Senin, 18 Mei 2009

Keunggulan SBY Hanya Citra Personal Yang Bagus

Jumat, 15/05/2009 15:50 WIB

Keunggulan SBY Hanya Citra Personal yang Bagus
Reza Yunanto - detikPemilu

(Foto: dok Rumgapres)

Video Terkait

Boediono ke Bandung dengan KA Parahyangan
Foto Terkait

Sabuga Sambut SBY-Boediono
Jakarta - SBY-Boediono memiliki nilai unggul dibanding pasangan capres/cawapres lainnya. Namun keunggulan itu hanya terletak pada pencitraan personal SBY saja.

"Kekuatan SBY hanya di medan personalnya saja," ucap pengamat politik Boni Hargens dalam diskusi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (15/5/2009).

Menurut Boni, sejauh sisi personal SBY tidak diganggu, maka Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu tetap pada posisi unggul jika dibandingkan dengan Jusuf Kalla (JK) atau Megawati Soekarnoputri sebagai kandidat calon presiden lainnya.

Namun, imbuh Boni, SBY bukannya tanpa minus. Hanya saja kekurangan SBY masih lebih minim dibanding kelemahan yang dimiliki JK dan Mega.

Menurut pengajar di Universitas Indonesia ini, kelemahan SBY ada pada kinerja 5 tahun memimpin pemerintahan. Keberhasilan SBY bukan hasil kinerja dia semata, tapi ada peran JK sebagai wapres.

Karena itu, Boni meminta SBY tidak perlu membusungkan dada dulu dan yakin akan menang. "Karena kalau bicara kinerja, 5 tahun kemarin apa," kata Boni.

Kunci kemenangan SBY, lanjut Boni ada pada pencitraan terus menerus terhadap sisi personal SBY. "Ini yang penting dimainkan menjelang pemilihan. Karena pemilihan ini soal pencitraan," tandasnya.

(Jumat, 15/05/2009 16:02 WIB

Mega-Prabowo Bertemu Empat Mata di Tempat Rahasia
Ramadhian Fadillah - detikPemilu


Video Terkait

JK Kunjungi Pasar Tanah Abang
Foto Terkait

Simpatisan PDIP Padati Rumah Mega
Jakarta - Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu Ketua Umum PDIP Megawati. Pertemuan keduanya ini merupakan pertemuan terakhir sebelum deklarasi koalisi capres-cawapres PDIP-Gerindra diumumkan.

"Bapak bertemu Ibu Mega, tetapi tempatnya masih dirahasiakan," ujar sumber
detikcom di Partai Gerinddra, Jumat (15/5/2009).

Sumber tersebut menuturkan Mega akan berbicara empat mata dengan Prabowo.
"Mereka akan berbicara soal final kemungkinan koalisi ini," tutupnya.

Mega telah meninggalkan rumahnya di Jl Teuku Umar yang dijuluki Rumah Perjuangan. Semula dia disebut-sebut akan menjenguk suaminya lebih dulu di RS MMC. Namun ditunggu di RS itu, Mega tak muncul. Besar kemungkinan Mega langsung meluncur menemui Prabowo. Dia didampingi sejumlah pengurus PDIP, termasuk Puan Maharani.

( rdf / nrl ) Rez / nwk ) Jumat, 15/05/2009 16:09 WIB

JK-Wiranto Kawin Suci, Mega-Prabowo Kawin Paksa, dan SBY-Boediono Kawin Tanpa Restu
Reza Yunanto - detikPemilu

Foto: Dokumen detikcom

Jakarta - Pemilihan Presiden 2009 hampir dipastikan akan diramaikan oleh tiga pasang capres/cawapres. Proses ketiga pasang itu saling bersatu tentu menjadi perhatian publik minggu-minggu ini.

Direktur Lembaga Survei Indonesia (LSN) Umar Bakry bahkan menyebut, ketiga pasangan itu memiliki 'prosesi pernikahan' yang berbeda-beda. Menurutnya, dari ketiga pasangan itu, hanya Jusuf Kalla-Wiranto yang bersatu karena cinta.

"JK-Wiranto satu-satunya perkawinan yang dilandasi cinta suci, di mana keduanya sama-sama cinta," kata Umar Bakry mengibaratkan, dalam diskusi di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (15/5/2009).

Menurut Umar, persatuan Golkar dan Hanura itu berjalan cukup mulus. Sepertinya, tidak ada gontok-gontokan memperebutkan siapa presidennya dan siapa wakil presidennya.

Lain halnya dengan pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo. Pasangan ini bak pengantin yang 'kawin paksa'. Besanan PDIP dengan Gerindra itu tak mulus lantaran keduanya sengit tarik-menarik menjadi capres.

Kenapa akhirnya bersatu? Menurut Umar, keduanya seperti tak punya pilihan lain. Jika ingin berpartisipasi dalam Pilpres 2009, mau tak mau keduanya harus 'kawin'.

"Mega-Prabowo dikawin paksa. Mau tidak mau mereka harus dikawinkan kalau mau maju di capres," lanjut Umar mengandaikan.

Lalu bagaimana dengan SBY-Boediono? Menurut Umar, duet ini diibaratkan kawin tanpa restu. Perkawinan mereka memang relatif mulus dan tanpa diketahui banyak pihak. Meski begitu, perkawinan mereka bukan tanpa penentangan.

Belum turunnya 'restu' dari PKS, PAN dan PPP dianggap sebagi penolakan perkawinan mereka. "SBY-Boediono itu kawin tanpa persetujuan," imbuh Umar sambil tertawa. ( Rez / ken )
Jumat, 15/05/2009 16:09 WIB

Polri Siap Kawal 24 Jam Capres-Cawapres
Didit Tri Kertapati - detikPemilu


Jakarta - Mabes Polri siap memberikan pengawalan 24 jam bagi capres-cawapres yang akan bertarung di pemilu mendatang. Pengawalan juga diberikan kepada istri capres-cawapres tersebut.

"Polisi bertugas untuk mengawal calon itu 24 jam, termasuk istri-istrinya," kata Kadiv Humas Mabes Polri Abubakar Nataprawira di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (15/5/2009).

Pengawalan itu akan mulai diberikan polisi saat KPU mengumumkan capres dan cawapres yang akan berlaga di pilpres Juli mendatang. "Untuk incumbent yang akan mengawal Paspampres," katanya.

( nal / iy )



Jumat, 15/05/2009 16:18 WIB

Rencana Pertemuan SBY dengan PKS di Sheraton Tidak Jelas
Elvan Dany Sutrisno - detikPemilu


Bandung - Rencana pertemuan SBY dengan petinggi PKS di Hotel Sheraton Bandung pukul 16.00 WIB makin tidak jelas. Diperkirakan pertemuan di Sheraton batal. Pertemuan SBY dengan petinggi PKS digelar di tempat lain.

Hingga pukul 16.15 WIB, Jumat (15/5/2009), suasana di Hotel Sheraton Bandung masih sepi. Boediono yang menjadi cawapres bagi SBY sempat berada di hotel berbintang itu.

Namun, sekitar pukul 15.45 WIB, Boediono kemudian pergi tanpa banyak rombongan. Diduga Boediono menuju Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) bertemu SBY. Sebab, dari Jakarta, SBY langsung menuju Sabuga.

Diduga pertemuan petinggi PKS dengan SBY-Boediono berlangsung di tempat khusus di Sabuga. Pertemuan SBY dengan petinggi PKS untuk memuluskan rencana koalisi pasca dipilihnya Boediono oleh SBY sebagai cawapres. PKS sempat bersuara keras terhadap pemilihan Boediono.

SBY-Boediono juga akan bertemu dengan petinggi parpol-parpol lain yang berkoalisi dengan Demokrat. Sejumlah petinggi parpol yang sudah menegaskan akan hadir di deklarasi SBY-Boediono adalah PKB dan PKS.

( asy / nrl )
Jumat, 15/05/2009 16:25 WIB

SBY-Boediono & JK-Wiranto Diprediksi Lolos Pilpres Putaran Kedua
Reza Yunanto - detikPemilu

(Foto: dok detikcom)

Video Terkait

JK Kunjungi Pasar Tanah Abang
Jakarta - Jika ada 3 pasang capres/cawapres yang berlaga, Pilpres kali ini diprediksi berlangsung dalam dua putaran. Duet SBY-Boediono diprediksi mengantungi 1 tiket, sementara 1 tiket lainnya diprediksi diraih duet Jusuf Kalla-Wiranto.

"SBY-Boediono akan mengamankan 1 tiket di putaran II kalau Pilpres berlangsung dalam 2 putaran," kata Direktur Lembaga Survey Nasional (LSN) Umar Bakry dalam diskusi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (15/5/2009).

Prediksi Umar itu dilandasi oleh hasil survei terkini yang masih menempatkan duet yang diusung Partai Demokrat itu sebagai yang terunggul dibanding duet lain.

Umar juga memprediksi, sangat sulit bagi SBY-Boediono mengakhiri pertarungan dalam 1 putaran saja. "Berat, apalagi lawannya JK,"imbuh Umar.

Jika Pilpres berlanjut di putaran kedua, siapa lawan yang akan dihadapi SBY-Boediono? Umar meprediksi tiket kedua akan diraih JK-Wiranto.

Prediksi itu bukan tanpa alasan. Menurut Umar, JK-Wiranto bisa disokong oleh kekuatan JK yang sangat unggul di Indonesia Timur.

"Terutama JK, di pemilu 2004, orang di Indonesia Timur banyak yang memilih
SBY-JK itu bukan karena SBY-nya, tapi banyak yang mencoblos di gambar JK-nya,"
jelas Umar.

Selain itu, sosok JK dinilainya lebih merakyat. Ia juga bisa memamerkan keberhasilannya dalam mendinginkan sejumlah daerah yang sempat panas dilanda
gejolak separatisme.

"Kalau mau dia mempersepsikan prestasinya. Misalnya Aceh dan Poso itu damai karena JK. BLT (Bantuan Langsung Tunai) juga konsepnya JK meski kemudian diakui sebagai program pemerintah," papar Umar.

Sementara Megawati-Prabowo, dinilai Umar, memiliki 'kartu mati' di sosok Megawati. Duet ini diprediksi terlibas di putaran pertama Pilpres.

"Megawati kartu mati. Mau dibedakin secantik apapun oleh pakar kecantikan sekaliber Rudy Hadisuwarno pun, atau digigit sekeras apapun supaya kurus, tetap tidak akan bisa dijual," tandasnya mengibaratkan sosok Mega.
( Rez / nw Jumat, 15/05/2009 16:45 WIB

Bertemu Boediono di Sabuga, SBY Disambut Salawat Badar
Pradipta Nugrahanto - detikPemilu


Bandung - Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat SBY tiba di Gedung Sabuga setelah menempuh perjalanan darat. Gubernur BI Boediono juga sudah lebih dulu tiba di gedung ini 45 menit sebelumnya.

SBY tiba di Sabuga, Jl Taman Sari, Bandung, Jumat (15/5/2009) pukul 16.10 WIB. Ratusan orang menyambutnya dengan berebut bersalaman maupun dengan kilatan kamera. Puluhan wartawan juga telah tumpah ruah.

Saat memasuki gedung, SBY disambut oleh salawat badar dari jamaah Majelis Taklim Masjid Raya, Bandung, yang berpakaian serba putih. Capres PD ini langsung menuju ke ruangan VVIP yang di dalamnya sudah ada Boediono.

SBY tidak berkomentar apa pun kepada wartawan yang sudah menunggunya sejak pagi. Hanya senyum yang diberikan kepada wartawan seraya melangkah ke dalam.

Sebelumnya, sekitar pukul 15.25 WIB Boediono sudah lebih dulu tiba di gedung ini. Keduanya dijadwalkan untuk melakukan gladi resik deklarasi. ( mok / nrl ) k )
Jumat, 15/05/2009 17:01 WIB

Setelah Gladi Resik, SBY Tinggalkan Boediono di Sabuga
Pradipta Nugrahanto - detikPemilu

Foto: Dok.detikcom

Video Terkait

Boediono ke Bandung dengan KA Parahyangan
Foto Terkait

Sabuga Sambut SBY-Boediono
Bandung - Capres dari Partai Demokrat (PD) SBY melakukan gladi resik deklarasi dengan cawapres Boediono di Gedung Sabuga, Bandung, Jawa Barat, selain melakukan. Setelah 20 menit di Sabuga, SBY pergi meninggalkan Boediono.

SBY meninggalkan Gedung Sabuga pada pukul 16.30 WIB, Jumat (15/5/2009). SBY pergi bersama ibu Ani Yudhoyono dan politisi PD lainnya.

Sebelum meninggalkan Sabuga, SBY tidak mau berkomentar pembicaraan yang dilakukan dengan Boediono. "Nanti malam kita bertemu lagi," ujar SBY singkat sambil melangkah menuju mobil dinasnya.

Usai SBY pergi, pengamanan di Gedung Sabuga tetap diperketat. Ratusan petugas kepolisian, puluhan Paspampres dan 10 pasukan pengamanan dari Partai Demokrat menjaga ketat gedung yang akan menjadi saksi deklarasi duet SBY-Boediono ini.

Sementara suasana di Gedung Sabuga sedang berlangsung pengecekan suara. Terdengar instrumen Lagu Indonesia Raya dan grup musik Bimbo juga ikut mengecek suara mereka. ( nik / iy )
Jumat, 15/05/2009 17:16 WIB

Tiba di Hotel Sheraton, SBY Bertemu Ketua Majelis Syuro PKS
Elvan Dany Sutrisno - detikPemilu


Bandung - Setelah sempat mengunjungi Gedung Sabuga sesaat, SBY langsung bertolak menuju Hotel Sheraton. Tidak berapa lama setelah SBY tiba, Ketua Majelis Syuro PKS Hilmy Aminuddin datang.

Pantauan detikcom, SBY tiba di hotel ini, Jl Ir H Juanda, Bandung, Jawa Barat, Jumat (15/5/2009) sekitar pukul 16.50 WIB. Selang berapa lama, Hilmy juga tiba di hotel yang sama.

Hilmy terlihat seperti menghindar saat ditanya alasan dirinya ke hotel ini. "Tidak ada perlu apa-apa, kita tidak mau apa-apa," ujar Hilmi.

Namun, Hilmy berjalan ke arah ruangan di mana SBY berada. Wartawan dilarang mengikuti Hilmy dan hanya diperbolehkan sampai di lobi hotel.

Sementara itu, suasana di parkiran hotel Sheraton makin ramai. Mobil-mobil petinggi militer tampak terparkir. Bahkan mobil berplat D 1 juga ikut berada area parkiran.

( mok / iy ) Jumat, 15/05/2009 17:24 WIB

Pro JK Tuding Deklarasi SBY-Boediono Pemborosan Uang Negara
Amanda Ferdina - detikPemilu


Video Terkait

Boediono ke Bandung dengan KA Parahyangan
Foto Terkait

Sabuga Sambut SBY-Boediono
Jakarta - Deklarasi capres SBY dan cawapres Boediono dinilai menghamburkan uang negara. Tindakan SBY-Boediono menunjukkan rendahnya sensitifitas sosial.

"Pakaian saja beberapa ratus juta dan menyewa desainer khusus. Kalau diprediksi tidak kurang dari Rp 2 miliar yang hanya untuk dihabiskan beberapa jam saja," kata anggota Presidium Pemuda Indonesia, Hasanuddin.

Hal ini disampaikan dia di Apartemen Menteng Prada lantai 8, Jakarta Pusat, Jumat (15/5/2009). Presidium Pemuda Indonesia terdiri dari HMI, PMII, GMNI, GMKI, PMKRI, Pemuda Thionghoa, dan unsur perempuan.

Dikatakan dia, pelaksanaan deklarasi SBY-Boediono dengan menghamburkan uang yang besar menunjukkan rendahnya sensitifitas sosial dari presiden RI di tengah masih banyaknya rakyat Indonesia ang dililit kemiskinan.

Menurut dia, sumbangan dari pengusaha yang masuk untuk pelaksanaan deklarasi diyakini tidak tulus dan penuh dengan pamrih.

"Ujung-ujungnya negara harus membayarnya dengan sejumlah proyek kepada pengusaha yang memberikan sumbangan," ujar eks Ketua Umum PB HMI ini.

Sesuai data yang dimilikinya, lanjut Hasanuddin, kepala daerah dikerahkan untuk menghadiri acara deklarasi malam ini pukul 19.00 WIB hingga 21.00 WIB.

"Semua itu dapat dilihat dalam kerangka pemborosan uang negara karena seorang kepada daerah harus keluar dari daerahnya meninggalkan tugasnya untuk datang dan hanya mendengarkan acara tersebut. Kan ada ongkos perjalanannya juga," kata pendukung JK ini.

Hasanuddin juga menilai SBY sebagai presiden jauh dari semangat menjaga NKRI. Misalnya, cara pandang keberadaan idealitas Jawa-luar Jawa, nasionalisme dan Islam yang menjadi konsensus kesepakatan tidak terlihat dari caranya mengambil Boediono menjadi cawapresnya.

"Itu memang hak beliau. Tetapi, sebagai Presiden Indonesia beliau paham betul terkait cara pandang itu. Saya kira beliau luput dan kami mengingatkan," kata dia.

"Kami dari jauh hari punya skema kerakyatan dan akhirnya kami berikan pada pasangan JK-Wiranto," lanjut Hasanuddin.

( aan / nrl ) Jumat, 15/05/2009 17:43 WIB

Tifatul Susul Hilmy Temui SBY di Hotel Sheraton
Elvan Dany Sutrisno - detikPemilu


Video Terkait

Simulasi Pendaftaran Capres-Cawapres
Foto Terkait

Sabuga Sambut SBY-Boediono
Bandung - Perwakilan PKS sedikit demi sedikit mulai berkumpul di tempat SBY beristirahat, Hotel Sheraton, Bandung. Setelah Ketua Majelis Syuro PKS Hilmy Aminuddin, kali ini Tifatul Sembiring juga terlihat berada di hotel ini.

Sama seperti Hilmy, Tifatul tidak mau menjelaskan maksud kedatangannya ke hotel ini. Tifatul bahkan terlihat tergesa-gesa masuk ke dalam hotel.

"Nanti-nanti," ujar Tifatul yang mengenakan baju batik coklat serta celana warna hitam di lobi hotel, Jl Ir H Juanda, Bandung, Jawa Barat, Jumat (15/5/2009).

Dengan kehadiran Tifatul, berarti sudah ada dua petinggi PKS yang menemui SBY. Pertemuan ini diduga untuk mendengar penjelasan langsung SBY terkait dipilihnya Boediono sebagai cawapresnya.
( mok / iy ) Jumat, 15/05/2009 18:26 WIB

Muhamadiyah Belum Tentukan Dukungan Capres
Irawulan - detikPemilu


Jakarta - Organisasi masyarakat (Ormas) Muhamadiyah tidak akan membiarkan suara pengikutnya terbuang percuma pada pemilihan presiden (pilpres) mendatang. Meski demikian, ormas terbesar setelah NU ini belum menentukan siapa capres-cawapres yang akan didukung.

"Muhamadiyah secara formal belum membicarakan hal tersebut. Insya Allah dalam satu-dua hari ini ada pembicaraan mengenai hal itu," Kata Ketua Umum PP Muhamadiyah Din Syamsuddin kepada wartawan di sela-sela acara Rakernas II Ekonomi dan Kewirausahawan Muhamadiyah di Hotel Singgasana, Jalan Gunungsari, Surabaya, Jumat (15/5/2009).

Menurut Din, Muhammadiyah tidak akan berbicara orang perorang karena hanya akan memunculkan like and dislike. Muhamadiyah akan melihat figur capres dan cawapres dari kapasitas kepemimpinan dan amanahnya.

"Kita berharap sekali fase kepimpinan yang baru bisa mengakhiri fase transisi di Indonesia dalam 10 tahun terakhir ini," tuturnya.

Din menambahkan, Muhammadiyah tidak mau terlibat dalam polemik yang mempertentangkan capres ataupun calon wakil presiden yang mempunyai faham neoliberalisme ekonomi dengan ekonomi kerakyatan.

"Muhammadiyah tidak mau terjebak dalam polemik yang mempertentangkan neoliberalisme ekonomi dan ekonomi kerakyatan. Walau itu memang real," kata Din
( wln / yid )
Jumat, 15/05/2009 18:26 WIB

Muhamadiyah Belum Tentukan Dukungan Capres
Irawulan - detikPemilu


Jakarta - Organisasi masyarakat (Ormas) Muhamadiyah tidak akan membiarkan suara pengikutnya terbuang percuma pada pemilihan presiden (pilpres) mendatang. Meski demikian, ormas terbesar setelah NU ini belum menentukan siapa capres-cawapres yang akan didukung.

"Muhamadiyah secara formal belum membicarakan hal tersebut. Insya Allah dalam satu-dua hari ini ada pembicaraan mengenai hal itu," Kata Ketua Umum PP Muhamadiyah Din Syamsuddin kepada wartawan di sela-sela acara Rakernas II Ekonomi dan Kewirausahawan Muhamadiyah di Hotel Singgasana, Jalan Gunungsari, Surabaya, Jumat (15/5/2009).

Menurut Din, Muhammadiyah tidak akan berbicara orang perorang karena hanya akan memunculkan like and dislike. Muhamadiyah akan melihat figur capres dan cawapres dari kapasitas kepemimpinan dan amanahnya.

"Kita berharap sekali fase kepimpinan yang baru bisa mengakhiri fase transisi di Indonesia dalam 10 tahun terakhir ini," tuturnya.

Din menambahkan, Muhammadiyah tidak mau terlibat dalam polemik yang mempertentangkan capres ataupun calon wakil presiden yang mempunyai faham neoliberalisme ekonomi dengan ekonomi kerakyatan.

"Muhammadiyah tidak mau terjebak dalam polemik yang mempertentangkan neoliberalisme ekonomi dan ekonomi kerakyatan. Walau itu memang real," kata Din
( wln / yid ) Jumat, 15/05/2009 18:51 WIB

Setelah SBY, Giliran Boediono Laporkan Kekayaan
Rachmadin Ismail - detikPemilu


Jakarta - Calon wakil presiden (cawapres) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Boediono melaporkan kekayaan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pelaporan hanya berselang 3 jam setelah SBY.

"Iya tadi melapor dan sudah diterima," kata Direktur Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) M Sigid saat dihubungi wartawan, Jumat (15/5/2009).

Boediono mengutus Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia (BI) Bey Mahmuddin. Pria yang mengenakan batik cokelat tersebut terlihat membawa berkas dalam amplop berwarna cokelat.

Sebelumnya, utusan Prabowo dari Partai Gerindra juga terlihat mendatangi KPK. Ia hanya mengambil formulir pengisian LHKPN.

Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan Haryono Umar sebelumnya menyatakan, batas waktu pengembalian formulir terakhir jatuh pada Sabtu (16/5/2009). Selanjutnya, tim KPK akan melakukan klarifikasi pada rumah masing-masing calon hingga tanggal 21 Mei 2009.

( mad / iy ) Jumat, 15/05/2009 18:56 WIB

Usai Deklarasi SBY-Boediono, PPP-PD Teken Nota Koalisi
Elvan Dany Sutrisno - detikPemilu


Jakarta - Pimpinan PPP ikut menghadiri acara pendeklarasian SBY-Boediono di Gedung Sabuga, Bandung. Usai acara deklrasi, PPP akan meneken nota koalisi dengan Partai Demokrat (PD).

"Malam ini setelah deklarasi, kami akan menandatangani nota kesepakatan koalisi demokrat dan PPP," kata Ketua Umum PPP Suryadharma Ali di lobi Hotel Sheraton, Jl Ir H Juanda, Bandung, Jawa Barat, Jumat (15/5/2009).

SDA, panggilan akrab Suryadharma, enggan menjelaskan isi nota koalisi tersebut. SDA juga menampik nota koalisi itu mengenai pembagian kekuasaan.

"Isinya nanti saja, setelah ditandatangani kami sampaikan," tegasnya.

SDA bersama wakil ketua umum dan ketua fraksi PPP hadir untuk memeriahkan acara deklarasi SBY-Boediono. SDA memas Jumat, 15/05/2009 18:56 WIB

Mendesak, Anis Matta Susul Hilmy dan Tifatul ke Sheraton
Elvan Dany Sutrisno - detikPemilu


Bandung - Setelah Hilmy Aminudin dan Tifatul, kini Sekjen PKS Anis Matta juga menyusul untuk bertemu dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Hotel Sheraton. Politisi asal Makassar ini terlihat tergesa-gesa.

"Mendesak. Ini urusan Pak Hilmy dengan Pak SBY. Kita tunggu hasilnya," ujar Anis Matta di lobi Hotel Sheraton, Jl Ir H Juanda, Bandung, Jumat (15/5/2009) pukul 18.35 WIB.

Usai turun dari sedan hitamnya, Anis yang mengenakan stelan jas hitam, langsung berlari kecil ke ruang pertemuan.

Ia terlihat terburu-buru karena rombongan SBY dijadwalkan akan meninggalkan hotel menuju Sabuga 10 menit lagi. Di Sabuga, SBY akan menggelar deklarasi dirinya dengan Boediono sebagai pasangan capres-cawapres.

Sementara itu, Ketua DPP PPP Lukman Hakim Saefuddin yang ditemui di lokasi hotel mengatakan pihaknya tidak mengikuti pertemuan khusus tersebut.

"Kita tidak ada pertemuan khusus tadi. PPP dan Demokrat kan sudah pasti. Kita akan segera menghadiri deklarasi SBY-Boediono di Sabuga," ujar Lukman.

Rombongan PPP pun tampak tengah bersiap untuk menuju Sabuga.

( lrn / asy ) tikan partainya kini sudah menerima figur Boediono. ( mok / iy )

Jumat, 15/05/2009 19:01 WIB

Hadi Utomo: Alhamdulillah PKS Akan Dukung SBY-Boediono
Anwar Khumaini - detikPemilu


Jakarta - Berbagai manuver politik PKS belakangan ini ternyata bagian dari bargaining politik untuk power sharing. Buktinya, diakhir permainan, PKS juga mendukung duet SBY-Boediono.

"Alhamdulillah, dengan PKS tadi sudah lancar. Akan mendukung SBY-Boediono," kata Ketua Umum DPP PD Hadi Utomo di sela-sela acara deklarasi SBY-Boediono di Gedung Sabuga, Bandung, Jumat (15/5/2009).

Menurut adik ipar SBY ini, hubungan PD-PKS sudah baik pasca pertemuan antara SBY dan pimpinan PKS. Namun, sampai saat ini belum diketahui hasil pertemuan antara SBY-pimpinan PKS apakah terkait dengan deal-deal tertentu.

"Sudah positif, PD menyerahkan sepenuhnya soal cawapres kepada SBY," jelasnya.

"Sudah ada power sharing dong?" tanya wartawan.

"Ya tidak seperti itu. Ini kan koalisi dulu untuk mengusung SBY-Boediono. Soal itu nanti setelah pilpes," jawabnya.

( yid / irw )

Tidak ada komentar: