Kamis, 13 Agustus 2009

Senin, 10/08/2009 14:19 WIB
Keluarga di Johor: Foto Teroris Temanggung Yang Beredar Bukan Noordin
Ken Yunita - detikNews

Foto: Reuters
Jakarta - Sejumlah pihak menyanksikan tersangka teroris yang tewas dalam penggerebekan di Temanggung, Jawa Tengah adalah Noordin M Top. Apalagi setelah foto yang beredar diduga kuat palsu. Keluarga Noordin di Johor, Malaysia pun berpikiran sama.

"Kalau keterangan dari keluarga, mereka yakin yang di foto itu bukan Noordin," kata juru bicara keluarga Noordin M Top, Badarudin Ismail kepada detikcom, Senin (10/8/2009).

Badarudin mengatakan, istri Noordin, Rahmah sangat yakin foto yang beredar tersebut bukan suaminya. Hal itu didasarkan pada struktur wajah yang berbeda. "Dari mukanya lain dengan Noordin," katanya.

Sebelumnya, foto yang konon adalah tersangka teroris di Temanggung, Jawa Tengah beredar di internet. Wajah pria di foto tersebut memang sangat berbeda dengan wajah Noordin yang selama ini dirilis kepolisian.

Di gambar yang disebar polisi, Noordin memiliki wajah yang agak bulat, sedangkan laki-laki di foto berwajah tirus dan berstruktur tegas. Selain itu, badan laki-laki di foto tersebut juga cenderung kurus. Sangat berbeda dengan Noordin yang berbadan tegap.

Keyakinan bahwa foto itu bukan Noordin semakin kuat ketika sumber menyebut, foto tersebut adalah mahasiswa Gorontalo yang bunuh diri. Foto itu telah beredar di internet sejak pertengahan Juli 2009.

Sumber di kepolisian menyebut, foto pria tersebut bukanlah tersangka teroris yang tewas di Temanggung alias palsu. Sumber itu pun menyebut, polisi yakin tersangka teroris di Temanggung adalah Noordin.

Namun belum ada statemen resmi dari polisi. Semua masih simpang siur.

(ken/iy)
enin, 10/08/2009 14:17 WIB
Penggerebekan di Temanggung
Polisi Dengar Suara, 'Ya, Saya Noordin Top'
Didit Tri Kertapati - detikNews

Jakarta - Salah satu kisah penggerebekan yang ramai dibicarakan khalayak adalah suara tersangka teroris yang menjawab pertanyaan polisi bahwa namanya Noordin M Top. Polisi membenarkan mendengar suara itu.

"Iya ada. Kan begini, dari Aris dan Indra (keponakan Mohzahri alias Djahri yang rumahnya digerebek-red) menyatakan dia ada di dalam (rumah). Lalu ada yang menyatakan (saat penggerebekan), ya saya Noordin Top," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna.

Hal itu disampaikan Nanan di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (10/8/2009).

Meski demikian, kata Nanan, kepolisian tidak serta merta yakin itu Noordin. Sebab, ada mekanisme yang harus dilaksanakan.

"Tetapi, dengan begitu tidak lantas betul-betul Noordin Top. Ada proses yang harus dilaksanakan. Tolong masyarakat jangan dibuat bingung dengan pemberitan yang belum pasti," ujarnya.

Ketika ditanya seputar berita yang menyebutkan di dalam rumah Mohzahri alias Djahri ada 3-4 orang saat penggerebekan, Nanan menjawab informasi seperti itu bisa saja terjadi.

"Informasi boleh saja. Ternyata di dalam cuma 1 orang saja," kata Nanan.
(aan/nrl)
Senin, 10/08/2009 14:07 WIB
Gilang, Anak Eko Peyang yang Sendirian
Muchus Budi R. - detikNews

(Foto: Muchus BR/detikcom)
Solo - Anak itu tak beda dengan anak-anak kecil pada umumnya. Demikian juga gerak-gerik, kebiasaan dan pakaiannya. Mengenakan kaos pemain bola ukuran anak-anak, anak kecil itu sejak pagi hingga siang bermain sendirian di depan rumahnya yang berada di gang sempit di perkampungan padat penduduk.

Anak itu bernama Gilang, anak sulung dari Eko Joko Sarjono alias Eko Peyang yang diduga sebagai salah satu dari orang yang ditembak mati polisi di Jatiasih terkait keterlibatannya dalam aksi teror di tanah air.

Gilang yang mengenakan kaos sepak bola bertulisan 'Persie' benar-benar sendirian pagi itu. Kakeknya berangkat ke Jakarta sejak hari Sabtu lalu, untuk mencari kepastian apakah Eko benar-benar sebagai lelaki yang tertembak. Eri, ibu Gilang atau istri Eko, pergi bersama adik Gilang yang masih teramat kecil. Tak ada yang bisa menjelaskan ke mana Eri pergi semenjak pagi.

Para tetangga mengatakan kemungkinan nenek Gilang ada di dalam rumah. Namun pintu rumah kecil yang sederhana itu tertutup rapat disertai sebuah kertas tertempel dengan tulisan 'untuk sementara tidak menerima tamu'.

Tinggallah Gilang sendirian di depan rumahnya di Kampung Brengosan RT 2 RW 11, Purwosari, Solo, Senin (10/8/2009). Bermain-main sendirian. Pastinya anak lima tahun itu tidak tahu pasti, karena memang tidak diberitahu, kejadian yang menimpa ayahnya. Kepadanya hanya diberitahukan bahwa ayahnya sakit karena kecelakaan di luar kota.

Gilang tak masuk sekolah TK tak jauh dari rumahnya. Panas tubuhnya agak naik. Menurut beberapa tetangga, mungkin panas badan Gilang itu dikarenakan rindu pada ayahnya karena memang memang dia sangat dengan ayahnya.

"Biasanya setiap pagi Eko yang mengantar Gilang ke sekolah. Gilang juga yang selalu manyambut Eko di depan rumah, jika ayahnya itu pulang kerja. Jadi mungkin anak itu (Gilang) kangen pada ayahnya karena telah berhari-hari tidak bertemu," ujar Yanu, salah seorang tetangga yang rumahnya bersebelahan. (mbr/nrl)

Tidak ada komentar: