Kamis, 13 Agustus 2009

Senin, 10/08/2009 20:32 WIB
SBY Curhat Jadi Sasaran Bom
Anwar Khumaini - detikNews

Jakarta - Presiden SBY memberikan pembekalan pada anggota DPR RI terpilih asal Partai Demokrat. SBY pun curhat dirinya menjadi sasaran teroris dan meminta pengertian semua pihak terkait ketatnya pengamanan terhadap dirinya.

"Mengapa lebih ketat, saudara juga tahu karena adanya ancaman terhadap presiden, pada SBY sebagai lembaga juga semakin meningkat," ujar SBY saat memberikan sambutan di Puri Cikeas, Bogor, Senin (10/8/2009).

SBY mengatakan jika dirinya sering beradu argumen dengan pasukan pengaman presiden (Paspampres) yang menurutnya terlalu ketat menjaga dirinya.

"Saya ingin buka kaca mobil, dan bersalaman dengan rakyat. Tapi dengan adanya ancaman ini saya harus mengikuti paspampres," terang SBY.

SBY juga menjelaskan jika dirinya diancam teroris karena dianggap bertanggungjawab dengan hukuman mati terhadap pelaku bom bali.

"Karena saya bertanggung jawab menghukum mati teroris di Bali, secara hukum itu bukan politis tapi ini murni hukum," tegas SBY.

Namun SBY menolak jika dirinya ikut bertanggung jawab soal hukuman mati yang diberikan terhadap para pelaku bom Bali.

"Wewenang presiden memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi dan pelaku bom Bali tidak pernah minta grasi. Kalau itu jadi alasan, itu tidak benar," ujar SBY dihadapan para caleg Partai Demokrat terpilih.

(her/rdf)
Senin, 10/08/2009 20:02 WIB
Intai Kelompok Noordin di Jatiasih, Densus Beli Rumah Rp 125 Juta
Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta - 10 Hari, Densus 88 mengintai sarang kelompok teroris Noordin M Top di perumahan Puri Nusapala di Blok D 12, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat. Untuk memperlancar aksinya, petugas membeli rumah nomor D10 itu. Bahkan, polisi menyamar sebagai tukang bangunan.

"Mereka (polisi) renovasi rumah yang sengaja dibeli dengan harga Rp 125 juta, untuk memantau gerak gerik penghuni D 12," kata Dwi Takari (35), yang tinggal di Blok D 5, persis di belakang rumah D 12, saat ditemui di lokasi, Senin (10/8/2009).

Dwi mengaku, cerita soal harga rumah itu beredar di sekitar warga kompleks. Setelah dibeli, 3 hari sebelum penggerebekan pada 7 Agustus, ada 4 orang yang berpura-pura menjadi kuli bangunan.

"Saya waktu itu enggak curiga kalo kuli-kuli itu polisi," tambah Dwi.

Kondisi rumah tempat pengintaian itu memang terkesan hendak di renovasi. Pagar rumah tampak belum jadi, atap juga tampak bolong dengan tumpukan semen dan pasir terlihat di halaman.

(ndr/ken)
Senin, 10/08/2009 19:55 WIB
Tetangga Sering Lihat Bakar-bakar di Rumah Ahmad Fery
Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta - Warga yang tinggal di sekitar rumah Ahmad Fery di Perumahan Puri Nusapala, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat sering melihat kegiatan mencurigakan di rumah yang diduga safe house Noordin M Top itu. Salah satunya, orang-orang yang tinggal di rumah itu sering membakar sesuatu di halaman belakang.

"Mereka sering bakar-bakar, saya tahunya pas hari Rabu (5/8) ada bekas bakaran pagi-pagi karena saya lihat asapnya. Saya pikir waktu itu bakar sampah biasa," kata Dwi Takari (35), yang rumahnya berada di Blok D5, persis di belakang rumah Ahmad Fery di Blok D12, Perumahan Puri Nusapala, Jatiasih, Bekasi, Senin (10/8/2009).

Dwi mengatakan, di belakang rumah Ahmad Fery itu ditemukan bekas benda-benda terbakar seperti satu potongan paralon berukuran 5 cm, emblem kain bertuliskan 'Korps' dengan lambang bintang dua. Kemudian di halaman rumah belakang tersebut juga ada bahan kain warna putih yang terbakar.

Selain itu, ada juga bekas kertas-kertas yang terbakar, satu kartu SIM M3 tapi chip-nya tidak ada. Ada juga beberapa jemuran yang masih tergantung, kaos warna putih hijau, kaos merah, handuk warna kuning dan celana jeans pendek.

Dwi menggambarkan antara rumah dia dengan rumah Ahmad Fery terdapat pembatas halaman, yang berupa selembar seng dengan tinggi 170 cm. Di mana pada salah satu sisi hanya ditutup dengan bekas spanduk sehingga memungkinkan untuk bisa keluar masuk.

Dikatakan Dwi, dirinya sempat mengobrol dengan salah satu penghuni rumah D12. Penghuni tersebut menanyakan tentang septi tank rumah. Saat itu, penghuni berkulit putih itu mengatakan septitank-nya mampet.

"Dia nanya septi tank ada di mana, saya jawab di depan. Ciri-cirinya putih bersih tapi tidak mirip dengan sketsa yang disebar di televisi," kata Dwi.

Dwi mengaku tidak pernah melihat ada aktivitas yang berarti di dalam rumah D12 tersebut. Penghuni rumah tersebut orangnya tertutup, gorden dan pintu juga selalu dalam keadaaan tertutup.

(nvc/ken)
Senin, 10/08/2009 19:04 WIB
Penggerebekan di Temanggung
Polisi Temukan Bom Aktif, Senpi Belum Jelas
Didit Tri Kertapati - detikNews

reuters
Jakarta - Polisi melakukan pengepungan dan penyerbuan ke rumah milik Mohzahri di Temanggung, Jawa Tengah. 1 Orang diduga teroris tewas ditembak dalam peristiwa itu. Diduga pelaku memiliki senjata api, tetapi bukti yang telah ditemukan polisi baru berupa bom.

"Ditemukan bom aktif," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Senin (10/8/2009).

Dugaan soal kepemilikan senjata api dan bom yang melilit di tubuh pelaku memang sempat tersiar. Juga salah satu alasan pengepungan selama 18 jam, karena adanya senjata api yang dimiliki pelaku.

Apakah benar ditemukan senjata api? "Tidak tahu," jelas Nanan.

Hingga kini polisi mengaku masih melakukan penyelidikan. Termasuk identitas pelaku, apakah Noordin M Top atau bukan.

(ndr/iy)
Senin, 10/08/2009 18:54 WIB
Bagaimana Polisi Temukan Nama Dani Sebagai Pelaku Bom Marriott?
Didit Tri Kertapati - detikNews

Dani Dwi Permana (dok. detikcom)
Jakarta - Polisi memastikan bahwa Dani Dwi Permana, remaja 18 tahun, sebagai pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott Jakarta 17 Juli 2009. Tapi, bagaimana polisi bisa mendapatkan nama Dani? Polisi belum mau membeberkannya.

"Tidak perlu saya jawab itu, itu penyelidikan dari lapangan dan itu hasilnya yang saya sampaikan terakhir di Bekasi," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarno kepada wartawan di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (11/9/2009).

"Kalau ada mekanisme yang harus saya sampaikan, saya sampaikan. Kalau tidak, tidak saya sampaikan. Jangan sampai yang kita sampaikan mengganggu di lapangan. Detilnya itu nantilah," sambung Nanan.

Meski polisi masih merahasiakan, namun berdasarkan informasi yang didapatkan detikcom, polisi mendapatkan nama Dani berdasarkan hasil pemantauan intelijen mengenai orang hilang. Dan memang, Perumahan Telaga Kahuripan, Kemang, Kabupaten Bogor, sudah dintip intelijen Polri selama 9 bulan terakhir.

Dengan memantau aktivitas-aktivitas mencurigakan di Gugus Candraloka Perumahan Telaga Kahuripan, intelijen pun menemukan Dani, seorang remaja dari keluarga broken home, yang tiba-tiba hilang sejak dua bulan lalu. Apalagi, intelijen tahu bahwa Dani aktif di masjid dan mengalami perubahan sikap sejak beberapa bulan lalu setelah bergaul dengan Ustad Saifudin Jaelani (SJ).

Nama Dani pun disetor oleh intelijen ke Densus 88, sebagai salah satu kemungkinan pelaku bom Marriott dan Ritz-Carlton. "Ada beberapa nama orang hilang yang masuk, tidak hanya Dani," kata sumber itu.

Karena Dani diketahui berusia 18 tahun dan cocok dengan hasil identifikasi terhadap jenazah pelaku bom, akhirnya investigasi terhadap Dani pun ditindaklanjuti. Tinggi badan Dani yang di atas 170 cm makin meyakinkan polisi bahwa pelaku bom Marriott itu adalah Dani.

Intelijen pun makin mengintensifkan pemantauan di Candraloka. Rumah keluarga Dani di RT 07 RW 10 Candraloka pun didobrak oleh Densus 88 untuk mencari bukti-bukti yang menguatkan. "Saya lihat gembok di rumah Dani sudah jebol, ada orang yang masuk," kata salah seorang warga.

Dari rumah Dani, ditemukan dokumen-dokumen yang menguat. Bahkan, kabarnya ada CD mengenai aktivitas Dani dengan SJ. Setelah makin kuat, akhirnya Densus mencari kakak Dani, Jaka, untuk menjalani tes DNA. Akhirnya, pada 3 Agustus 2009 lalu, hasil tes DNA Jaka sama dengan DNA pelaku bom tersebut.

Tapi benarkah begitu? Ada sumber lain yang memberikan informasi yang berbeda. "Nama Dani didapat, karena pengakuan Ibrohim," kata seorang sumber.

Keberadaan Ibrohim, florist yang bekerja di Ritz-Carlton, memang masih misterius. Mabes Polri jelas-jelas membantah Ibrohim telah ditangkap. Namun, kabarnya Ibrohim sudah ditangkap saat membawa bom di mal FX di kawasan Senayan.

Cerita bahwa nama Dani muncul dari pengakuan Ibrohim, sebenarnya masuk akal. Sebab, Ibrohim juga direkrut untuk menjadi pelaku bom bunuh diri untuk bom mobil yang ditargetkan pada konvoi Presiden SBY. Selain itu, Ibrohim merupakan kakak ipar SJ.

Tapi mana yang benar dari dua versi ini? Tunggu saja Mabes Polri mengungkapnya!

(asy/ndr)
Senin, 10/08/2009 18:51 WIB
Pengamanan di Cikeas Diperketat
Andi: Ancaman Terhadap Presiden Nyata
Anwar Khumaini - detikNews

Bogor - Pengamanan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ditingkatkan pasca ancaman bom di kediaman pribadi Presiden, Puri Cikeas. Ancaman itu nyata, bukan politis.

"Sekarang lihat saja sendiri, ancamannya seperti apa, seperti di Jati Asih. jadi itu real ada ancaman, sehingga pengamanannya disesuikan. Kita harus anggap ini ancaman serius," ujar Jubir Kepresidenan Andi Mallaranggeng.

Hal ini disampaikan Andi di Kediaman SBY, di Puri Cikeas Bogor, Jawa Barat di sela-sela pemberioan bekal dari SBY pada anggota DPR terpilih dari Partai Demokrat, Senin (10/8/2009).

Andi pun meminta maaf jika pengamanan ini mengganggu kenyamanan warga Cikeas maupun warga sepanjang jalan di mana SBY melintas. Namun Andi menegaskan hal ini perlu dilakukan untuk mengamankan Presiden dari ancaman pembunuhan.

"Memang kalau kita lihat, pengamanan di Cikeas ataupun di mana saja Bapak SBY berada disesuaikan dengan tingkat ancamannya," jelas pria berkumis ini.

(rdf/ken)


Tidak ada komentar: