumah yang diduga menjadi tempat kediaman kelompok teroris Noordin M Top ini tampak tertutup rapat.

Sekitar 10 orang yang menggunakan pakaian serba hitam tampak berjaga-jaga di depan rumah sambil menenteng senjata. Di bagian dalam pagar, sebuah terpal biru berukuran 5x5 meter dibangun tepat di halaman depan rumah.

Pantauan detikcom, Minggu (9/8/2009), sejumlah petugas dengan menggunakan seragam polisi nampak duduk santai di bawah tenda. Kemudian police line juga sudah terlihat dibentangkan dengan jarak 2 rumah sebelah kanan maupun kiri.

Salah satu rumah yang juga ikut dipasangi police line antara lain rumah bernomor D10. Rumah ini diketahui pernah digunakan oleh anggota tim Densus 88 untuk melakukan pengintaian terhadap tersangka teroris di Jatiasih. Sedangkan rumah lainnya yang berdempetan langsung dengan rumah bernomor D12, yakni rumah bernomor D13 dan D11 sudah mulai kosong sejak beberapa hari lalu.

Hingga pukul 11.00 WIB, warga sekitar masih tetap berdatangan untuk melihat langsung TKP. Warga serta beberapa kendaraan juga terlihat berlalu lalang di luar jalur yang dipasangi police line.

Pengamanan di lingkungan rumah warga sendiri tidak terlalu ketat seperti pengamanan di sekitar rumah yan sebelumnya digerebek.
(nov/iy)
Minggu, 09/08/2009 11:35 WIB
Penggerebekan di Jatiasih
Keluarga: Apa Statusnya, Kenapa Air & Eko Langsung Dibunuh?
Amanda Ferdina - detikNews

Jakarta - Meski status Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono (Eko Peyang) masih belum jelas, keduanya diberondong timah panas oleh Polri saat penggerebekan di Jatiasih, Bekasi. Pengacara keluarga kedua korban pun mempertanyakan status Air dan Eko sehingga polisi harus menembak mati keduanya.

"Kita masih tidak jelas statusnya apa, keterlibatannya sejauh mana," ujar pengacara keluarga, Endro Sudarsono di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Minggu (9/8/2009).

Menurut Endro, polisi pun harus menjelaskan status keduanya secara rinci. "Kenapa langsung dibunuh? Tidak ada cara lain misalnya persidangan?" tanya Endro.

Namun meski begitu, lanjut Endro, keluarga tidak akan menuntut Polri. Keluarga hanya sebatas ingin melihat jenazah anak-anaknya.

"Keluarga syok. Tetapi tidak sampai akan menuntut. Mereka hanya ingin melihat apakah itu benar," tegasnya.
(gus/iy)
Minggu, 09/08/2009 11:38 WIB
Jenazah Teroris Temanggung Diotopsi, Pasien RS Polri Was-Was
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Jakarta - Jenazah teroris yang tewas dalam penyergapan di Temanggung, Jawa Tengah kemarin sedang diotopsi di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati. Keberadaan jenazah teroris ini membuat beberapa pasien RS ini menjadi was-was ketakutan dan penasaran.

Penelusuran detikcom mendapatkan beberapa pasien yang tampak penasaran dengan jenazah yang sedang diotopsi. Mereka menyaksikan dari jauh ruang otopsi RS Polri. Sementara sebagian yang lain dengan bergerombol di depan ruang forensik tampak khawatir dan cemas.

"Wah bikin saya penasaran, takut saya, orang pada ngomong Noordin M. Top di sini. Kemarin kan tembak-tembakan, terus mayatnya dibawa ke sini," ujar salah satu pasien RS Polri, Aat Sumiryati saat berbincang dengan wartawan di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (9/8/2009).

Aat yang tengah berjalan-jalan melihat ruang forensik RS Polri, dengan dibimbing tiga murid yang menjenguknya, terlihat sangat penasaran dengan banyaknya wartawan dan aparat yang berjaga.

Aat mengaku khawatir mendengar kabar ada mayat Noordin M. Top diotopsi di rumah sakit tempat dia dirawat. Pikiran Aat dihantui rasa takut dibom oleh teman-teman Noordin yang tidak terima.

"Saya was-was kalau teman-temannya ke sini, kemarin ada orang berjenggot pakai baju putih, eh taunya nyari temennya yang sakit. Saya di sini takut bukannya sakit karena diabet, tapi takut malah sakit kena bom," ujar penderita diabetes ini.

Aat sampai minta pulang karena rasa takutnya. Namun karena kesehatannya belum membaik, pihak dokter belum memperbolehkan pulang. "Saya dari kemarin di sini, sudah minta pulang tapi nggak dikasih, mana saya was-was, gula darah malah naik," ungkap guru SMP 258 Cibubur ini.

Aat mengaku terganggu karena berisik. Selain itu, beredar cerita di rumah sakit mengenai ketakutan terorisme dan pemboman. "Terganggu lah, berisik, orang pada cerita bom di sana-sini," jelasnya.
(van/yid)
Minggu, 09/08/2009 11:38 WIB
Jenazah Teroris Temanggung Diotopsi, Pasien RS Polri Was-Was
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Jakarta - Jenazah teroris yang tewas dalam penyergapan di Temanggung, Jawa Tengah kemarin sedang diotopsi di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati. Keberadaan jenazah teroris ini membuat beberapa pasien RS ini menjadi was-was ketakutan dan penasaran.

Penelusuran detikcom mendapatkan beberapa pasien yang tampak penasaran dengan jenazah yang sedang diotopsi. Mereka menyaksikan dari jauh ruang otopsi RS Polri. Sementara sebagian yang lain dengan bergerombol di depan ruang forensik tampak khawatir dan cemas.

"Wah bikin saya penasaran, takut saya, orang pada ngomong Noordin M. Top di sini. Kemarin kan tembak-tembakan, terus mayatnya dibawa ke sini," ujar salah satu pasien RS Polri, Aat Sumiryati saat berbincang dengan wartawan di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (9/8/2009).

Aat yang tengah berjalan-jalan melihat ruang forensik RS Polri, dengan dibimbing tiga murid yang menjenguknya, terlihat sangat penasaran dengan banyaknya wartawan dan aparat yang berjaga.

Aat mengaku khawatir mendengar kabar ada mayat Noordin M. Top diotopsi di rumah sakit tempat dia dirawat. Pikiran Aat dihantui rasa takut dibom oleh teman-teman Noordin yang tidak terima.

"Saya was-was kalau teman-temannya ke sini, kemarin ada orang berjenggot pakai baju putih, eh taunya nyari temennya yang sakit. Saya di sini takut bukannya sakit karena diabet, tapi takut malah sakit kena bom," ujar penderita diabetes ini.

Aat sampai minta pulang karena rasa takutnya. Namun karena kesehatannya belum membaik, pihak dokter belum memperbolehkan pulang. "Saya dari kemarin di sini, sudah minta pulang tapi nggak dikasih, mana saya was-was, gula darah malah naik," ungkap guru SMP 258 Cibubur ini.

Aat mengaku terganggu karena berisik. Selain itu, beredar cerita di rumah sakit mengenai ketakutan terorisme dan pemboman. "Terganggu lah, berisik, orang pada cerita bom di sana-sini," jelasnya.

Minggu, 09/08/2009 12:19 WIB
Penggerebekan di Temanggung
Arina Belum Dikonfirmasi Soal Jenazah Teroris Diduga Noordin M Top
Chazizah Gusnita - detikNews

Jakarta - Jenazah teroris yang ditembak mati di Temanggung, Jawa Tengah masih belum jelas. Arina yang mempunyai suami mirip dengan Noordin M Top masih belum dikonfirmasi oleh pihak kepolisian.

"Kita tunggu bagaimana nanti. Belum ada (konfirmasi polisi pemanggilan Arina). Karena kalau cuma mengenali jenazah yang di Temanggung itu, bisa saja keliru," ujar pengacara Arina, Asluddin Hatjani kepada detikcom, Minggu (9/8/2009).

Asluddin mengatakan, tes DNA yang lebih valid untuk mengenali jenazah teroris di Temanggung Noordin atau bukan adalah keluarganya yang berada di Malaysia.

"Kalau Arina kan pernah mengatakan mirip. Pengenalan jangan dulu, biarlah kita tentukan tes DNA dari keluarganya di Malaysia," katanya.

Hasil Tes DNA

Sebelumnya anak Arina sudah dilakukan tes DNA untuk mengetahui apakah suami Arina, Abdul Halim merupakan Noordin M Top. Namun hingga kini Asluddin belum mengetahui hasil tes DNA tersebut.

"Saya belum tahu. Yang berhak menungumumkan itu Polri. Saya juga belum tanya hasilnya," jelasnya.

(gus/iy)
Minggu, 09/08/2009 11:38 WIB
Jenazah Teroris Temanggung Diotopsi, Pasien RS Polri Was-Was
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Jakarta - Jenazah teroris yang tewas dalam penyergapan di Temanggung, Jawa Tengah kemarin sedang diotopsi di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati. Keberadaan jenazah teroris ini membuat beberapa pasien RS ini menjadi was-was ketakutan dan penasaran.

Penelusuran detikcom mendapatkan beberapa pasien yang tampak penasaran dengan jenazah yang sedang diotopsi. Mereka menyaksikan dari jauh ruang otopsi RS Polri. Sementara sebagian yang lain dengan bergerombol di depan ruang forensik tampak khawatir dan cemas.

"Wah bikin saya penasaran, takut saya, orang pada ngomong Noordin M. Top di sini. Kemarin kan tembak-tembakan, terus mayatnya dibawa ke sini," ujar salah satu pasien RS Polri, Aat Sumiryati saat berbincang dengan wartawan di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (9/8/2009).

Aat yang tengah berjalan-jalan melihat ruang forensik RS Polri, dengan dibimbing tiga murid yang menjenguknya, terlihat sangat penasaran dengan banyaknya wartawan dan aparat yang berjaga.

Aat mengaku khawatir mendengar kabar ada mayat Noordin M. Top diotopsi di rumah sakit tempat dia dirawat. Pikiran Aat dihantui rasa takut dibom oleh teman-teman Noordin yang tidak terima.

"Saya was-was kalau teman-temannya ke sini, kemarin ada orang berjenggot pakai baju putih, eh taunya nyari temennya yang sakit. Saya di sini takut bukannya sakit karena diabet, tapi takut malah sakit kena bom," ujar penderita diabetes ini.

Aat sampai minta pulang karena rasa takutnya. Namun karena kesehatannya belum membaik, pihak dokter belum memperbolehkan pulang. "Saya dari kemarin di sini, sudah minta pulang tapi nggak dikasih, mana saya was-was, gula darah malah naik," ungkap guru SMP 258 Cibubur ini.

Aat mengaku terganggu karena berisik. Selain itu, beredar cerita di rumah sakit mengenai ketakutan terorisme dan pemboman. "Terganggu lah, berisik, orang pada cerita bom di sana-sini," jelasnya.
(vaMinggu, 09/08/2009 12:49 WIB
Noordin M Top Tewas?
Foto Kepala Terbelah Yang Diduga Teroris Temanggung Kemungkinan Palsu
Iin Yumiyanti - detikNews

Jakarta - Foto mayat seorang pria dengan kepala terbelah heboh di internet. Foto ini awalnya diklaim sebagai foto jenazah teroris yang tewas dalam perburuan Noordin M Top di Temanggung, Jawa Tengah. Namun belakangan diduga foto itu palsu.

Kisah kepala teroris yang tewas dalam perburuan Densus 88 di Temanggung itu terbelah, awalnya diungkap oleh pengamat intelijen Dinno Cressbon. "Terbelah di belakang kepala sampai depan jidat," kata Dynno Chressbon, pengamat intelijen yang telah melihat foto jenazah, dalam perbincangan dengan detikcom, Sabtu (8/8/2009) pukul 18.15 WIB.

Secara fisik, ujar Dynno, jenazah memiliki dagu lebih lonjong jika dibandingkan sketsa wajah Noordin yang disebar polisi. Wajahnya tirus. "Penampilan secara fisik memakai kaos oblong warna coklat dan kalung," ujar Dynno yang dekat dengan tim antiteror ini.

Dinno mengaku mendapatkan 30 foto pria yang diduga teroris yang tewas di Temanggung itu dari sumber kepolisian. Berdasarkan foto tersebut, Dinno yakin pria yang tewas dalam baku tembak Den 88 di Temanggung bukanlah Noordin M Top.

Tidak hanya Dinno yang meragukan Noordin M Top telah tewas. Direktur International Crisis Group (ICG) Sidney Jones juga meragukan Noordin M Top telah tewas. "Saya kira kemungkinan besar itu bukan dia (Noordin). Bukannya saya yakin itu bukan dia, tetapi kemungkinan besar bukan," kata Sidney Jones saat dihubungi detikcom, Minggu (9/8/2009).

Hal yang sama juga disampaikan Kepala Centre for Violence and Terrorism Singapura, Rohan Gunaratna. Ahli terorisme Singapura ini meyakinkan Noordin belum tewas.

Polisi sendiri hingga kini belum memberikan kepastian tentang tewasnya Noordin M Top. Kapolri Jenderal Hendarso Danuri (BHD) menyatakan identitas jenazah yang tewas di Temanggung itu masih menunggu hasil tes DNA.

Di tengah kesimpangsiuran itu kemudian foto pria dengan kepala terbelah muncul di internet. Sejumlah blog memposting foto jenazah pria dengan kepala terbelah itu dan mengklaimnya sebagai foto jenazah yang diduga teroris yang tewas di Temanggung.

Situs Arrahmah yang pernah menampilkan foto eksklusif jenazah trio bom Bali, Amrozi, Muklas dan Imam Samudera juga menayangkan foto tersebut. Situs yang membawa slogan 'Filter Your Mid, Get The Truth' itu menayangkan foto itu dengan memberi judul "Konon, Ini Dia Foto Korban Yang Di Klaim Nurdin M Top !". Isi berita di bawah foto itu merupakan berita yang dikopi dari detikcom yang sebenarnya tidak disertai foto.

Selain arrahmah, banyak blog dan situs lainnya yang juga menampilkan foto yang sama dan mengklaimnya sebagai foto pria yang diduga teroris yang tewas di Temanggung.

Setelah foto itu marak beredar, belakangan muncul dugaan kalau foto tersebut palsu. Pembaca detikcom menyatakan foto dengan kepala terbelah itu adalah foto remaja yang bunuh diri yang terjun dari menara pada 21 Juli 2009 di Gorontalo. Foto tersebut juga pernah diposting di kaskus pada 22 Juli 2009 pukul 12:56 WIB dengan judul 'Mahasiswa Terjun dr Menara'.

Kini sejumlah forum dan blog di internet ramai membahas foto tersebut. Ada yang menduga foto tersebut bukan foto asli alias direkayasa.

Hingga kini pihak kepolisian belum ada yang memberi klarifikasi. Bagaimana kebenarannya? Waktu akan membuktikannya. Mari kita tunggu. (iy/yid)
n/yid)
Minggu, 09/08/2009 13:03 WIB
Selain Penangkapan, Aparat Diminta Cari Jalan Lain Perangi Terorisme
Muhammad Nur Hayid - detikNews

Jakarta - Keberhasilan Polri dan pihak terkait dalam penyergapan komplotan teroris layak diapresiasi. Penangkapan terhadap teroris di Temanggung dan di Jatiasih Bekasi merupakan bukti keberhasilan tim penanganan teroris. Namun agar pemberantasan teroris lebih massif, aparat perlu memikirkan cara lain yang lebih efektif.

"Selain menempuh cara 'perang terhadap terorisme', pemerintah perlu kembangkan pula cara-cara lain dalam menanggulangi teroris," kata Wakil Ketua Komisi I DPR Yusron Ihza kepada detikcom, Minggu (9/8/2009).

Menurut adik kandung Yusril ini, cara lain itu adalah dengan menyelesaikan akar masalah dari munculnya terorisme. Selain itu media berkembang biaknya paham terorisme itu juga harus di batasi agar tidak tumbuh dan merajalela di masyarakat.

"Tanggulangi teroris pada inti permasalahannya. Tanpa penyelesaian pada jantung masalahnya, perang terhadap teroris hanya akan menjadi sebuah perang abadi, perang tanpa akhir," paparnya.

Menurut politisi PBB ini, ibaratnya aksi menyembuhkan penyakit, pemerintah yang diibaratkan sebagai dokter tidak hanya sekadar perlu menghilangkan symthom atau gejala penyakitnya saja, tetapi yang terpenting bagaimana melakukan pencegahan yang efektif dan berkelanjutan.

"Bagaimana mencegah kaum muda agar tidak digarap kelompok tertentu menjadi teroris, tentu merupakan salah satu upaya. Pada prinsipnya aksi teroris didorong oleh rasa tidak puas dari orang-orang yang tertindas dan tersingkir, termasuk oleh sistem dunia yang timpang dan repressif," jelasnya.
(yid/iy)
Minggu, 09/08/2009 13:19 WIB
Penggerebekan di Jatiasih
Ahmad Fery Mirip Noordin M Top
Reza Yunanto - detikNews

Jakarta - Ahmad Fery berhasil ditangkap dalam rangkaian penggerebakan teroris di Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat. Wajah pria yang mengontrak rumah di Perumahan Nusapala tersebut sekilas mirip gembong teroris Noordin M Top.

"Kalau saya bandingkan dengan yang ditampilkan oleh polisi di TV, Ahmad Fery lebih mirip dengan Noordin," ujar Ketua RT 04/12 Perumahan Nusapala, Jatiasih, Bekasi, Sundoyo (42), Minggu (9/8/2009)

Sundoyo mengaku hanya sekali berkomunikasi langsung dengan Fery. Itu pun terjadi setelah Fery sudah menempati rumah kontrakannya di Blok D 12.

"Saya hanya sekali ketemu pada saat menyerahkan KTP," jelasnya.

Fery, dijelaskan Sundoyo, bercirikan rambut pendek dengan struktur ikal, warna kulitnya putih, perawakannya gempal dan tinggi sekitar 165 cm. Kumis dan jambangnya terlihat dicukur serta jenggot yang tipis.

Fery ditangkap petugas saat mengendarai mobil Xenia di Jl Krangan, Bekasi, Jumat (7/8/2009) sekitar pukul 23.00 WIB. Polisi menyergap Fery setelah mengikutinya sejak dari Jawa Tengah.

(mok/iy)
Minggu, 09/08/2009 13:41 WIB
Penggerebekan di Jatiasih
Ahmad Fery Sering Masuk Rumah Lewat Jendela
Reza Yunanto - detikNews

Jakarta - Warga di Perumahan Nusapala, Jatiasih, Bekasi, sering menemukan kejanggalan perilaku Ahmad Fery. Pria yang diciduk Densus 88 ini sering masuk ke dalam rumah melalui jendelanya.

"Dapat laporan dari warga banyak curiga melihat kejanggalan. Ada warga yang melihat Ferry masuk rumah lewat jendela," ujar Ketua RT 04/12 Perumahan Nusapala, Jatiasih, Bekasi, Sundoyo (42), Minggu (9/8/2009).

Peristiwa itu bukan hanya sekali dilakukan Fery, namun cukup sering. Saat ditanyakan, pria yang oleh tetangganya disebut sangat mirip Noordin M Top, selalu beralasan lupa membawa kunci.

Fery sengaja lewat jendela diduga karena pemicu bom dipasang di setiap pintu rumah yang dikontraknya itu. Pemicu bom itu diduga untuk mengecoh aparat kepolisian.

Selain itu, hampir setiap malam, terdengar bunyi palu di ketuk dari dalam rumah Fery. Meski mengaku mengontrak rumahnya sendiri, nyatanya warga sering mendapati rumah Fery didatangi oleh beberapa orang pada malam hari.

"Tapi tidak jelas siapa meereka," kata Sundoyo.

KTP yang dilaporkan kepada Sundoyo juga ternyata palsu. Alamat yang ditulis dalam KTP ternyata adalah dua buah tempat yang berbeda.

"Di situ (KTP) tertulis alamat dia keluarahan Teluk Buyung, Margahayu, Bekasi Utara. Pada saat polisi ke rumah saya setelah penggerebekan, saya baru tahu bahwa KTP itu palsu," paparnya.

(mok/iy)
Minggu, 09/08/2009 13:42 WIB
Otopsi Teroris Temanggung, Pengamanan RS Polri Tak Terlalu Ketat
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Jakarta - Meski sedang melakukan otopsi terhadap mayat yang diduga Noordin M. Top, pengamanan di Rumah Sakit (RS) Polri tidak terlalu ketat. Hal ini sangat berbeda dengan pengamanan pada Sabtu (8/8) kemarin pada saat mayat teroris ini baru tiba di Temangung.

Pantauan detikcom di depan ruang forensik RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu(9/8/2009), pengamanan mulai menurun bila dibandingkan dengan pagi tadi. Hal ini disebabkan karena satu SSK Polri yang ditugaskan menjaga keamanan di RS ini berpencar di sekeliling RS Polri. Hanya sekitar sepuluh polisi yang menyebar disekeliling ruang forensik.

"Dari kemarin begini-begini aja pengamanan, tidak ada yang ekstra, paling cuma police line," ujar petugas polisi yang tak mau disebut namanya kepada detikcom, Minggu (9/8/2009).

Beberapa wartawan selalu terlihat sibuk setiap ada orang baru yang masuk ke areal forensik. Karena para pencari berita ini mengira mereka bagian dari orang-orang yang didatangkan untuk ikut mengidentifikasi mayat teroris Temanggung.

Kelonggaran pengamanan ini terlihat kerana pada pagi hari tadi, Kapolsek Kramat Jati, Kompol Patar L. Tarwan, memimpin apel pagi dengan diikuti sekitar lima puluhan personel Polri. Namun siang ini semua petugas itu disebar di berbagai titik sekitar RS Polri Kramatjati.

(van/yid)



Tidak ada komentar: