Kamis, 28 Mei 2009

Muladi : Posisi Indonesia Atas Ambalat Kuat

Rabu, 27/05/2009 16:30 WIB
M. Rizal Maslan - detikNews
Jakarta - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Muladi menilai posisi Indonesia di perairan Ambalat, Kalimantan Timur sangat kuat dibanding Malaysia. Indonesia yang kali pertama mengokupasi (penguasaan wilayah) secara aktif di wilayah itu. "Posisi kita di Ambalat lebih kuat, karena lebih dahulu melakukan okupasi aktif. Berbeda dengan kasus Pulau Sipadan dan Ligitan yang sebelumya. Kita telah proaktif dengan membangun pos perbatasan dan kapal perang," kata Muladi usai Round Table Peningkatan Pengamanan Wilayah Maritim Guna Mencegah Ancaman Asimetrik di Wilayah Laut NKRI, di kantorya Jl Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (27/5/2009). Menurut Muladi, berdasarkan ASEAN Charter dalam mempertahankan integritas teritorial tidak boleh menggunakan kekuatan fisik tapi melalui cara-cara damai dan diplomasi. "Kekerasan harus sangat dihindari, tapi adanya konflik kecil-kecilan wajar terjadi di lapangan," jelasnya.
Meski posisi Indonesia kuat, lanjut Muladi, bila kasus Ambalat sampai dibawa ke jalur hukum dan Mahkamah Internasional, Indonesia harus siap. Indonesia harus menyiapkan diri, jangan terdadak. Gunakan pengacara asing dan dalam negeri yang berpengalaman dalam pengadilan internasional. Melihat keadaan sekarang, ada kemungkinan ke arah Mahkamah Internasional, kalau terjadi perselisihan akan mengerucut ke situ," tegasnya. Oleh sebab itu, Muladi menambahkan, pendekatan diplomasi harus dilakukan dan beri peringatan kepada malaysia bila ada pelanggaran wiayah. "Secara efek tanggal kita harus mengirim lagi kapal ke sana. Ini perpaduan antara diplomasi dan kekuatan itu paling efektif. Perang itu kan langkah terakhir," pungkasnya. (zal/ndr)

Rabu, 27/05/2009 15:38 WIB
Kapal Malaysia Masuk Ambalat
Ambil Langkah Diplomatik, Deplu Tunggu Laporan TNI
Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Departemen Luar Negeri (Deplu) belum akan mengambil langkah diplomatik pada Malaysia, terkait masuknya kapal perang negeri jiran itu ke perairan Ambalat, Kalimantan Timur. Deplu menunggu laporan TNI. "Biasanya kalau memang terjadi, kita akan mendapat laporan resmi dari pihak Mabes TNI. Dan berdasarkan laporan resmi baru akan mengambil langkah yang akan dilakukan," kata Direktur Asia Timur dan Pasifik Deplu Kristiarto Legowo saat dihubungi melalui telepon, Rabu (27/5/2009).
Tindakan bisa diambil apabila ada data yang dipegang Deplu. "Kita menunggu penjelasan resmi dari pihak Mabes TNI. Itu SOP yang kita pegang. Tentunya untuk melakukan langkah diplomatik kita menggunakan dasar, dan kita menggunakan laporan pihak Mabes TNI," urainya.
Namun, hingga kini belum ada laporan dari pihak Mabes TNI. "Apa yang bisa kita lakukan tergantung fakta, kita perlu dasar atau rujukan," tutupnya. (ndr/iy)

Rabu, 27/05/2009 06:03 WIB
Kapal Malaysia Masuk Ambalat
Pengamat: Jangan Kambinghitamkan Masalah Anggaran Pertahanan

Anwar Khumaini - detikNews
Armada Malaysia dari jauh (Mayor Salim) Jakarta - Lagi-lagi Kapal militer negeri Jiran, Malaysia masuk ke dalam wilayah perairan Indonesia. Peristiwa seperti ini akan terus terjadi jika pemerintah Indonesia tidak memperhatikan serius masalah anggaran untuk pertahanan. Namun, masalah anggaran ini tidak sertamerta menjadi kambinghitam. "Selama ini masalah anggaran selalu sebagai tertuduh utama. Padahal banyak variabel lain yang juga menentukan," ujar pengamat militer LIPI Jaleswari Kusumawardhani kepada detikcom, Selasa (26/5/2009) malam. Sehingga, menurut Jaleswari, variabel-variabel lain seperti rendahnya komitmen politik pertahanan juga dianggap sebagai hal lain yang harus menjadi faktor penyebab sering dilecehkannya kedaulatan bangsa. "Makanya, presiden terpilih nanti harus konsen dengan masalah ini," pintanya. Menurutnya, sejak tahun 60-an, pemerintah memang terus menurunkan anggaran pertahanan. Dari 29 persen anggaran pertahanan pada tahun 60-an, saat ini tinggal kurang dari 1 persen. "Ini artinya apa? Bukti ini bicara banyak hal," ungkap Jaleswari.
Dia juga menampik anggapan yang menyatakan jika anggaran pertahanan dinaikkan, maka akan memangkas anggaran lain seperti kebutuhan akan bahan pokok. Menurutnya, semua itu bisa berjalan berdampingan tanpa menafikan satu sama lain. "Kesalahkaprahan selama ini, selalu benturkan, kalau pertahanan naik yang lain buruk, padahal tidak demikian. Masalah anggaran dan pangan misalnya, adalah sama-sama kebutuhan yang utama," imbuhnya. (anw/mei)

Selasa, 26/05/2009 19:05 WIB
KSAL: Kapal Malaysia Masuk Ambalat Karena Perbedaan Penafsiran
M. Rizal Maslan - detikNews

Jakarta - Kapal Malaysia kerap masuk ke kawasan Indonesia. Peristiwa ini bisa terjadi karena adanya perbedaan penafsiran mengenai peta wilayah. "Masih terjadi perbedaan penafsiran antara Indonesia dan Malaysia di Ambalat. Peta yang digunakan berbeda," kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno usai menandatangani Perjanjian Pinjam Pakai Lahan dan Bangunan Pertamina di Pangkalan Berandan, di Gedung Pertamina, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/5/2009). Oleh sebab itu,Tedjo mendorong agar Departemen Luar Negeri sebagai penjuru perundingan perbatasan untuk mengintensifkan pembahasan masalah tersebut. "Masalah harus segara diselesaikan, karena aparat di lapangan yang sering bergesekan. Masing-masing militer mendapat tugas untuk mengamankan wilayah. Padahal, secara personal antar petinggi Angkatan Laut berhubungan baik," jelasnya.
Tedjo pun mengatakan, di Ambalat sendiri pihaknya telah menurunkan enam buah kapal perang secara bergiliran. Kapal ini berpatroli dengan kerjasama dengan Kesatuan Patroli Laut dan Pantai, Departemen Kelautan dan Perikanan, serta Polri ikut membantu mengawasi gerak-gerik armada Malaysia. "Belum ada bentrokan. Mereka selalu mau saat diusir keluar," ungkapnya. (zal/ndr)
Kamis, 28/05/2009 12:30 WIB
Kapal Malaysia Masuk Ambalat
Panglima TNI: Bukan Suatu yang Dise
ngaja
M. Rizal Maslan - detikNews
Jakarta - Kapal perang Angkatan Bersenjata Diraja Malaysia masuk wilayah perairan Indonesia di blok Ambalat, Kalimantan Timur. Namun, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso menyatakan, hal itu bukanlah sesuatu yang disengaja. ( zal / Rez )
Komentar terkini (17 Komentar)
Ganyang malaysial, Kalau dibiarkan begini malaysia akan ngelunjak.
Pembela TNI, Maksud pak Joko itu TNI punya prosedur bro. So jangan asal ganyang dong. Hargai dong Bapak2 kita itu, jangan asal njeplak. Kalo mereka sudah kompromi mo gimana lagi. Kita jangan jadi bangsa barbar yang suka emosi ngga dikontrol. Pake otak jangan pake otot aja.
tinung, satu lagi pernyataan jendral yg membuat ciut nyali dan menciptakan sikap masabodoh prajurit,
bayukresno, saya heran panglina tentara indonesia kok statemennya lembek kayak gitu, bisa semakin membesarkan kepala tentara malaysia itu !!!!
dodol, ada lagi yg lebih sengaja.. perusahaan Malingsia ngeruk duitnya orang Indonesia dg cara-cara nipu-nipu... itu lho yg namanya INEXTRON dan AOWA ... dg jaringan pemasarannya OMEGA PLUS ... OTO PLUS .... GREEN TECH ..... dasar maling ya tetep aja maling mau dilaut kek mau di darat kek .. belum lagi mindahin tu patok perbatasan di kalimantan........ dasar malingsia
Nelayan, Komentarnya kok seperti itu Pak?,
malingsia, Panglima Ayam sayur........
Jenderal Cobor, Coba gue jadi Panglima TNI, kita jajah sekalian dah...
Hendry, Hati-hati dengan Statement Bapak : "Masalahnya begini, masing-masing baik Malaysia dan Indonesia beda-beda dalam mengklaim satu wilayah, sehingga ada suatu dispute area (batas wilayah terluar). Perasaan dia dan perasaan kita, patroli itu tidak melanggar, tapi sebenarnya melanggar". Sebagai pejabat militer seharusnya Aturan dan Prosedur itu sudah jelas, dan bukan mengada-ada pakai perasaan. Kalau memang UU tentang Batas Zona Maritim Internasional sudah disepakati oleh negara-negara internasional, seharusnya tidak ada istilah "Beda-Beda Dalam Mengklaim Satu Wilayah".
WNI, SETUJU DENGAN YG DIUTARAKAN nasionalisme
P3t3r, Bpk yth, sy tdk se7 klo diblg tdk disengaja tp mmg disengaja. Logikax aja bkn bru kli ini mrka lwt bts tp udh sering,masa msh nda sengaja? Bpk yth, intix bpk2 yth smua tkt melawan.cba aja kirim kami rakyat2 siap membela tanah air indonesia. Gmana mau nda krm..
Nanang Indriyanto, Bilang saja TNI takut sama kapal Diraja Malaysia!!,ingat kejadian F 18 di atas pulau Bawean. Untuk kedaulatan Indonesia harusnya TNI bertindak tegas jika perlu tembak ditempat!!!
nasionalisme, walah, kl yg melanggar kita pasti lgsung ditembak tuh sm malingsia, knp kita tidak tegas, biar malingsia segan sama indonesia, kalau cuma gak disengaja terus dibiarkan parah itu, kalau dalam masalah ini, kita hrs berani dan tegas titik. hidup indonesia.
KETIDAKSENGAJAAN BERULANG-ULANG, Kalau sampai 9 kali masih dianggap ketidaksengajaan, ini sebenarnya TAKUT atau sudah DISUMPAL RINGGIT MALAYSIA? Beginilah kalau PANGLIMA TERTINGGI TNI seorang PERAGU dan PENAKUT.
joko banci, dasar panglima banci.. bilang aja takut nyet!
orang indonesia, jendral guoblok...... bilang aja loh takut sama malingsyia.........
wahyudi jaya, Baru kemarin saya menulis tentang perlunya capres yang memiliki visi bahari. Indonesia adalah negara kepulaun terbesar di dunia, tapi TNI AL kita terlalu sedikit, lemah, dan tertinggal teknologi perangnya. Tidak aneh bila kita sering dipermalukan negara kecil seperti Singapura dan Malaysia. Inilah yang seharusnya jadi isu pilpres mendatang. Kita harus mampu mengembalikan kejayaan bangsa di bidang bahari melalui pilpres mendatang. JALESVEVA JAYAMAHE

Tidak ada komentar: