Selasa, 28 Juli 2009

Berita-Berita BOM JW Marriott dalam DetikNews.com, Hari Jum'at 24 Juli 2009

Jumat, 24/07/2009 22:30 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton
Kak Seto: Tayangan Bom Bisa Pengaruhi Psikologis Anak
Moksa Hutasoit - detikNews
Jakarta - Ketua komisi perlindungan anak, Seto Mulyadi angkat bicara soal tayangan vulgar mengenai korban bom. Bagi Kak Seto, panggilan akrabnya, tayangan tersebut berpengaruhi terhadap psikologis anak.

"Tanpa disadari tayangan tersebut jadi momok bagi anak dan masuk ke dalam alam bawah sadar mereka," kata Kak Seto.

Kak Seto mengatakan itu dalam acara 'Jangan Menangis Indonesia' di Tugu Proklamasi, Cikini, Jakarta, Jumat (24/7/2009).

Menurut pemerhati anak, tayangan tersebut telah membuat takut anak-anak. Contohnya, mereka jadi tidak yakin akan adanya keamanan.

"Mau ke sekolah atau misalnya ke Mall takut terjadi ledakan," jelasnya.

Yang paling ekstrem, tayangan tersebut justru dapat memicu anak-anak untuk mengikutinya. Anak Indonesia dapat saja mencoba menirunya.

Kak Seto berharap supaya peran keluarga lebih ditingkatkan. Anak-anak harus diberi keyakinan bahwa mereka aman.

"Jangan menangis Indonesia, Jangan menangis anak-anak, kami tetap bersama kalian," pungkasnya.

Acara ini dihadiri oleh sekitar 100 anak-anak sekitar Tugu Proklamasi. Di awali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya sambil menyalakan lilin.

(mok/Rez)




Jumat, 24/07/2009 21:58 WIB
Cegah Aksi Teroris
Hendropriyono : Mantan Teroris Harus Dipekerjakan
Bagus Kurniawan - detikNews

Ilustrasi/detikcom Jakarta - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono mengusulkan agar para mantan terorisme yang telah lepas menjalani masa hukuman dipekerjakan untuk menjadi satpam di hotel-hotel atau tempat penting lainnya. Mereka dianggap mampu untuk melawan aksi terorisme yang dilakukan oleh para teroris lainnya.

"Ini salah satu saja. Mereka bisa dipekerjakan sebagai satpam hotel," kata Hendro saat menjawab pertanyaan wartawan disela-sela persiapan mengikuti ujian terbuka promosi doktor bidang filsafat di Universitas Gadjah Mada (UGM) di Bulaksumur, Yogyakarta, Jumat (24/7/2009).

Mengapa mereka bisa menjadi satpam. Menurut dia, orang yang memeriksa pertama kali seorang tamu masuk hotel adalah satpam. Kalau yang menjadi satpam hanya orang biasa, mereka tidak akan bisa mengetahui secara persis dan jelas gerak-gerik seseorang yang dicurigai menjadi teroris. Namun bila yang menjadi satpam adalah para mantan terorisme, pasti akan mengetahui gerak-gerik yang mereka lakukan.

"Mereka pasti paham dan tahu siapa temannya. Bagaimana gerak-geriknya, mencurigakan atau tidak. Saat ini ada ratusan mantan teroris yang telah bebas dari menjalani massa hukuman," katanya.

Dia kemudian mencontohkan Nasir Abbas mantan Ketua Mantiqi II yang saat ini paling banyak mengetahui jaringan terorisme. Setelah melihat dari rekaman CCTV bom di Hotel JW Marriot langsung diketahui pelakunya adalah orang yang mengenakan topi dan jaket.

"Ini salah contoh. Dia bisa mengetahui karena mereka itu sering memakai topi agar tidak banyak dikenali oleh lain," ungkap Hendro.

Hendro menambahkan masyarakat saat ini juga harus lebih diberdayakan dan harus lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Dari kasus di Ponpes Al Muadib di Cilacap saat ini ternyata banyak warga sekitar yang tidak mengetahui persis kegiatan di ponpes tersebut termasuk orang-orang yang ada di sekitar pondok.

"Ini salah satu contoh sampai-sampai masyarakat sekitar tidak tahu. Saya juga yakin pelaku bom JW Marriot dan Ritz Carlton adalah jaringan Nurdin M. Top," pungkas Hendro yang akan menyampaikan disertasi bidang ilmu filsafat dengan judul "Terorisme" itu pada ujian terbuka pada hari Sabtu 25 Juli 2009 di Pascasarjana UGM itu.

(bgs/rdf)




Jumat, 24/07/2009 21:10 WIB
Rumah Noordin M Top di Riau Telah Kosong
Chaidir Anwar Tanjung - detikNews

Pekanbaru - Polisi terus melakukan perburuan terhadap otak pelaku bom Noordin M Top di seluruh wilayah termasuk Riau. Namun rumah yang pernah ditempati Noordin kini telah kosong.

"Sejak dilakukan penggerebekan pasca bom Bali tahun 2003 lalu, rumah yang
pernah ditempati istri Noordin kini telah kosong. Itu bukan rumah pribadi Noordin, tapi itu rumah kontrakan," kata Kapolres Rokan Hilir (Rohil), Riau, AKBP Rohmad Nursaid saat dihubungi wartawan, Jumat (24/07/2009).

Dia menjelaskan, rumah kontrakan yang pernah dihuni istri Noordin M Top
tepatnya berada di Desa, Pendekar Bahar, Kecamatan Bangko, Rohil. Rumah ini
terletak di daerah terpencil dan juah dari lingkungan masyarakat setempat.


(cha/rdf)


Jumat, 24/07/2009 21:06 WIB
Bom Ritz-Carlton
Keluarga Ibrohim Merencanakan Pindah Rumah
Reno Nugraha - detikNews

Kuningan - Ibrohim yang masih misterius pasca peledakan bom bunuh diri di kawasan Mega Kuningan Jakarta, ternyata sempat merencanakan pindah rumah dari Blok Kaliwon Desa Sampora Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan.

"Setahun lalu sempat nawarin rumah itu ke warga, harganya 300 juta. Sempat
bilang mau pindah ke Pondok Pesantren di Desa Manis Jalaksana," ujar Asep, ketua RT 28 Desa Sampora Kuningan.

Mengenai kabar kedekatan Ibrohim dengan seorang warga bernama Parno juga tidak disangkal ketua RT yang tinggal hanya beberapa meter dari rumah florist Hotel Ritz-Carlton tersebut.

"Ada warga yang dekat dengan Pak Ibrohim, tapi saya juga tidak tahu persis kedekatan mereka. Tapi katanya sih karena anaknya para Ibrahim satu sekolah dengan anaknya," Asep menambahkan.
(rdf/rdf)


Jumat, 24/07/2009 20:35 WIB
Memburu Noordin M Top
Hilang Misterius, Sosok Maruto Tak Begitu Dikenal Warga
Triono Wahyu Sudibyo - detikNews

Ilustrasi/detikcom Jakarta - Maruto, orang yang diduga kaki tangan Noordin M Top, hilang misterius sejak dua tahun lalu. Sosok lelaki asal Klaten itu tidak begitu dikenal warga.

"Sejak menikah dan pindah sini, saya tidak pernah sekali pun bertemu dengannya (Maruto)," kata Ketua Rt 4/ Rw VI Gedangan, Boja, Kendal, Suharno ketika ditemui di rumahnya, Jumat (24/7/2009).

Suharno mengaku hanya pernah melihat Maruto selintas. "Waktu itu dia naik motor. Selain itu, saya tidak pernah melihatnya. Perawakannya tinggi," imbuhnya.

Maruto menikahi warga setempat, Tri Utami, pada 2006 silam dan mempunyai seorang anak. Tri Utami adalah dokter yang pernah bertugas di Batang, Jateng, dan juga membuka praktek di rumah. Sejak tahun 2007, Maruto dan istrinya tak pernah kelihatan lagi.

"Baik Maruto atau keluarga besar Tri Utami tak pernah setor data keluarga ke Rt. Setiap saya tanya, dia bilang nanti. Sampai sekarang tidak ada sedikit pun datang tentang Maruto," jelas Suharno.

Tetangga depan rumah Maruto, Miskam (52) mengaku tidak tahu persis profil Maruto. Dia tak pernah berbincang dengan lelaki yang menurutnya berperawakan tinggi itu.

Menurut kesaksian warga sekitar, Maruto sukses mengubah sosok Tri Utami. "Sejak dinikahi Maruto, Tri Utami mengenakan jilbab dan cadar," kata mereka.

Oleh sedikit warga, Maruto diketahui bekerja sebagai penjual kaset VCD di Pasar Johar Semarang dan kerap pulang malam. Beberapa tahun lalu, rumahnya pernah disanggongi polisi selama dua hari. Tak diketahui, apakah polisi itu menangkap Maruto atau hanya menggeledah rumah. Saat itu, Maruto diketahui sudah tidak tinggal lagi di rumah tersebut.

(try/rdf)


Jumat, 24/07/2009 20:28 WIB
Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
DNA Penghuni kamar 1808 Cocok Dengan Potongan Kepala di Marriott
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Jakarta - DNA potongan kepala yang ditemukan di Hotel JW Marriot cocok dengan DNA penghuni kamar 1808. Kini polisi pun terus melakukan pengembangan penyelidikan.

"Setelah tim forensik melakukan tes, terdapat match (kecocokan) DNA di kamar 1808 dengan kepala yang ditemukan," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Nanan Sukarna di Bellagio Mall, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (25/7/2009).

Menurut Nanan, Polri juga belum bisa memberikan kepastian apakah sosok yang tampak pada CCTV hotel adalah pelaku dari pemboman yang telah menewaskan 9 orang tersebut.

"Kita masih belum tahu apakah orang yang di CCTV itu adalah juga sebagai pelaku," terangnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, identifikasi umur pelaku berusia 16-17 tahun juga berdasarkan temuan paha pelaku usai pemboman bunuh dii tersebut.

"Tim forensik melihat struktur daging pahanya dan menyebutkan umurnya antara 16 sampai 17 tahun," pungkasnya.
(fiq/ndr)
Jumat, 24/07/2009 19:34 WIB
Kapolda Metro Imbau Pengelola Hotel Upgrade Pengamanan
E Mei Amelia R - detikNews

(Foto: Dok. detikcom) Jakarta - Untuk kedua kalinya, hotel JW Marriott diguncang bom. Ironisnya, bom tersebut meledak di dalam hotel.

Hal itu mengundang tanda tanya dari berbagai pihak, bagaimana mungkin pengamanan hotel kelas mewah luput dari teror bom. Untuk itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Wahyono mengimbau pengelola hotel agar meng-upgrade pengamanan hotel.

"Bahwa sistem pengamanan harus senantiasa di-upgrade baik dari teknologi, personil dan anggarannya," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Wahyono kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (25/7/2009).

Kapolda sendiri mengaku telah mengumpulkan ikatan pengelola hotel untuk memberikan imbauan tersebut. "Sudah kemarin dari Jakarta Hotel Association sudah kita kumpulkan," katanya.

Dengan demikian, Kapolda berharap, kejadian serupa tidak terulang kembali. Kapolda juga mengimbau masyarakat agar senantiasa meningkatkan kewaspadaan di lingkungan tempat tinggalnya.


Jumat, 24/07/2009 19:26 WIB
Tim Khusus Polri Usut Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton
E Mei Amelia R - detikNews

Foto Terkait
Ritz Carlton Meledak Jakarta - Polisi membentuk tim khusus guna menyelidiki peristiwa meledaknya bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. Hal ini dilakukan agar pengungkapan kasus ini bisa cepat diungkap.

"Itu sudah ditangani oleh tim khusus. Jadi segala sesuatu soal ini pengendalinya oleh timnya," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Wahyono kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Jum'at (25/7/2009).

Sementara itu, bagaimana hasil penyidikan kasus tersebut, Kapolda enggan berkomentar. "Begitu juga rilis melalui tim itu," katanya.

Lebih jauh Kapolda mengajak semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan. "Penanganan aksi terorisme tidak hanya kita lihat pada aspek penegakan hukum saja dan penindakan, namun diperlukan juga kerjasama dan kewaspadaan dari semua unsur," tegasnya.

(mei/ndr)



Jumat, 24/07/2009 19:22 WIB
Bom Marriott dan Ritz-Carlton
Kapolda Metro Jaya: Siapa Yang Kecolongan?
E Mei Amelia R - detikNews

Foto Terkait
SBY Kunjungi Korban Bom Jakarta - Setelah enam tahun, bom kembali mengguncang Ibukota Jakarta. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Wahyono pun mengaku tidak kecolongan atas kejadian tersebut.

"Siapa yang kecolongan?" kata Kapolda Metro Jaya Irjen Wahyono usai rilis perampokan Rp 15 miliar kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (25/7/2009).

Menurut Kapolda, ancaman terorisme tersebut merupakan kewajiban semua pihak dalam mencegahnya, tidak hanya kepolisian. Lebih lanjut Kapolda mengatakan, diperlukan kerjasama semua pihak untuk mengantisipasi hal tersebut.

"Ini ancaman bersama. Satu hal bagaimana kita tingkatkan kewaspadaan ke semua pihak," kata Kapolda.

Sementara itu, Kapolda mengaku telah menerapkan pola pengamanan untuk mengantisipasi kejadian yang serupa. Dijelaskan Kapolda, ada tiga pola dalam antisipasi tersebut yakni, preemptif yaitu meniadakan atau mengeliminir potensi-potensi terjadinya bom.

Pola kedua prefentif, yakni mencegah aksi teror bom. Dan ketiga, pola penegakkan hukum.

"Secara simultan Polda Metro jalani ketiga pola itu," jelas Kapolda. (mei/ndr)


Jumat, 24/07/2009 19:21 WIB
Tuduh Pers Pelintir Berita
SBY Akui Sudah Gunakan Hak Jawab
Luhur Hertanto - detikNews

(Foto: Dok. detikcom) Video Terkait
SBY Kunjungi Korban Bom di RS MMC Jakarta - Pernyataan Presiden SBY bahwa pidatonya mengenai bom JW Marriott-Ritz Carlton dipelintir oleh media massa merupakan pelaksaan hak jawab terhadap beberapa pemberitaan yang dinilai kurang tepat. Ini langkah yang sudah sesuai dengan aturan dalam UU Pers.

"Beberapa waktu ini ada beberapa berita yang tidak tepat, karenanya presiden melakukan hak jawab dengan membacakan langsung transkrip pidatonya," ujar Jubir Kepresidenan Andi Mallarangeng di Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (24/7/2009).

Menurutnya, di dalam transkrip yang dibacakan dalam rakornas Partai
Demokrat (PD) pada Rabu (22/7) lalu jelas Presiden SBY mengatakan agar semua pihak tidak sembarangan menuduh ledakan bom di JW Marriot-Ritz Carlton terkait dengan tahapan Pilpres 2009. Presiden SBY bahkan semua
teori dan spekulasi keterkaitan, harus dibuktikan terlebih dahulu melalui proses hukum.

"Sebaliknya juga jangan terlalu cepat katakan tidak terkait ini dan itu. Kok tahu? Dari mana? Biarkan dulu investigasi berlangsung,"
sambung Mallarangeng.

(lh/gah)



Jumat, 24/07/2009 19:10 WIB
Perangi Teroris, Polri Tak Butuh Bantuan Australia
Nograhany Widhi K - detikNews

Jakarta - Pemerintah Australia menawarkan bantuan pada pemerintah RI untuk memerangi teroris. Namun Polri merasa bantuan itu belum diperlukan.

"Belum perlu, masih bisa kita tangani sendiri," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Sukarna usai jumpa pers di KPI, Jl Gajah Mada, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2009).

Menurut Nanan, Disaster Victim Identification (DVI) milik Mabes Polri merupakan yang tercanggih di dunia. Lab forensik Polri pun tidak kalah dibandingkan dengan milik negara lain.

"Pokoknya top. Australia saja waktu kebakaran hutan kemarin justru DVI kita yang membantu mengiindentifikasi korbannya," ujar Nanan.

Menurut Nanan, kepolisian Indonesia merupakan yang terbaik dalam memerangi terorisme. "Sekarang negara mana yang bisa mengungkap kasus terorisme seperti di Indonesia. Pakarnya di sini semua," pungkas perwira tinggi bintang dua ini.

(rdf/ken)




Jumat, 24/07/2009 18:12 WIB
Jawa Masih Jadi Basis Kelompok Noordin M Top
Indra Subagja - detikNews

Jakarta - Polisi telah melakukan penangkapan di sejumlah daerah di Pulau Jawa atas orang-orang yang diduga anggota jaringan Noordin M Top. Meski terakhir, diketahui ditemukan bom dalam jumlah besar di Palembang, Sumatera Selatan, Jawa tetap menjadi basis.

"Basis tetap Jawa, karena simpul banyak," kata mantan investigator bom Bali, Hermawan Sulistyo saat dihubungi melalui telepon, Jumat (24/7/2009).

Penemuan bom dalam jumlah besar itu terjadi pada Juli 2008 lalu. Polisi menangkap sejumlah tersangka yang disebut kelompok Palembang. Namun diketahui, asal-usul bahan bom tersebut didapat dari Jawa.

Kemudian pada Juni 2009 lalu, polisi juga menangkap kelompok Lampung, yang diduga berkaitan dengan kelompok Cilacap yang telah ditangkap lebih dahulu, pada bulan yang sama. Di Cilacap ini polisi mengamankan Saefudin Z yang ditengarai memiliki kaitan dengan Noordin M Top. Dari sejumlah orang yang ditangkap di Jawa akhir-akhir disebut-sebut sebagai calon pengantin atau pembom bunuh diri. Tapi belum diketahui sasaran mana yang akan diincar.

Sejumlah bahan besar peledak juga ditemukan polisi di Cilacap pada awal Juli 2009. "Sumatera tetap seperti konsep semula, hanya sebagai daerah pendukung," tutup pria yang akrab disapa Kiki ini.

(ndr/iy)


Jumat, 24/07/2009 17:49 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton
Mabes Polri Akan Pidanakan Pemberi dan Pembeli CCTV
Nograhany Widhi K - detikNews

Foto: Dok.detik.com Jakarta - Pascapeledakan bom Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, sejumlah televisi menayangkan gambar eksklusif yang didapat dari kamera Closed-Circuit Television (CCTV) hotel. Mabes Polri mengatakan akan mempidana pihak-pihak yang terkait dalam penyebaran gambar tersebut.

"Kalau saya temui anggota kepolisian yang membocorkan informasi yang sifatnya confidensial, itu saya pidana. Kalau saya tahu siapa orangnya dan yang kasih uangnya, yang kasih uangnya bisa saya pidana," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Nanan Soekarna.

Hal ini disampaikan dia dalam jumpa pers di Kantor KPI, Jl Gajah Mada, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2009).

Nanan mengaku hingga kini, polisi masih belum menyelidiki siapa yang menjual dan siapa yang membeli gambar rekaman CCTV tersebut. Meski demikian, Nanan menegaskan akan mengusut pihak terkait dan menindaknya.

"Kami akan cari itu. Itu bukan delik pers, itu pidana karena ada tindakan menyuap dan disuap," terang jenderal bintang dua tersebut.

Lebih lanjut Nanan menjelaskan, polisi ingin bekerja sama dengan media dalam memberikan informasi kepada masyararkat. Namun Nanan menyayangkan langkah sejumlah media yang sudah menayangkan pemberitaan yang seharusnya belum dapat disampaikan kepada publik.

"Jangan sampai kita terpancing, akhirnya begitu kita mengejar disana sudah hilang. Karena ada berita, jadi tahu polisi sudah bergerak. Ada hal yang kita pending dulu, baru kita ekspose keluar," pungkas mantan Kapolda Sumut ini.
(ddt/iy)



Jumat, 24/07/2009 17:46 WIB
Tiga Orang Binaan Hendrawan Dikabarkan Ditangkap di Malang
Muh Aminudin - detikNews

Foto: Hendrawan Malang - Tiga orang yang diduga rekrutan atau binaan Hendrawan (50), anggota Jamaah Islamiyah (JI) ditangkap Densus 88 Anti Teror. Penangkapan dilakukan di Batu, Malang beberapa waktu lalu, tidak lama setelah Hendrawan ditangkap di Solo pada 21 Juni 2009.

Tiga orang belum diketahui identitasnya itu ditangkap di daerah Jetis, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Penangkapan itu dilakukan pada tiga hari lalu.

"Saya dapat informasi bahwa orang-orang binaan dari Hendrawan telah ditangkap sebanyak tiga orang di wilayah Jetis. Kalau tidak salah tiga hari tepatnya saya lupa," ujar Kepala Kelurahan Wonokoyo Harijanto ditemui detiksurabaya.com di rumahnya, Jumat (24/7/2009) siang.

Harijanto menerangkan, dirinya mendapat kabar dari salah satu petugas keamanan melalui telpon gengamnya. Dalam kabar itu secara jelas dikatakan bahwa tiga orang binaan Hendrawan telah ditangkap di wilayah Jetis.

Harijanto juga membantah jika tiga orang itu adalah anggota keluarga Hendrawan yaitu istri dan dua anaknya, yang diketahui ditangkap bersama Hendrawan di Solo pada 21 Juni 2009 lalu.

"Bukan keluarganya, informasinya adalah orang-orang binaannya atau jaringan Hendrawan," tutur Harijanto menjelaskan.

Menurut Harijanto, dalam pelacakkan terhadap Hendrawan sejak sebulan lalu setelah pindah dari rumahnya di Perum Citra Pesona Buring Blok D 6/18, Kelurahan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, sebelum mengontrak di Batu Juni 2008 lalu.

Hendrawan sering diketahui singgah di sebuah musolla di wilayah Jetis yang merupakan akses jalan menghubungkan Kota Malang dengan Kota Batu.

Ketika akan bertandang ke stand toko bunganya di kawasan Songgoriti, Kota Batu. Hal itu dilakukan oleh Hendrawan rutin setiap hari.

"Polisi memang mengincar orang-orang Hendrawan yang diduga telah dibina selama tinggal di Malang. Tapi saya tidak tahu, hanya polisi tempatnya," tutur Harijanto.

Sementara itu ketika dihubungi melalui telpon gengamnya, Jumat sore, Kapolsek Dau AKP Fathur Rokhman mengatakan, tidak mengetahui warganya ditangkap oleh Densus 88 Anti Teror terkait jaringan Hendrawan.

"Saya tidak dengar itu, untuk Jetis masih masuk wilayah saya," ungkap mantan Kapolsek Gondanglegi ini.

(gik/ndr)


Jumat, 24/07/2009 17:28 WIB
Memburu Noordin M Top
Polisi Juga Lacak Orang Binaan Hendrawan
Muh Aminudin - detikNews

Foto Terkait
Bom Marriott Berhias Baut Malang - Polisi kini tengah melacak orang-orang yang telah direkrut Hendrawan. Anggota Jamaah Islamiyah (JI) yang buron sejak 2003 ini ditengarai telah membina sejumlah orang untuk masuk kelompoknya.

"Polisi waktu itu juga mencari orang-orang binaan Hendrawan yang diduga berada di wilayah Batu. Karena kuat dugaan Hendrawan telah merekrut orang-orang untuk ikut dalam jaringannya," kata Kepala Kelurahan Wonokoyo Harijanto Santoso pada detiksurabaya.com ditemui di rumahnya, Jumat (24/7/2009), siang.

Hendrawan yang ditangkap Densus 88 Anti Teror di Solo Jawa Tengah pada 21 Juni 2009 lalu, diketahui telah tinggal selama enam tahun di Malang. Kuat dugaan dia melakukan perekrutan di kawasan sekitar Malang Raya.

Menurut Harijanto, Hendrawan selama berada di Malang. Kerap singgah di beberapa tempat ketika akan menuju Kota Batu untuk membuka stand toko bunganya.

"Saya tahunya dari pelacakan yang dilakukan oleh polisi. Bahwa Hendrawan telah banyak menemui orang-orang di sepanjang jalan menuju Kota Batu," ungkap Harijanto.

Sepengetahuan Harijanto, saat dia mengikuti penyelidikan polisi, Hendrawan saat menuju ke Kota Batu selalu menggunakan jalan tikus atau alternatif agar tidak terlacak.

"Dia sering berhenti di daerah Jetis, Kota Batu di sebuah musolla. Kuat dugaan di situlah Hendrawan telah membina orang-orang yang berhasil diperangaruhinya," tutur
Harijanto.

(gik/ndr)

Jumat, 24/07/2009 17:16 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton
Tampilkan Potongan Kepala, Dewan Pers Marahi Media
Nograhany Widhi K - detikNews

Video Terkait
Tanggapan WNA Pasca Ledakan
Foto Terkait
Sketsa Tersangka Peledakan Bom Jakarta - Dewan Pers marah kepada media yang menampilkan foto-foto kepala dan korban berdarah akibat aksi bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. Media dan wartawan dinilai melanggar kode etik jurnalistik.

"Saya kira foto tidak boleh ditampilkan. Sketsa kasar bisa, tetapi tidak menampilkan darah. Polisi kan kemudian memperlihatkan tersangka dalam bentuk sketsa," kata anggota Dewan Pers Abdullah Alamudi.

Hal itu disampaikan dia dalam jumpa pers di kantor Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Jalan Gadjah Mada, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2009).

Abdullah juga menyoroti wartawan yang mewawancarai keluarga yang diduga terkait kasus bom. Menurut dia, wawancara wartawan lebih galak daripada polisi yang ada di lapangan.

"Orang ini bukan tersangka, dia adalah keluarga yang menderita karena suami dan anaknya dicari para polisi. Tidak bisakah wartawan memperlihatkan empati. Sudah cukuplah polisi yang mencari anak dan suaminya," ujar dia.

Dalam kesempatan yang sama, anggota Dewan Pers Leo Batubara menambahkan, menayangkan atau menampilkan potongan kepala atau korban berdarah yang tidak diblur melanggar kode etik jurnalistik pasal 4c.

"Tidak boleh ada sadisme di media cetak dan elektronik, baik gambar atau pun foto. Kaki pecah berdarah kena kaca atau korban berdarah itu nggak bisa (ditayangkan)," kata Leo.

Menurut dia, media bisa meminta maaf dan mengklarifikasi karena melanggar kode etik jurnalistik.

Leo meminta masyarakat proaktif dan kritis mengawasi kerja media. "Masyarakat harus kita berdayakan supaya bisa komplain baik ke KPI atau Dewan Pers supaya media bisa kita jewer. Itu pembelajaran," papar dia.

(aan/iy)


Jumat, 24/07/2009 16:55 WIB
Memburu Noordin M Top
Hendrawan Terlacak Akibat Kiriman Uang Rutin dari Singapura
Moh Aminudin - detikNews

Malang - Bagaimana jejak Hendrawan (50) bisa terlacak dan akhirnya ditangkap Densus 88 Anti Teror di Solo. Terkait jaringan Jamaah Islamiyah (JI)?

Warga Perum Citra Pesona Buring Blok D 6/18, Kelurahan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang yang terakhir kontrak di Kota Batu ini terendus karena memdapat transfer uang melalui rekening Bank Rakyat Indonesia Cabang Kota Malang.

Dari data transfer uang dilakukan setiap 2 pekan sekali senilai Rp 2 juta itu, keberadaan buronan terorisme sejak tahun 2003 akhirnya bisa terbongkar.

Kepala Kelurahan Wonokoyo Harijanto Santoso yang ditemui detiksurabaya.com mengatakan, uang itu ditransfer dari Singapura yang ditujukan kepada Najwa (41), istri Hendrawan, melalui rekening BRI Kota Malang.

"Itu termasuk kelemahan dari Hendrawan hingga mudah terlacak polisi. Dari data didapat di BRI, kemudian diketahui mereka tinggal di wilayah saya," katanya saat ditemui di rumahnya, Jumat (24/7/2009).

Informasi itu didapat Harijanto ketika Densus 88 Anti Teror bersama Badan Intelijen Negara (BIN) melakukan penyelidikan ke alamat Perum Citra Pesona Buring Blok D 6/18, Kelurahan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, beberapa waktu lalu.

Saat itu tim anti teror datang namun Hendrawan telah pindah ke Batu setelah mengurus surat pindah. "Kemudian kami lacak ke sana (Batu) dan berhasil menemukan kembali," ujar Harijanto.

Harijanto juga menerangkan teka-teki penangkapan Hendrawan di Solo. Semua itu bertujuan agar dapat mengamankan dua anak Hendrawan yang menjalani pendidikan di Boyolali, Jawa Tengah.

"Biar semua bisa tertangkap semua, satu keluarga itu. Selama ini yang diketahui di Batu hanya Hendrawan bersama istrinya," ungkapnya.

Sementara itu rumah tipe 36 yang berada di Perum Citra Pesona Buring Blok D 6/18, Kelurahan Wonokoyo, sengaja dibeli oleh Hendrawan sebagai tempat persembunyian seharga Rp 19 juta.

Dari pantauan detiksurabaya.com, di depan rumah berdiri tembok setinggi 2,5 meter sebagai pagar rumah. Untuk pintu masuk rumah juga dilapisi pagar besi.

"Karena sudah dibeli dibuat seperti itu oleh Hendrawan. Polisi tidak sempat menggeledah karena Hendrawan telah pindah ke Batu. Saat ini rumah itu telah dikontrak oleh orang lain," imbuh Harijanto.

Ditanya mengapa memberikan surat pindah kepada Hendrawan meski diketahui adalah Warga Negara Asing (WNA) Singapura ke Batu, Harijanto menuturkan, surat pindah itu diminta oleh istrinya yang sudah terdaftar dalam data kependudukan di Kelurahan Wonokoyo. Kepindahan itu dengan alasan agar dekat dengan usaha atau stand bunga di Songgoriti.

"Di rumah yang ini (Buring) juga menjual bunga, tapi tidak laku. Istrinya setiap hari menjual kue donat. Mereka berdua keluar dari rumah pukul 6 pagi dan baru pulang sore hari setiap hari," ujar Harijanto seraya menuturkan kedua orang itu mempunyai gelar S2.

Seperti diberitakan, Detasemen 88 Anti Teror kembali menangkap jaringan teroris yang terkait dengan Dr Azahari dan Noordin M Top di Solo, Jawa Tengah.

Dia adalah Hendrawan (50), tercatat sebagai warga Dusun Santrean RT 04/ RW 01, Desa Sumberejo, Kecamatan/Kota Batu, Jawa Timur.

(gik/ndr)




Jumat, 24/07/2009 16:53 WIB
Kejagung Tunggu Putusan PK Terpidana Mati Pelaku Bom Kedubes Australia
Novia Chandra Dewi - detikNews

Jakarta - Kejaksaan Agung (Kejagung) masih menunggu putusan Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan kedua terpidana mati kasus bom di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Australia pada 9 September 2004. Keduanya yakni, Iwan Darmawan alias Rois dan Ahmad Hasan alias Purnomo hingga kini belum dieksekusi.

"Keduanya masih dalam upaya hukum. Seingat saya semuanya masih dalam proses upaya hukum dan belum mempunyai kekuatan hukum yang tetap," ujar Jaksa Agung Hendarman Supandji di Kejagung, Jl Sultan Hasanuddin, Jakarta, Jumat (24/7/2009).

Dikatakan Hendarman, setelah mengajukan PK, para terpidana mati juga masih memiliki upaya hukum terakhir. Terpidanan mati masih bisa memiliki hak untuk mengajukan grasi kepada presiden.

"Jadi masih ada proses selanjutnya yang bisa ditempuh, kalau sudah PK kan masih bisa mengajukan grasi," kata pria berkacamata itu.

Senada dengan Hendarman, Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum) Abdul Hakim Ritonga menambahkan, pihaknya hingga kini masih menunggu putusan PK dari Mahkamah Agung. Pihak Kejagung sendiri hingga kini belum menerima permintaan tertulis secara G to G (goverment to goverment) dari pemerintah Australia untuk segera melaksanakan eksekusi tersebut.

"Sampai hari ini belum final, artinya belum ada yang selesai grasi atau PK-nya. Prosesnya masih PK, masih menunggu dari Mahkamah Agung. Dari Pihak Pemerintah Australia juga belum ada secara tertulis" jelasnya.

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sebelumnya telah memvonis mati Rois pada 13 September 2005 lalu. Sedangkan terpidana mati lainnya, Hasan, divonis sehari setelah vonis itu, 14 September pengadilan juga memberikan vonis yang sama.

Hakim menyatakan kedua orang itu terbukti melakukan permufakatan jahat hingga terjadinya peledakan di depan Kedubes Australia. Keduanya juga terbukti membantu dan menyembunyikan pelaku peledakan.

(nov/anw)

Jumat, 24/07/2009 16:52 WIB
Diduga Akan Bom Kilang Pertamina Balikpapan, Seorang Pria Ditangkap
Robert - detikNews

dok detikcom Samarinda - Densus 88 menangkap seorang pria di Balikpapan, Kalimantan Timur. Pria tersebut diduga anggota jaringan teroris yang akan mengebom kilang minyak Pertamina di Balikpapan.

Informasi yang disampaikan sumber detikcom di Kepolisian Daerah (Polda) Kaltim menyebutkan, penangkapan tersebut dilakukan pada Kamis 23 Juli malam.

"Orang tersebut menyimpan sketsa kilang minyak Pertamina UPMS VI Balikpapan," ujar sumber tersebut kepada detikcom, Jumat (24/7/2009).

Usai ditangkap, tambah sumber itu, tersangka langsung diterbangkan ke Mabes Polri.

Kapolda Kaltim Irjen Pol Andi Masmiyat yang dikonfirmasi mengenai hal tersebut tidak membenarkan dan tidak membantahnya. Masmiyat mengatakan dirinya belum mendengar penangkapan tersangka teroris tersebut.

"Abaikan saja. Kita jangan membuat sensasi berita yang tidak berdasar. Apalagi mengekspos hal yang dapat pengaruhi upaya-upaya penyelidikan oleh Densus 88. Jangan berkoar mencari popularitas," ujar Masmiyat kepada detikcom melalu SMS.
(djo/djo)


Jumat, 24/07/2009 16:21 WIB
Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
3 Pasien Pulang, 2 Masih Dirawat di RS MMC
Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta - 3 Korban bom JW Marriott dan Ritz-Carlton yang dirawat di RS MMC telah diperbolehkan pulang. Namun dua pasien masih dirawat intensif karena kondisinya belum pulih.

"Ketiga pasien kondisinya sudah baik, memungkinkan untuk pulang," kata Kepala Humas MMC dr Cornelia Jaqualine di kantornya, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Jumat (23/7/2009).

Ketiga pasien yang boleh pulang adalah Yurika, Yusuf Purnomo, dan Oki Utomo. Sementara itu dua yang masih dirawat adalah Geovani dan Mariko Asmarawati.

"Mereka masih dirawat intensif karena belum sembuh," kata Cornelia.

Sebelumnya RS MMC telah merawat 36 pasien yang menjadi korban ledakan bom di kawasan Mega Kuningan, 17 Juli lalu. 13 pasien adalah WNA yang mengalami luka-luka akibat ledakan.

Namun 7 WNA memutuskan untuk melanjutkan pengobatan di Singapura. Sisanya para WNI tetap dirawat di RS MMC.
(ken/iy)


Jumat, 24/07/2009 15:41 WIB
Korban Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
Mariko: Hanya Berjarak 5 Meter dari Bom, Miracle Saya Masih Hidup
Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta - Miracle! Hanya itu kata-kata yang dapat diungkapkan Mariko Asmarawati, salah satu korban luka bom Hotel JW Marriott. Perempuan itu hanya berjarak 5 meter dari bom yang meledak di hotel mewah itu.

"Saya paling dekat dengan bom yang meledak sekitar 5 meter. Miracle bagi saya masih bisa hidup," kata Mariko saat ditemui di RS MMC, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Jumat (24/7/2009).

Kini kondisi Mariko sudah lebih baik daripada beberapa hari yang lalu. Namun, Mariko masih dirawat intensif di RS MMC.

"Saya patah di tangan, retak di pinggul dan saya ada masalah di pendengaran kiri," cerita Mariko.

Setelah kejadian itu, Mariko berharap agar tidak ada lagi korban bom seperti dirinya. Dia berharap, pihak keamanan bisa lebih waspada dan ketat agar pengeboman tidak terjadi lagi.

"Semoga ini nggak terjadi lagi, kasihan orang-orang yang tidak bersalah jadi korban," katanya sedih.

Saat kejadian, Mariko sedang berada di JW Lounge untuk mengikuti pertemuan pertukaran informasi dari CEO Industri. Mariko berada di lokasi pengeboman sejak pukul 07.15 WIB. (ken/iy)



Jumat, 24/07/2009 15:24 WIB
Maruto, Calon Dokter Yang Terus Diburu
Muchus Budi R. - detikNews

dok detikcom Semarang - Nama Maruto Jati Sulistyono telah menjadi perhatian polisi sejak jaringan Noordin M Top di Semarang terbongkar. Maruto memang diyakini sebagai salah seorang sahabat dekat Subur alias Abu Mujahid, yang merupakan tangan kanan Noordin dalam perekrutan anggota baru dari kelompok Semarang.

Maruto berasal dari Dukuh Pakisan RT 19 RW 9, Cawas, Klaten. Hingga terakhir dia masih tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, namun tidak tamat. Polisi terus mencarinya, termasuk mengawasi rumah orangtuanya di Pakisan, Cawas.

Namun pihak keluarga maupun para tetangganya mengaku bahwa sudah setahun lebih Maruto tidak pernah pulang ke desanya. Semenjak menikah tahun 2003, Maruto menjadi jarang pulang.

Suyono, orangtua Maruto, mengatakan bahwa terakhir Maruto pulang ke rumah di Klaten pada saat liburan kuliah Juli tahun 2005. Itu artinya dia pulang ke orangtuanya sudah dalam status sebagai buron, karena dia sudah diburu polisi sejak jaringan itu terbongkar bersamaan dengan penggrebekan sarang mereka di Malang, Jatim.

Suyono bukan orang sembarangan. Dia mantan Kepala Badan Pertahanan Nasional (BPN) Kota Semarang. Setelah pensiun dia lalu memilih pulang ke desanya. Di desa dia masih menjadi orang terpandang dan dipercaya memimpin Badan Perwakilan Desa Pakisan.

Dari kelompok Semarang saja, selain Maruto, masih ada nama-nama Yusuf, Isnaini, Zamarul. Zamarul adalah orang yang paling akhir dikunjungi Subur sebelum tertangkap. Ada juga nama Aslam dan Teddy alias Reno.

Di antara nama-nama itu, Maruto, Aslam dan Teddy adalah nama penting, terutama perannya sebagai perekrut anggota baru. Dari merekalah Noordin mendapat 'amunisi'; baik amunisi keuangan operasional maupun amunisi sumber daya manusia.

Nama lainnya yang cukup punya peran pentingadalah Subur alias Abu Mujahid. Dia telah tertangkap di Boyolali dalam perjalanan naik bus dari Solo menuju Semarang, beberapa waktu lalu. Maruto dan Subur bersahabat erat semenjak keduanya bergabung dalam kelompok Noordin.

(mbr/djo)




Jumat, 24/07/2009 15:15 WIB
Aksi Bom Bunuh Diri di Marriott Diback-up Pengendali di Luar Gedung
Indra Subagja - detikNews

Foto Terkait
Korban Tewas Dievakuasi Jakarta - Kerja kelompok teroris yang meledakkan Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton tidak mungkin hanya berdua saja. Pasti ada pengendali dan pengawas yang memantau peristiwa dari luar gedung.

"Pada mayoritas kasus bom bunuh diri, kasus tidak pernah tunggal, ada back-up. Di detik-detik terakhir yang pengebom diback-up timer, dengan teman yang meledakkan dengan remote," kata mantan investigator bom Bali, Hermawan Sulistyo saat dihubungi melalui telepon, Jumat (24/7/2009).

Dia menyebut ini bukan tanpa alasan, beberapa peristiwa bom bunuh diri yang lalu pun demikian. Misalnya saja bom Kuningan di Kedubes Australia pada 2004 lalu, Noordin M Top dan Dr Azahari mengawasi aksi itu dari atas motor.

"Ya pasti ada back-up. Mereka bekerja 4-5 orang, dan teman-temannya pasti ada. Dan ada yang memegang pengendali remote," tambah Kiki, panggilan akrab Hermawan.

Menurut dia, para pengendali dan pengawas ini, berjaga-jaga bila pelaku bom bunuh diri tidak menarik picunya. "Pengawas selalu ada di antara mereka. Berjaga-jaga bila pembom grogi, biasanya mereka juga melihat keadaan setelah ledakan terjadi. Mereka ingin tahu efeknya," jelas dia.
(ndr/iy)


Jumat, 24/07/2009 15:04 WIB
Bom Marriott & Ritz-Carlton
Tak Geledah Rumah Maruto, Kapolda Jateng Cuma Ngecek Polsek Boja
Triono Wahyu Sudibyo - detikNews

dok detikcom Semarang - Kedatangan Kapolda Jawa Tengah (Jateng) Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo ke Kecamatan Boja, Semarang, tidak untuk menggeledah rumah Maruto. Alex Bambang hanya melakukan pengecekan rutin ke Polsek Boja.

"Saya hanya mengecek Polsek saja. Tidak ada penggeledahan," kata Alex di Mapolsek Boja, Jumat (24/7/2009).

Pernyataan Alex ini mebuat puluhan wartawan yang datang ke Boja kecewa. Sebab sebelumnya, mereka mendapat kabar polisi akan melakukan penggledahan rumah Maruto.

Sekadar diketahui, Maruto dikenal pernah menjadi mahasiswa kedokteran sebuah perguruan tinggi di Semarang. Maruto disebut-sebut sebagai salah satu kaki-tangan gembong teroris asal Malaysia, Noordin M Top.

Maruto berperan sebagai penghubung antara kelompok Solo dan kelompok Semarang dalam jaringan Noordin M Top.

Menurut keterangan pengurus RT setempat, Suharno, di rumah itu Maruto tinggal bersama istrinya, Dwi Utami. Wanita itu konon juga berprofesi sebagai dokter.

"Tapi mereka sudah pindah dari rumah itu sejak 2 tahun lalu. Pindahnya ke mana saya tidak tahu. Waktu menempati rumah itu mereka juga tidak lapor," ujar Suharno.

Nur Said Pernah Tinggal di Boja

Sementara itu, Nur Said, pria yang disebut-sebut terkait pemboman Hotel JW Marriott Jakarta dikabarkan pernah tinggal di Kecamatan Boja. Di daerah tersebut, Nur Said menjalankan bisnisnya berjualan kacamata dan menjadi tukang kunci.

"Yang sering ke sana dari keluarga Temanggung tidak ada. Cuma saat saya silaturahmi ke saudara saya di Weleri dan ke tempat adik istri saya di Kendal, kami mampir di rumah Said di Boja itu," kata Hartoyo, kakak ipar Nur Said.

Bisa jadi, kedatangan Alex Bambang ke Boja terkait dengan informasi tersebut. Namun saat ditanyakan hal itu, Alex mengelak. "Saya datang cuma ngecek Polsek aja kok," ujar Jenderal bintang dua yang murah senyum ini.

(try/djo)


Jumat, 24/07/2009 14:43 WIB
Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
Polisi Punya Pola, Kapolri Bantah Kecolongan
Novi Christiastuti Adiputri - detikNews

Jakarta - Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Syamsir Siregar mengakui kecolongan dalam peristiwa bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton, 17 Juli lalu. Namun Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD) tak sependapat.

"Kita memiliki pola, mereka juga mempunyai pola, jadi tidak ada yang namanya kecolongan," kata BHD dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (23/7/2009).

BHD mengatakan, selama ini polisi telah bekerja secara signifikan. Berbagai penangkapan terkait terorisme juga telah dilakukan polisi.

"Polri dengan Densus 88 juga telah melakukan penangkapan di beberapa daerah Wonosobo, Yogyakarta, Palembang dan Banjarmasin. Kita juga menangkap salah seorang jaringan Singapura di Malang inisial HSN," kata BHD.

BHD berharap, saat ini seluruh komponen bangsa Indonesia membantu Polri untuk mengungkap jaringan teroris di Indonesia. "Tantangan ke depan bagaimana kita bisa bersatu supaya pencegahan dilakukan oleh semua komponen. Polri selain pencegahan juga pengungkapan," tandas BHD.

BHD boleh saja mengaku Polri tidak kecolongan. Namun sumber di kepolisian menyebut, sebenarnya polisi telah mendapat peringatan soal serangan di Jakarta sekitar dua bulan sebelum pengeboman di kawasan Mega Kuningan. Namun tidak ada tindakan berarti setelah adanya peringatan tersebut.

(ken/nrl)



Jumat, 24/07/2009 14:39 WIB
Bom Marriott & Ritz-Carlton
Peringatan Seminggu Tragedi Bom Digelar di Tugu Proklamasi
Indra Subagja - detikNews

Foto Terkait
Evert Korban Bom Dimakamkan Jakarta - Tragedi Bom Marriott dan Ritz-Carlton menimbulkan duka yang mendalam. Bukan hanya menimbulkan kesedihan bagi para korban, harkat dan martabat bangsa juga tercoreng. Sejumlah anak bangsa pun memperingati seminggu tragedi peristiwa itu.

Acara rencananya digelar pada, Jumat (24/7/2009) pukul 20.00 WIB, di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat. "Sebenarnya kita ingin di Mega-Kuningan, tapi karena di sana aktivitas sudah mulai berjalan kita diminta pindah ke Tugu Proklamasi," kata Koordinator Solidaritas Nasional Peduli Harkat dan Martabat Bangsa, Aryawirawan Simao saat dihubungi melalui telepon.

Selain itu, dalam malam peringatan ini juga akan diisi pembacaan refleksi bangsa oleh Seto Mulyadi atau Kak Seto, tentang penghentian kekerasan untuk anak. Juga akan diisi pembacaan puisi oleh seorang anak yang bertemakan kebangsaan.

"Peringatan ini juga berkaitan dengan hari anak, di mana di dalam seminggu ini mereka disuguhi tayangan tentang peistiwa itu," tutupnya.

(ndr/iy)



Jumat, 24/07/2009 14:38 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz Carlton
Polisi akan Geledah Rumah Dokter di Boja, Semarang
Triono Wahyu Sudibyo - detikNews

dok detikcom Semarang - Polisi dikabarkan akan menggeledah sebuah rumah di Jl Pramuka, Kampung Gedangan, Kecamatan Boja, Jawa Tengah. Rumah tersebut pernah ditinggali pasangan Maruto dan Dwi Utami.

Pantauan detikcom, Jumat (24/7/2009), rumah tersebut seperti tak lagi berpenghuni. Pintu dan jendelanya tampak tertutup rapat.

Suharno, ketua RT setempat, mengatakan, Maruto dan Dwi Utami sudah pindah sejak 2 tahun lalu. Suharno mengaku, tidak tahu kemana pasangan itu pindah.

"Waktu tinggal di sini saya juga tidak begitu kenal. Mereka tidak pernah melaporkan diri ke pengurus RT," ujar Suharno.

Suharno hanya ingat, Maruto berperawakan tinggi kurus. Mengenai pekerjaannya, Suharno lagi-lagi mengaku tidak tahu.

"Kalau istrinya katanya dokter. Tapi praktik di mana saya juga tidak tahu," ujar Suharno.

Informasi yang diterima detikcom, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo akan datang ke Boja. Namun belum ada kepastian, apakah kedatangan Alex terkait rencana penggeledahan rumah tersebut atau bukan.

(try/djo)

Jumat, 24/07/2009 14:22 WIB
Bom Marriott dan Ritz-Carlton
Nur Hasbi Diduga Perakit Bom Pewaris Dr Azahari
Aprizal Rahmatullah - detikNews

Foto Terkait
Bom Marriott Berhias Baut Jakarta - Nur Hasbi alias Nur Said sudah dipastikan bukan pelaku bom bunuh diri. Namun, nama Nur Hasbi sudah menjadi target operasi Densus 88 Polri. Dia diyakini terkait dengan bom JW Marriott Jakarta dan The Ritz-Carlton. Disebut-sebut dia perakit bom pewaris Dr Azahari.

Nur Hasbi alias Nur Said yang berasal dari Temanggung, Jawa Tengah, sudah tidak pernah pulang ke rumah orangtuanya sejak empat tahun lalu. Namun, menurut Hartoyo, kakak iparnya, Nur pernah mampir beberapa saat ke rumahnya di Dusun Seman, Desa Pager Gunung, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung.

Densus 88 Polri pernah mencari Nur Hasbi pada 2004 lalu, saat polisi gagal menggerebek Noordin Moh Top di Wonosobo. Dia diduga sebagai anggota jaringan Noordin Moh Top dan Jamaah Islamiyah (JI). Tapi, apa peran Nur Hasbi alias Nur Said di jaringan itu, belumlah terang.

Polisi hingga kini masih menyelidiki peran Nur Hasbi dalam bom di Marriott dan Ritz-Carlton. Sumber detikcom mengatakan Nur Hasbi yang menggunakan yang memesan kamar 1808 JW Marriott melalui telepon. Namun, orang yang tertangkap CCTV saat check-in pada 15 Juli 2009 diyakini bukan Nur Hasbi. Orang yang tertangkap di CCTV adalah pelaku bom bunuh diri, yang hingga kini belum diketahui identitasnya.

Namun diduga Nur Hasbi sempat berada di kamar 1808 sebelum bom itu meledak. "Dia yang merangkai bom. Dia pula yang mengemas bom itu di tas ransel dan tas laptop," kata sumber itu.

Menurut dia, bom tidak dirakit di dalam kamar itu. Bom itu dibawa masuk melalui cara tertentu dan dalam bentuk bom yang sudah jadi. Yang dilakukan di dalam kamar itu hanyalah pengemasan bom.

"Jadi ada tiga bom. Dua bom dimasukkan ke dalam tas ransel yang dibawa pelaku bom bunuh diri, dan satu bom ditaruh di tas laptop yang siap diledakkan di dalam kamar itu," ujar dia.

Peran Nur Hasbi diduga kuat sebagai perakit bom dan pengemas bom itu. Ada kemungkinan Nur Hasbi merupakan ahli bom baru setelah Dr Azahari tewas. "Saat bom meledak, Nur Hasbi memantau dari luar hotel," kata dia.

Tapi benarkah informasi itu? Hingga kini, polisi masih terus menyelidiki ledakan bom di Marriott dan Ritz-Carlton itu. Polisi tidak mau membeberkan hasil penyelidikannya hingga penyelidikan selesai.

(asy/iy)



Jumat, 24/07/2009 14:13 WIB
Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
Kapolri: Jenis Bom Tak Meledak di Marriott dan Palembang Sama
Novi Christiastuti Adiputri - detikNews

Foto: Dokumen detikcom Jakarta - Polisi menemukan sedikit petunjuk baru dalam peristiwa pengeboman di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, 17 Juli lalu. Bom yang ditemukan di lantai kamar 1808 Hotel JW Marriott sama dengan bom yang ditemukan polisi di Palembang.

"Kita juga melihat bom di Palembang sama dengan di Marriott yang tidak meledak," kata Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD) di kantornya, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Jumat (23/7/2009).

BHD mengakui, hingga saat ini polisi masih belum dapat mengungkap siapa pelaku pengebom yang telah menewaskan 9 orang itu. Namun ia meminta agar semua pihak memberi petugas kesempatan untuk menangkap dan mengungkap pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa Jumat kelabu itu.

"Beri kesempatan kepada anak buah saya untuk mengungkap pelakunya dan siapa-siapa yang kita jadikan tersangka," kata BHD.

BHD mengatakan, polisi memang sedang berlomba dengan para teroris. "Ini adalah adu cepat antara kita dengan kelompok tersebut. Kita berupaya melakukan pencegahan," tandas BHD.

(ken/iy)




Jumat, 24/07/2009 14:09 WIB
Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
Kapolri: Jangan Berandai-Andai Soal Status Ibrohim
Novi Christiastuti Adiputri - detikNews

Jakarta - Proses penyelidikan aksi bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton belum tuntas. Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri meminta semua kalangan jangan berandai-andai seputar pelaku bom, termasuk tentang Ibrohim.

"Saya sudah menyampaikan sebelumnya bahwa kita telah bekerja keras, tidak ada istirahat dan nanti akan ada saatnya akan kita ungkapkan dan sampaikan ke publik siapa orang-orang tadi. Tolong jangan berandai-andai," kata Kapolri.

Hal ini disampaikan dia saat ditanya seputar status Ibrohim yang hingga kini masih misterius, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (24/7/2009).

Kapolri menegaskan, proses penyelidikan belum selesai. "Beri kesempatan kepada kami untuk melakukan yang terbaik," ujarnya.

Ketika ditanya mengenai Ibrohim yang masih hilang, Kapolri meminta agar hal itu dilaporkan kepada aparat kepolisian.

"Kalau ada yang mengatakan, ada orang hilang misalnya bernama Ibrohim, silakan beritahu ke petugas di mana saja," kata Kapolri.

Ketika didesak tentang Ibrohim, seorang florist beranak empat, Kapolri mengelak. "Ya nanti diberi penjelasan. Setelah nanti saja, ada saatnya," kilahnya.
(aan/nrl)



Jumat, 24/07/2009 13:59 WIB
Gegana Tak Temukan Bom di Kedubes Australia
Aprizal Rahmatullah - detikNews
Jakarta - Setelah disisir, Tim Gegana tidak menemukan bom ataupun benda yang mencurigakan di Kedutaan Besar Australia.

"Nggak ditemukan," ujar Anggota Tim Gegana Polda Metro Jaya, yang enggan disebutkan namanya di Kedubes Australia, Jl HR Rasuna Said, Kuningan Jakarta Selatan lokasi, Jumat (24/7/2009).

Sekitar pukul 11.31 WIB, Jumat (24/7/2009), sebuah pesan singkat dikirim ke nomor 1717. Pesan singkat tersebut menyebutkan bahwa ada ancaman bom terhadap Kedutaan Besar Australia.

Satu jam setelah mendapat ancaman teror bom tersebut, tim gegana Polda Metro Jaya, yang berjumlah 8 orang datang menggunakan dua mobil minibus. Namun karena tidak diizinkan oleh pihak Kedubes Australia, maka pasukan gegana hanya menyisir di halaman luar kantor kedubes Australia.

Setelah selesai penyisiran, ancaman bom tersebut terbukti nihil. Anggota Tim Gegana sendiri meninggalkan lokasi sekitar pukul 13.12 WIB. Pada saat dilakukan penyisiran hingga usai penyisiran keadaan di sekitar lokasi tampak lengang.
(ddt/iy)


Jumat, 24/07/2009 13:51 WIB
Misteri Bom yang Tak Meledak di Kamar 1808
Indra Subagja - detikNews

foto: courtesy Metro TV Foto Terkait
Bom Marriott Berhias Baut Jakarta - Bom mematikan berisi ratusan baut dan berdaya ledak cukup besar ditemukan di kamar 1808. Menurut temuan polisi semestinya bom itu meledak lebih awal. Lalu apa tujuan para pembom menaruh di kamar itu, menghilangkan jejak?

"Tujuan utamanya jelas menghancurkan, tapi karena kesalahan teknis tidak meledak. Bom itu ditaruh di situ tujuan lainnya juga menghilangkan sidik jari, otomatis kalau bom meledak jejak mereka hilang," jelas mantan investigator bom Bali, Hermawan Sulistiyo, saat dihubungi melalui telepon, Jumat (24/7/2009).

Dari beberapa pola aksi kelompok teroris, tidak pernah ada yang namanya disebut bom pengalih perhatian atau bom untuk meninggalkan jejak sebagai pesan.

"Dengan bom sebesar itu, bisa hancur kamar 1808, juga kamar-kamar di sebelahnya. Dari bom Bali saja jarak waktunya antara bom yang satu dan yang lain hanya 1-2 menit. Untuk yang di kamar 1808 ini, kalau setting timernya di atas 5 menit ya bisa saja itu terjadi. Tapi untuk bom pengalih perhatian itu spekulasi," terangnya.

Namun dia meyakinkan, dari serangan bom yang dilakukan kelompok tersebut, selama ini tidak pernah ada yang namanya bom untuk mengalihkan perhatian. "Itu untuk menghancurkan dan otomatis jejaknya hilang," tutupnya.
(ndr/iy)


Jumat, 24/07/2009 13:42 WIB
Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
Jumat, 24/07/2009 13:44 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz Carlton
Australia Tawarkan Bantuan Analisa CCTV, AS Database Teroris
Nograhany Widhi K - detikNews

Video Terkait
Karyawan JW Marriott - Ritz-Carlton Kembali Kerja
Foto Terkait
Doa untuk Korban Bom JW Marriott Jakarta - Pascapeledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Amerika Serikat (AS) dan Australia 'berlomba' memberikan bantuan kepada Indonesia. Jika Australia menawarkan bantuan analisa rekaman CCTV, maka AS menawarkan bantuan database teroris.

"Ada tawaran bantuan dari pihak Australia. Tawaran bantuan sudah kita sampaikan kepada yang berwenang, yang ditawarkan itu keahlian identifikasi rekaman gambar CCTV," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) Teuku Faizasyah dalam press briefing di Kantor Deplu, Jl Pejambon, Jakarta, Jumat (24/7/2009).

Sedangkan pemerintah AS menawarkan database para teroris yang mereka miliki untuk dicocokkan dengan pelaku teroris di Indonesia.

"Mereka (AS) memiliki database orang-orang pelaku yang terkait dengan terorisme dan itu bisa dibandingkan dengan data milik mereka," imbuhnya.

Berarti bisa wawancara langsung dengan Hambali? "Wah kalau itu kita tidak tahu, yang jelas database forensik yang dimiliki AS," jawabnya.

Dia menambahkan, semua tawaran bantuan ini sudah diteruskan ke Mabes Polri. Apakah diterima atau tidak, tergantung mereka yang menentukan. "Mereka menyatakan tawaran itu sudah diteruskan ke Mabes Polri. Itu berpulang ke Mabes Polri bagaimana menyikapinya," pungkasnya.

(anw/nrl)




Ibrohim Kerap Curhat ke Tetangga di Kuningan
Reno Nugraha - detikNews

Foto: Reno Nugraha/detikcom Jakarta - Sosok Ibrohim, penata bunga di salah satu flower shop di Ritz-Carlton sungguh misterius. Namun pria berkulit putih konon memiliki sahabat karib di kampung halamannya, Desa Sampora, Kecamatan Cilimus, Kuningan, Banten.

Kepada sahabatnya yang berinisial PR itu, Ibrohim kerap curhat. Namun apa yang diperbincangkan, para tetangga Ibrohim tidak mengetahui pasti.

"Sempat lihat Pak Ibrohim datang ke rumahnya (PR), tapi biasanya bareng istri dan ibu mertuanya. Biasanya habis dari situ mampir ke warung beli makanan," Ujar Adi, warga yang tinggal di dekat rumah Ibrohim.

Namun di mana kini PR berada, warga juga tidak tahu pasti. PR sendiri diketahui oleh warga sekitar merupakan pendatang asal Cilacap, Jawa Tengah.

"Kita sempat datangi rumahnya tapi kata pembantu sedang berada di luar rumah, tapi hari ini belum saya cek lagi," ujar seorang petugas yang namanya enggan disebut namanya.

(ken/gah)



Jumat, 24/07/2009 13:18 WIB
Kedubes Australia Diancam Bom
Ken Yunita - detikNews

Jakarta - Kedutaan Besar Australia diancam bom, Jumat (23/7/2009) pukul 11.31 WIB. Ancaman itu diterima Polda Metro Jaya melalui nomor hotline SMS 1717.

Ancaman ini dibenarkan oleh Kapolsek Setiabudi Kompol Adjie Indra Dwiatama. "Iya tadi ada ancaman," katanya kepada detikcom.

Namun hingga pukul 13.00 WIB, tim Gegana belum menemukan benda mencurigakan apa pun. "Nggak ditemukan," kata Adjie.

Meski begitu, tim Gegana masih menyisir gedung kedutaan di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan. Beberapa satpam gedung juga ikut dalam penyisiran tersebut. Penyisiran tak terlihat dari luar karena kedubes dilindungi pagar tinggi bak benteng.
(ken/nrl)



Jumat, 24/07/2009 13:02 WIB
Peserta Munas Kagama XI Doakan Korban Bom JW Marriot dan Ritz-Carlton
Bagus Kurniawan - detikNews
Jakarta - Musyawarah Nasional (Munas) Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) XI digelar di gedung Graha Sabha Pramana (GSP) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Peserta Munas juga memberikan dukungan mendoakan kepada korban bom di Hotel JW Marriot dan Ritz-Carlton.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Kagama yang juga Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto saat memberikan pidato sambutan di gedung GSP UGM, di Bulaksumur Yogyakarta, Jumat (24/7/2009)

"Selaku almuni UGM, kita memberikan dukungan dan doa kepada korban dan para keluarga korban yang ditinggalkan," katanya.

Djoko mengatakan kegitan munas Kagama tidak ubahnya sebagi ajang temu kangen para alumni dan sekaligus dapat mengenang kembali masa-masa kuliah di almamater. Meskipun pelaksanaan munas kali ini diliputi oleh suasana duka berkenaan pasca pengeboman di hotel JW Mariot dan Ritz Carlton beberapa waktu lalu.

Djoko juga mengutuk keras kasus pengeboman tersebut karena banyak merugikan masyarakat, pemerintah dan citra bangsa Indonesia. Dia juga menyesalkan adanya aksi itu karena masih menggunakan cara-cara kekerasan sehingga menimbulkan jatuh korban dalam menyampaikan aspirasinya.

Djoko juga sempat menyampaikan rasa kegembiraannya terkait suksesnya pelaksannan pilpres 2009 yang berjalan sukses dan lancar. Satu hal yang membanggakan bagi para alumni UGM adalah terpilihnya Prof Dr Boediono sebagai wakil presiden terpilih.

"Ini merupakan salah satu anggota Kagama. Mari kita beri dukungan bagi Pak Boediono untuk menjalankan amanah untuk masa lima tahun ke depan," kata Djoko yang juga alumni Fakultas Teknik UGM itu.

(bgs/ken)


Jumat, 24/07/2009 12:48 WIB
Deplu Harap Gedung Putih Segera Umumkan Tanggal Kedatangan Obama
Nograhany Widhi K - detikNews

Jakarta - Departemen Luar Negeri (Deplu) hingga kini belum mengetahui persis tanggal kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Indonesia. Deplu berharap pihak Gedung Putih segera merilis tanggal kedatangan pria yang pernah menetap di Menteng Dalam, Jakarta Selatan itu.

"Tempat dan waktunya belum tahu tapi saya harap tidak terlalu lama. Mungkin beberapa minggu lagi akan diumumkan tanggal persisnya," ujar Juru Bicara Deplu Teuku Faizasyah dalam press brieffing di Gedung Deplu, Jl Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2009).

Faiz menegaskan, berdasarkan informasi dari Gedung Putih, belum ada perubahan jadwal Obama datang ke Indonesia setelah ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton pada Jumat (17/7/2009) lalu.

"Sejauh ini statement dari Gedung Putih menegaskan Presiden Obama akan melakukan kunjungan ke Indonesia," katanya.

Obama rencananya akan ke Indonesia di sela-sela pertemuan para pemimpin negara-negara kerja sama Asia Pasifik (APEC) di Singapura pada November 2009 mendatang.

(nik/iy)



Jumat, 24/07/2009 12:16 WIB
Bom JW Marriot dan Ritz-Carlton
Pasca Ledakan, Hunian Hotel Turun 25%
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Foto: Dokumen detikcom Jakarta - Bom yang meledak di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton 17 Juli lalu rupanya benar-benar mempengaruhi jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia. Hal ini terbukti dari persentase hunian hotel di Indonesia turun hingga 25 persen.

"Tingkat hunian hotel hingga Juni 2009 sebesar 70 persen. Sejak ledakan ada turun hingga titik 54 persen," ujar Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI) Yanti Sukamdani.

Hal itu disampaikan Yanti dalam jumpa pers di Jakarta Media Crisis Center (JMCC) Bellagio Mall, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (24/7/2009).

Namun, hingga saat ini pihaknya belum menerima data adanya wistawan yang check out dari hotel dengan jumlah yang signifikan. "Sejauh ini beberapa pembatalan diterima dari travel agent dari Australia,
Jepang, Belanda dan Malaysia," katanya.

Lebih lanjut, Yanti mengimbau kepada anggotanya untuk meningkatkan kemanan di lingkungan masing-masing dan berkordinasi dengan aparat kemanan. "PHRI akan berkoordinasi dengan Polri untuk melaksanakan program peningkatan keamanan di hotel dan restauran serta mengevaluasi fasilitas pengamanan seperti CCTV,alat detektor dan SDM," katanya.

Selain itu, Agustus hingga Desember nanti, PHRI akan mencanangkan program rehabilitasi (perbaikan) untuk seluruh hotel di Indonesia secara nasional. Diharapkan, Januari 2010, kondisi akan kembali normal.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Arsita Ben Sukma mengatakan, rata-rata turis akan melakukan menunda selama 4-8 minggu. "Untuk wait and see dan untuk menentukan jadi batal atau tidak," katanya.

(fiq/ken)


Jumat, 24/07/2009 12:12 WIB
Tes DNA Negatif
Keluarga Nur Said Tak Akan Tuntut Abdurrahman Assegaf
Parwito - detikNews

Nur Said (Foto: dokumen keluarga) Temanggung - Keluarga menganggap masalah Nur Said sudah selesai setelah hasil tes DNA membuktikan pria asal Temanggung, Jawa Tengah itu bukan pelaku bom bunuh diri di Hotel Marriott. Keluarga Nur Said juga tidak akan menuntut Ketua Umum Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII) Habib Abdurrahman Assegaf.

“Ya terserah Gusti Allah lah. Urusan itu sudah dianggap selesai oleh keluarga dan menerima dan tidak akan menuntut Abdurrahman Assegaf,” tegas kakak ipar Nur Said, Hartoyo saat ditemui detikcom, di kediamannya, Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (24/7/2009).

Nama Nur Said muncul dari pernyataan Habib Abdurrahman Assegaf. Ketua Umum GUII ini menyebut pelaku bom bunuh diri di JW Marriott adalah Nur Hasdi alias Nur Sahid alias Nur Said yang merupakan alumni Pondok Pesantren Ngruki.

Hartoyo berharap, dengan hasil tes DNA yang negatif, keluarga bisa kembali seperti sedia kala kondisinya. Tidak dihantui oleh rasa ketakutan karena dikejar-kejar oleh wartawan dan polisi terutama tim Densus 88 yang sampai saat ini masih melakukan perburuan terhadap Nur Said.

“Harapan saya sebagai kakak ipar biasa saja. Saya tahunya hal ini juga saya biasa saja. Soalnya saya sudah tahu dari televisi kok gaya berjalan dan wajah yang ada di CCTV kok bukan Nur Said. Seperti keluarga istri saya bilang juga tidak mirip dengan Nur said. Ya saya biasa saja tanpa beban selama ini,”tegas Hartoyo.

Hartoyo menjelaskan setelah lulus dari Pondok Pesantren Ngruki, Nur Said sempat menjadi seorang guru di Sumenep, Madura namun tidak betah disana.

“Dia pernah jadi guru SD di Sumenep, Jawa Timur tetapi tidak kerasan disana. Terus balik cuman di rumah saja. Di rumah dulu suruh buka bengkel las milik ayahnya tidak mau,”tegas Hartoyo.

Didampingi Kapolda Jateng

Hartoyo juga bercerita kedua orang tua Nur Said menjalani tes DNA didampingi langsung oleh Kapolda Jateng Irjen Polisi FX Alex Bambang Riatmodjo. Adik iparnya Udi Mas'ud hanya mengantar HM Nasir dan Tumimi sampai di Kota Semarang.

Sampai di Semarang, tepatnya di Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Jateng kedua mertuanya langsung didampingi Kapolda Jateng Irjen Polisi FX Alex Bambang Riatmodjo meluncur ke Mabes Polri Jakarta.

Sementara itu, Udi Mas'ud selaku adik Nur Said dan Kedua Kepala Dusun Katekan Kukuh Riyanto dan Kepala Desa Katekan M Tohir kembali ke rumahnya masing-masing.

“Hanya dalam waktu dua hari, berangkat sana itu Senin habis subuh, sampai di Semarang siang, trus disana njuk kira-kira dua harian. Tanpa menginap di Semarang dengan naik pesawat helikopter trus balik kesini,”tegas Hartoyo.
(iy/nrl)




Jumat, 24/07/2009 12:05 WIB
Memburu Noordin M Top
Polisi Awasi Sekitar Rumah Hendrawan di Malang
M Aminudin - detikNews

Video Terkait
Ledakan Bom Guncang Ritz Carlton
Foto Terkait
JW Marriott Hancur Berantakan Malang - Aparat kepolisian mengawasi sekitar rumah Hendrawan (50), yang berada di Perum Citra Pesona Buring Blok D 6/18, Kelurahan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur. Rumah itu dihuni oleh tersangka anggota JI itu sebelum mengontrak di Kota Batu.

Menurut Kapolsekta Kedungkandang AKP Anang Tri Hananta yang ditemui di Mapolsekta Kedungkandang Jalan Ki Ageng Gribig, Kota Malang, pihaknya telah meningkatkan kewaspadaan pasca penangkapan Hendrawan Juni lalu.

Langkahnya, kata Anang, dengan melakukan sweeping dan razia Kartu Tanda Penduduk (KTP) terutama pada warga baru. "Kami juga libatkan masyarakat. Fokus kami di daerah
Wonokoyo dan Bumiayu," terangnya.

Kenapa dua daerah itu, lanjut Anang, karena melihat kultur masyarakatnya perlu antisipasi disusupi pelaku teroris seperti Noordin M Top.

"Banyak cara dilakukan para pelaku tersebut dengan memanfaatkan kondisi ekonomi masyarakat di situ," ungkap Anang.

Disinggung mengenai perburuan Nurdin M Top di wilayahnya oleh Densus 88 Anti Teror, Anang enggan menjelaskan.

"Kami tidak pernah berkoordinasi dengan mereka. Karena mereka mempunyai kewenangan sendiri," ujarnya.

Menurut sumber detiksurabaya.com, Densus 88 Anti Teror telah melakukan penyisiran di wilayah Kedungkandang terkait penangkapan Hendrawan serta rencana kunjungan Ustad Abu Bakar Basyir di wilayah Bumiayu.

Beberapa waktu lalu ada satu keluarga asal Jember ditolak untuk tinggal di wilayah Bumiayu. Pasalnya, warga mencurigai latar belakang orang tersebut.

"Orangnya dicurigai terkait jaringan teroris. Makanya ditolak warga," katanya.

(nrl/nrl)



Jumat, 24/07/2009 11:52 WIB
Ibrohim Jadi Target Utama untuk Ungkap Jaringan Pembom Marriott
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Foto Terkait
Bom Marriott Berhias Baut Jakarta - Ibrohim, florist di flower shop Hotel Ritz-Carlton kini menjadi target utama polisi. Dia ditengarai menjadi salah satu kaki tangan jaringan pembom JW Marriott dan Ritz-Carlton.

"Peran dia cukup siginifikan," ujar seorang perwira di Mabes Polri yang enggan disebutkan namanya saat ditemui di Jakarta, Jumat (24/7/2009).

Keberadaan Ibrohim terus dilacak petugas. "Dia target utama untuk mengungkap jaringan ini," jelas sumber itu.

Perwira itu juga menjelaskan bila dalam kelompok jaringan Noordin M Top ini, tidak ada indikasi pengalihan rekruitmen dengan mengincar anak muda. "Tidak ada pola baru, umur tidak menentukan, yang penting keteguhan hati," terang perwira itu.

Sementara itu, sebelumnya Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Pol Sulistyo Ishak saat dikonfirmasi mengenai Ibrohim mengaku pihaknya masih melakukan penyelidikan.

"Kita masih melakukan pengembangan," terang Sulistyo saat dihubungi melalui telepon.

(ndr/iy)


Jumat, 24/07/2009 11:51 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton
Polda DIY Belum Terima Laporan Orang Hilang
Bagus Kurniawan - detikNews

dok detikcom Yogyakarta - Pasca pengumuman sketsa pelaku pemboman di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton Jakarta, sampai hari ini belum ada keluarga yang melaporkan kehilangan salah seorang anggota keluarga.

"Belum ada laporan warga hilang yang masuk ke Polda DIY," kata Kapolda DIY, Brigjen Sunaryono seusai menghadiri pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) XI Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) di Graha Sabha Pramana (GSP) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Jumat (24/7/2009).

Menurut dia, justru pasca peristiwa di Jakarta itu angka kriminalitas di wilayah Yogyakarta menurun. Hal itu disebabkan karena kepolisian bersiaga penuh dan seluruh masyarakat juga meningkatkan kewaspadaannya di wilayah masing-masing.

"Ini positif, angka kriminalitas menurun, penjahat tidak berani main-main karena polisi bersiaga meningkatkan keamanannya dan masyarakat juga waspada," katanya.

Dia mengatakan, di Yogyakarta dengan tingkat mobilitas penduduk yang tinggi, masalah kamtibmas tak bisa hanya ditangani kepolisian saja. Oleh karena itu pihaknya bersama seluruh lapisan masyarakat melakukan pemantauan bersama-sama.

"Untuk mengantisipasi masalah gangguan kamtibmas kita berdayakan RT, RW hingga Muspika termasuk kepolisian di masing-masing sektor. Untuk mengantisipasi orang tak dikenal kita meminta RT, RW agar melaporkan bila ada tamu yang menginap," katanya. I

Dia menambahkan saat ini Polda DIY menambah personel intelijen di masing-masing wilayah untuk mengantisipasi aksi terorisme. Penambahan personel intelijen dari 60 orang menjadi 100 orang. "Ini salah satu cara saja," pungkas Sunaryono.

(bgs/djo)


Jumat, 24/07/2009 11:50 WIB
Pertemuan ke-42 Menlu ASEAN
ASEAN Dapat Ikut Selesaikan Masalah Korea
Eddi Santosa - detikNews

Phuket - AS mengharapkan Forum Regional ASEAN dapat ikut mencari solusi dan berkontribusi terhadap permasalahan di Semenanjung Korea, terutama dalam konteks perlucutan senjata nuklir Korea Utara dan penciptaan kawasan damai dan stabil.

Hal itu disampaikan Menlu AS Hillary Rodham Clinton pada konferensi pers sesaat sebelum pertemuannya dengan para Menlu ASEAN dan penandatanganan aksesi Treaty of Amity and Cooperation/TAC (Traktat Persahabatan dan Kerjasama ASEAN) di Phuket, Thailand.

Hillary juga menegaskan bahwa dalam upaya lebih memperkuat hubungan AS dan ASEAN pihaknya berencana menunjuk seorang Duta Besar untuk ASEAN berkedudukan di Jakarta, melalui pembentukan Kantor Perwakilan AS untuk ASEAN di Jakarta, demikian seperti disampaikan Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN Djauhari Oratmangun saat dikontak detikcom, Kamis malam atau Jumat (24/7/2009) WIB.

Untuk itu, AS akan menugaskan seorang diplomat senior dan berpengalaman serta berharap kerjasama dari Sekretariat ASEAN dan Pemerintah Indonesia, selaku tuan rumah Sekretariat ASEAN, bagi upaya pembentukan resmi Kantor Perwakilan AS untuk ASEAN dimaksud.

Hillary menekankan bahwa politik luar negeri pemerintah AS di bawah Presiden Obama akan semakin menempatkan kawasan Asia Tenggara ataupun kerjasama ASEAN sebagai salah satu prioritas hubungan luar negeri AS ke depan.

Dikatakan bahwa AS juga menyambut baik terbentuknya Komisi Antar Pemerintah ASEAN bidang Hak Asasi Manusia pada Pertemuan ke-42 Menteri-Menteri Luar Negeri ASEAN di Phuket (19-23/7/2009).

AS memuji dan percaya bahwa pembentukan badan HAM ASEAN tersebut semakin dapat mendorong pelaksanaan perlindungan dan penghormatan HAM di kawasan Asia Tenggara.

(es/es)



Jumat, 24/07/2009 11:20 WIB
Dilaporkan Eks Pembantu
Ibunda Mano Akan Gugat Balik Shaliha
Niken Widya Yunita - detikNews

Foto Terkait
Manohara Jenguk Korban Bom Jakarta - Ibunda Manohara, Daisy Fajarina, membantah telah melakukan penganiayaan terhadap mantan pembantu keluarganya di Perancis, Shaliha Lanti. Daisy akan menggugat balik pembantu yang telah ikut dari umur 14 tahun itu.

"Silakan periksa kasus (penganiayaan) di Perancis. Itu semua bohong. Silakan saja kalau ada bukti-buktinya, siapa yang melecehkan," ujar pengacara Daisy Farhat Abbas kepada detikcom, Jumat (24/7/2009).

Menurut Farhat, Shaliha telah melakukan kebohongan dengan menuduh ibunda Mano menganiaya dirinya. Farhat menuding keluarga suami Mano, Tengku Muhammad Fakhry berada di balik laporan Shaliha.

"Itu ditunggangi pihak Malaysia. Malaysia akan menempuh cara apa pun termasuk juga meminta ganti 105 juta ringgit (Rp 300 miliar). Pokoknya hal-hal yang tidak masuk akal dilakukan oleh Malaysia," ungkap suami penyanyi senior Nia Daniaty ini.

Terhadap tuduhan percobaan pemerkosaan yang dilakukan ayah Mano, Noack Pinot pada Shaliha, Farhat menyebut eks pembantu Daisy itu pengkhianat.

"Mungkin selingkuh, Shaliha pengkhianat, makanya Ibunya Mano pulang," katanya.

Farhat menuturkan, selain Shaliha, pihaknya akan melaporkan Ketua Ratna Sarumpaet Crisis Centre (RSCC), Ratna Sarumpaet, ayah kandung Mano George Mann, dan teman Fakhry, Ikhsan Absal.

"Ratna mencle-mencle. Dulu mendukung (Manohara) sekarang melawan. Ini dendam," keluh Farhat. Ngobrolin model cantik Manohara Odelia Pinot lebih lanjut? Gabung di sini. (nik/iy)



Jumat, 24/07/2009 11:27 WIB
Seminggu Diguncang Bom
Ritz-Carlton Berselimut Terpal Biru, Marriott Dipel
Aprizal Rahmatullah - detikNews

Video Terkait
CCTV Rekam Pelaku Bom Marriott
Foto Terkait
Sketsa Tersangka Peledakan Bom Jakarta - Setelah diguncang bom seminggu lalu, kini pihak Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton mulai bersolek.

Pengamatan detikcom, Jumat (24/7/2009), lokasi ledakan bom di Restoran Airlangga Hotel Ritz-Carlton, yang semula terbuka kini telah ditutup oleh terpal warna biru. Terpal itu menutupi hampir seluruh bangunan restoran yang porak poranda akibat bom pada 17 Juli 2009.

"Kemarin sih belum terpasang, mungkin baru tadi malam," kata Edi, tukang ojek yang biasa mangkal di depan Ritz-Carlton.

Di balik terpal itu, 5 sampai 7 pekerja tampak sibuk membersihkan puing-puing sisa ledakan. Ada yang menyapu lantai, mengambil serpihan kaca, dan ada yang mengecat. Karyawan hotel terlihat hilir mudik. Hotel Ritz-Carlton juga masih dijaga aparat kepolisian.

Pemandangan yang sama juga tampak di Hotel JW Marriott. Tim Gegana dan Identifikasi Mabes Polri masih melakukan penyidikan. Beberapa karyawan membersihkan lantai di halaman.

(aan/nrl)



Jumat, 24/07/2009 11:15 WIB
Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
Polisi Lakukan Prarekonstruksi
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
Jakarta - Polisi masih terus mengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap pelaku bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. Bahkan, polisi melakukan prarekonstruksi setiap hari.

"Prarekonstruksi setiap hari ada, karena akan dilihat skeptor (sketsa) pembom itu, itukan dari Labfor dan DVI," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna kepada wartawan di Cafe Bellagio, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (24/7/2009).

Menurut Nanan, saat ini Tim dari Puslabfor dan DVI tengah melakukan prarekonstruksi baik di dalam dan di luar tempat kejadian perkara.

Namun Nanan enggan berkomentar ketika disodori pertanyaan mengenai bagaimana proses identifikasi. "Itu belum bisa disampaikan, supaya tidak termediakan dan jadi tambah bias nantinya," pungkas Nanan.
(her/iy)



Jumat, 24/07/2009 10:56 WIB
Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
Keterlibatan Ibrohim Masih Didalami
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Video Terkait
CCTV Rekam Pelaku Bom Marriott
Foto Terkait
Rumah Kontrakan Ibrahim Jakarta - Ibrohim bak lenyap ditelan bumi setelah aksi bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. Jajaran Mabes Polri akan menyampaikan rilis seputar nasib ayah 4 anak ini jika datanya lengkap.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna mengatakan masih mendalami dugaan keterlibatan Ibrohim.

"Saya akan menyampaikan kalau sudah lengkap data-datanya. Jadi bukan berandai-andai. Jangan sampai gerakan kepolisian disebarkan oleh media. Kemudian langkah berikutnya menjadi tidak jelas. Nanti siang akan ada rilis ini yang akan disampaikan," papar Nanan.

Hal ini disampaikan Nanan ketika ditanya wartawan apakah Ibrohim telah menjadi tersangka atau saksi dalam kasus peledakan bom, di Media Crisis Center, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (24/7/2009).

Ibrohim hilang setelah ledakan bom terjadi di Marriott dan Ritz-Carlton pada Jumat, 17 Juli 2009. Keluarga telah mencarinya ke sejumlah RS, namun Ibrohim belum ditemukan juga.

Hasil tes DNA yang dilakukan Polri pun menunjukkan, tidak ada jenazah yang disimpan di RS Polri yang sesuai dengan DNA keluarga Ibrohim. Polri juga menyangkal telah mengamankan Ibrohim.

(aan/nrl)




Jumat, 24/07/2009 10:40 WIB
TKP Bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton Dibuka Sabtu
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Video Terkait
CCTV Rekam Pelaku Bom Marriott
Foto Terkait
Polri Ukur Dampak Kerusakan Bom Jakarta - Genap seminggu aksi bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. Lokasi ledakan bom alias tempat kejadian perkara (TKP) akan dibuka lagi untuk umum pada Sabtu (25/7/2009). Garis polisi akan dicabut.

"Mudah-mudahan besok sudah mulai dibuka TKP-nya," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna di Media Crisis Center, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (24/7/2009).

Garis polisi yang menghiasi 2 hotel itu juga akan dibuka karena pembersihan telah tuntas. "Mudah-mudahan karena saya lihat beberapa sudut sudah dibersihkan. Artinya kan ada perkembangan, akan dicoba secepat mungkin. Mudah-mudahan besok selesai," ujarnya.
(aan/nrl)



Jumat, 24/07/2009 10:26 WIB
50 Organisasi Desak Obama Tolak Kerjasama Tentara AS-Kopassus
Anwar Khumaini - detikNews
Jakarta - Lebih dari 50 organisasi di Amerika Serikat (AS) mendesak pemerintah AS menolak kerjasama antara pasukan militer AS dengan Kopassus. Desakan itu disampaikan dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Presiden Barack Obama, Menlu Hillary Clinton dan para anggota kongres AS.

"Kami menolak pasukan militer AS melakukan pendampingan terhadap Indonesia untuk mendukung demokrasi dan penegakan HAM di Indonesia. Mendukung Kopassus, yang memiliki sejarah buruk terhadap teror kepada warga sipil, akan berdampak buruk dalam penegakan keadilan serta akuntabilitas Indonesia dan Timor Leste," kata Koordinator Nasional East Timor and Indonesia Action Network (ETAN) John M Miller dalam rilis yang diterima detikcom, Jumat (24/7/2009).

Surat tersebut ditandatangani oleh para pegiat HAM, rohaniawan, serta puluhan kelompok masyarakat dan negara-negara bagian di AS.

"Kopassus dalam sejarah telah melakukan pelanggaran terhadap HAM. Ini adalah sebuah tindakan kriminal dan terlebih pengadilan di Indonesia belum pernah mengadili dugaan-dugaan pelanggaran HAM terhadap warga Timor Leste, Aceh, Papua Barat dan daerah-daerah lain," imbuhnya.

Baru-baru ini, imbuh Miller, ditemukan dokumen bahwa Kopassus telah menangkap warga Papua tanpa alasan yang jelas, menangkap serta menganiaya.

"Presiden Obama harusnya memperhatikan baik-baik seruan ini," pungkas Miller.

(anw/nrl)


Bom Di JW Marriott & Ritz-Charton
Nur Said Pulang Ke Temanggung Sebelum Lebaran Tahun Lalu
Parwito - detikNews

Temanggung - Pertemuan terakhir Nur Naid dengan keluarganya di Temanggung dikabarkan sudah tidak terjadi lagi sejak empat tahun lalu. Namun, kakak iparnya, Hartoyo (42), menyatakan Nur Said sempat pulang kampung sebelum lebaran tahun 2008 lalu.

Hartoyo merupakan suami dari Suryani, kakak kandung Nur Said. Suami istri itu tinggal di Dusun Seman, Desa Pager Gunung, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, memang agak jauh dari rumah orangtua Nursaid di Kecamatan Ketekan.

Saat ditemui detikcom, Jumat (24/7/2009), Hartoyo mengaku adik iparnya pulang sebelum lebaran atau saat musim tembakau tiba. Nur Said saat itu berkunjung bersama anaknya pertamanya, Muna.

Dikatakan dia, Nur Said datang tergopoh-gopoh dengan membawa sepeda motor. Penjual kaca mata itu kemudian minta tolong kepadanya untuk membetulkan rantai sepeda motor itu yang kendor.

"Saat itu main biasa kalau musim tembakau ke sini mampir. Rantai sepeda motornya kendor. Dia masuk, makan dan ketemu istri saya, lalu setelah selasai makan, keluar. Hanya sekejap," tegas Hartoyo.

Meski kunjungan Nur Said hanya sesaat, Muna sempat minta kepadanya untuk dibelikan tas dan sepatu bila naik kelas.

"Saya masih ingat, Muna ngomong langsung ke saya 'Pakdhe, besok kalau saya naik kelas saya rangking satu dibelikan tas sama sepatu, ya," pinta Muna seperti ditirukan Hartoyo.

Hartoyo tidak tahu pasti ke mana Nur Said pergi setelah pulang dari rumahnya setahun lalu itu. Dirinya juga tidak sempat bertanya soal tujuan perjalanan Nur Said.

"Dari tempat sini langsung pulang apa ke Klaten atau kemana, saya tidak tahu pasti. Pulangnya dulu itu kira-kira jam 14.30 WIB siang," ungkap Hartoyo.

Sejak kedatangan itu, Nur Said, kata Hartoyo, tidak pernah terlihat lagi ke Temanggung. Terlebih pasca pemberitaan soal teroris saat ini.

"Nur Said juga sempat berpamitan ke saya kalau pada saat putri saya menikah dia tidak sempat datang ke rumahnya," cetusnya.

Selain itu, Nur Said juga sempat menyatakan bahwa sedang sibuk berbisnis menjual kacamata dan menjadi tukang kunci. Bisnis tersebut dibuka di dua kota, yaitu di Boja, Kabupaten Semarang, dan di Klaten, Jawa Tengah.

"Yang sering ke sana dari keluarga Temanggung tidak ada. Cuma saat saya silaturahmi ke saudara saya di Weleri dan ke tempat adik istri saya di Kendal, kami mampir di rumah Said di Boja itu," pungkas Hartoyo. (irw/irw)

Jumat, 24/07/2009 09:48 WIB
Bom di JW Marriott & Ritz-Carlton
Nur Said Sempat Kontak Keluarga di Temanggung, Anak Sebagai Jubir
Parwito - detikNews

Temanggung - Hasil tes DNA yang dilakukan polisi terhadap orang tua Nur Said dan mayat pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriotr & Ritz-Carlton negatif. Namun, hingga kini, pria yang berprofesi sebagai penjual kaca mata itu juga masih misterius.

Keberadaan Nur Said masih menjadi tanda tanya besar karena dia tidak diketahui juntrungnya. Baik keluarga, tetangga, dan aparat Kepolisian masih mencari dimana keberadaan Nur Said.

Mengapa pula pria yang sebelumnya diduga sebagai pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriot, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, itu, tidak berani memunculkan diri.

Namun, Hartoyo (42), kakak ipar Nur Said, mengaku pada saat menghilang, Nur Said pernah menjalin kontak dengan keluarga melalui handphone. Namun, iparnya itu tidak berbicara langsung untuk mengetahui kabar keluarga yang di Temanggung.

Tetapi, anak pertamanya dari perkawinannya dengan Dwi Pratiwi, Muna, yang menjadi juru bicara (jubir). Kemudian, Nur Said mendengarkan di samping anaknya tersebut.

"Dalam waktu setahun sampai sekarang, belum pernah bertemu langsung keluarga. Tidak pernah. Tetapi kalau hari-hari biasa anaknya yang telepon ke sini atau kita yang telepon anaknya," kata Hartoyo.

Hal itu dikatakan dia saat ditemui detikcom di rumahnya di Dusun Seman, Desa Pager Gunung, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (24/07/2009)

"Yang ngomong di handphone tidak Nur Said langsung. Itupun kalau handphone-nya tidak ganti nomor," pungkasnya.

(irw/irw)



Jumat, 24/07/2009 09:28 WIB
Polri Tak Mau Spekulasi Soal Hubungan Pembom Marriott & Mindanao
Indra Subagja - detikNews

Video Terkait
Ledakan Bom Guncang Ritz Carlton
Foto Terkait
Bom Marriott Berhias Baut Jakarta - Polisi tidak mau berspekulasi soal adanya hubungan antara jaringan pembom Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton dan kelompok Mindanao, Filipina. Polisi mengaku hanya bekerja berdasarkan fakta.

"Kita fact finding saja, kita kembangkan saja dari temuan," kata Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Pol Sulistyo Ishak saat dihubungi melalui telepon, Jumat (24/7/2009).

Sulistyo juga enggan mengomentari pernyataan Penasihat Keamanan Nasional Filipina Norberto Gonzales yang menyebut bom yang digunakan dalam serangan di Mindanao mirip dengan yang digunakan di Jakarta dan dilakukan kalangan Jamaah Islamiyah (JI).

"Itu statemen mereka, biarin saja," tambahnya.

Informasi dari kalangan intelijen menyebutkan, bila keterkaitan kelompok Mindanao dan Indonesia telah terjalin sejak lama. Bahkan, 2 ahli perakit bom, Dulmatin dan Umar Patek kabur dari Indonesia ke Mindanao, Filipina Selatan.

"Ada peningkatan komunikasi telepon antara Indonesia-Mindanao, sebelum peristiwa bom Marriott terjadi," terang sumber yang enggan disebutkan namanya itu.
(ndr/iy)



Jumat, 24/07/2009 08:56 WIB
Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
Polri: Tersangka Tetap 2, Belum Ada yang Baru
Indra Subagja - detikNews

Jakarta - Polisi masih terus memburu jaringan pelaku pembom bunuh diri di Hotel JW Marriot dan Ritz-Carlton. Hingga kini belum ada tersangka yang ditetapkan meski sejumah penangkapan telah dilakukan.

"Belum ada tersangka, yang ada tersangkanya sudah 2, yang meninggal dunia itu. Kita mencari jaringan," jelas Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Pol Sulistyo Ishak saat dihubungi melalui telepon, Jumat (24/7/2009).

Sulistyo mengaku pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikan. Belum bisa dipastikan apakah ada keterlibatan orang dalam atau tidak terkait peristiwa ini, termasuk dugaan bom disusupkan lewat pintu belakang.

Dia juga belum bisa memberikan komentar terkait dugaan adanya percakapan telepon dan pesan singkat pelaku pembom dengan seseorang yang berada di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, yang antara lain berisi pesan anti Amerika Serikat.

"Belum kita tunggu saja. Kita masih melacak, menyebarkan sketsa," tambahnya.
(ndr/nrl)



Jumat, 24/07/2009 08:36 WIB
Pria AS Mengaku Pernah Bantu Jaringan Teroris Al Qaeda
Irwan Nugroho - detikNews

Ilustrasi Jakarta - Seorang pria berkewarganegaraan Amerika Serikat (AS) mengaku bersalah telah membantu jaringan teroris Al Qaeda. Terutama dalam rencana aksi penyerangan jalur kereta Long Island, New York, dan penembakan roket terhadap tentara AS di Afghanistan.

Hal itu terungkap dalam catatan pengadilan federal di Brooklyn yang dibuka setelah ada permintaan dari wartawan di AS. Pengakuan pria bernama Bryant Neal Vinas (26) itu terungkap saat sidang tanggal 28 Januari lalu.

Vinas, yang kini menghadapi hukuman maksimum, juga mengaku pernah berlatih bersama kelompok ekstremis Islam. Demikian seperti dikutip dari reuters, Kamis (23/7/2009).

"Saya berbicara dengan pemimpin senior Al Qaeda dan memberikan informasi detil tentang sistem operasi jalur Long Island yang sangat saya kenal. Sebab saya melewati jalur itu pada banyak kesempatan," kata Vinas.

"Maksud dari pemberian informasi itu untuk membantu rencana...penyerangan," lanjut Vinas.

Kepada hakim Nicholas Garaufis, Vinas mengatakan dia meninggalkan Long Island terakhir pada 2007. Selanjutnya, dia pergi ke Pakistan dan bergabung dengan para mujahid untuk melawan tentara AS di Afghanistan.

"Saya menjalin hubungan dan diterima ke dalam kelompok Al Qaeda," kata dia.

"Sebagai anggota Al Qaeda, saya menerima pelatihan perang dan (merakit) bahan peledak," imbuhnya.

"Saya mengambil bagian dalam penembakan roket di markas tentara AS. Meskipun kami mengharapkan roket ini mengenai dan membunuh tentara AS, saya selalu menginformasikan bahwa roket itu luput dan serangan gagal," jelasnya.

Metropolitan Transportation Authority (MTA) sebagai pihak yang mengoperasikan jalur kereta Long Island mengatakan telah menjalin hubungan dengan petugas untuk mengembangkan investigasi. Mereka juga menyatakan tidak pernah ada ancaman serangan teroris dalam waktu dekat.

Jalur kereta komuter Long Island merupakan jalur yang sangat sibuk di Amerika Utara. Setidaknya 300 ribu penumpang melakukan perjalanan tiap hari kerja.

(irw/nrl)



Jumat, 24/07/2009 08:29 WIB
Bom di JW Marriott & Ritz-Carlton
Eks Dansatgas Bais 75% Yakin Ada Keterlibatan Asing
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Video Terkait
Saksi Kunci Bom Marriott dan Ritz Carlton
Foto Terkait
Ritz Carlton Meledak Jakarta - Mantan Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Badan Intelejen Strategis (BAIS) Mayjen (purn) Abdul Salam mengaku siap menjadi relawan bagi aparat untuk mengungkap kasus pemboman JW Marriot dan Ritz Charlton yang terjadi pada Jumat pekan lalu.

"Saya jadi relawan membantu aparat," ujar Abdul Salam di Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (23/7/2009).

Salam memperkirakan, pada bulan Juli, Agustus dan September tidak akan terjadi kegiatan aksi terorisme seperti yang terjadi pada kedua hotel kelas atas itu.

"Aparatnya sudah siaga. Jadi kalau lengah pasti mereka bermain. Sekarang kita cari motivasinya apa?" kata dia.

Salam belum bisa memastikan terjadinya kecolongan informasi pada intelijen sehingga menyebabkan terjadinya pengeboman yang menyebabkan tewasnya 9 orang itu.

"Tergantung evaluasi. Kalau ada bom itu berarti belum maksimal," tegasnya.

Lebih lanjut, Salam menjelaskan bahwa tidak mungkin Noordin M Top bertindak atas kemauan sendiri untuk melakukan aksinya.

"Mungkin itu sebagai pelaku, tapi di atasnya siapa? Masa dilakukan tanpa kepentingan? Tujuannya apa? Masa mau mengorbankan dirinya?" tanya dia.

Salam menegaskan kembali adanya keterlibatan asing dalam berbagai ancaman yang terjadi di Indonesia.

"Saya katakan 75 persen ada benarnya, dan intelijen asing sudah bergentayangan di Indonesia, tapi kita belum bisa buktikan secara riil, makanya saya menawarkan diri jadi relawan," pungkasnya.

(fiq/irw)



Jumat, 24/07/2009 08:29 WIB
Pejabat Filipina: Bom Jakarta - Mindanao Berkaitan
Nurul Hidayati - detikNews

Video Terkait
Evakuasi 6 Jenazah Bom JW Marriott
Foto Terkait
Ritz Carlton Meledak Manila - Otoritas Filipina melansir bahwa ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton di Jakarta pada 17 Juli lalu memiliki kaitan dengan rangkaian pemboman di Mindanao. Ini juga menunjukkan kemungkinan kelompok Jamaah Islamiyah (JI) aktif kembali.

Penasihat Keamanan Nasional Filipina Norberto Gonzales menyatakan, karakter dan tujuan dari 3 serangan bom di Provinsi Mindanao yang menewaskan 8 orang dan melukai lebih 100 orang memiliki ciri-ciri gerakan JI.

Dia menuturkan, bom yang digunakan dalam serangan itu mirip dengan yang digunakan di Jakarta.

"Kita tak bisa mengabaikan kemungkinan kebangkitan kembali JI di kawasan ini," kata Gonzales seperti dilansir AFP, Kamis (23/7/2009).

"Kita dengan mudah menyimpulkan bahwa pemboman di Mindanao dan Jakarta adalah terkait. Karakter bom-bom itu sama," ujar Gonzales.

(nrl/irw)


Jumat, 24/07/2009 07:23 WIB
Pertemuan ke-42 Menlu ASEAN
Memuji RI, AS Desak Myanmar Ikuti Jejak Demokratisasi
Eddi Santosa - detikNews

Phuket - AS melalui Menlu Hillary Rodham Clinton memuji pelaksanaan pemilu di Indonesia, sebaliknya mendesak Myanmar agar segera mengikuti proses demokratisasi dan membebaskan Aung San Suu Kyi.

Hillary menyampaikan hal itu pada konferensi pers di Phuket, Thailand, sesaat sebelum pertemuannya dengan para Menlu ASEAN dan penandatanganan aksesi Treaty of Amity and Cooperation/TAC (Traktat Persahabatan dan Kerjasama ASEAN).

"AS menyampaikan selamat dan memuji pelaksanaan pemilu di Indonesia sebagai bagian dari proses demokratisasi di salah satu negara berpenduduk muslim terbesar di dunia," demikian Hillary, seperti disampaikan Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN Djauhari Oratmangun saat dikontak detikcom, Kamis malam atau Jumat (24/7/2009) WIB.

Dikatakan bahwa AS juga mengutuk keras aksi pemboman di Jakarta (17/7/2009) dan meyakini bahwa Indonesia mampu mengatasi aksi terorisme tersebut.

"AS selalu siap untuk ikut membantu upaya mencari solusi mendasar dan menyeluruh atas masalah dan aksi terorisme," tegas Hillary.

Terkait isu Myanmar, Hillary mengatakan bahwa AS menekankan negara itu agar segera mengikuti arah yang selama ini ditempuh negara-negara ASEAN lainnya, yang telah menjalankan proses demokratisasi secara baik.

"AS juga meminta pembebasan Aung San Suu Kyi dan pelaksanaan pemilu yang bebas, adil, dan melibatkan seluruh pihak di Myanmar di 2010," demikian Hillary.

(es/es)


Jumat, 24/07/2009 06:40 WIB
Pertemuan ke-42 Menlu ASEAN
AS Aksesi Traktat Persahabatan dan Kerjasama ASEAN
Eddi Santosa - detikNews

Phuket - AS telah mengaksesi (ikut menyetujui, red) Treaty of Amity and Cooperation/TAC (Traktat Persahabatan dan Kerjasama ASEAN). Aksesi AS atas TAC ini merupakan upaya untuk menjalin hubungan yang lebih kuat dengan ASEAN.

"Terutama dalam kerangka peningkatan kerjasama di berbagai bidang melalui pembangunan rasa percaya satu sama lain," tutur Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN Djauhari Oratmangun saat dikontak detikcom, Kamis malam atau Jumat (24/7/2009).

Aksesi AS atas traktat tersebut berlangsung pada 21/7/2009 dalam rangkaian Pertemuan ke-42 Menteri Luar Negeri ASEAN di Phuket, Thailand, dengan para Menteri Luar Negeri Mitra Dialog ASEAN yakni Cina, Jepang, Republik Korea, Rusia, Uni Eropa, India, Australia, Selandia Baru, dan Kanada.

Penandatanganan instrumen perluasan traktat itu dilakukan oleh Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton dan disaksikan oleh seluruh Menteri Luar Negeri ASEAN.

"Bagi ASEAN, aksesi AS pada TAC ini semakin memperkuat dukungan terhadap upaya mempromosikan perdamaian, persahabatan langgeng dan peningkatan kerjasama di kawasan Asia Tenggara, guna menciptakan Masyarakat ASEAN di 2015," demikian Djauhari.

(es/es)


Jumat, 24/07/2009 07:21 WIB
Penutupan Jl Imam Bonjol Berlanjut
Nurul Hidayati - detikNews

Video Terkait
Gedung Sona Topas Diancam Bom
Foto Terkait
Pengamanan KPU Diperketat Jakarta - Penutupan Jl Imam Bonjol di kedua arah akan berlanjut pada Jumat (24/7/2009). Penutupan ini terkait rekapitulasi suara di gedung KPU yang terletak di jalan utama itu.

TMC Ditlantas Polda Metro Jaya mengumumkan, penutupan Jl Imam Bonjol dilakukan sejak pukul 05.30 WIB selama 24 jam dan akan berlangsung hingga 25 Juli esok.

Berikut ini adalah rute alternatif untuk menghindari penutupan di ruas Jl Imam Bonjol:

Bagi Anda yang mengarah ke Bundaran HI dan hendak menuju Menteng, dapat melalui Jl Blora, belok kiri ke Jl Kendal yang berhubungan dengan Jl Latuharhari, ketika masuk Jl Latuharhari belok kiri menuju ke Jl Cimahi yang berhubungan dengan Taman Suropati.

Bagi Anda yang akan menuju ke Jl Sudirman, bila datang dari Jl Diponegoro, silakan menuju Jl Rasuna Said, putar Jl Latuharhari, Jl Sultan Agung, Dukuh Bawah, lalu Jl Sudirman.

(nrl/irw)

Tidak ada komentar: