Kamis, 13 Agustus 2009

Senin, 10/08/2009 17:27 WIB
2 Anak Buah Noordin M Top Ditahan di Brimob Kelapa Dua
Reza Yunanto - detikNews
Jakarta - 2 Teroris anak buah Noordin M Top, Aris dan Indra ditahan di Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Keduanya akan segera menjalani pemeriksaan untuk mengungkap jaringan Noordin.

Berpakaian tahanan warna oranye, keduanya tiba di Kelapa Dua pukul 14.00 WIB, Senin (10/8/2009). Tampak menunduk, mereka langsung digiring masuk ke tahanan.

Aris dan Indra, tiba dengan mobil Isuzu Elf warna silver dengan nopol B 7721 IT. Sejumlah anggota Densus 88 tampak menjaga keduanya dengan ketat.

Mereka ditangkap di Temanggung, Jawa Tengah pada Jumat 7 Agustus 2009. Keduanya diduga menjadi kurir dan orang kepercayaan Noordin M Top.

(ndr/iy)
Senin, 10/08/2009 17:21 WIB
Peledakan Hotel JW Marriott
Densus 88 Ambil Sampel Darah dan Rambut Ayah Dani
Anwar Hidayat - detikNews

dok detikcom
Bogor - Tim Densus 88 Mabes Polri telah mengambil sampel darah Zulkifli Aroni, ayah Dani Dwi Permana. Sampel darah ini akan dicocokkan dengan mayat yang diduga pelaku peledakan di Hotel di JW Marriott.

"Untuk pengambilan sampel darah dan rambut," ujar seorang pria berbadan gemuk berkemeja putih serta berkacamata sesaat keluar dari LP Peledang, Bogor, Senin (10/8/2009), sekitar pukul 16.00 WIB. Lelaki tersebut mengaku dari Mabes Polri.

Pria tersebut enggan berkomentar banyak. Dia kemudian bergegas memasuki kendaraannya dan pergi meninggalkan LP Paledang.

Zulkifli saat ini memang berstatus sebagai narapindana di LP Paledang. Pria yang pernah berprofesi sebagai satpam Perumahan Telaga Kahuripan, Kemang, Bogor, itu tersandung kasus pencurian.

Saat ditemui wartawan, Zulkifli membenarkan, seorang petugas dari Mabes Polri telah mengambil sampel darah pada lengan kirinya. Petugas tersebut juga meminta potongan rambut Zulkifli.

"Katanya mau dicocokkan dengan mayat yang disebut-sebut sebagai anak saya. Hasilnya mau dikasih tahu, tapi kapan saya tidak tahu," ujar Zulkifli.

Zulkifli juga diberitahu istrinya sudah didatangkan dari Palembang dan saat ini berada di Mabes Polri. (djo/ndr)
Senin, 10/08/2009 16:53 WIB
SBY Jadi Target Teroris
Gerindra Nilai Pernyataan Kapolri Politis
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Kapolri & SBY (Rumgapres)
Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani meragukan keterangan Kapolri Jendral Bambang Hendarso Danuri mengenai ancaman bom kelompok teroris Jatiasih terhadap Presiden SBY. Menurutnya, Kapolri belum bisa menunjukkan fakta atas statemennya itu.

"Semua tindakan dan ucapan harus berdasarkan data intelijen yang benar dan kuat. Saya percaya kalau tidak didukung fakta yang benar pasti bermuatan politis," ujar Muzani, melalui pesan singkat kepada wartawan, Senin (10/8/2009).

Jika memang teroris menjadikan Presiden SBY sebagai obyek, menurut Muzani, Polri tetap harus menyampaikan bukti dalam penjelasannya kepada masyarakat.

"Kalaupun benar SBY mau dibunuh, Kapolri harus punya data dan bukti intelejin yg kuat," beber Muzani.

Muzani menyarankan polisi konsentrasi bersiaga saja ketimbang berasumsi. Tapi yang terjadi, alih-alih menjelaskan posisi kemajuan penanganan teroris, polisi justru terlihat politis.

"Kalau cuma asumsi-asumsi cuma kisruh saja. Kalau itu benar politis kita sayangkan, sudah nggak saatnya lagi kita bermain seperti itu," keluhnya.
(van/irw)
Senin, 10/08/2009 16:47 WIB
SBY Jadi Target Teroris
3 Pleton Polisi Disebar, Rumah SBY Masih Dijaga Ketat
Anwar Khumaini - detikNews

Jakarta - Pascaditangkapnya pelaku teroris di Temanggung, Jawa Tengah dan Jatiasih, Bekasi, kompleks perumahan Presiden SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, semakin diperketat.

Pantauan detikcom, Senin (10/8/2009), tamu yang biasanya bisa masuk hingga pintu gerbang perumahan, saat ini cuma bisa berhenti di jalan raya di luar pintu gerbang perumahan.

Sebelum masuk kompleks itu, mereka juga selalu dihentikan petugas. Mobil tamu juga diperiksa dengan alat metal detector.

2 Unit mobil gegana juga bolak-balik berseliweran di kompleks itu. 3 Pleton petugas kepolisian terus bersiaga di tempat-tempat tertentu di sekitar kompleks.

Sementara itu nanti malam SBY akan memberikan pengarahan kepada para kader Partai Demokrat (PD) di kediamannya. Ketua DPP PD Andi Mallarangeng dan juga tim dari Fox Indonesia telah hadir. SBY saat ini berada di kediamannya.

(nik/iy)
Senin, 10/08/2009 16:39 WIB
Pelaku Bom di Marriott
Dani Pernah Bilang Ingin Jihad Setelah Lulus SMA
Anwar Hidayat - detikNews

dok detikcom
Bogor - Dani Dwi Perdana, pemuda yang dituding sebagai pelaku bom di JW Marriott, ternyata pernah menyampaikan keinginannya berjihad setelah lulus SMA kepada teman-temannya. Namun teman-temannya kala itu menilai Dani hanya bergurau.

Hal itu disampaikan Yulianto, teman SMA Dani, saat ditemui di SMA Yadika 7 Bogor, Jl Raya Kemang, Bogor, Senin (10/8/2009).

"Dia bilang, kalau lulus SMA gue mau berjihad," kata Yulianto.

Menurut Yulianto, dirinya hanya menanggapi dingin pernyataan Dani itu. Dia mengira, Dani saat itu hanya sekadar bergurau saja.

Sewaktu di SMA, Dani dikenal sebagai anak yang pandai dan aktif berorganisasi. Dia tercatat pernah menjadi ketua organisasi Rohani Islam (Rohis).

Kepala Sekolah SMA Yadika 7, Uum Umiyati, mengatakan Dani tidak hanya berprestasi di bidang akademis. Pemuda kelahiran Jakarta 17 Agustus 1991 itu juga memiliki sejumlah prestasi di bidang lain.

"Dani sudah seperti anak kandung kami sendiri. Dani memang anak rajin. Sepertinya di depan kami Dani anak yang nggak ada cacatnya," ucap Uum.

(djo/nrl)
Senin, 10/08/2009 16:10 WIB
Rumah Kontrakan Ahmad Fery di Jatiasih Masih Dijaga Ketat
Mega Putra Ratya - detikNews

Bekasi - Rumah buronan teroris Ahmad Fery di kompleks perumahan Puri Nursaphala Blok D 12, Jatiasih, Bekasi, masih dijaga ketat oleh aparat kepolisian. Police line pun masih membentang di rumah kontrakan yang pernah menyimpan ratusan kilo bahan peledak itu.

Pantauan detikcom, Senin (10/8/2009) pukul 15.45 WIB, 35 anggota polisi yang berasal dari Densus 88, Brimob dan Polsek Jatiasih masih berjaga-jaga di sekitar rumah mungil itu. 6 Polisi khusus berjaga tepat di depan rumah bercat kuning tersebut.

Meski demikian, polisi tidak melakukan pemeriksaan bagi warga maupun pengunjung yang datang memasuki kompleks. Rumah tersebut pun kini sudah tidak lagi menjadi perhatian warga sekitar.

Sementara itu, 2 rumah yang mengapit rumah Ahmad Fery, yakni D 11 dan D 13 tampak sepi. Pemilik rumah D 11, Sri Aman Indriati, mengaku masih mengungsi ke rumah anaknya sejak penggerebekan 8 Agustus lalu.

"Saya masih ngungsi di rumah anak di Jatiwarna," kata Sri yang sudah 5 tahun tinggal di komplek tersebut.

(lrn/nrl)
Senin, 10/08/2009 16:01 WIB
Kalau Noordin M Top Benar Mati pun Kelompok Teroris Tetap Hidup
Indra Subagja - detikNews

Jakarta - Noordin M Top hanya satu dari sekian banyak anggota kelompok teroris. Dia mati ataupun tidak, jaringan teror selalu tetap ada. Alasannya terorisme berakar dari perjuangan keyakinan.

"Kalau betul Noordin M Top mati, itu tidak berarti terorisme sudah selesai. Hanya berkurang satu teroris, dan terorisme akan ada terus," kata Kepala Desk Antiteror Polhukam Ansyad Mbai saat dihubungi melalui telepon, Senin (10/8/2009).

Dia juga menilai akan sulit untuk menghilangkan gerakan kelompok terorisme. "Kita lihat trennya, yang kita lihat background gerakan berdasarkan politik dan ideologi, jadi gerakan itu tidak akan mati hanya dengan mati figurnya," terang Ansyad.

Sayangnya Ansyad enggan berkomentari perihal insiden di Temanggung, Jawa Tengah. "Kita tunggu saja tes forensik dari Mabes Polri, jangan sampai nanti malah membingungkan," imbuhnya.

Dia juga menjelaskan, dari penangkapan yang dilakukan, beberapa pelaku dan lokasi ada di kawasan Jakarta. Ini karena target mereka banyak ada di ibu kota.

"Ya logis, target banyak di sana di Jakarta. Dan banyak sasaran strategis, ini menarik perhatian publik," terangnya.

Apakah para pelaku ini banyak orang baru atau rekrutan baru? "Ada yang dulu sudah tersangkut, tapi belum kelihatan peran pentingnya, background-nya tetap sama," terangnya.

Dia juga yakin bila kelompok teroris mempunyai sumber pendanaan yang kuat. "Dana bisa saja hasil dari perampokan, macam iuran dari mereka sendiri. Jaringan ini tidak hanya orang miskin, lihat saja Noordin bukan orang miskin," tambahnya.

(ndr/iy)
Senin, 10/08/2009 15:17 WIB
Ketua DPR Berharap Noordin Tewas
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Jakarta - Untuk memastikan identitas teroris yang tewas di Temanggung, Jawa Tengah, Polri masih menunggu hasil tes DNA. Namun demikian, Ketua DPR Agung Laksono berharap yang tewas lewat drama penggerebekan 17 jam itu adalah Noordin M Top.

"Saya harapkan yang tertembak itu Noordin M Top, teroris yang paling dicari di Indonesia. Sebab kalau tidak bagaimana? Ancaman sudah diaman-mana," kata Agung di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (10/8/2009).

Agung berharap kepolisian menjaga keamanan fasilitas vital negara. Hal ini, katanya, penting untuk menjaga masyarakat tidak resah.

"Harus menjaga obyek vital lainnya apalagi kalau jaringan ini belum tuntas," pinta Agung.

Ia juga meminta kepolisian sesegera mungkin menyelesaikan penuntasan kasus terorisme. Rasa aman dan nyaman masyarakat harus menjadi hal yang terus diperjuangkan Polri.

"Saya sebagai ketua DPR berharap jarigan ini cepat terungkap supaya tidak terjadi keresahan-keresahan lagi," pungkasnya.

(van/lrn)
Senin, 10/08/2009 15:15 WIB
Penggerebekan di Jatiasih
Belum Bisa Lihat Jenazah, Keluarga Tunggu Panggilan Densus Kembali
Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta - Keluarga Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono (Eko Peyang) masih belum bisa melihat jenazah kedua tersangka teroris yang tewas di Jatiasih, Bekasi. Keluarga pun akhirnya hanya bisa menunggu panggilan Densus 88 kembali.

"Hingga kini keluarga belum yakin dua jenazah adalah anaknya. Kami tetap menunggu kalau dipanggil Densus, maka kami akan kembali lagi ke sini," kata pengacara keluarga, Endro Sudarsono di RS Polri Soekanto, Kramat Jati, Jakarta, Senin (10/8/2009).

Sebelumnya dijelaskan kalau pihak keluarga terbentur 3 syarat untuk melihat jenazah Air dan Eko. Salah satunya adalah tes DNA. Menurut Endro, tes DNA baru diperlukan apabila keluarga tidak yakin jenazah yang dimaksud adalah anaknya terlebih kondisi jenazah masih utuh.

"Kita protes terhadap identifikasi melalui DNA. Karena yang kita tunggu sebelumnya ketika melihat foto dan meyakini maka langsung bisa dibawa pulang. Tak perlu tes DNA," jelasnya.

Endro mengatakan, pemakaman kedua jenazah sudah disiapkan. Keduanya akan dimakamkan di Kaliyoso, Sragen, Jawa Tengah.

"Segala persiapan sudah dilakukan tetapi untuk bedah bumi belum dilakukan. Akan dikuburkan berdekatan dua-duanya," tegasnya.

(gus/iy)
Senin, 10/08/2009 15:10 WIB
Penggerebekan di Temangggung
Noordin M Top Tak Akan Menembak Jika Sudah Terkepung
Ken Yunita - detikNews

Foto: Dokumen detikcom
Jakarta - Selama 18 jam penggerebekan di Temanggung, Jawa Tengah, tersangka teroris beberapa kali membalas tembakan polisi. Dari perilaku itu, keluarga buron paling dicari itu yakin orang yang dikepung saat itu bukanlah Noordin M Top.

"Noordin itu orangnya sangat lembut, dia tidak akan menembak," kata juru bicara keluarga Noordin M Top, Badarudin Ismail saat berbincang dengan detikcom, Senin (10/8/2009).

Menurut Badarudin, jika orang tersebut benar-benar Noordin, maka pengepungan tidak akan selama itu. Jika polisi sudah mengatakan dirinya sudah terkepung, seorang Noordin akan mau berunding.

"Dia itu orangnya penyabar dan mau berunding, dia tidak akan membalas tembakan polisi kalau sudah terkepung," kata Badarudin.

Menurut Badarudin, ciri-ciri fisik Noordin memang mirip dengan apa yang dilansir polisi. Badarudin tidak mengetahui persis ciri-ciri fisik khas yang ada di dalam diri Noordin, namun Noordin memang memiliki wajah yang sedikit bulat, berbadan tegap dan besar, dan berkulit putih.

"Orangnya sangat berwibara. Kulitnya dulu putih tapi ya tidak tahu kalau dia selama ini di kebun jadi hitam," katanya.

(ken/iy)
Senin, 10/08/2009 15:03 WIB
Mohzahri Alias Djahri Tak Ikut Dibawa ke Jakarta
Didit Tri Kertapati - detikNews

Jakarta - Pasca penggerebekan di Temanggung, Jawa Tengah, kepolisian memutuskan membawa dua tersangka teroris yang ditangkap hidup-hidup, Aris dan Indra, ke Jakarta untuk diperiksa lebih lanjut. Sementara Mohzahri alias Djahri, si empunya rumah yang digerebek di Temanggung, tidak ikut dibawa ke Jakarta.

"Sejauh ini yang dibawa ke Jakarta hanya Aris dan Indra," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Nanan Soekarna di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Senin (10/8/2009).

Menurut kabar, Mohzahri masih menjalani pemeriksaan di Jateng. "Tim di lapangan akan mendalami dulu sejauh mana keterlibatan yang bersangkutan," kata Nanan yang merahasiakan keberadaan Mohzahri.

Saat ditanya kembali apakah nantinya Mohzahri akan dibawa ke Jakarta, Nanan enggan berkomentar banyak. Dia tetap bersikukuh kepolisian akan menunggu hasil pemeriksaan di lapangan.

Peran Mohzahri saat ini, menurut Nanan, masih simpang siur. Termasuk apakah orang yang tewas dalam penggeberekan di Temanggung itu adalah penyewa rumahnya atau sekadar tamu biasa.

"Perannya apakah dia tahu atau tidak, sedang diteliti lebih detail di lapangan apa peran Mohzahri. Apa dia menyembuyikan atau dia hanya dititipi Aris (keponakan Mohzahri)," tegas dia.

"Saya belum bisa sampaikan itu, harus ada kepastian. Sumbernya harus pasti, sehingga bisa dipertanggungjawabkan," tuturnya.

Polri siap membantu memperbaiki rumah Mohzahri kalau memang Mohzahri tidak tahu menahu soal kelompok Noordin M Top yang diduga bersembunyi di rumahnya itu.

(nvc/nrl)
Senin, 10/08/2009 14:51 WIB
Polisi Pertanyakan Penyebar Foto Teroris Temanggung
Didit Tri Kertapati - detikNews

Jakarta - Beredarnya foto pria dengan kepala terbelah di internet sempat heboh. Mabes Polri mempertanyakan si penyebar yang mengklaim foto itu sebagai teroris yang tewas di Temanggung, Jawa Tengah.

"Foto yang mana? Siapa yang mengeluarkan foto itu? Itu foto dari polisi bukan? Sekarang saya tanya?" tanya Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (10/8/2009).

Nanan meminta foto pria berkalung yang beredar itu diperjelas sumbernya agar tidak membuat bingung masyarakat.

"Silakan sebut sumber foto itu dari siapa. Jangan nanti masyarakat jadi bingung dari sumber rekan-rekan media," kata Nanan lagi.

Polisi hingga kini belum menyebutkan identitas pria yang tewas di kamar mandi saat penyergapan di Tumenggung, Jawa Tengah. Polisi masih menunggu hasil tes DNA.

Sebuah sumber menyebutkan foto pria yang berwajah lonjong dan berstruktur rahang tegas itu adalah pria Gorontalo yang bunuh diri pertengahan Juli 2009.

(nik/iy)
enin, 10/08/2009 14:49 WIB
Pantau Terorisme
Polda Jateng Kumpulkan Kepala Desa di 3 Eks Karesidenan
Triono Wahyu Sudibyo - detikNews

Semarang - Sejauh ini, untuk memantau pergerakan teroris, Polda Jateng telah mengumpulkan kepala desa di 2 eks karesidenan, yakni Solo dan Banyumas. Kepala desa di 3 eks karesidenan lain akan diberi arahan serupa dalam waktu dekat.

"Ya, untuk soal itu (pengumpulan kepala desa) sekarang ini kita tinggal me-match-kan dengan jadwal gubernur dan pangdam," kata Kapolda Jateng Irjen Alex Bambang Riatmodjo sebelum memberi arahan kapolsek se-Jateng di Ruang Borobudur Mapolda, Jl. Pahlawan Semarang, Senin (10/8/2009).

Alex menyebut 3 eks karesidenan lain akan didatangi secara bergiliran dan kepala desanya akan diberi arahan. Ketiga eks karesidenan itu adalah Pekalongan, Pati, dan Semarang.

Namun demikian, Alex enggan menjelaskan isi arahan yang disampaikan dalam pertemuan dengan kepala
desa di 3 eks karesidenan. Ia hanya menyebutkan para kepala desa diminta waspada dan memantau warganya.

"Ya nanti pokoknya kepala desa di semua eks karesidenan diberi arahan. Oke, sudah ya," katanya pendek mengakhiri wawancara.

Tampaknya, Alex benar-benar tak mau bicara soal terorisme. Berkali-kali ia menyebut, informasi mengenai terorisme diberikan melalui satu pintu, yakni Mabes Polri.

Pertemuan dengan kapolsek dan sejumlah petinggi polisi di Mapolda yang digelar secara tertutup. Hingga saat ini, pertemuan yang dimulai pada pukul 13.30 WIB itu masih berlangsung.

(try/lrn)
Senin, 10/08/2009 14:40 WIB
Penggerebekan di Koja
Sempat Ditangkap, KLK Budi Hanya Teman Satu Kontrakan Yayan
Chazizah Gusnita - detikNews

Jakarta - Anggota satuan armada Barat TNI AL, Klasi Kepala (KLK) Budi sempat ditangkap bersama tersangka terorisme, Suryana alias Yayan alias Gepeng (28). Budi hanya teman satu kontrakan dan tidak mengenal Yayan sehingga langsung dilepas.

"Jadi kontrakan mereka sama. Dia (Yayan) di lantai bawah. Budi di atas," kata Kadispen TNI AL Laksamana Pertama Iskandar Sitompul kepada detikcom, Senin (10/8/2009).

Iskandar mengatakan, Budi bahkan mengaku tidak mengenal Yayan. Mereka hanya teman satu kontrakan yang sama-sama mengontrak di rumah itu.

Saat penggerebekan terjadi, Budi mendengar suara kegaduhan di bawah. Saat dia turun, polisi langsung mengangkut semuanya termasuk membawa Budi. "Padahal dia sudah bilang anggota TNI, tapi mereka nggak peduli," kata Iskandar.

Setelah sempat diangkut, Budi diturunkan di tengah jalan. Padahal menurut Iskandar, kalau Budi dibawa ke kantor polisi, TNI AL tidak akan mempermasalahkannya.

"Nanti setelah itu kita mengurus semuanya. Tapi sebelum masuk kantor polisi sudah dilepas di tengah jalan. Seharusnya kan tidak seperti itu," tegasnya.
(gus/iy)
Senin, 10/08/2009 14:27 WIB
Penggeberekan di Jatiasih
Tenda untuk Pelayat Air Setiawan Disiapkan
Muchus Budi R. - detikNews

Solo - Keluarga Air Setiawan di Jakarta masih kesulitan melihat jenazah tersangka teroris yang didor polisi di Jatiasih, Bekasi, itu. Apalagi membawanya mudik ke Solo. Namun keluarga di Solo telah memasang tenda untuk pelayat.

Kediaman Air berada di Kampung Brengosan RT 08 RW 13, Kelurahan Purwosari, Solo. Saat ini rumah kecil yang terletak tak jauh dari rel KA itu telah terpasang tenda, Senin (10/8/2009).

Selain itu keluarga dibantu para tetangga juga telah menata kursi-kursi untuk persiapan menyambut para pelayat dan kedatangan jenazah Air dari Jakarta.

Rumah Air tak jauh dari Eko Peyang (32). Berbeda dengan rumah Air, tak ada kegiatan apa-apa di rumah Eko. Bahkan anak Eko, Gilang, harus bermain sendiri tanpa famili, yang menemani.

Air dan Eko ditembak polisi dalam penggerebekan di Jatiasih pada Sabtu (8/9/2009) dinihari.

(mbr/nrl)
Senin, 10/08/2009 14:19 WIB
Noordin M Top Tewas?
Polri Nggak Bisa Ditekan Keluarkan Hasil DNA, Nanti Keliru
Didit Tri Kertapati - detikNews

Jakarta - Polisi masih memproses DNA keluarga Noordin M Top untuk mengetahui pria yang tewas dalam penyergapan di Temanggung, Jawa Tengah. Polisi nggak bisa ditekan untuk segera mengeluarkan hasil tes itu.

"Menurut aturan internasional itu 2 minggu. Jadi nggak bisa ditekan cepat-cepat, nanti malah keliru," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (10/8/2009).

Nanan mengatakan, keluarga Noordin telah dimintai sidik jari dan DNA untuk keperluan penyelidikan tim Detasemen Khusus 88 Antiteror. Masyarakat juga diminta untuk bersabar menunggu hasil tes DNA itu.

Mengenai pendapat beberapa pengamat intelijen yang meragukan pria yang tewas di Temanggung adalah Noordin, Nanan tetap meminta publik untuk menunggu hasil tes DNA. "Mari sama-sama. Bapak Kapolri sudah mengatakan siapa pun dia harus dibuktikan secara ilmiah," kata dia.

(nik/iy)




Dapatkan berita terkini dari detikcom. Ketik REG

Tidak ada komentar: