Sabtu, 15 Agustus 2009

Selasa, 11/08/2009 11:16 WIB
Soal Teroris, TNI Pasok Informasi Intelijen Pada Polisi
Aprizal Rahmatullah - detikNews

Jakarta - TNI dan polisi bahu membahu dalam memerangi terorisme. TNI bahkan memasok dan memberikan informasi intelijen jika diperlukan polisi.

"Kita memasok dan memberi informasi intelijen kalau memang itu diperlukan," ujar Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso usai penyematan Bintang Dharma Utama kepada Menhan Juwono Sudarsono di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (11/8/2009).

Menurut Djoko, ada 3 langkah yang bisa dilakukan untuk memberantas aksi terorisme di Indonesia, yaitu pendeteksian, pencegahan, dan penindakan.

Dengan pendeteksian, TNI dengan satuan teritorial dan satuan intelijen ikut melakuan pendeteksian. Nanti dilaporkan utusan komando TNI dan selanjutnya akan dilaporkan ke Menko Polhukam.

Selain itu TNI juga menghidupkan desk antiteror yang tugasnya mengumpulkan informasi yang tercantum dalam UU No 34/2004 tentang Tugas Operasi Militer Rencana Strategis (Renstra).

"Untuk pencegahan, kita melibatkan pembinaan teritorial. Dengan memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai antiteror bagaimana penanggulangannya termasuk memaksimalkan partisipasi masyarakat," kata Panglima.

Sedangkan untuk penindakan, TNI akan menyiapkan satuan-satuan khusus termasuk datasemen antiteror yang bekerjasama dengan Kodam dan Kotama.

Aksi TNI untuk langsung menangani terorisme bisa nggak? "Ya. Kalau memang TNI melihat langsung adanya ancaman dan itu benar-benar nyata dan dekat dengan institusi TNI," imbuh Panglima.

(nik/iy)
Selasa, 11/08/2009 11:16 WIB
Pelaku Bom Marriott
Dicari Untuk Kelola Laundry, Dani Sudah Menghilang
Gagah Wijoseno - detikNews

(Dok. detikcom)
Jakarta - Dani Dwi Permana dikenal sebagai anak yang suka bekerja keras dan suka membantu. Karena itu, banyak warga di Perumahan Telaga Kahuripan, Kemang, Bogor yang ingin bermitra. Pernah suatu saat Dani dicari seorang warga untuk mengurus usaha laundry, namun remaja 18 tahun itu sudah menghilang.

"Dia sempat akan diminta mengurus usaha laundry di sini. Tapi saat dicari sekitar dua bulan lalu, dia sudah menghilang," kata salah seorang warga saat berbincang-bincang dengan detikcom, Selasa (11/8/2009).

Banyak warga yang menanyakan ke mana Dani pergi. Banyak warga yang ingin mempekerjakan Dani, karena anak itu dikenal gesit, suka bekerja keras, dan jujur. "Tapi, saat ditanya di mana Dani, teman-temannya pada tidak tahu, hanya bilang pergi ke Palembang," ujar dia.

Selama bersekolah di SMA Yadika 7 Bogor, Dani memang membiayai dirinya sendiri. Dia menjadi marbot di Masjid As Surur. Gaji yang dia dapat untuk membiayai sekolahnya dan ia berikan kepada ibunya.

Dani menjadi marbot sejak sebelum Ustad Saifuddin Jaelani (SJ) datang ke perumahan itu. Karena, SJ didapuk menjadi imam di masjid itu, Dani pun sangat dekat dengannya. Dani sering berdiskusi dengan ustad berumur 32 tahun itu.

Setelah ayahnya, Zulkifli, dipenjara sejak lima bulan lalu, Dani pun shock. Apalagi ibunya kemudian memutuskan kembali ke Palembang dan pergi ke Kalimantan. Saat itu, warga pun urunan untuk membantu biaya keberangkatan Ibunda Dani ke Palembang.

Sehari-hari Dani tinggal di masjid. Banyak warga yang membantu dia, termasuk menyediakan makanan untuknya. Bantuan untuk Dani begitu banyak, karena dia memang sangat baik. Banyak warga yang shock begitu mendengar bahwa Dani sebagai pelaku bom bunuh diri di Marriott.
(asy/nrl)
Selasa, 11/08/2009 11:35 WIB
Penggerebekan di Temanggung
Media Asing: Hasil Tes Forensik Pastikan Itu Bukan Noordin
Rachmadin Ismail - detikNews

Jakarta - Sejumlah media asing mulai memberitakan bahwa jenazah teroris yang tewas di Temanggung, Jawa Tengah, bukan Noordin M Top. Hal ini berdasarkan hasil tes forensik terhadap DNA, sidik jari dan rambut jenazah tersebut.

Seperti diberitakan Reuters, Selasa (11/8/2009), hasil tes sudah berhasil diketahui pada pukul 10.00 WIB pagi ini. Seorang sumber di kepolisian mengatakan, 12 kriteria untuk membuktikan hasil tes forensik sudah dilakukan.

"Hasilnya tidak cocok," kata sumber tersebut.

Sampel diambil dari putra Noordin yang berada di Riau. Sementara polisi akan mengumumkan hasilnya dalam 3 hari ke depan.

Sebelumnya media asing Agen France Presse (AFP) juga mengutip sumber dari kepolisian yang menyatakan bahwa jenazah tersebut bukanlah gembong teroris paling dicari Noordin M Top. Hasil analisa didasarkan pada bentuk wajah dan analisis sidik jari.

Para pengamat intelijen juga sempat meragukan kebenaran jenazah Noordin. Dynno Chressbon, yang mengaku sudah melihat foto asli jenazah itu mengatakan, teroris tidak mirip sama sekali dengan Noordin.

Senada dengan Dynno, kepala Centre for Violence and Terrorism Singapura, Rohan Gunaratna, bahkan berani menyatakan jenazah tersebut bukanlah Noordin M Top. Ia mengaku mengutip dari sumber yang ikut dalam proses investigasi.

(mad/iy)
Selasa, 11/08/2009 11:39 WIB
Bom Rakitan di Garut
Polisi Amankan Bahan Peledak TNT dan Laptop
Mansyur Hidayat - detikNews

ilustrasi
Garut - Polisi tak hanya mengamankan pipa paralon sepanjang 20 cm yang diduga bom rakitan dari sebuah rumah kontrakan di Garut, Jawa Barat. Di tempat itu, polisi juga menemukan bahan peledak jenis TNT.

Hal tersebut diungkapkan sumber detikcom di jajaran kepolisian yang ikut memeriksa lokasi penemuan bom rakitan di Kampung Ciharus RT 06, RW 02, Desa Lembang, Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat, Selasa (11/8/2009).

"Kita mengamankan TNT, remote, laptop dan album mengenai senjata api," ujar sumber tersebut.

Sebelumnya diberitakan, warga Kampung Ciharus geger setelah menemukan sebuah pipa paralon sepanjang 20 meter dengan diameter 3/4 inci. Di ujung pipa tersebut terdapat untaian kabel sehingga warga meyakininya sebagai bom rakitan.

Benda tersebut awalnya ditemukan oleh penghuni kontrakan tersebut, yakni Soni. Diduga kuat, benda itu peninggalan penghuni kontrakan terdahulu yakni Heri dan Ismet. Keduanya masing-masing mengaku sebagai warga Bandung dan Banten.

Sehari-hari warga mengenal mereka sebagai pedagang tas. Namun sekitar 2 bulan lalu, keduanya tiba-tiba menghilang dari kontrakan tersebut. Tak satu pun warga yang tahu ke mana mereka pindah atau dipamiti.

Laporan mengenai temuan ini kemudian ditindaklanjuti ke aparat kepolisian. Senin 10 Agustus malam, sejumlah anggota tim Gegana datang ke lokasi penemuan benda mencurigakan tersebut.

Tapi anggota kepolisian dari Polres Garut tidak bersedia memberikan keterangan terkait penemuan benda tersebut. Salah seorang perwira Polres Garut bahkan menyebutkan itu bukan barang berbahaya. "Bukan apa-apa, itu mainan untuk intercom," ungkapnya.

Kapolda Jabar Tengok TKP


Temuan benda mencurigakan tersebut bukan masalah sepele agaknya benar adanya. Buktinya, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Timur Pradopo sampai menyempatkan diri mendatangi lokasi penemuan benda tersebut.

"Dia bilang terima kasih kepada warga karena sudah waspada dan mau melapor. Warga tidak usah khawatir karena area ini aman," ungkap Diyat (45), salah seorang warga.

Menurut Diyat, Timur tiba di TKP sekitar pukul 04.00 WIB. Namun orang nomor 1 di Polda Jawa Barat itu tidak berlama-lama berada di TKP. Hanya sekitar 5 menit, Timur kemudian pergi lagi.


(djo/nrl)
Selasa, 11/08/2009 11:41 WIB
Polisi Seharusnya Langsung Tangkap Noordin di Jatiasih
Hery Winarno - detikNews

Reuters
Jakarta - Kepolisian dinilai kecolongan terkait lolosnya Noordin M Top di Jatiasih, Bekasi. Polisi yang sudah mengindentifikasi keberadaan Noordin di wilayah tersebut seharusnya langsung menangkapnya. Tidak perlu berdalih mengikuti prosedur.

"Seharusnya pihak kepolisian ketika mendapat info bahwa di situ ada Noordin maka perlu strategi, dan segera langsung melakukan penangkapan," ujar pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar saat dihubungi detikcom, Selasa (11/8/2009).

Menurut Bambang, berdasarkan undang-undang teroris kepolisian punya hak untuk menangkap dan memeriksa orang yang diduga terkait dengan teroris. "Biasanya juga seperti itu (langsung tangkap)," papar Widodo.

Bambang juga menyayangkan penangkapan para pelaku teror bom selama ini yang langsung mati, karena tidak bisa dilacak jaringannya dan diketahui motif nya apa.

"Motif teroris sendiri sampai saat ini masih kabur, mendirikan negara Islam, musuhi AS, terakhir membom Presiden. Dan itu semua keluar dari polisi, bukan secara yuridis," papar Bambang.

Selain itu Bambang juga menambahkan jika pengungkap teroris di Indonesia terkesan sulit karena polri masih bekerja sendiri.

"Perlu melibatkan pihak-pihak lain yang terintegrited, seperti Pemda, Bea cukai, Imigrasi. Jangan cuma Densus," tegas Bambang.

(her/iy)
Selasa, 11/08/2009 11:57 WIB
Penyergapan di Jati Asih
Adakah Teroris Ditangkap Hidup di Bekasi?
Indra Subagja - detikNews

Jakarta - Adakah teroris ditangkap hidup dalam penggerebekan di Jatiasih, Bekasi? Informasi ini masih simpang siur. Polisi hanya memastikan bila Air Setiawan dan Eko Peyang ditembak mati dalam penyergapan itu karena saat ditangkap hendak melemparkan bom tangan.

Namun sumber di kepolisian memastikan bila ada seorang tersangka yang ditangkap hidup. Dia disebutkan bernama Ahmad Ferry, yang menurut informasi warga sekitar mirip dengan ciri-ciri Noordin M Top.

"Dia ditangkap malam itu juga di sekitar Kranggan, Bekasi. Dia diamankan dari mobil Xenia-nya. Di dalamnya ada bom pipa 4 buah," terang sumber di kepolisian yang enggan disebutkan namanya, saat ditemui di Jakarta, Selasa (11/8/2009).

Ahmad Ferry, terang sumber itu, telah diikuti dari Solo, Jawa Tengah. "Setelah menangkap Ferry lalu 2 tersangka di rumah itu disergap," terang sumber tersebut.

Penangkapan pada Ferry, diketahui dilakukan pada Jumat 7 Agustus malam, sekitar pukul 22.00-23.00 WIB, sedang penyergapan pada Air dan Eko sekitar pukul 01.00 WIB, Sabtu 8 Agustus.

Namun sebelumnya pihak Mabes Polri menyatakan bila Ahmad Ferry masuk dalam daftar buron dan masih dilakukan pengejaran. "Ahmad Ferry masih buron," kata Kabidpenum Mabes Polri Kombes Pol Ketut Yoga Ana.

Perlu diketahui, polisi selama ini terkesan sangat hati-hati memberikan informasi. Media massa yang kesulitan mendapatkan informasi resmi akhirnya memakai sumber lain yang tidak disebutkan namanya. (ndr/iy)
Selasa, 11/08/2009 12:04 WIB
Malaysia Telah Mencari Noordin Selama 8 Tahun
Gunawan Mashar - detikNews

Jakarta - Bukan hanya pemerintah Indonesia saja yang menguber Noordin M Top. Pemerintah Malaysia pun mengaku jika buronan kelas kakap ini juga menjadi buronan yang paling dicari pihak Kepolisian Malaysia.

Hal ini dikatakan Dubes Malaysia Dato Zainal Abidin Zain saat ditanyai wartawan usai bertemu dengan wakil presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (11/8/2009).

"Noordin juga sangat dicari. Ia sudah 8 tahun lari dari Malaysia," kata Zain.

Zain keberatan adanya anggapan bahwa banyak teroris asal Malaysia justru melakukan aksi terornya di Indonesia. Dato mengatakan, setiap tahun pihak Kepolisian Malaysia selalu bekerjasama dengan Kepolisian Indonesia dalam upaya memberantas teroris. Sehingga tidak benar jika Pemerintah Malaysia dianggap membiarkan aksi terorisme warga Malaysia di Indonesia.

Bahkan menurutnya, teoris asal Malaysia belajar dari orang Indonesia.

"Itu tidak benar. Mereka kan belajar dari Abdullah Sungkar dan Baasyir. Itu orang mana? Zain balik bertanya.

Seandainya Noordin M Top tertangkap, Malaysia menyerahkan sepenuhnya penanganan buron tersebut kepada pihak kepolisian Indonesia.

"Kami memaklumi jika mahkamah di Indonesia ingin mengadilinya," katanya.

Dalam kesempatan itu, Zain juga menyebutkan bahwa pemerintah Malaysia belum menyepakati sejumlah usulan yang diajukan pemerintah Indonesia sebagai prasyarat pencabutan moratorium pengiriman TKI. Mereka masih keberatan dengan usulan cost structure, serta usulan paspor yang dipegang oleh TKI.

"Kami minta pemerintah Indonesia sama-sama memperbaiki," kata Zain.

(gun/irw)
Selasa, 11/08/2009 12:06 WIB
Penggerebekan di Temanggung
Warga Dusun Beji Tak Lagi Mudah 'Buka Mulut'
Parwito - detikNews

dok detikcom (reuters)
Temanggung - Sejumlah warga Dusun Beji, Kelurahan Kedu, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, tak lagi mudah dimintai informasi mengenai apa yang mereka ketahui terkait penggerebekan teroris. Mereka mengaku dilarang mengobral kata kepada wartawan.

"Saya diminta jangan banyak ngomong kepada wartawan," ujar Sudarsono, saat ditemui di rumahnya, Selasa (11/8/2009).

Sudarsono mengaku, semalam dimintai keterangan oleh polisi terkait pengakuannya mengenai penggerebekan teroris oleh Densus 88 Mabes Polri. Usai pemeriksaan, polisi meminta dirinya tidak banyak berbicara kepada wartawan atau orang yang tidak dikenal.

Sebelumnya, Sudarsono mengaku kepada wartawan melihat ada 2 orang pria yang ditangkap Densus 88 di kebun jagung. Kebun jagung tersebut berada di belakang rumah Mohzahri alias Djahri yang dijadikan tempat persembunyian teroris.

Menurut Sudarsono, saat itu sekitar pukul 16.00 WIB, Jumat 7 Agustus, dirinya berjalan menuju ladang jagung. Tiba-tiba saja, dia melihat ada dua pria ditangkap oleh Densus 88 Mabes Polri. Salah satu dari kedua pria tersebut tertembak pada bagian kaki kanannya.

Tidak cuma Sudarsono yang kini menutup diri. Hal yang sama juga dilakukan oleh Endang Istiyaningsih, istri Djahri. Dengan alasan sakit, wanita yang kini tinggal di rumah kerabatnya itu tidak mau dan tidak boleh ditemui oleh siapa pun. Padahal sebelumnya, dia mudah sekali ditemui dan diajak berbicara oleh wartawan.

(djo/nrl)
Selasa, 11/08/2009 12:07 WIB
Bom Marriott dan Ritz-Carlton
Selain Dani, Ada 4 Remaja Lain yang Pernah Didoktrin SJ
Gagah Wijoseno - detikNews

(dok. detikcom)
Jakarta - Tidak hanya Dani Dwi Permana yang akan direkrut oleh Ustad Saifuddin Jailani (SJ) untuk menjadi 'pengantin'. Ada empat remaja lain di Perumahan Telaga Kahuripan yang sempat didekati dan didoktrin SJ. Namun, dari kelima remaja itu, hanya Dani yang terlihat yakin.

Salah seorang warga menceritakan, keponakannya pernah diajak SJ bersama empat remaja lain, termasuk Dani, ke Bandung selama seminggu. "Kejadiannya sudah lama. Tapi bapaknya itu sempat bingung karena anaknya gak pulang-pulang selama satu minggu," kata dia saat berbincang-bincang kepada detikcom, Selasa (11/8/2009).

Tidak jelas di mana tempat di Bandung itu. Yang jelas, saat itu lima remaja asal Kahuripan itu ikut pengajian kalangan terbatas. Di pengajian di Bandung itulah, para remaja yang sebagian besar baru lulus SMA itu didoktrin.

"Saya tanya ke keponakan saya, doktrin itu akhirnya mengarah ke pengantin itu untuk melakukan jihad," ujar dia.

Sebenarnya, kata dia, SJ menunjuk kepada keponakannya untuk menjadi pengantin dalam waktu dekat. "Namun, keponakan saya ragu. Dan dari lima remaja itu, Dani yang terlihat sangat yakin," ujar dia.

Gara-gara mengikuti pengajian Ustad SJ ke Bandung itu, menurut dia, keponakannya sempat berurusan dengan Densus 88. Keponakannya dimintai keterangan selama tiga hari. Densus menanyakan tentang pengajian yang diadakan SJ dan doktrin-doktrin yang disampaikan SJ.

Empat remaja ini diperiksa Densus 88 beberapa hari sebelum polisi mengumumkan bahwa pelaku bom bunuh diri di Marriott adalah Dani. "Saat ini, keponakan saya sudah kembali ke keluarganya. Orangtuanya sempat was-was," kata dia.

Sementara itu, pengurus RW 10 dan DKM Masjid As Surur sudah melakukan program untuk membina remaja-remaja lain yang pernah didoktrin oleh SJ. Tindakan ini untuk mengantisipasi agar mereka tidak menjadi korban seperti Dani.
(asy/nrl)
Selasa, 11/08/2009 12:08 WIB
Keluarga di Johor:
DNA Teroris Temanggung Tak Cocok dengan Anak Noordin
Ken Yunita - detikNews

Foto: Dokumen detikcom
Jakarta - Polisi memang belum resmi merilis hasil tes DNA terhadap jenazah tersangka teroris yang digerebek di Temanggung, Jawa Tengah. Namun keluarga Noordin M Top di Johor telah mendapat informasi pria tersebut memang bukan Noordin.

"Secara nggak resmi kita dapat laporan, DNA itu nggak cocok dengan keluarga," kata juru bicara keluarga Noordin M Top, Badarudin Ismail saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (11/8/2009).

Seperti diketahui, sampel air liur anak pertama Noordin dari istrinya, Rahma telah diambil sejak 28 Juli lalu. Contoh tersebut akan dicocokkan dengan jenazah dua tersangka teroris yang ditemukan di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton.

Sebelumnya sejumlah media asing juga telah memberitakan jenazah tersebut memang bukan gembong teroris yang paling dicari itu. Hal itu didasarkan pada hasil tes forensik termasuk DNA, sidik jari dan rambut. Hasil tes tersebut dibandingkan dengan anak Noordin yang tinggal di Riau.

Namun informasi ini tentu saja masih belum resmi. Polisi baru akan mengumumkan hasilnya pada 3 hari ke depan. (ken/iy)




Tidak ada komentar: