Senin, 27 Juli 2009

Teror, BOM JW Marriott, Kamar 1808, Detik.News, Kamis, 23 Juli 2009

Kamis, 23/07/2009 00:50 WIB
Permadi Keukeuh Foto SBY 'Ditembak' Foto Lama
Moksa Hutasoit - detikNews

Jakarta - Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Permadi percaya jika foto yang ditunjukkan SBY saat dijadikan sasaran teroris adalah foto lama. Saat ditunjukan di DPR, Permadi bahkan menyebut ada anggota dari Fraksi Demokrat yang juga hadir.

"Waktu ditunjukin di Komisi I (2004), ada juga dari Fraksi Demokrat yang hadir," ujar Permadi kepada detikcom, Rabu (22/7/2009) malam.

Namun Permadi enggan mengungkap siapa nama anggota DPR dari Demokrat yang hadir saat itu. Namun kehadiran salah satu anggota Partai Demokrat (PD) menguatkan fakta yang diungkapnya.

Sebelumnya, Ketua Departemen Politik DPP PD Ruhut Sitompul menyebut jika foto yang ditunjukkan SBY menjadi sasaran teroris adalah foto bulan Maret 2009. SBY, dijelaskan Ruhut, sudah mendapat banyak informasi dari semua pihak sebelum bicara di konferensi pers yang disampaikan pascaledakan bom di Mega Kuningan pada Jumat (17/7) lalu.

Permadi menyerahkan sepenuhnya penilaian tersebut kepada masyarakat. Sebab baginya wajar Ruhut berbicara seperti itu karena SBY adalah bos nya.

"Masyarakat biar memilih mana yang benar, saya atau Pak Ruhut," tutupnya.
(mok/mpr)
Kamis, 23/07/2009 02:45 WIB
Polemik Pidato SBY Soal Bom
Bara: SBY Tak Sebut Nama, Mengapa Harus Ada yang Merasa Terpojok?
Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta - Kontroversi pidato Presiden SBY yang mengaitkan peristiwa peledakan bom Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton dengan momen pilpres membuat cawapres Prabowo Subianto berencana menempuh jalur hukum. Prabowo diminta untuk mengurungkan niat tersebut jika memang tidak melakukannya.

"Kalau tidak melakukan seharusnya tidak perlu merasa terpojokkan," kata Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Sukes SBY-Boediono Bara Hasibuan kepada detikcom, Rabu (22/7/2009) malam.

Bara mengatakan dalam pidato presiden 17 Juli lalu tidak menyebutkan nama atau kelompok secara spesifik mengenai pelaku peledakan yang menewaskan 9 orang tersebut.

"Presiden tidak menyebut nama, jadi mengapa harus merasa terpojokkan? Justru kalau merasa berarti ada sesuatu," kata Bara.

Mengenai pengungkapan presiden tentang adanya pihak-pihak yang akan mengacaukan hasil pemilu, menurut Bara hal itu merupakan kewajiban seorang kepala negara untuk menyampaikannya kepada publik.

"Seperti pengungkapan akan ada pendudukan KPU, hasil pemilu tidak legitimate dan sebagainya itu memang kewajiban presiden untuk menyampaikannya ke publik," paparnya. (mpr/mok)

Kamis, 23/07/2009 07:25 WIB
Polisi Sebar Sketsa Foto Pengebom ke Seluruh Indonesia
Moksa Hutasoit - detikNews

Foto Terkait
Rumah Kontrakan Ibrahim Jakarta - Polisi telah merilis sketsa tersangka pelaku peledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. Foto-foto tersebut akan segera disebar ke seluruh Indonesia.

"Kita sebar ke seluruh Indonesia, bahkan melalui LO-LO (liasion officer) kita kirimkan juga," ujar Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Pol Sulistyo Ishak kepada detikcom, Kamis (23/7/2009).

Foto itu penting demi mengungkap identitas yang diduga kuat sebagai pelaku pengeboman. Dua orang tersebut ditemukan tewas masing-masing di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton.

Dari kedua sketsa tersebut tampak kedua tersangka berjenis kelamin laki-laki. Satu sketsa diperkirakan berumur 20-40 tahun, sedangkan satu sketsa tersangka lainnya berusia remaja 16-17 tahun.

Sulistyo belum mengetahui apakah sudah ada laporan yang masuk ke nomor yang sudah disediakan polisi terkait foto-foto tersebut. Seperti diketahui, polisi menyediakan nomor (021) 7256 589 atau 0813 83 950059 bagi warga yang mengenal mereka.

"Kami masih menunggu informasi masyarakat," harapnya.
(mok/nrl)
Kamis, 23/07/2009 08:07 WIB
Kontroversi Pidato SBY
Prof Rusdi Muchtar: Media dan SBY Tak Salah
Moksa Hutasoit - detikNews

Video Terkait
SBY Kunjungi Korban Bom di RS MMC
Foto Terkait
SBY Jenguk Korban Bom di RS MMC Jakarta - SBY merasa kecewa karena pernyataannya mengenai bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton diplintir dan diputarbalikkan oleh media. Dalam sudut pandang komunikasi, tidak ada yang salah dalam kasus ini.

"Dalam hal ini dua-duanya nggak ada yang salah, SBY nggak salah, media nggak salah," ahli komunikasi dari LIPI Prof Rusdi Muchtar MA dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (23/7/2009).

Rusdi tidak bisa menyalahkan SBY yang dianggap sebagian orang telah mencampuradukkan antara ledakan bom dengan pilpres. Ledakan tersebut memang sangat berdekatan dengan suasana pilpres yang baru saja dilewati.

Setali tiga uang dengan media. Rusdi merasa media sudah benar dalam memberitakan pernyataan SBY. "Media kan juga punya pandangan sendiri dalam memberitakan sesuatu," jelasnya.

Mengenai penilaian dikaitkan dengan pilpres, Rusdi merasa itu adalah masalah interpretasi. Tergantung bagaimana orang mendengar kalimatnya.

Meski begitu, ia menilai SBY terlalu terburu-buru dalam membuat statemen seperti itu. Pihak selanjutnya, media juga dikritisi karena terlampau gampang dalam mengkaitkan sesuatu.

"Kesalahan SBY terlalu terburu-buru, kesalahan media langsung mengkaitkan," ungkapnya.

Rusdi menjelaskan, persoalan ini sebaiknya tak usah lagi dibesar-besarkan. Masyarakat, diprediksi Rusdi, juga dengan cepat akan segera melupakan persoalan ini.

Sementara itu, menurut pengamat politik LIPI Lili Romli, media massa, sebagai pihak yang menyebarkan, harus mengklarifikasi hal tersebut. "Klarifikasi dari media diperlukan, apakah benar merasa menyudutkan SBY atau tidak," kata Lili.
(mok/nrl)
Kamis, 23/07/2009 08:20 WIB
Ada Isu Sudah Diamankan Polisi, Ibrahim Masih Misterius
Arifin Asydhad - detikNews

Foto Terkait
Rumah Kontrakan Ibrahim Jakarta - Keberadaan Ibrahim tidak diketahui beberapa saat setelah bom meledak di JW Marriott Jakarta dan The Ritz-Carlton. Di RS, tak ada korban luka bernama Ibrahim. Di RS Polri juga tak ada jenazah bernama Ibrahim.

Lantas ke mana Ibrahim? Detikcom telah menelusuri beberapa tempat yang ditinggali ayah empat anak itu. Namun suami dari Suci Hani itu tak berhasil ditemukan juga.

Di rumah di Desa Sempora, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, detikcom hanya bisa menemui istri Ibrahim dan anak-anaknya. Sang istri juga resah dan gelisah karena sang suami tak ada kabar sejak bom di dua hotel berbintang lima itu meledak.

Suci terakhir bertemu Ibrahim pada 13 Juli lalu saat melepas kepergiannya menuju Jakarta untuk bekerja. Ibrahim bekerja sebagai florist di perusahaan perangkai bunga yang disewa Ritz-Carlton. Memang, Ibrahim selalu pulang dua minggu sekali ke Kuningan.

Detikcom juga mendatangi sebuah rumah di Cililitan Kecil, Jakarta Timur. Ibrahim pernah tinggal bersama orangtua dan kakaknya cukup lama di rumah itu. Setelah menikah dengan Suci, Ibrahim juga sempat tinggal di rumah ini. Beberapa anak Ibrahim juga dilahirkan di rumah ini.

Tapi rumah berlantai dua di Cililitan itu saat ini sudah berantakan. Rumah bercat putih yang sudah sarat dengan sarang laba-laba dan kecoa itu tak ditinggali sejak 2007. Kabarnya polisi sempat menggeledah rumah ini dua hari lalu. Ibrahim benar-benar tak terendus lagi di rumah ini.

Beberapa misteri di rumah ini muncul. Ada dua kaligrafi kalimat bahasa Arab di dinding rumah. Tulisan yang sebenarnya biasa bagi kaum yang pernah belajar di pesantren atau orang-orang yang taat beribadah. Namun, 'semboyan jihad' itu bisa jadi diartikan lain oleh polisi atau orang awam.

Di rumah itu juga ada gambar dua gedung bertingkat yang digambarkan seperti terbakar. Ada juga kaos bertuliskan Ritz-Carlton yang digantung. Entah apa maksud dari semua ini. Apakah si pembuat gambar itu adalah Ibrahim? Atau ada pihak tertentu yang merekayasa? Entahlah.

Detikcom juga telah mendatangi rumah kontrakan Ibrahim di Jalan Eks Auri, Kuningan, Jakarta Selatan. Namun, di kontrakan yang tak jauh dari The Ritz-Carlton itu, Ibrahim juga tak ada. Salah seorang tetangganya menginformasikan Ibrahim sudah tidak terlihat sejak dua bulan.

Di kontrakan bercat biru itu, Ibrahim juga tak berlama-lama bila datang. Dia datang sebentar, kemudian pergi lagi. Oleh tetangga kontrakan, Ibrahim dikenal sebagai orang yang taat ibadah dan sering pergi ke masjid di dekat kontrakan.

Lantas di mana Ibrahim? Masih misterius. Karena misterius inilah, ada dugaan Ibrahim sudah berada di tangan polisi. Kalau isu itu benar, alasan apa dia diamankan polisi?

Sumber detikcom mengatakan sudah bisa dipastikan ada keterlibatan orang dalam pada kasus bom yang menewaskan 9 orang itu. Bisa jadi, Ibrahim menjadi salah satu orang dalam yang dicurigai, meski Ibrahim sudah dipastikan bukanlah pelaku bom bunuh diri.

Polisi masih memutar otak untuk melakukan investigasi bagaimana bahan peledak, rangkaian bom, serta ratusan baut dan mur bisa masuk ke dalam hotel. Satu-satunya celah, bahan-bahan itu bisa masuk lewat pintu belakang, yang sering digunakan mobil pengangkut bunga. Tidak ada pengamanan ketat di pintu belakang. Apalagi bila pegawai Ritz atau tenaga outsource yang bekerja di hotel itu masuk pintu belakang, termasuk folrist, tentu tak akan diperiksa.

Yang menguatkan bahwa bahan-bahan bom diselindupkan melalui rangkaian bunga ke kamar 1808 JW Marriott diketahui dari adanya sampah bunga di kamar itu. Perusahaan perangkai bunga yang disewa Ritz-Carlton, disewa juga oleh Marriott. Jadi, florist di Ritz-Carlton juga masuk dengan leluasa ke Marriott tanpa ada hambatan.

Tapi benarkah bom diselundupkan lewat rangkaian bunga? Hingga saat ini belum ada kepastian. Bukti kuat yang mengarah ke sana juga belum begitu terang.

Yang jelas, hilangnya Ibrahim masih jadi tanda tanya hingga hari ini, Kamis (23/7/2009). Sudah jamak diketahui orang, bila ada seseorang yang tiba-tiba hilang setelah ada ledakan bom, bisa jadi orang itu diamankan polisi untuk kepentingan penyelidikan. Dan polisi tak akan berkoar-koar hingga penyelidikan selesai. Apakah Ibrahim mengalami kebiasaan seperti itu karena diduga sebagai orang dalam yang terlibat?
(asy/mok)

Kamis, 23/07/2009 09:12 WIB
Misteri Ibrahim
Polisi Masih Terus Melacak, Sangkal Sudah Amankan Ibrahim
Moksa Hutasoit - detikNews

Jakarta - Keberadaan Ibrahim masih misterius pasca peledakan bom di JW Marriott dan The Ritz-Carlton. Beragam isu pun bermunculan terkait jejak Ibrahim.

Ibrahim sempat diisukan sebagai salah satu pelaku peledakan yang ikut tewas. Namun hasil tes DNA dan rilis sketsa polisi berbicara lain.

Meski dugaan Ibrahim tewas sebagai pelaku peledakan sudah terbantahkan, wujud florist hotel ini tak kuncul terlihat. Di beberapa lokasi yang pernah ditinggalinya, juga tak ditemukan sosok Ibrahim.

Di rumah di Desa Sempora, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, yang bisa ditemui hanyalah istri dan anak Ibrahim. Begitu juga dengan rumahnya yang di Cililitan Kecil, Jakarta Timur. Di situ yang ada hanyalah rumah bercat putih yang sudah sarat dengan sarang laba-laba dan kecoa.

Kemudian muncul informasi bahwa Ibrahim sudah diamankan oleh polisi. Pasalnya, keberadaan Ibrahim seperti lenyap ditelan bumi ketika bom memborbardir dua hotel mewah tersebut.

Namun informasi ini dibantah oleh polisi. "Hasil DNA kan berbeda, jadi dia (Ibrahim) masih kita cari, kita lacak keberadaannya," ujar Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Pol Sulistyo Ishak kepada detikcom, Kamis (23/7/2009).

Sulistyo membantah jika Ibrahim sudah diamankan oleh polisi. Ia juga enggan menjelaskan, sejauh apa peran Ibrahim dalam membongkar kasus ini.

"Dalam mengungkap kasus, kita telusuri dia perannya apa, apa dia eksekutor, membantu atau apa, semua akan kita telusuri," pungkasnya.

(mok/nrl)
Kamis, 23/07/2009 10:35 WIB
Kontroversi Pidato SBY
Indra Piliang: Klarifikasi SBY Menimbulkan Tuduhan Baru
Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta - Presiden SBY telah mengklarifikasi dan merasa kecewa pidatonya mengenai bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton dipelintir oleh media. Hal itu dinilai menimbulkan tudingan baru terhadap media karena tidak jelas dialamatkan kepada media mana.

"Ini tudingan baru bahwa media memilintir isi pidatonya. SBY kerepotan dengan pidatonya, kelihatan mengkoreksi pidatonya padahal berputar-putar dan diulang-diulang," kata Juru Bicara Tim Sukses JK-Wiranto, Indra J Piliang, kepada detikcom, Kamis (22/7/2009).

Indra mengatakan, dalam pidato 21 Juli, SBY justru mencari musuh baru di luar pasangan Megawati-Prabowo dan JK-Wiranto. SBY menyebutkan ada pihak di balik pelaku pemboman yang dikaitkan dengan pilpres, namun dibantah bahwa pihak itu adalah lawan politiknya saat berkompetisi di pilpres 2009.

"Kalau kita analisis SBY pada bagian awal menyebutkan poin teroris, bagian terakhir menyebut pilpres, dia tidak menjelaskan ini dua hal yang terpisah, yang diketahui ini pidato dalam satu nafas. Kalau disampaikan dengan normal, tidak ada masalah sebetulnya tapi ini suasana pemboman, momen ini dimanfaatkan. Yang jelas mencari musuh politik baru di luar Mega dan JK," tutur Indra.

Media massa, menurut Indra, seharusnya menjadi alat untuk memerangi terorisme. Tapi jika SBY tahu pidatonya dipelintir oleh media seharusnya SBY menggugat media tersebut.

"Media sudah benar, tidak ada masalah. Media online ada transkip pidatonya, radio disiarkan secara live, TV juga live bahkan diulang-ulang. Kalau dikatakan memilintir, mestinya SBY menggugat media tersebut untuk mendapat hak jawab," jelasnya.

(mpr/nrl)

Kamis, 23/07/2009 10:38 WIB
Kontroversi Pidato SBY
Dewan Pers: Adukan Saja Media Semuanya
Moksa Hutasoit - detikNews

Jakarta - SBY merasa kecewa karena pernyataannya saat mengomentari bom JW Marriott dan The Ritz-Carlton sudah dipelintir oleh media. Jika merasa keberatan dengan pemberitaan tersebut, SBY dapat segera mengadukan ke Dewan Pers.

Jika langkah itu diambil, hal tersebut menurut salah satu anggota Dewan Pers, Alamudin Abdullah, sudah sesuai dengan UU Pers. Lantas bagaimana jika hampir seluruh media memberitakan hal yang sama?

"Adukan saja (media) semuanya," kata Alamudin kepada detikcom, Kamis (23/7/2009).

Saat mengadukan suatu media, SBY harus menyertakan bukti di bagian mana pernyataannya yang dipelintir. Jika terdapat kekeliruan yang dilakukan media, Dewan Pers akan mempertimbangkan kadar kesalahannya.

"Apakah melintir karena keteledoran, kelalaian atau sengaja karena ada niat jahat," paparnya.

Bagaimana jika tidak bersalah? Dewan Pers akan memberikan rekomendasi dan pernyaaan kepada masyarakat bahwa media tersebut tidak bersalah.

(mok/nrl)

Kamis, 23/07/2009 10:55 WIB
Sewaktu Kabur Mas Selamat Kastari Pernah Hubungi Noordin M Top
Rita Uli Hutapea - detikNews

Kastari (AFP) Foto Terkait
Ritz Carlton Meledak Jakarta - Sewaktu masih menjadi buronan, teroris Mas Selamat Kastari pernah melakukan kontak dengan Noordin M Top, gembong teroris yang diincar karena diduga terkait serangkaian pengeboman di Indonesia.

Demikian seperti diberitakan harian Australia Sydney Morning Herald (SMH) , Kamis (23/7/2009).

Kastari ditangkap kembali pada April lalu di Malaysia setelah sekitar setahun dia kabur dari penjara di Singapura. Kastari merupakan pemimpin Jemaah Islamiyah (JI) di Singapura.

Menurut SMH yang mengutip sumber kepolisian Indonesia, dari penangkapan kembali Kastari tersebut, kepolisian Indonesia mendapat sejumlah informasi mengenai Noordin dan jaringannya. Buntutnya, kepolisian Indonesia melakukan sejumlah penggerebekan dan tiga penangkapan berhasil dilakukan. Mereka yang ditangkap disebut-sebut sebagai anggota tim Noordin.

Beberapa waktu lalu, kepolisian Indonesia mendapatkan laporan intelijen yang mengindikasikan Noordin mungkin tengah merencanakan sesuatu. Polisi pun melakukan penggerebekan di Cilacap, tempat para pendukung Noordin diyakini aktif.

Polisi menggerebek rumah Bahrudin Latif (60) di Cilacap yang diduga mertua Noordin Namun pria berusia 60 tahun itu berhasil kabur. Namun dari hasil penggeledahan di rumahnya ditemukan dua bom yang siap digunakan dan bahan peledak yang terkubur di halaman belakang rumahnya.

(ita/iy)
Kamis, 23/07/2009 11:06 WIB
Lakukan Penggeledahan, Polisi Selidiki Peran Ibrohim
Indra Subagja - detikNews

Jakarta - Siapa Ibrohim dan apa perannya dalam kasus bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton masih diselidiki. Polisi juga mengaku masih menyelidiki keterkaitan Ibrohim dalam kasus ledakan bom ini.

"Ya kita mencari peran dia," kata Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Pol Sulistyo Ishak saat dihubungi melalui telepon, Kamis (23/7/2009).

Nama Ibrohim, yang juga karyawan bagian florist di Ritz-Carlton muncul setelah adanya pengakuan keluarga yang mengaku kehilangan dia. Polisi pun kemudian melakukan tes DNA terhadap keluarga Ibrohim.

Selain untuk mencari kecocokan dengan DNA korban bom, juga muncul dugaan adanya keterlibatan orang dalam, terkait peristiwa bom ini. Dan ternyata DNA yang dicek tidak menemukan adanya kecocokan.

Polisi juga telah melakukan penggeledahan di sejumlah lokasi yang ditengarai pernah menjadi tempat tinggal Ibrohim, antara lain di Cililitan Kecil, Jakarta Timur.

"Itu sebagai bagian dari tugas-tugas investigasi dan bukti sebanyak-banyaknya," terangnya.

Apakah sejauh ini telah didapat bukti awal mengenai terlibat atau tidaknya Ibrohim? "Belum sampai ke situ, kita masih melakukan pengembangan," tutupnya.

(ndr/iy)

Kamis, 23/07/2009 11:08 WIB
Puing-puing Hotel Ritz-Carlton Mulai Dibersihkan
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Video Terkait
RS Jakarta Tangani 11 Korban Ledakan Hotel
Foto Terkait
Bom Meledak di JW Marriott & Ritz Carlton Jakarta - Puing-puing dan pecahan kaca Hotel Ritz-Carlton mulai dibersihkan petugas. Polisi masih menjaga ketat kawasan hotel yang menjadi sasaran pengeboman bunuh diri itu.

Pantauan detikcom, Kamis (23/7/2009), sekitar 15 orang petugas melakukan pembersihan puing-puing dan pecahan kaca. 100 Orang polisi masih tampak menjaga daerah Mega Kuningan, Jakarta Selatan.

Petugas Labfor mondar-mandir ke dalam hotel tersebut. Lalu lintas di depan hotel tersebut juga masih ditutup oleh petugas.

Di depan hotel juga tampak petugas yang melakukan pengecekan terhadap karyawan Hotel Ritz-Carlton yang masuk kerja. Mereka harus menunjukkan tanda pengenal dan tas yang mereka bawa harus diperiksa.
(nal/iy)

Kamis, 23/07/2009 11:35 WIB
Pasca Bom Marriot & Ritz-Carlton
SBY Minta Garuda Indonesia & BUMN Lebih Waspada
Anwar Khumaini - detikNews

Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan kepada Garuda Indonesia dan umumnya kepada semua BUMN untuk semakin waspada terhadap ancaman terorisme. Hal ini menyusul terjadinya peledakan bom di Hotel JW Marriot dan Ritz-Carlton pada Jumat (17/7/2009) lalu.

"Saya instruksikan kepada Garuda Indonesia dan umumnya kepada semua BUMN untuk jangan kompromi dengan tindakan keamanan dan keselamatan. Tidak ada toleransi apapun untuk mengendorkan keamanan," kata SBY saat memberikan sambutan dalam rangka Peresmian Gedung Perkantoran Baru Garuda Indonesia di Kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (23/7/2009).

SBY menjelaskan semua standar keamanan harus tetap diberlakukan dengan baik. "Jangan karena cuma ada teroris saja kita baru sibuk, tapi standar keamanan harus terus dilakukan kapanpun," ujarnya.

SBY mengatakan bukan hanya security door saja, namun di semua lini, baik karyawan maupun katering juga harus dipantau keamanannya. SBY meminta agar tidak ada pandang bulu dalam proses pengamanan, jangan hanya karena merasa kenal sehingga tidak dilakukan pemeriksaan.

SBY mencontohkan setiap saat dirinya melakukan penerbangan di Bandara Halim Perdanakusumah, semua barang SBY diperiksa tanpa kecuali, seperti tas yang selalu menjadi barang bawaannya dalam setiap kunjungannya keluar daerah atau luar negeri. SBY menambahkan dengan sikap lebih sadar dan tanggap terhadap keamanan, teroris di Indonesia dapat ditangkal dan dia yakin pelaku terorisme akan ditangkap.

"Saya punya keyakinan karena dulu kita bisa menangkap teroris, sekarang kita juga bisa," tegasnya.

(nvKamis, 23/07/2009 11:37 WIB
Hidayat: Sangat Bijak Berhenti Kaitkan Terorisme dengan Islam
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

foto: dok.detikcom Video Terkait
Tanggapan WNA Pasca Ledakan
Foto Terkait
Rumah Orang Tua Ibrahim Kosong Jakarta - Ketua MPR Hidayat Nur Wahid meminta semua kalangan tidak terus-menerus mengaitkan terorisme dengan Islam. Karena terorisme diharamkan oleh semua agama.

"Terorisme diharamkan ajaran agama mana pun. Sangat bijak berhenti mengaitkan terorisme dengan umat Islam," ujar Hidayat, di Gedung DPR,
Senayan, Jakarta, Kamis (23/7/2009).

Menurut Hidayat, terorisme juga tidak hanya terjadi di Indonesia. Yang terpenting, pemboman di sejumlah negara di dunia tidak terkait Islam dan agama mana pun.

"Masih banyak pengeboman di negara lain di dunia yang tidak terkait dengan umat Islam. Di Oklahoma, di Mesir, di Yemen, sama sekali tidak terkait dengan umat Islam," kata Hidayat.

Selanjutnya, Hidayat menyampaikan bahwa korban terorisme justru lebih banyak umat Islam. "Justru terorisme yang menjadi korbannya lebih banyak adalah umat Islam," pungkasnya.

(van/nik)
Kamis, 23/07/2009 12:03 WIB
Cegah Terorisme Dimulai dari KTP
Indra Subagja - detikNews

Jakarta - Upaya mengeliminir pelaku teror bisa dimulai dari hal mendasar. Ini menyangkut soal Kartu Tanda Penduduk (KTP). Carut marutnya pengurusan identitas ini membuat para pelaku teror leluasa bergerak. Pihak kepolisian pun mengimbau adanya penertiban pengurusan KTP.

"Kita berharap ke depan, tentunya identitas warga hendaknya bisa dipertanggungjawabkan secara administrasi dan hukum," kata Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Pol Sulistyo Ishak saat dihubungi melalui telepon, Kamis (23/7/2009).

Bukan tanpa alasan polisi menekankan pada soal ini. Untuk kesekian kali, para pelaku teror menggunakan KTP aspal, artinya KTP-nya asli tetapi identitasnya palsu. Bukti terakhir misalnya pada pelaku teror bom di Hotel JW Marriott.

Dari kamar 1808 Hotel JW Marriott, polisi menemukan KTP penyewa kamar itu yang disebutkan bernama Nurdin Azis beralamat di Pondok Pinang, RT 10/RW 07 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Ternyata setelah dilakukan penelusuran hingga ke lokasi, jumlah RT di sana hanya sampai RT 08. "Ketika KTP seseorang lebih dari satu atau dobel itu tentu tidak benar. KTP Palsu itu kan bisa materialnya palsu dan identitasnya benar atau sebaliknya, materialnya asli, identitasnya palsu," terangnya.

Untuk itu dia meminta semua pihak secara bersama-sama bisa melakukan perbaikan. "Tentu upaya memerangi terorisme harus dilakukan bersama-sama," tutupnya.

(ndr/iy)

Kamis, 23/07/2009 12:13 WIB
Bom Marriott & Ritz-Carlton
Noordin M Top Tak Muncul Saat Resepsi Pernikahan Arina
Arbi Anugrah - detikNews

dok detikcom Cilacap - Menebak siapa sebenarnya suami Arina, warga Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap, tidaklah mudah. Sebab sosok yang diduga polisi sebagai Noordin M Top itu memang sangat misterius. Saat resepsi pernikahan Arina, sang suami tidak muncul.

Kesan tersebut didapat detikcom saat berbincang-bincang dengan ustadz Mahfud Ihsan, pengasuh Pondok Pesantren Al Muaddid yang terletak hanya sekitar 100 meter dari rumah Arina, Kamis (23/7/2009).

Ponpes Al Muaddid adalah milik Haji Wasum, kakak dari Bahrudin Latif alias Bariddin, orang tua Arina. Dan di ponpes itulah Arina bersama ibu dan dua anaknya dijemput oleh Densus 88, Selasa 21 Juli.

Meski bertetangga dekat, Mahfud mengaku tidak kenal dengan suami Arina. Bahkan saat ditanyakan nama Abdul Halim, pria tersebut juga menggeleng.

"Nama itu baru saya dengar saat ramai-ramai penggerebekan. Sebelumnya saya tidak pernah tahu," ujar Mahfud.

Mahfud juga mengaku tidak pernah sekalipun melihat sosok suami Arina. Karena itu saat ditanya ciri-ciri fisik suami Arina, Mahfud kembali mengaku tidak tahu.

Agak aneh memang jika Mahfud mengaku tidak pernah mengenal suami Arina. Sebab pernikahan Arina dengan pria misterius itu sudah berlangsung lama, yakni tahun 2005. Dan dari pernikahan itu, Arina telah melahirkan 2 orang anak.

Mengenai hal ini, Mahfud punya jawabannya. Menurut Mahfud, dia memang menghadiri perayaan pernikahan Arina. Acara itu digelar di masjid Ponpes Al Muaddid.

"Tapi saat itu yang ada hanya Arina. Saat ditanyakan kepada Pak Bariddin mana menantunya? Dia (Bariddin) menjawab sedang ke luar kota," tutur Mahfud.

Hal yang sama diungkapkan wanita yang mengaku bernama Karni, warga desa setempat. Dia juga mengaku tidak mengenak sosok menantu Bariddin tersebut.

"Maaf, saya tidak pernah melihat atau kenal menantu Pak Bariddin," ujarnya singkat saat ditemui detikcom mengantar anaknya belajar di Ponpes Al Muaddid.

Sebelumnya, anggota tim pengacara muslim (TPM) Ahmad Michdan mengatakan, Arina tidak mengetahui bahwa suaminya adalah Noordin M Top. Selama ini, dia mengenal suaminya dengan nama Abdul Halim.

"Proses nikahnya itu dulu dia lagi sekolah di Yogyakarta dipanggil pulang terus dinikahkan begitu saja. Jadi dia sama sekali nggak kenal suaminya sebelumnya," kata Michdan.
(djo/asy)

Kamis, 23/07/2009 12:24 WIB
Larangan Terbang ke Eropa Dicabut, SBY Bersyukur
Anwar Khumaini - detikNews

(Foto: dok Rumgapres) Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa senang akhirnya Komisi Eropa
mencabut larangan terbang kepada maskapai Indonesia. SBY pun meminta agar
maskapai semakin meningkatkan standar keamanan dan memberi pelayanan yang lebih baik lagi.

"Larangan terbang terbang maskapai telah dicabut, saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak," kata SBY saat memberikan sambutan peresmian perkantoran baru Garuda Indonesia di kompleks Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Kamis (23/7/2009).

Pencabutan larangan terbang ini, menurut SBY lantaran Indonesia telah melaksanakan sistem operasional penerbangan sesuai dengan standar internasional. Namun, perbaikan serta pelayanan terbaik diminta untuk terus dikedepankan.

"Mari kita perbaiki dan terus kita tingkatkan lagi," imbuh SBY.

SBY meminta, baik regulator atau pun operator penerbangan saling mendukung. Tidak boleh ada perbedaan pandangan yang pada akhirnya justru akan merugikan
penumpang.

"Regulator penting, operator juga penting. Tidak boleh ada loss di antara dua-duanya. Jika dua-duanya bertanggung jawab, insya Allah akan baik semua," ujar SBY.
(anw/nwk)
Kamis, 23/07/2009 12:58 WIB
Ledakan Keras Terdengar di Dekat Lokasi Forum Regional ASEAN
Rita Uli Hutapea - detikNews

Hillary Clinton (Reuters) Phuket - Ledakan keras terdengar di dekat lokasi pertemuan keamanan Asia di Phuket, Thailand yang dihadiri Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Hillary Clinton. Suara ledakan tersebut ternyata bersumber dari sebuah motor yang dihancurkan pasukan keamanan Thailand.

Motor yang salah satu bannya kempes tersebut dihancurkan karena mencurigakan. Diduga ada bahan peledak diletakkan di motor tersebut. Motor itu ditinggalkan begitu saja di dekat kompleks hotel mewah tempat berlangsungnya pertemuan keamanan ASEAN Regional Forum (ARF). Pemilik motor itu tak bisa ditemukan. Karena itulah pasukan keamanan Thailand menghancurkan motor tersebut.

Demikian disampaikan pejabat militer Thailand, Letjen. Kanit Sapitkak seperti dilansir harian News.com.au, Kamis (23/7/2009).

Dikatakan pejabat tersebut, semula ada indikasi bahwa di atas motor tersebut ada bahan peledak. Indikasi itu muncul setelah anjing-anjing pelacak mengendus motor tersebut. Namun kemudian setelah dihancurkan, barulah diketahui kalau tak ada bahan peledak di motor tersebut.

"Kami tidak mau mengambil risiko," ujar Kanit.

Para menlu termasuk Hillary Clinton dan pejabat-pejabat lain dari 30 negara lebih menghadiri ARF yang digelar di Phuket.

Sekitar 10 ribu tentara Thailand telah dikerahkan untuk memperketat pengamanan di sekitar lokasi pertemuan. Ini bertujuan untuk mencegah terulangnya insiden memalukan saat pertemuan ASEAN di Thailand pada April lalu, ketika para demonstran antipemerintah menggagalkan berlangsungnya KTT ASEAN.
(ita/iy)

Kamis, 23/07/2009 13:25 WIB
Warga Sekitar Tak Begitu Kenal Sosok Ibrohim
Aprizal Rahmatullah - detikNews

Jakarta - Sosok Ibrohim, florist Ritz-Carlton, tidak begitu dikenal warga yang tinggal di sekitar rumah kontrakannya di daerah Kuningan, Jakarta Selatan. Sebagian warga hanya mengenal wajahnya tetapi tidak mengetahui namanya.

"Namanya saya tidak tahu, tapi pas ditunjukkin wajahnya saya tahu ," ujar Amir Mushola Al-Makkiyah, Fatullah ketika ditemui detikcom di Jalan Eks Auri, Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Kamis (23/7/2009). Mushola ini hanya berjarak 6 meter dari kontrakan Ibrohim.

Fatullah mengenal Ibrohim sebagai orang yang pendiam dan rajin salat di mushola dekat kontrakannya. Kalau salat, Ibrohim selalu mengenakan celana panjang. "Saya sering lihat dia salat subuh, subuhnya dia rajin," cerita Fatullah.

Menurut Fatullah, Ibrohim tidak begitu dikenalnya karena kebanyakan orang yang mengontrak di rumah tersebut jarang bergaul dengan warga.

Ibrohim sebagai sosok yang kurang dikenal warga, juga disampaikan oleh penjaga warung yang berada tepat di depan kontrakan Ibrohim, Pipit (25). Dikatakan dia, Ibrohim memang pernah beberapa kali ke warungnya, tetapi Pipit tidak mengetahui namanya.

"Kesini paling cuma beli odol sama indomie, tapi saya tidak tahu namanya siapa. Tapi orangnya ramah kok," jelas Pipit.

Pipit menerangkan jauh sebelum bom meledak di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Ibrohim sudah lama tidak pulang ke kontrakan dan tidak pernah menampakkan dirinya lagi. Menurut kabar, Ibrohim telah 2 bulan tidak tinggal di kontrakan tersebut.

"Hampir 2-3 bulan saya tidak lihat dia (Ibrohim). Katanya dia sudah pindah ke rumah saudaranya," tuturnya.

Sementara itu, rumah kontrakan yang disewa oleh Ibrohim saat ini terlihat dalam kondisi tidak berpenghuni dan sepi. Pintu rumah kontrakan tersebut terkunci dan jendelanya tertutup rapat. (nvc/iy)
Kamis, 23/07/2009 13:31 WIB
ABG Pelaku Bom Bunuh Diri, Tak Berarti Ada Pola Baru Rekruitmen Noordin
Indra Subagja - detikNews

Foto Terkait
Bom Marriott Berhias Baut Jakarta - Polisi menyatakan bila salah satu pelaku pembom bunuh diri berusia 16-17 tahun. Muncul dugaan bila kelompok Noordin M Top yang ditengarai sebagai dalang aksi pemboman merekrut remaja sebagai sasaran. Apakah benar demikian?

"Sebetulnya random, rekruitmen mereka memakai 3 tahap, diawali dengan sembarang seleksi, hingga yang terakhir itu berbagi peran, sesuai kapabilitas, ada yang untuk mencari dana, merakit bom, atau untuk eksekusi dan peran pendukung," terang mantan investigator bom Bali, Hermawan Sulistyo saat dihubungi melalui telepon, Kamis (23/7/2009).

Menurut Hermawan, adanya remaja dalam aksi bom bunuh diri ini juga bukan hal yang aneh. Mereka juga tidak mengalihkan sasaran, orang yang diambil range usianya bermacam-macam, mulai 17-18 tahun sampai 40-45 tahun.

"Umumnya 20-30-an tahun, memang satu atau dua orang berusia 17-18. Pola rekruitmen itu dari keluarga dan kerabat. Jadi misalnya satu orang dapat, lalu anggota keluarganya yang lain dipengaruhi," jelasnya.

Apa yang membuat mereka mau melakukan itu? "Keyakinan mengenai adanya sumber jahat, people cause, setan jahat. Konsep mereka, di masyarakat itu ada evil cause, jadi rasa bersalah membunuh orang sipil tidak ada," tutupnya.
(ndr/iy)
Kamis, 23/07/2009 13:45 WIB
Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
Densus 88 Tak Temukan Barang Mencurigakan di Kontrakan Ibrohim
Aprizal Rahmatullah - detikNews

Foto: Reno Nugraha/detikcom Video Terkait
CCTV Rekam Pelaku Bom Marriott
Foto Terkait
Rumah Orang Tua Ibrahim Kosong Jakarta - Meski telah dinyatakan bukan pelaku peledakan bom di Hotel JW Marriot dan Ritz-Carlton, polisi masih menyelidiki Ibrohim. Kontrakan Ibrohim di Kelurahan Kuningan Timur, Jakarta Selatan pun digeledah tim Densus 88. Namun Densus 88 tidak menemukan hal yang mencurigakan di kontrakan seluas 3x7 meter itu.

"Waktu Densus 88 ke sini menggeledah, mereka foto-fotoin semua isi kamar, tapi sampai akhir nggak ditemui apa-apa," kata Ketua RT 005/3 Rohmani saat ditemui detikcom di rumahnya, di Kelurahan Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Kamis (23/7/2009).

Rohmani menjelaskan, penggeledahan kontrakan Ibrohim oleh anggota Densus 88 dilakukan Selasa 21 Juli siang. Ada 5 petugas berpakaian preman ditemani salah satu penghuni kontrakan, Andi. Andi juga berprofesi sama seperti Ibrohim, seorang florist (penata bunga).

"Andi yang nunjukin kontrakannya ke Densus karena dia juga ngontrak di sana," ungkap Rohmani.

Pantauan detikcom, rumah kontrakan yang sempat dihuni Ibrahim kini terkunci rapat. Jendela rumah berwarna biru ini pun tertutup. Kondisi rumah kosong tak berpenghuni. Hanya ada sepasang sandal butut tergeletak teras pintu masuk dan satu buah korek api berlogo Ritz-Carlton yang ditinggalkan di atas sela-sela jendela.

Sebelumnya ada 5 hingga 7 orang yang tinggal di sana. Namun, Rohmani tidak begitu mengenal siapa-siapa saja orang tersebut.

"Sejak insiden bom kontrakan itu jadi sepi. Orang-orangnya belum pada pulang, yang saya kenal paling hanya Andi saja karena sering ketemu di jalan," kata pensiunan PNS ini.

Rohmani menerangkan, selama ini aktivitas di kontrakan tersebut biasa-biasa saja lazimnya sebuah kontrakan. Ia juga tidak mengenal sosok Ibrohim yang selama ini ramai dicari-cari orang.

"Enggak ada yang mencurigakan tuh selama ini. Makanya saya kaget di berita-berita ada pelaku yang tinggal di sini," ujarnya.

(ape/ken)

Kamis, 23/07/2009 13:46 WIB
Perburuan Noordin M Top
Densus 88 Sempat Buru Bariddin ke Yogyakarta
Bagus Kurniawan - detikNews

dok detikcom Yogyakarta - Densus 88 Mabes Polri masih memburu Bahrudin Latif alias Bariddin. Untuk menangkap pria yang disebut sebut-sebut sebagai mertua Noordin M Top itu, polisi sempat mengubek-ubek wilayah Yogyakarta.

Pasca penangkapan Saefudin Zuhri, warga Nusawungu, Cilacap, 21 Juni 2009 lalu, Densus 88 kemudian memburu Bariddin, warga Dusun Pulele, Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap. Bariddin diduga mengetahui keberadaan jaringan Nurdin M Top.

Namun saat petugas menyambangi kediamannya, Bariddin tidak ada ditempat. Pria tersebut disebutkan sedang pergi ke Yogyakarta untuk menghadiri pernikahan kerabatnya.

Di Yogyakarta, belasan anggota Densus menggrebek sebuah rumah di Kampung Kumendaman, Kecamatan Mantrijeron sekitar pukul 18.30 WIB. Rumah tersebut diduga disinggahi Bariddin saat berada di Yogyakarta. Rumah itu ditempati salah satu anak Bariddin yang kuliah di Yogyakarta.

Kedatangan petugas bersenjata lengkap menggagetkan warga sekitar. Terlebih para petugas itu kemudian bertanya kepada sejumlah warga apakah mengenal Bariddin dan anaknya yang bernama Kholik.

"Yang dicari itu namanya Kholik. Petugas menanyakan mana rumah Kholik kepada warga sekitar. Petugas juga bertanya kepada warga tentang Bariddin, pria berusia sekitar 55. Tapi tidak ada satupun warga yang tahu," kata salah seorang warga RT 27 RW 28, Kampung Kumendaman, Kamis (23/7/2009).

Selanjutnya disaksikan beberapa pengurus RT, petugas kemudian masuk ke dalam rumah kosong yang diduga milik Kholik. Semua ruangan kamar digeledah dan diperiksa, tapi tidak ditemukan apa-apa. "Setelah pergi, kami yang menutup kembali rumah itu," katanya.(bgs/djo)

Kamis, 23/07/2009 13:48 WIB
ABG Jadi Tersangka Bom Marriott Menyedihkan dan Menyakitkan
Rachman Haryanto - detikNews

Sketsa kepala yang diduga pengebom Jakarta - Anak baru gede (ABG) diduga menjadi salah satu pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott berdasarkan sketsa kepala yang dirilis Mabes Polri kemarin. Hal ini menyedihkan dan menyakitkan bagi anak-anak.

"Ini sangat menyakitkan dan menyedihkan bagi anak-anak. Saya prihatin anak bangsa bukannya malah dikuatkan atau diangkat, tapi malah diberi atau dijustifikasi sebagai teroris," ujar mantan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Giwo Rubianto Wiyogo.

Hal itu dikatakan Giwo di sela-sela peringatan Hari Anak Nasional di Dunia Fantasi (Dufan), Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Kamis (23/7/2009).

Menurut dia, semua pihak jangan terlalu cepat menyimpulkan atau menjustifikasi. Padahal ABG itu belum terbukti benar atau tidak menjadi pelaku bom bunuh diri.

"Harus melalui penyidikan, harus melalui pemeriksaan dan jangan terlalu cepat menyimpulkan. Saya menyesal dan prihatin tentang hal itu, dugaan ABG yang dijadikan teroris, harusnya diteliti dulu, ada standarnya," tukas Giwo.

Menurut identifikasi polisi, pengebom di Marriott berumur 16-17 tahun dan bertinggi lebih 170 cm. Sedang pengebom di Ritz Carlton berusia 40-an tahun.

(nwk/nrl)
Kamis, 23/07/2009 13:57 WIB
Kontroversi Pidato SBY
SBY Diminta Jelaskan Bagian yang Dipelintir Media
Laurencius Simanjuntak - detikNews

Video Terkait
SBY Kunjungi Korban Bom di RS MMC
Foto Terkait
SBY Jenguk Korban Bom di RS MMC Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut media massa telah memutarbalikkan isi pidatonya soal bom Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. SBY pun diminta menunjukkan bagian yang telah 'bergeser' dari isi pidatonya 17 Juli lalu itu.

"Kalau dia menyatakan dipelintir media, tunjukkan bagian perkataan mana dianggap dipelintir," kata Ketua DPP PDIP, Maurarar Sirait di sela-sela rapat DPP di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jaksel, Kamis (23/7/2009).

Menurutnya, penayangan pidato SBY yang diputar berulang-ulang oleh media televisi sudah cukup menyampaikan pesan yang jelas dan lengkap dari seorang presiden.

Presiden dalam pidatonya, kata Maruarar, seharusnya tampil menyampaikan empati sedalam-dalamnya atas musibah yang dialami bangsa Indonesia.

"Dan menyatukan semua potensi bangsa. Bahwa ini adalah masalah bangsa secara menyeluruh dan kita selesaikan, dan jangan memberikan dugaan-dugaan kepada siapapun," tegasnya.

Jika presiden sudah mempunyai bukti kuat terhadap orang yang diduga, kata Marurar, sebaiknya ia menempuh jalur hukum.

"Di lain pihak kalau sudah ada buktinya secara hukum, jangan ragu-ragu untuk mengambil langkah-langkah tegas dan dihukum seberat-beratnya," katanya. (lrn/ken)
Kamis, 23/07/2009 14:01 WIB
Rekonstruksi di Ritz Carlton
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Salah satu adegan dalam rekontruksi. Video Terkait
Ledakan Bom Guncang Ritz Carlton
Foto Terkait
Penutupan Ritz Carlton Jakarta - Nama orang yang diduga pelaku peledakan bom Marriot-Ritz Carlton terus berganti seiring perkembangan penyelidikan kasus tersebut. Tapi polisi sudah menggelar rekonstruksi salah satu kejadian sesaat setelah ledakan.

Reka ulang digelar di pelataran Hotel Ritz Carlton, Jl Lingkar Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (23/7/2009). Prosesnya hanya berlangsung kurang lebih 15 menit dan tidak mencolok hingga nyaris luput dari pantauan wartawan.

Pelaku rekonstruksi terdiri dari tiga pria dan seorang wanita. Tag nama bertulis Rosi dikenakan si wanita dan Hadi serta Jajang masing-masing untuk si pria. Sedangkan pria satu lagi tanpa tag nama.

Di dalam rekonstruksi itu Rosi dan Jajang bersalaman dengan si pria tanpa nama di halaman hotel. Setelah itu ketiganya bersama-sama masuk ke dalam hotel. Tidak berapa lama Jajang terlihat keluar menuju lapangan di depan hotel.

Kepada wartawan yang mencegatnya, pemakai nama Jajang menolak untuk memberi keterangan apa pun. Keterangan bahwa rekonstruksi terkait ledakan bom, didapat dari pemakai nama Rosi.

"Setelah kejadian bom itu lho, Mas. Apa yang direkonstruksi tanya yang di sana itu," jawab wanita berkemeja putih itu sembari menunjuk ke arah polisi yang juga berkemeja putih. Mendiskusikan bom Mega Kuningan lebih lanjut
Kamis, 23/07/2009 14:05 WIB
Gedung Sona Topas Sudirman Diancam Bom
E Mei Amelia R - detikNews

Jakarta - Ancaman teror bom kembali mengguncang perkantoran di kawasan ibukota Jakarta. Kali ini ancaman bom melanda gedung pencakar langit Sona Topas.

"Katanya pukul 12.45 WIB ada ancaman bom. Karyawan disuruh keluar, semua panik," ujar salah satu karyawan di Gedung Sona Topas, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (23/7/2009).

Semua karyawan yang berhamburan keluar sempat memacetkan arus lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman yang mengarah ke Blok M. Tidak lama setelah itu, satu tim Gegana dari Polri meluncur ke lapangan untuk menyisir lokasi. Gedung dari lantai 1 hingga lantai 11 disisir tetapi tidak ada bahan mencurigakan yang ditemukan.

Pada pukul 13.50 WIB semua karyawan diperbolehkan masuk kembali ke dalam gedung.

(nvc/nrl)
Kamis, 23/07/2009 14:41 WIB
Bom JW Marriott & Ritz Carlton
SBY Disarankan Bentuk Tim Ahli Pidato
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Video Terkait
CCTV Rekam Pelaku Bom Marriott
Foto Terkait
Polri Ukur Dampak Kerusakan Bom Jakarta - Juru bicara tim sukses JK-Wiranto, Indra J Piliang, menyarankan SBY membentuk tim ahli pidato. Dengan cara ini SBY tidak perlu repot memperbaiki pernyataan yang sudah dilontarkannya.

"SBY sebaiknya segera menyusun tim yang secara khusus betul-betul dia percaya bisa dimintai keterangan sebelum berpidato," ujar Indra, mengomentari SBY yang merasa pernyataan soal Bom di Hotel JMarriott dan Ritz-Carlton telah 'dipelintir.

Hal ini disampaikan Indra seusai dialog di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (23/7/2009).

Menurut Indra, pernyataan SBY yang menuduh pers memelintir ucapannya tentang bom JW Marriott dan Ritz-Carlton terkait Pilpres bisa berakibat buruk bagi pemenang capres versi quick count ini. Popularitas yang dibangga-banggakan bisa menurun drastis.

"SBY sedang kesulitan dengan kemenangan yang dia dapat sehingga kebingungan dalam statementnya . Popularitasnya bisa turun dengan cepat," kata Indra.

Indra menyarankan agar SBY mulai melirik orang kritis untuk ditempatkan di sekelilingnya. Sejumlah pemimpin dunia, menurut Indra, sukses karena kritik dari orang terdekatnya.

"Harusnya ada orang-orang yang kritis tapi orangnya sendiri. Mahathir Muhammad bisa jadi PM bagus karena selalu berdebat dengan tim ahlinya," ungkap Indra.

Nah, untuk masalah ini, menurut Indra, SBY agak kesulitan. "Masalahnya adalah organisasi di sekeliling SBY rapuh dan tidak ada yang berani marah kepada SBY," jelasnya.
(van/nik)

Kamis, 23/07/2009 14:43 WIB
Bom JW Marriott & Ritz Carlton
Bariddin, Mertua Noordin M Top Diburu ke Ngawi
Budi Sugiharto, Budi Sugiharto - detikNews

Video Terkait
Evakuasi 6 Jenazah Bom JW Marriott
Foto Terkait
Ritz Carlton Meledak Surabaya - Perburuan Bahrudin Latif alias Bariddin kabarnya hingga ke Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Untuk menangkap pria yang disebut sebut-sebut sebagai mertua Noordin M Top itu, polisi sempat melakukan penyelidikan di dua kecamatan, Walikukun dan Paldaplang.

Informasi yang diperoleh detikcom, polisi menyisir di kawasan Walikukun. Daerah itu dikabarkan terdapat salah satu kerabat Rahayu Dwi Astuti, istri Bariddin.

"Iya tadi kita main ke sana (Ngawi) untuk pengembangan," ungkap anggota Densus 88 yang dihubungi detikcom, Kamis (23/7/2009). Sayangnya sang polisi antiteror yang menolak namanya disebutkan ini enggan menyebut rumah siapa yang digerebeknya.

Perlu diketahui, seorang warga Ngawi pada tahun 2005 juga digegerkan dengan tewasnya
Agus Puryanto alias Arman, dalam penggerebekan gembong teroris Dr Azahari di Batu.

Agus berasal dari Desa Paldaplang, Kecamatan Widodaren. Kondisi Agus saat itu hancur
berkeping-keping setelah meledakkan diri saat polisi menggerebek sarang teroris di
Perumahan Flamboyan, Batu, pada 9 November.
(gik/nrl)

Kamis, 23/07/2009 14:58 WIB
Memburu Noordin M Top
Suami Arina yang Diduga Noordin M Top Berpostur Kecil, Kulit Putih
Arbi Anugrah - detikNews

dok detikcom Cilacap - Ciri-ciri pria yang diduga Noordin M Top yang menjadi suami wanita bernama Arina, sedikit terkuak. Pria tersebut berperawakan kecil dan berkulit putih.

Penelusuran detikcom untuk mencari informasi mengenai identitas suami Arina, warga Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, tersebut tidaklah mudah. Sebab banyak warga mengaku tidak pernah mengenalnya.

Namun, meski demikian, pelacakan yang dilakukan detikcom sedikit membuahkan hasil. Seorang warga bernama Rumiasih, mengaku pernah melihat pria tersebut.

"Waktu itu dia turun dari sepeda motor, masih pakai helm sehingga wajahnya tak terlihat. Perawakannya kecil dan kulitnya putih bersih. Dia pakai celana panjang semata kaki," ujar Rumiasih, yang tinggal di depan rumah Arina.

Selebihnya Rumiasih mengaku tidak tahu apa-apa lagi mengenai pria tersebut. Menurut Rumiasih, dirinya hanya sekali itu melihat pria tersebut.

Sosok suami Arina memang sangat misterius. Bahkan saat acara syukuran pernikahan Arina digelar, suami Arina pun tidak muncul.

"Waktu itu setelah salat Jumat di masjid Ponpes Al Muaddid, ada pengumuman bahwa Arina sudah menikah. Selanjutnya syukuran dan makan-makan, tapi suaminya tidak ada," ujar Hadi, warga lainnya.

Ungkapan penuh heran juga diungkapkan seorang pegawai Balai Desa Pasuruhan bernama Sadim Setyo. Menurut Sadim, pernikahan Arina yang terjadi pada 2005 lalu tidak pernah dilaporkan ke aparat desa.

"Saya benar-benar tidak pernah lihat suaminya, wong dilaporkan saja tidak kok," ungkap Sadim. (djo/nrl)
Kamis, 23/07/2009 15:18 WIB
Bom di 1808 Hotel Marriott & Dugaan 'Pengantin' Kabur
Indra Subagja - detikNews

foto: courtesy Metro TV Foto Terkait
Bom Marriott Berhias Baut Jakarta - Salah satu bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton tidak meledak. Bom ditemukan polisi dalam kondisi masih aktif. Mengapa bom tidak meledak? Berbagai dugaan muncul, mulai dari pemicu yang tidak menyala hingga sang 'pengantin' yang kabur.

Mantan investigator bom Bali Hermawan Sulistyo menduga ada 3 kemungkinan yang menyebabkan bom di kamar 1808 tidak meledak. Pertama, karena alasan teknis terkait remote bom.

"Ada 3 kemungkinan, yang paling masuk akal, itu akan diledakkan dengan remote tapi kemudian kenapa tidak meledak sekaligus karena remote susah, karena ada beton, frekuensi remotenya tidak sampai," jelas Kiki, panggilan akrab Hermawan, saat dihubungi detikcom melalui telepon, Kamis (23/7/2009).

Kemungkinan kedua salah waktu sehingga bom yang di bawah meledak lebih dulu. Kemudian ketiga, ada pelaku lain yang berubah pikiran. "Pelaku itu kabur," kata Kiki. Dalam jaringan teroris, pelaku bom bunuh diri disebut sebagai pengantin.

Polisi menemukan bom masih aktif di kamar 1808 yang diduga disewa para pengebom. Bom itu ditaruh di dalam tas laptop, dan digeletakkan di meja di sisi ranjang. Rangkaian bom diletakkan di dalam kotak makanan dari plastik dibungkus di dalam bungkus warna hijau yang kemudian dimasukkan dalam tas laptop yang sudah diisi dengan ratusan baut.

Mungkinkah bom ini sengaja ditinggalkan sebagai pesan? "Tidak mungkin mereka meninggalkan pesan, kelompok seperti ini tidak ada pesan," jelasnya.

Dari bom yang ditemukan, saat ini tim forensik masih menelaah unsur-unsur baru. "Masih diselidiki apa booster dari jenis bom ini. Kalau yang dulu kan ada TNT dan bensin, kalau yang sekarang ini boosternya masih dianalisa. Bom yang sekarang juga lebih sederhana dan rumit," jelasnya.

Belum lagi dari bom yang ditemukan, sistem sirkuitnya berbeda dan ada unsur baru di dalam, yang digunakan sekarang ini dan belum diketahui jenisnya.

"Untuk diketahui saja ada sekitar 400 di kalangan mereka yang masih memiliki kemampuan. Belajar membuat bom ini kan mudah, mungkin hanya butuh waktu 1 bulan. Yang penting harus diawasi penjualan bahan kimia di toko harus diperketat," tutupnya.
(ndr/iy)

Kamis, 23/07/2009 15:26 WIB
Istri Noordin M Top Ditangkap
TPM Terima Surat dari Densus 88, Keberadaan Arina Masih Misterius
Ken Yunita - detikNews

Jakarta - Tim Pembela Muslim (TPM) yang kini menjadi pengacara Arina sudah mendapat konfirmasi bahwa Arina dan ibunya, Rahayu Dwi Astuti, ada di tangan polisi. Namun hingga saat ini, TPM belum mengetahui pasti di mana keberadaan perempuan yang disebut-sebut istri Noordin M Top itu.

"Kita sudah menerima surat penangkapan dan penahanan terhadap Arina dan ibunya yang dititipkan ke kepala desa. Dengan surat itu, kita tahu kalau keduanya ada di tangan polisi," kata salah satu anggota TPM Ahmad Kholik kepada detikcom, Kamis (23/7/2009).

Meski telah menerima surat dari Densus 88, TPM tetap belum bisa memastikan bagaimanan kondisi Arina saat ini. TPM juga tidak mengetahui nasib kedua anak Arina yang juga ikut dibawa polisi.

"Kita nggak tahu anaknya ikut dibawa apa enggak. Mungkin ikut dibawa tapi nggak dikeluarkan surat penahanan," kata Kholik.

Saat ini, TPM akan menunggu 7 x 24 jam sebelum mengambil tindakan lebih lanjut. "Biasanya kita memang tidak diberi akses apa pun selama itu, kita tunggu dulu saja," kata Kholik.

"Tapi sekarang kita cari informasi dulu di mana keberadaan Arina, ibunya dan kedua anaknya," lanjutnya.

Sebelumnya diberitakan, Arina dibawa polisi pada 22 Juli pukul 10.30 WIB dari rumahnya. Arina disebut-sebut sebagai istri gembong teroris paling dicari, Noordin M Top.

Namun dari pengakuan Arina kepada TPM, perempuan itu sama sekali tidak mengetahui suaminya adalah seorang teroris. Yang diketahuinya, suaminya bernama Abdul Halim.

Arina menikah dengan Abdul Halim pada 2005 silam. Saat itu, Arina yang sedang sekolah di Yogyakarta dipanggil pulang oleh ayahnya, Baharudin Latif alias Bariddin dan dinikahkan dengan pria yang tidak dikenalnya itu. Dari perkawinan itu, Arina melahirkan dua anak.

Ayah Arina, Baharudin, disebut-sebut telah melindungi Noordin M Top sehingga dicari-cari polisi. Sebelum Arina ditahan, ayahnya yang sehari-hari berprofesi sebagai petani dan guru mengaji itu telah menghilang.

(ken/nrl)
Kamis, 23/07/2009 15:58 WIB
Polisi Tangkap ZA, 'Calon Pengantin' Anak Buah Noordin M Top
Muchus Budi R. - detikNews

dok detikcom Solo - Polda Jateng mengaku menangkap seorang lelaki yang telah dipersiapkan menjadi pelaku bom bunuh diri atau yang biasa disandikan sebagai 'calon pengantin'. Lelaki yang ditangkap di Cilacap pada Rabu malam kemarin tersebut mengaku telah mendapat pembinaan khusus sejak tahun 2001.

Hal tersebut disampaikan Kapolda Jateng Irjan (Pol) Alex Bambang Riatmodjo saat memberikan pengarahan kepada seluruh kepala desa dan lurah se wilayah Surakarta di Diamond Convemtion Center Solo, Kamis (23/7/2009).

Bambang mengatakan penangkapan terhadap lelaki yang mengaku anggota kelompok teror itu dilakukan di Cilacap Rabu malam. Lelaki berinisial ZA tersebut bergabung sejak tahun 2001 dan telah mendapatkan pembinaan atau pelatihan khusus untuk dipersiapkan melakukan bom bunuh diri.

"Tadi malam dia saya tanyai dan mengaku bahwa dia memang dipersaipkan untuk melakukan bom bunuh diri berikutnya. Dia berprofesi sebagai tukan pembuat sapu dan keset (hambal)," ujar Bambang Riatmojo di hadapan ratusan kepala desa dan lurah.

Kepada wartawan seusai acara, Bambang mengatakan, hari ini ZA akan dikirim ke Mabes Polri untuk dilakukan pemeriksaan silang dengan para tersangka lainnya.

Pengamanan Bersama

Dalam pengarahannya, Kapolda Jateng berharap para kepala desa dan lurah membantu menjaga daerahnya masing-masing dengan memberikan informasi kepada polisi jika melihat orang yang mencurigakan. Kepada para kepala desa dan lurah, Kapolda juga membagikan selebaran Noordin M Top.

Selain Kapolda Pangdam IV Diponegoro, Mayjen Hariyadi Sutanto juga memberikan pengarahan. Dia berharap kekompakan semua pihak dalam menangani kasus terorisme yang menjadi musuh bersama.

Sedangkan Gubernur Jateng, Bibit Waluyo, dalam arahannya meminta semua desa semakin meningkatkan siskamling dan wajib lapor. Dengan demikian ruang gerak para teroris akan semakin sempit dan terpojok.

(mbr/djo)

Kamis, 23/07/2009 16:14 WIB
Kejar Noordin M Top, Densus 88 Sisir Lamongan
Budi Sugiharto - detikNews

Lamongan - Kabupaten Lamongan, Jawa Timur tak luput dari pengawasan Densus 88 Anti Teror. Langkah ini dilakukan dalam perburuan Noordin M Top maupun mertuanya Bahrudin Latif alias Bariddin.

Sumber detikcom menyebutkan, jika tim anti teror ini telah masuk ke Lamongan dan sudah memberitahu berkoordinasi dengan pimpinan kepolisian setempat.

Namun Kapolres Lamongan AKBP Imam Sayuti tidak memberikan kepastian soal kabar tersebut. "Sebagai institusi di atas kita, Densus bisa kemana saja dan kapan saja," kata Imam dengan diplomatis saat dihubungi detikcom, Kamis (23/7/2009).

Namun lanjut Imam, situasi di Lamongan saat ini masih kondusif. Daerah pesisir utara juga demikian. "Tetapi kita tetap waspada apalagi masih siaga I," katanya.

(gik/ndr)

Kamis, 23/07/2009 16:21 WIB
Polisi Tangkap 'Calon Pengantin'
ZA Disiapkan Untuk Aksi Bom Bunuh Diri Selanjutnya
Muchus Budi R. - detikNews

dok detikcom Solo - Polda Jawa Tengah (Jateng) menangkap ZA, yang diduga sebagai calon pengantin' anak buah Noordin M Top. ZA mengaku, dirinya dipersiapkan untuk aksi pengeboman selanjutnya.

Hal tersebut disampaikan Kapolda Jateng Irjan (Pol) Alex Bambang Riatmodjo saat memberikan pengarahan kepada seluruh kepala desa dan lurah se wilayah Surakarta di Diamond Convention Center Solo, Kamis (23/7/2009).

"Tadi malam dia saya tanyai dan mengaku bahwa dia memang dipersiapkan untuk melakukan bom bunuh diri berikutnya," kata Alex Bambang.

Calon pengantin adalah kata sandi yang biasa digunakan bagi para pelaku bom bunuh diri. Dan Noordin M Top selama ini dikenal sangat piawai merekrut sejumlah orang untuk menjadi calon pengantin.

Seperti ZA misalnya, pria yang ditangkap di Cilacap itu mengaku sudah mendapat pembinaan sejak tahun 2001.

(mbr/djo)
Kamis, 23/07/2009 16:26 WIB
Bom di JW Marriott & Ritz-Carlton
Indonesia Masih Sisakan Travel Warning dari Australia
Suhendra - detikNews

Menhub Jusman SD (dok detikcom) Jakarta - Saat ini Indonesia masih menyisakan pengenaan travel warning oleh Australia pasca bom di Mega Kuningan. Sementara itu negara-negara seperti Eropa dan AS hanya mengenakan ban untuk wilayah-wilayah tertentu di Indonesia.

Hal ini disampaikan Menteri Perhubungan Jusman Syafi'i Djamal di kantor manajemen Garuda Indonesia, di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten Kamis (23/7/2009).

"Travel warning yang saya lihat itu adalah Australia, mereka menjatuhkan itu sambil melihat kondisi, yang mengingatkan warga negaranya untuk hati-hati datang ke Indonesia," katanya.

Namun kata dia meski mengenakan peringatan berkunjung terhadap Indonesia, para wisatawan atau pengunjung dari Australia sampai saat ini belum melakukan pembatalan kunjungan ke Indonesia.

"Kelihatannya belum ada pembatalan dari orang-orang Australia," ucapnya.

Sedangkan untuk pengenaan travel warning dari negara-negara di Eropa dan AS hanya sebatas pelarangan untuk berkunjung ke wilayah-wilayah tertentu di Indonesia.

"Sebelumnya Eropa dan AS, travel warning hanya menyatakan ada daerah-daerah
tertentu (di Indonesia)," jelasnya.

Mengenai pencabutan larangan terbang maskapai penerbangan Indonesia ke Uni
Eropa, ia memastikan Garuda akan mulai terbang ke Eropa pada tahun 2010 nanti. Sedangkan untuk maskapai sewa (carter) seperti Premi Air dan Airfast sudah bisa beroperasi dengan segera.

"Mereka sudah bisa langsung, karena pesawatnya cukup. Bahkan sudah mendarat di Honolulu (Hawai, AS)," jelas Jusman.

(hen/nwk)
Kamis, 23/07/2009 16:27 WIB
Bom JW Marriott & Rizt-Carlton
Bali Yakinkan Dunia Aman Dikunjungi
Gede Suardana - detikNews

dok detikcom Denpasar - Pasca serangan bom di hotel JW Marriott dan Rizt-Carlton, Bali berusaha meyakinkan dunia bahwa sebagai daerah tujuan wisata tetap aman dan nyaman untuk dikunjungi.

Demikian disampaikan Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ngurah Wijaya pada jumpa pers Sanur Festival Village di Arena Pub and Resto, Jalan By Pass Sanur, Denpasar, Kamis (23/7/2009).

"Keberhasilan pemerintah Indonesia memerangi terorisme harus kita sampaikan sebaik-baiknya kepada wisatawan sehingga mereka tidak ragu dan merasa nyaman datang ke Bali, Indonesia," kata Wijaya.

Selain rajin berpromosi, Bali harus terus melakukan upaya untuk menarik wisatawan dunia datang berlibur ke pulau dewata. Upaya itu bisa dilaksanakan, karena menurut Wijaya, Bali memiliki banyak produk yang bisa diperkenalkan kepada wisatawan di dunia. Salah satunya, adalah Bali kembali meraih penghargaan pulau terbaik di dunia untuk kunjungan wisata versi majalah Travel and Leisure dari Amerika Serikat. Penghargaan ini mengalahkan sembilan lokasi wisata dunia,
diantaranya Galapagos, Cape Breton, dan Maladewa.

Aktivitas dunia pariwisata di Bali, menurutnya tidak boleh berhenti hanya karena serangan bom di Jakarta. Sebagai bentuk sikap tersebut, dalam waktu dekat komponen pariwisata akan menggelar Sanur Village Festival ke-4. Ajang yang digelar pada 12-16 Agustus 2009 akan diikuti beberapa negara, diantaranya Jepang, India, Mesir, Bangladesh, dan Sri Langka.

Berbagai atraksi akan digelar untuk menarik minat wisatawan, diantaranya parade budaya, parade jukung, pameran lukisan, layang-layang.

"Ini menunjukkan bahwa kegiatan pariwisata tetap berjalan seperti biasa meskipun terjadi teror," ujarnya.

Pihak pariwisata Bali pun optimis bahwa serangan bom di Jakarta tak berpengaruh banyak bagi pariwisata Bali. "Dampaknya tidak akan sedahsyat bom Bali 2002," ujar Wijaya.

(gds/djo)

Kamis, 23/07/2009 16:36 WIB
Polisi Buru Mantan Istri Noordin M Top di Riau
Chaidir Anwar Tanjung - detikNews

Foto Terkait
Bom Marriott Berhias Baut Pekanbaru - Berapa jumlah istri Noordin M Top? Tidak ada data yang pasti. Namun, di tengah persembunyiannya, warga Malaysia ini selalu berhasil menggaet perempuan untuk dijadikan istri. Kini, mantan istri Noordin di Riau sedang diburu polisi.

Noordin pernah bersembunyi di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) Riau. Dan saat itu, Noordin sempat menikahi seorang perempuan. Perkawinan teroris kelas kakap dengan perempuan Riau ini membuahkan beberapa anak.

Ledakan bom di JW Marriott Jakarta dan Ritz-Carlton memaksa polisi untuk memburu Noordin lebih intensif lagi. Kamis (23/7/2009), Tim Densus 88 disebar ke Riau untuk mencari mantan istri Noordin itu.

Kabid Humas Polda Riau, AKBP Zulkifli saat dihubungi detikcom, mengatakan salah satu istri Noerdin M Top memang ada wilayah hukum Riau, tepatnya di Kabupaten Rohil. Untuk mengetahui keberadaan istrinya itu, kini tim Densus 88 Polda Riau yang juga dibantu dari Mabes Polri tengah disebar ke lokasi tersebut.

Namun sejauh ini Polda Riau belum dapat memastikan apakah istri Noordin M Top masih di sana atau sudah pindah. "Apakah masih di sana, itu yang sedang ditelusuri Tim Densus 88," kata Zulkifli.

Zulkifli juga mengaku tidak mengetahui siapa nama mantan istri Noordin tersebut. "Saya kurang tahu siapa namanya, yang jelas tim lagi disebar ke sana," kata Zul.

Kabarnya, dengan istri warga Rohil itu, Noordin memiliki beberapa orang anak. Namun tidak tahu pasti berapa orang jumlahnya. Malah disebut-sebut Noordin juga sudah membelikan tanah untuk mertuanya di Riau.

(cha/asy)
Takut Jadi Persembunyian Noordin M Top, 2 Pesantren di Kediri Diawasi
Samsul Hadi - detikNews

Kediri - Perburuan terhadap Noordin M Top maupun mertuanya Bahrudin Latif alias Bariddin di Jawa Timur semakin meluas. Takut dijadikan sebagai tempat persembunyian, 2 Pondok Pesantren yang ada di Kabupaten Kediri pun mulai diawasi.

Pengawasan di 2 pondok pesantren di Kecamatan Puncu dan Pare ini dilakukan setelah
sebelumnya sempat dikunjungi oleh Pengasuh Ponpes Ngruki, Abu Bakar Ba'asyir.

Hal ini diungkapkan Komandan Kodim 0809 Kediri, Letkol (Inf) Totok Imam, kepada detiksurabaya.com di sela-sela mendampingi kunjungan Kapolda Jatim Irjen Pol Anton
Bachrul Alam di Mapolwil Kediri, Kamis (23/7/2009).

"Kalau kunjungan Baasyir ke pesantren itu saya sudah lupa kapan tepatnya. Yang jelas
pengawasan memang sedang kami lakukan, dan lokasinya ada di pesantren di kawasan
pinggiran," kata Totok serius.

Namun sayang saat diminta menyebutkan nama pesantren yang mendapatkan pengawasan ketat, Totok enggan menyebutkannya. "Kalau saya sebutkan namanya bukan pengawasan.
Kalau namanya maaf saya tidak bisa menyebutkan, karena pengawasan yang kami lakukan
sifatnya tertutup," ujarnya.

Ditanya mengenai kemungkinan kaburnya Bariddin dan Noordin M Top di Kabupaten Kediri, hal tersebut diakui sangat mungkin terjadi. Seluruh wilayah di Indonesia dianggap memiliki tingkat kerawanan yang sama terkait kemungkinan menjadi sarang terorisme.

"Dulu siapa yang menyangkap jika akhirnya Doktor Azhari berhasil digerebek di Malang. Jadi meskipun di Kabupaten Kediri selama ini aman, kewaspadaan tetap harus kami tingkatkan dan itu sudah kami lakukan dengan terus berkoordinasi dengan kepolisian," jelas Totok.

(bdh/ndr)

Kamis, 23/07/2009 17:08 WIB
Jaksa Temukan Persamaan Bom Marriott 2009 dan 2003
Novia Chandra Dewi - detikNews

Video Terkait
Bom JW Marriott Tewaskan Presdir PT Holcim
Foto Terkait
JW Marriott Hancur Berantakan Jakarta - 5 Jaksa dari Kejaksaan Agung (Kejagung) yang bergabung dengan Densus 88 Antiteror menemukan kesamaan antara peledakan bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton 17 Juli 2009 dengan peledakan bom sebelumnya yang terjadi 2003. Hal ini dilihat dari cara pengebom dengan melancarkan aksi bom bunuh diri.

"Hasil laporan mereka kemarin (Rabu), baru menemukan persamaan peledakan bom dengan cara bunuh diri," Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum) Abdul Hakim Ritonga di Kantornya, Jl Sultan Hasanuddin, Jakarta, Kamis (23/7/2009).

Dikatakan Ritonga, 5 jaksa yang diturunkan sebagai satgas antiterotrisme sebelumnya telah mengikuti studi banding ke Amerika. Keikutsertaan mereka dalam peristiwa pengeboman tersebut atas perintah Jaksa Agung untuk melihat metode susunan bom dan mengetahui ada atau tidaknya persamaan bom dengan bom sebelumnya.

"Mengenai siapa yang bertanggung jawab, masih diselidiki tim penyelidik Mabes Polri dan Densus 88. Mereka (5 jaksa) sekadar memonitor apa yang terjadi," pungkasnya.
(nov/nrl)


Kamis, 23/07/2009 17:12 WIB
Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
Pelaku Jangan Atas Namakan Islam!
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Foto: Dokumen detikcom Jakarta - Pelaku peledakan bom hampir selalu dikaitkan dengan jihad dan Islam. Pelaku pengeboman Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton pun diminta tidak mengatasnamakan Islam dalam semua aksinya. Alasannya, Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan.

"Jangan memakai nama Islam, karena Islam tidak mengajarkan kekerasan," ujar pimpinan Islamic Centre Indonesia (ICI) Habib Abdurrahman A Habsy di Jakarta Media Centre (JMC), Bellagio Mall Mega Kuningan,
Jakarta Selatan, Rabu (23/7/2009).

Abdurrahman juga meminta berbagai kalangan untuk tidak langsung mengaitkan pemboman kali ini dengan Islam. "Jangan sembarang menyampaikan pernyataan yang bisa memojokkan kami punya saudara. Semua pihak kami mengimbau untuk menahan diri dan mejaga persatuan dan kesatuan," katanya.

Sementara itu, Sekertaris Jenderal Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Richard Daulay mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk segera menangkap pelaku pemboman.

"Kita mendesak Presiden seperti yang undang-undang ditegaskan untuk melindungi warganya dan melaksanakan tugasnya dengan profesional dan melanjutkan menangkap pelaku, dan mengadili ke meja hijau," katanya.

Richard juga mengecam terjadinya peristiwa pengeboman tersebut yang telah menewaskan 9 orang dan mencederai 53 orang itu. "Kita kecam, kita marah dan sesalkan peristiwa ini terjadi. Kami nyatakan duka cita dan simpati pada semua korban," ujarnya.

Pada pernyataan ini, hadir juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta KH Mundzir Tamam, Pimpinan Majelis Rasulullah SAW Habib Mundzir Al Musawa, dan Perwalian Umat Budha Indonesia (Walubi) Biksu Eka Wimsati Wirya.

(fiq/ken)


Dapatkan berita terkini dari detikcom. Ketik REG POL kirim ke 3845
(khusus pelanggan Indosat, Telkomsel, Tri)

Kamis, 23/07/2009 17:29 WIB
Densus 88 Tangkap Asmadi di Cilacap, Diduga Anggota Kelompok Noordin
Arbi Anugrah - detikNews

Cilacap - Densus 88 Antiteror mengamankan seorang pria bernama Asmadi, warga Sikanco, RT 01/07 Cilacap, Jawa Tengah. Diduga dia salah satu anggota jaringan teroris kelompok Noordin M Top.

Informasi yang dikumpulkan detikcom, Kamis (23/7/2009), Asmadi dijemput petugas pada Rabu 22 Juli siang. Penangkapan itu disaksikan kepala dusun setempat.

Pantauan detikcom di lokasi, beberapa petugas berpakaian preman tampak masih berjaga-jaga di sudut desa. Bahkan, petugas itu sempat menyetop seorang perempuan berjilbab dan bercadar yang menumpangi motor.

Perempuan itu diduga istri Asmadi. "Fotonya mana, fotonya mana," jelas petugas itu kepada perempuan tersebut.

Tidak lama, perempuan itu dibawa ke dalam mobil sedan untuk ditanyai. Sekitar 15 menit kemudian, perempuan itu pergi kembali dengan menggunakan motor, yang sebelumnya membawanya.

"Saya nggak tahu," terang perempuan itu saat ditanya wartawan soal pristiwa tersebut.

Sedang warga sekitar pun demikian. Tidak ada di antara mereka yang mau buka mulut.

(ndr/iy)
Kamis, 23/07/2009 17:27 WIB
Istri Noordin M Top di Bogor Dikabarkan Ditangkap
Baban Gandapurnama - detikNews

Foto Terkait
Bom Marriott Berhias Baut Bogor - Pemburuan terhadap teroris kelas kakap, Noordin M Top terus dilakukan. Densus 88 Polri mengamankan sejumlah orang yang pernah berhubungan dengan Noordin Moh Top. Seorang perempuan di Bogor yang diduga sebagai istri Noordin juga diamankan.

Polisi menggerebek sebuah rumah di kawasan Leuwiliang, Kabupaten Bogor pada Rabu (22/7/2009) dinihari kemarin. Dari rumah yang disebut-sebut milik Ustad Yusuf itu, seorang perempuan dibawa oleh Densus 88. Perempuan yang diduga istri Noordin itu kemudian dibawa ke Jakarta untuk diinterogasi.

Belum diketahui secara pasti identitas sebenarnya perempuan itu. Juga tidak diketahui secara jelas apakah perempuan itu adalah istri Noordin. Namun, seperti sudah jamak dipublikasikan, Noordin memang sudah terbiasa menikahi perempuan di tempat persembunyiannya. Kalau pun tidak sebagai istrinya, perempuan itu diyakini pernah berhubungan dengan Noordin.

Kadiv Humas Polda Jabar Kombes Pol Dade Achmad saat dikonfirmasi mengenai ditangkapnya istri Noordin di Bogor, mengaku belum tahu. "Kami belum tahu," kata Dade saat dihubungi detikcom, Kamis (23/7/2009).

Menurut Dade, bila penangkapan itu dilakukan oleh Polda Jabar, maka pihaknya pasti mengetahuinya. "Kalau yang nangkap Polda, kita dapat tembusan. Tapi, kalau yang menangkap Mabes Polri, kita tidak tahu," ujar Dade singkat.

Rabu (22/7/2009) kemarin, Densus 88 Polri juga mengamankan Ariani Rahma alias Arina yang juga disebut-sebut istri Noordin Moh Top di Cilacap. Sedangkan mantan istri Noordin di kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau, juga sedang diburu polisi.

(asy/nrl)

Kamis, 23/07/2009 17:48 WIB
Bom Marriott & Ritz-Carlton
Mabes Polri Buka 2 Hotline Baru
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Video Terkait
Evert Mocodompis Dimakamkan di TPU Tanah Kusir
Foto Terkait
Bom Marriott Berhias Baut Jakarta - Mabes Polri memberi 2 nomor hotline baru bagi warga untuk memberi informasi tentang dua orang yang diduga pelaku pengeboman Hotel JW Marriot dan Ritz-Carlton. Nomor baru itu terhubung ke Siaga Bareskrim mabes Polri.

"Telepon di 021-7218875 atau SMS ke 081383950059," umum Kabidpenum Mabes Polri Kombes Pol Ketut Yoga, di Jakarta Media Centre di Mall Bellagio, Jakarta, Kamis (23/7/2009).

Sebelumnya ada dua nomor hotline Mabes Polri sebarkan bersamaan dengan sketsa wajah 2 pria yang diduga pelaku peledakan. Yaitu di 021-7218421 dan SMS di 081385099108 atau juga akses ke website ww.polri.go.id yang ditangani Divisi Humas Mabes Polri.

Menurut Ketut, sejauh ini sudah ada 15 orang yang menghubungi dua nomor awal tersebut. Para penelepon memberikan masukan mengenai 2 pria yang konon tewas dalam ledakan yang merenggut 9 korban jiwa pada Jumat pekan lalu.

"Ada yang mengatakan itu mirip Ibrohim dan Nurdin. Ada yang informasikan mirip dengan orang yang akan ke luar negeri," jelas Ketut.

(lh/iy)

Kamis, 23/07/2009 17:57 WIB
4 Hari Ubek-ubek Leuwiliang, Polisi Belum Temukan Istri Noordin M Top
Rosdiana Dewi - detikNews

dok detikcom Bogor - Polisi dikabarkan telah menangkap wanita yang diduga sebagai istri, Noordin M Top di Desa Cianten, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Namun kabar itu dibantah Polres Bogor.

"Tidak ada penangkapan," kata Wakapolres Bogor, Kompol Hari Kurniawan, saat berbincang-bincang dengan detikcom melalui telepon, Kamis (23/7/2009).

Hari mengakui, sudah 4 hari ini beredar isu bahwa salah satu istri Noordin M Top berada di Desa Cianten, Leuwiliang. Isu itu disikapi dengan langsung menerjunkan personel polisi ke daerah tersebut.

"Tapi sampai hari ini kami belum menemukan istri Noordin M Top," ujar Hari.

Namun demikian, sambung Hari, sejumlah personel polisi tetap disiagakan. Mereka ditugaskan mengawasi sejumlah titik yang dianggap rawan.

Sebelumnya diberitakan, polisi menggerebek sebuah rumah di kawasan Leuwiliang, Kabupaten Bogor pada Rabu (22/7/2009) dinihari. Dari rumah yang disebut-sebut milik Ustad Yusuf itu, seorang perempuan dibawa oleh Densus 88. Perempuan yang diduga istri Noordin itu kemudian dibawa ke Jakarta untuk diinterogasi.

Belum diketahui secara pasti identitas sebenarnya perempuan itu. Juga tidak diketahui secara jelas apakah perempuan itu adalah istri Noordin. Namun, seperti sudah jamak dipublikasikan, Noordin memang sudah terbiasa menikahi perempuan di tempat persembunyiannya. Kalau pun tidak sebagai istrinya, perempuan itu diyakini pernah berhubungan dengan Noordin.

(djo/ndr)

Kamis, 23/07/2009 18:01 WIB
Bom di JW Marriott & Ritz-Carlton
Polisi Periksa Kamar 1002 di Ritz-Carlton Milik WN Belanda
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

(Foto: dok detikcom) Jakarta - Polisi memeriksa kamar 1002 di Hotel Ritz-Carlton milik pasangan suami-istri warga negara Belanda, Peter Burer & EJC Keaning. Pemeriksaan barang-barang di kamar itu untuk mencocokkan 3 jasad yang belum teridentifikasi, salah satunya diduga Peter Burer.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Penerangan Umum Kombes Pol Ketut Untung Yoga Ana dalam jumpa pers di Mal Bellagio, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (23/7/2009).

"Tim DVI Polri sedang memeriksa barang-barang milik penghuni kamar 1002 Hotel Ritz-Carlton atas nama Peter Burer dan EJC Keaning berupa pisau cukur, topi, rambut, sikat gigi. Yang dimungkinkan ada bekas-bekas yang dapat dicocokkan dengan profil DNA terhadap jasad yang diduga sebagai Peter Burer," ujar Untung Yoga.

Selain itu tim DVI masih menunggu data antemortem Peter Burer.

(nwk/iy)


Kamis, 23/07/2009 18:16 WIB
Polisi Awasi Rumah Orang Tua Pelaku Bom di Ngawi
Sugeng Harianto - detikNews
ngawi - Polisi melakukan berbagai upaya untuk mengungkap jaringan teror kelompok Noordin M Top. Polisi pun melakukan pengawasan di rumah orang tua, Arman atau Agus Supriyanto di Ngawi, Jawa Timur, yang tewas saat penggerebekan di Batu, Malang 2005 lalu.

"2 minggu sebelum kejadian di Jakarta memang sering ada tamu keluar masuk kampung yang terus memantau kondisi orang tua dari Arman atau Agus Puryanto," kata Kepala Dusun Paldaplang, Kauman, Ngawi, Kun Wahyudi saat ditemui di lokasi, Kamis (23/7/2009).

Di rumah di RT 02/07 itu, orang tua Arman, Sukadi (60) dan Suratmi (55) memang hanya tinggal berdua saja. "Kemungkinan dari polisi yang menanyakan keluarga orang tua Arman," jelasnya.

Apakah kemudian ada warga yang ditahan? "Tidak ada warga yang dibawa," tambahnya.

(ndr/iy)
Kamis, 23/07/2009 18:18 WIB
Polisi: Bom di Kamar 1808 Diatur Meledak Lebih Dahulu
E Mei Amelia R - detikNews

Jakarta - Polisi telah melakukan penyelidikan atas temuan bom aktif di kamar 1808 milik pelaku teror di Hotel JW Marriott. Ternyata bom itu diatur agar meledak sebelum bom di JW Lounge meledak.

"Yang tertera harusnya lebih dahulu dari yang meledak di bawah, yang di bawah kan jam 7.47 WIB. Itu harusnya sebelumnya, saat dijinakan timernya masih aktif," kata Kabid Penum Mabes Polri Kombes Pol Ketut Untung Yoga Ana di Media Center, Bellagio, Kuningan, Kamis (23/7/2009).

Bom yang masih aktif itu kemudian dijinakkan petugas. "Itu black powder itu low explosive," jelas Yoga.

Sayangnya Yoga enggan menjelaskan kenapa bom itu kemudian tidak diledakkan pelaku teror. "Itu teknis," imbuhnya.

Polisi sudah menemukan sidik jari di kamar itu. "Ada, sudah dikumpulkan dan belum dicocokkan dengan siapapun," tutupnya.

(ndr/iy)


Kamis, 23/07/2009 18:34 WIB
Tak Pandai Baca Al Quran, Ibrohim Diragukan Istri Jadi Anggota JI
Reno Nugraha - detikNews

dok detikcom Kuningan - Suci Hani, istri Ibrohim, meragukan suaminya menjadi anggota Jamaah Islamiyah (JI). Hal itu disebabkan pengetahuan agama Ibrahim tergolong rendah.

"Membaca huruf Arab saja tidak lancar," kata Suci Hani seperti dituturkan seorang wanita tetangganya, di Desa

Wanita tersebut siang tadi memang masuk ke rumah Suci Hani. Di dalam rumah, dia mengaku sempat berbincang-bincang dengan Suci Hani.

"Jadi dia benar-benar ragu jika Ibrahim itu anggota JI. Kadang kalau Ibrahim jadi imam salat di rumah, Suci ragu dengan bacaan Ibrahim. Takut salah," ungkapnya.

Ibrahim sebelumnya diduga sebagai pelaku peledakan bom bunuh diri di Hotel Ritz-Carlton Jakarta. Namun hasil tes DNA yang dilakukan polisi, mementahkan dugaan tersebut. Namun anehnya, hingga saat ini pria yang bekerja sebagai florist tersebut tidak diketahui keberadaannya.

Saat polisi menggeledah rumah orang tua Ibrahim di Jalan Cililitan Kecil, Jakarta Timur, Rabu (22/7/2009), mereka menemukan banyak sekali barang-barang peninggalan Ibrahim seperti slip gaji dan baju-baju.

Di salah satu tembok di lantai dua rumah berukuran 6 meter x 12 meter itu terdapat satu gambar gedung tinggi. Di lantai bawah terdapat gambar api yang siap melalap gedung tersebut.

Tepat di samping gambar gedung tinggi itu terdapat kaos berlogo Hotel Ritz-Carlton yang ditempel dengan paku. Di atas keduanya terdapat tulisan berhuruf Arab.

(djo/asy) Kamis, 23/07/2009 18:44 WIB
Memburu Noordin M Top
Polisi Tak Temukan Data Penting di Rumah Kontrakan Hendrawan
Muhammad Aminudin - detikNews

Video Terkait
Evakuasi 6 Jenazah Bom JW Marriott
Foto Terkait
Bom Marriott Berhias Baut Kota Batu - Setelah Hendrawan (50) ditangkap Densus 88 di Solo sebulan lalu karena diduga terkait jaringan Noordin M Top, polisi langsung menggeledah dua rumah yang pernah dikontraknya. Kontrakan yang ditempati September 2008 di Jalan Mawarputih RT04/RW12, Dusun Sukorembug, Desa Sidomulyo, Kota Batu, Jawa Timur diubek-ubek.

Di rumah kontrakan seharga Rp 2 juta pertahun ini polisi menggeledah hingga bagian atap rumah untuk mencari bukti-bukti maupun bahan peledak. "Bagian asbes-asbes juga diperiksa. Pokoknya tidak ada yang terlewat. Namun, waktu itu tidak menemukan apa-apa. Kemudian polisi menyita buku-buku milik Hendrawan," ungkap Kamsun, pemilik rumah yang ditemui detikcom, Kamis (23/7/2009).

Pantauan detikcom di rumah itu, saat ini hanya terlihat masih ada beberapa kardus yang berisi buku-buku tentang Islam. "Buku-buku ini baru dikembalikan oleh polisi setelah sebelumnya dibawa untuk diperiksa," imbuh Kamsun.

Penggeledahan oleh polisi juga dilakukan di rumah kontrakan milik Sunardi (51), warga Jalan Indragiri RT04/RW01, Dusun Santrean, Desa Sumberejo, Kecamatan/Kota Batu.

Di rumah pertama kali disewa oleh Hendrawan mulai Juni 2008 di wilayah Batu ini juga tidak ditemukan barang-barang mencurigakan.

"Tidak barang yang aneh. Hanya saja mereka berdua sering membawa pupuk. Terkadang satu karung kecil. Alasannya untuk tanaman yang mereka jual," tutur Anik istri Sunardi ditemui di rumahnya.

(gik/asy)
Kamis, 23/07/2009 18:47 WIB
Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
Polri: Inisial N Salah
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Nur Said & potongan kepala(detikcom) Jakarta - Inisial N yang disebut-sebut sebagai pengebom JW Marriott ternyata tidak cocok dengan DNA kepala yang ditemukan di hotel itu. Polri pun menegaskan inisial N sebagai pemilik kamar 1808 Marriott salah.

"Jadi asumsi penghuni kamar 1808 Marriott inisial N sebagai pelaku pemboman yang telah dilansir berbagai media selama ini tidak benar. Kedua jasad itu saat ini masih menjadi bahan pendalaman tim penyidik," tegas Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Pol Ketut Untung Yoga Ana.

Hal itu disampaikan Untung Yoga dalam jumpa pers di Mal Bellagio, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (23/7/2009).

Sebelumnya inisial N tersebut dilontarkan Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri saat berkunjung ke lokasi ledakan pada Jumat 17 Juli lalu. Lantas Ketua Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII) Habib Abdurrahman Assegaf mengatakan inisial N itu adalah Nur Hasbi alias Nur Sahid alias Nur Said.

Dia juga mengatakan Nur Hasbi merupakan alumni Ponpes Al-Mukmin, Ngruki, Solo pimpinan Abu Bakar Baasyir. Nur Hasbi seangkatan dengan Asmar Latin Sani.

Kemudian orang tua Nur Said, M Nasir dan Tumini dijemput polisi di rumahnya di Dusun Katekan, Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah pada Senin 20 Juli 2009 lalu. Namun tes DNA membuktikan DNA kedua orang tua Nur Said tidak cocok dengan potongan kedua kepala itu.

(nwk/iy)
Kamis, 23/07/2009 19:35 WIB
Polisi Kumpulkan Bukti, Lokasi Ledakan di Marriott & Ritz-Carlton Masih Ditutup
E Mei Amelia R - detikNews

Jakarta - Selain melakukan pengejaran pada sejumlah tersangka, polisi juga masih terus mencari barang bukti di lokasi ledakan di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. Ini dilakukan untuk mendapatkan hasil maksimal dari pengungkapan kasus ini.

"Hanya pengecekan saja, sampai saat ini TKP belum dibuka untuk umum, masih perlu dilakukan pengecekan berulang," kata Kabid Penum Mabes Polri Kombes Pol Ketut Untung Yoga Ana di Media Center, Bellagio, Kuningan, Kamis (23/7/2009).

Sedang terkait sketsa wajah para tersangka, hingga saat ini sudah mendapatkan respons dari sejumlah warga, walau belum ada yang menjurus ke arah pengungkapan identitas pelaku.

"Ada 15 penelepon, belum ada yang mengarah," tutupnya.

(mei/ndr)

Kamis, 23/07/2009 19:38 WIB
Memburu Noordin M Top
Hendrawan Anggota JI, Diburu Sejak 2003 Saat Kabur dari Singapura
Muhammad Aminudin - detikNews

Video Terkait
Ledakan Bom Guncang Ritz Carlton
Foto Terkait
JW Marriott Pasca Ledakan Bom Jakarta - Hendrawan (51), warga Dusun Santrean, Desa Sumberejo, Kota Batu, Jawa Timur ditangkap Densus 88 Polri di Solo, Jawa Tengah karena diduga terlibat jaringan Jamaah Islamiyah (JI). Hendrawan diburu sejak 2003 setelah kabur dari Singapura.

Kesaksian ini disampaikan Ali Muntahid (38), pengemudi mobil Mitsubisi N-1651-KA warna silver yang disewa Hendrawan ketika menghadiri wisuda putranya di Solo. "Kata polisi pak Hendrawan itu terkait dengan jaringan Jamaah Islamiyah yang sudah diburu sejak 2003 lalu setelah kabur dari Singapura," kata Ali saat ditemui detiksurabaya.com di rumahnya Jl Mawar Putih, Batu, Kamis (23/7/2009).

Saat ditanya mengenai keterlibatan lain Hendrawan, Ali mengaku tidak mengetahuinya. "Polisi yang mengaku dari Densus 88 itu hanya bilang orang ini terkait Jamaah Islamiyah. Untuk masalah sebagai pelaku teror-teror bom, polisi tidak mengatakannya pada saya," ujar Ali.

Menurut Ali, Hendrawan ditangkap saat pulang menghadiri wisuda putranya di kawasan Kecamatan Simo Salatiga. Saat itu, di dalam mobil yang dikendarai Ali, selain Hendrawan, juga terdapat istrinya, Najwa (41), dan kedua putra Hendrawan yaitu Khalid (20) dan Abdullah Zubair (18).

Saat hendak kembali ke Batu, Minggu (21/6/2009), mobil yang ditumpangi Hendrawan dan keluarga itu mendadak dihadang tiga mobil saat tiba di Jalan Raya Bypass Solo. Selanjutnya 8 orang berbaju preman turun dan memaksa Hendrawan duduk di bangku depan untuk keluar mobil.

Pada waktu itu Hendrawan sempat berontak dan menolak untuk dibawa. Perlawanan juga sempat dilakukan oleh Hendrawan. "Delapan orang ternyata polisi itu kemudian menarik Hendrawan keluar dan membawanya ke dalam mobil Kijang Innova warna hitam," ungkap Ali.

Bapak dua ini mengaku selanjutnya mereka dibawa menuju ke Mapoltabes Solo. Ali sendiri sempat menjalani pemeriksaan seputar perkenalannya dengan Hendrawan. "Saya dua hari di Poltabes Solo. Pada waktu itu saya mengatakan hanya sebagai sopir dari mobil yang disewa Hendrawan," ungkap Ali.

Ketika berada di Mapoltabes Solo, Ali mengaku tidak lagi bertemu dengan Hendrawan. Hanya istri dan anak Hendrawan yang tetap bersama dirinya.

Setelah pemeriksaan di Mapoltabes, menurut Ali, seluruh keluarga Hendrawan terdiri dari istri dan dua anaknya dibawa Densus 88 ke Jakarta.

Sebelum ditangkap, Hendrawan tinggal di Kota Batu, Jawa Timur. Dia tinggal di rumah kontrakan di Dusun Santrean RT 04/ RW 01, Desa Sumberejo, Kota Batu. Dia berprofesi sebagai penjual bunga.

(gik/asy)

Kamis, 23/07/2009 20:14 WIB
Memburu Noordin M Top
Sang Istri Keberatan Hendrawan Aktif di JI
Muhammad Aminudin - detikNews

Video Terkait
Ledakan Bom Guncang Ritz Carlton
Foto Terkait
Bom Meledak di JW Marriott & Ritz Carlton Kota Batu - Hendrawan (50) sempat ditegur istrinya, Najwa (41) karena sering beraktivitas bersama kelompoknya di Jamaah Islamiyah (JI). Namun, teguran itu tidak pernah ditanggapi Hendrawan hingga akhirnya Densus 88 Anti Teror menangkapnya di Solo akhir 21 Juni 2009 lalu.

"Bu Najwa itu bilang ke saya sudah sering memperingatkan agar Pak Hendrawan tidak ikut-ikut Jamaah Islamiyah. Tapi tidak pernah ditanggapi," kata Ali Muntahid, sopir mobil yang disewa Hendrawan ke Solo ditemui detiksurabaya.com di rumahnya, Jalan Mawarputih RT04/RW12, Dusun Sukorembug, Desa Sidomulyo, Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (23/7/2009).

Kisah itu diungkapkan Najwa kepada Ali ketika berada di Mapoltabes Solo setelah penangkapan oleh Densus 88 Anti Teror.

Pada kesempatan itu istri Hendrawan juga meminta maaf atas terjadinya penangkapan terhadap suaminya. "Ibu Najwa berulang kali meminta maaf kepada saya tentang masalah itu. Dia mengatakan semua ini karena imbas kegiatan suaminya," ungkap Ali.

Rupanya penangkapan terhadap Hendrawan telah direncanakan sejak lama oleh polisi. Hendrawan diduga telah diintai sejak 4 bulan sebelum penangkapan. Bahkan, polisi telah mengintai Hendrawan sejak keberangkatan dari Kota Batu menuju Solo.

"Polisi bilang telah mengintai sejak 4 bulan lalu dengan tinggal dekat rumah kontrakan Hendrawan milik Pak Kamsun. Polisinya juga bilang telah mengintai mulai dari berangkat dari rumah," tutur bapak dua anak ini.

Hendrawan ditangkap Densus 88 Anti Teror karena diduga terlibat jaringan teroris yang terkait dengan Dr Azahari dan Noordin M Top dan Jamaah Islamiyah. Hendrawan (50), tercatat sebagai warga Dusun Santrean RT 04/ RW 01, Desa Sumberejo, Kota Batu, Jawa Timur dan tinggal di rumah kontrakan.
(gik/asy)

Kamis, 23/07/2009 22:08 WIB
Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
Polda Kaltim Awasi Ketat Pabrik Bahan Peledak
Robert - detikNews

Samarinda - Bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, dinilai high explossive. Muncul dugaan tidak menutup kemungkinan bahan dasar peledak dipasok dari dalam negeri.

Karena itu, jajaran Polda Kalimantan Timur (Kaltim) memutuskan untuk menata ulang sekaligus mengawasi ketat penggunaan bahan dasar peledak Amonium Nitrat yang diproduksi oleh sejumlah perusahaan di Kaltim.

"Ini tidak main-main. Mulai hari ini,kami tata ulang dan awasi ketat pabrik bahan peledak (Amonium Nitrat)," Kapolda Kaltim Irjen Pol Andi Masmiyat saat dihubungi detikcom usai gelar operasi bersama Poltabes dan 12 Polres di Kaltim, Kamis (23/7/2009) malam.

Dikatakan Masmiyat, pengawasan ketat yang dilakukan jajarannya meliputi aspek legalitas penggunaan Amonium Nitrat hingga proses distribusi dari pabrik ke tangan penggunanya.

"Selama ini kan bahan peledak hanya digunakan untuk kegiatan pertambangan. Itulah yang kita awasi supaya tidak terjadi penyalahgunaan," ujar Masmiyat.

Kendati demikian, Masmiyat enggan merinci jumlah pabrik Amonium Nitrat yang berada di Kaltim. Namun informasi diperoleh, pabrik Amonium Nitrat terbesar di Kaltim berada di Bontang.

"Pokoknya banyaklah (pabrik Amonium Nitrat).Semuanya kita awasi ketat," pungkas Masmiyat.
(irw/irw)

Tidak ada komentar: