Selasa, 28 Juli 2009

Berita Bom J.W. Marriott, Sabtu 25 Juli 2009 di DetikNews.com

Sabtu, 25/07/2009 21:01 WIB
Teroris Palembang
Harapan Purwati agar Heri Jadi Anak yang Baik Kandas
Taufik Wijaya - detikNews

Palembang - Ibu siapa yang tidak terkejut jika mendapatkan anaknya tiba-tiba menjadi seseorang yang tidak diharapkannya. Begitupun yang dialami Purwati (55), ibunda Heri Purwanto (25) alias Abu Hurairoh yang ditangkap dan ditahan lantaran diduga terlibat dengan terorisme Jamaah Islamiyah (JI) yang dikomandani Noordin M Top.

Kehilangan anak lelaki tertuanya dari delapan bersaudara itu benar-benar membuat Purwati terpukul. Bahkan, begitu emosinya Purwati mengatakan dia akan rela bila tindakan anaknya itu mendatangkan
banyak uang.

"Kalau dia mendatangkan banyak uang miliaran rupiah, saya rela kehilangan dia. Saya dapat naik haji, bangun rumah, dan bantu orang-orang miskin. Tapi, sekarang, sudah ditipu orang, hidup kami tambah menderita," kata Purwati saat ditemui di rumahnya di kawasan Dwikora Palembang, Sabtu (25/07/2009).

Menurut Purwati, sejak kecil Heri belajar agama biasa saja. "Kami tidak pernah mengajarkan sesuatu yang aneh. Dia pun sebetulnya belajar agama biasa saja. Tidak ada hal yang berbeda dengan kami sehari-hari," katanya.

Bahkan, suatu kali saat mereka menonton televisi bersama di rumah mengenai berita peledakan bom, Purwati sempat berpesan agar Heri tidak melakukan tindakan serupa. "Kamu jangan seperti mereka, meledakkan bom menyusahkan banyak orang," kata Purwanti.

Mendengar itu Heri langsung menimpali. "Ibu jangan berpikir yang aneh-aneh," ujar Heri.

"Saya ingin sekali dia menjadi orang baik, dan menyenangkan keluarga dan saudara-saudaranya," kata Purwati.

Tapi harapan Purwati terhadap anaknya itu sia-sia. Sebab pada 2 Juli 2008, bersama Wahyudi, Heri tertangkap di rumah kosong Jalan Papera Sungai RT 34/12 Nomor 2110, Dwikora, Palembang. Di rumah itu ditemukan 20 bom rakitan, 16 di antaranya siap diledakkan.

Rumah milik Fauzi (ketua Fakta Sumsel) itu terletak tak jauh dari rumah orangtua Heri. Heri sendiri divonis penjara selama 12 tahun oleh Pengadilan Negeri Palembang pada April 2009 lalu.

"Saya mengharapkan dia segera dibebaskan, dan kembali menjadi anak baik-baik, dan membuat saya bahagia," kata Purwati yang beberapa kali menangis saat bercerita mengenai Heri Purwanto.

(tw/sho)
abtu, 25/07/2009 18:24 WIB
Mantan Wapres Try, Kabarmu Kini
Eddi Santosa - detikNews

Opwijk - Old soldiers never die, they just fade away, kata-kata masyhur Jenderal MacArthur. Dan Try Sutrisno, mantan Wapres RI, adalah salah satunya. Di usia senja, pengabdian seorang Try kepada negara tak pernah mati.

Kalau dulu berjuang di medan laga, kini Try mendampingi istri tercinta, Ny. Tuti Setiawati Sutrisno, membina seni budaya bangsa. Muaranya tetap sama: demi kejayaan dan keharuman bangsa dan negara.

Berkekuatan 27 siswa kelas 3 SMU dan 8 official, guru dan pemusik dari Yayasan Krida Nusantara Bandung, tim asuhan sejoli Try berbendera Krida Art Group (KAG) beraksi dalam festival seni dan budaya Pikkeling ke-40 di Cultureel Centre Opwijk, Opwijk, Belgia (23/7/2009).

Grup KAG ini menampilkan konser angklung, instrumen musik tradisional khas Indonesia dari Jawa Barat, hingga Tari Sebati Junjungan (Riau) dan Tari Rampai (Aceh).

Sambutan publik Belgia di festival itu luar biasa. “Buitengewoon, uitstekend, amazing...,” cetus mereka usai menyaksikan rangkaian penampilan KAG. Bahkan salah satu lagu populer setempat yang dimainkan dengan angklung, Vrolijke Vrienden gubahan Bob Davidse, sempat meletupkan histeria massa dan membuat mereka ikut menyanyikan liriknya yang dihafal hampir setiap kepala di Belgia.

Walikota Opwijk, Lutgarde Van Der Borght, yang hadir dan membuka festival menyampaikan apresiasinya untuk KAG, yang telah unjuk kebolehan seni dan budaya Indonesia di Belgia.

Sementara Dubes RI Brussel Nadjib Riphat Kesoema menilai penampilan grup KAG sebagai telah ikut membantu pemerintah RI meningkatkan citra Indonesia di luar negeri. “Mereka adalah duta-duta belia Indonesia yang memiliki keterampilan luar biasa,” puji Nadjib.

Mengenai sambutan hangat itu, Ny. Tuti Setiawati Sutrisno yang juga penasehat yayasan, menanggapi bahwa pihaknya memanfaatkan waktu libur para siswa asuhannya untuk melakukan sesuatu bagi bangsa dan negara dengan mempromosikan seni dan budaya Indonesia.

"Kegiatan ini sekaligus untuk mengenalkan dan mengajarkan kepada anak-anak mengenai budaya negara-negara lain," ujar Ny. Tuti melalui Sekretaris III Diplik Pensosbud Royhan N. Wahab untuk detikcom, Jumat.

Jenderal (purn) Try menimpali bahwa diplomasi budaya merupakan diplomasi yang sangat ampuh untuk menempatkan dan memperbaiki posisi Indonesia di mata dunia.

“Sesama umat manusia yang saling hidup berdampingan di dunia ini, kita mencari persamaan dan bukan perbedaan,” demikian Try.

Setuju, jenderal!
(es/es)
Sabtu, 25/07/2009 16:39 WIB
Lokasi Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton Batal Dibuka
Amanda Ferdina - detikNews

Jakarta - Tempat kejadian perkara (TKP) aksi bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton batal dibuka lantaran masih ada reka ulang yang akan digelar Senin 27 Juli mendatang. Aparat kepolisian pun masih siaga menjaga 2 hotel itu.

"Belum bisa, karena Senin masih akan dilakukan reka ulang TKP," kata
Kepala Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna saat dihubungi wartawan, Sabtu (25/7/2009).

Police line yang menghiasi TKP bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton sebelumnya direncanakan akan dicopoti pukul 14.00 WIB.

Pengamatan detikcom, aparat kepolisian masih berjaga-jaga di sekitar Hotel JW Marriott dan Ritz- Carlton. Tiga truk yang mengangkut seratusan polisi datang. Mereka bergantian bertugas menjaga 2 hotel itu.

Setelah hujan reda, beberapa warga tampak menyambangi 2 hotel itu. Mereka terlihat berfoto ria. Penjaja makanan pun ramai di depan lapangan rumput Hotel Ritz-Carlton. Ada yang menjajakan kaos warna merah dan hitam bertuliskan Asia Tour Indonesia 2009 "Fuck Teroris."
(aan/mok)
Sabtu, 25/07/2009 16:26 WIB
'Fakta' Bukan Jaringan Islamiyah (JI) Pimpinan Noordin M Top
Taufik Wijaya - detikNews
Jakarta - Fauzi (56) mantan Ketua Forum Anti Kegiatan Permurtadan (Fakta) Sumatera Selatan merasa keberatan dengan pemberitaan ataupun informasi yang mengatakan 10 orang yang ditangkap sebagai tersangka jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) yang dikomandani Noordin M Top adalah anggota Fakta.

"Tidak benar itu. Hanya ada dua orang yang merupakan anggota Fakta yakni Abdurrohman Toib dan Agustiarwarman. Lainnya bukan anggota Fakta, dan saya tidak mengenal mereka secara dekat,” kata Fauzi, saat ditemui di rumahnya, komplekDemang Azhar Blok F1, Demang Lebar Daun, Ilir Barat, Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (25/07/2009).

Ditanya apakah mengenal atau bertemu dengan Noordin M Top, Fauzi seorang pensiunan Pertamina Plaju Palembang ini bukan hanya menjawab tidak pernah. "Kalau saya bertemu dengan dia, dan saya punya pistol, saya akan tembak dia," kata Fauzi.

Fauzi mengaku dirinya merasa dirugikan dengan kegiatan JI yang menyusup ke organisasi yang dipimpinnya dan kini sudah dibekukan itu. "Keluarga saya kacau. Rumah orangtua (yang dijadikan tempat penyimpanan bom) saya menjadi berantakan," katanya.

Menurut Fauzi, Fakta adalah organisasi yang bergerak untuk menjaga umat Islam dari pemurtadan, terutama pemurtadan itu karena persoalan ekonomi. "Kita melakukan dialog dengan mereka, dan kita juga sedikit membantu ekonomi mereka," kata Fauzi. “Kita tidak ada kegiatan yang aneh-aneh seperti bom itu," katanya.

Fauzi sendiri bergabung dengan Fakta sejak tahun 2006, lalu aktif setelah pensiun pada tahun 2007, dia pun ditunjuk sebagai Ketua Fakta Sumsel. Setahun kemudian terjadi penangkapan terhadap jaringan teroris Palembang, di rumah milik orangtuanya di kawasan Dwikora, Palembang, yang kemudian ditemukan
bom rakitan.

Ternyata rumah itu ditunggui Heri Purwanto dan Wahyudi yang merupakan anggota JI Palembang. "Saya stress atas peristiwa itu. Saya sempat masuk rumah sakit. Dan sekali lagi, saya jelaskan Fakta yang saya pimpin bukan bagian dari JI. Kami disusupi oleh anggota JI. Dan hanya dua orang Fakta yang anggota JI," katanya.
(tw/ken)
Sabtu, 25/07/2009 16:18 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton
Nasir Abbas: Jangan Terkecoh Orang Berjaket dan Bertopi
Bagus Kurniawan - detikNews

Foto: Andi Saputra/detikcom
Jakarta - Mantan Ketua Mantiqi III, Nasir Abbas mengingatkan agar tidak terkecoh dengan penampilan orang yang mengenakan topi, membawa tas dan berjaket dalam bom JW Marriott dan Ritz-Carlton. Sebab bisa jadi pelakunya tidak terdaftar sebagai tamu hotel, meski bom dirakit dari dalam.

"Kita sekarang ini fokus pada penampilan seseorang yang pakai topi membawa tas dan jaket. Mereka itu memang yang terdaftar, tapi jangan terkecoh dengan penampilan seperti itu," kata Nasir Abbas.

Hal itu disampaikan dia usai menghadiri ujian terbuka promosi doktor AM Hendropriyono di Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Sabtu (25/7/2009).

Nasir menduga masih ada orang lain atau pelaku yang berada di tempat itu melakukan perakitan yang tidak terdeteksi. Bom bisa jadi dirakit dari dalam hotel.

"Ini perlu dicurigai. Noordin juga sudah mengetahui beberepa kelemahan di hotel tersebut. Pasti ada orang baru, karena itu dia melakukan perekrutan terus," katanya.

Dia meyakini pelaku peledakan adalah jaringan Noordin M Top. Ada lima kesamaan dengan kasus bom sebelumnya. Pertama, sasaran ditujukan kepada warga barat. Kedua, teknis pembunuhan menggunakan bom mulai bom Bali I hingga Marriot sekarang ini adalah sama.

Ketiga semua bom bunuh diri. Selanjutnya keempat, Noordin mencari perhatian. Semua yang dilakukan oleh Noordin mulai dari Bali hingga Ritz-Carlton itu adalah tempat yang dikenal dunia, termasuk sasaran terakhir yang akan digunakan oleh MU.

"Kelima, isu gobal karena ada Amerika yakni penarikan pasukan dari Irak tapi kemudian dipindah dan menambah pasukan ke Taliban Afganistan. Hanya satu perbedaan, rakitan bom itu dilakukan di lokasi," pungkas dia. (bgs/ken)
Sabtu, 25/07/2009 15:43 WIB
Teroris Palembang
Ibunda Heri Purwanto Minta Anaknya Dipisahkan dari Fajar Taslim
Taufik Wijaya - detikNews

dok detikcom
Palembang - Purwati (55), ibunda Heri Purwanto (25) alias Abu Hurairoh, masih tidak percaya jika anaknya itu terlibat dengan terorisme Jamaah Islamiyah (JI) yang dikomandani Noerdin M. Top. Dia masih percaya anaknya itu hanya dikendalikan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Dia pun meminta agar anaknya tidak satu sel dengan Fajar Taslim.

"Saya minta agar Heri tidak satu sel dengan Fajar. Dia (Fajar) yang merusak anak saya. Kasihan Heri, dia masih muda, lugu, dan sudah diracuni otaknya," kata Purwati ketika ditemui di rumahnya, di kawasan Dwikora Palembang, Sabtu (25/07/2009).

Purwati pun mengaku belum pernah bertemu dengan Fajar Taslim apalagi Noerdin M. Top, sebelum peristiwa penangkapan itu terjadi, 2 Juli 2008. "Saya belum pernah bertemu dengan mereka, selain sat dipenjara. Bahkan saya sama sekali tidak menyangka anak saya terlibat kegiatan seperti itu," katanya.

Dengan berlinang airmata Purwati pun menceritakan anaknya itu adalah anak yang lugu. Sebelum ditangkap, Purwati juga melihat tidak ada hal yang aneh pada Heri. Dia sekolah di sekolah umum, SMA Arinda, bukan di pesantren atau madrasah.

"Dia alim, tapi biasa saja perilakunya. Tidak ada sesuatu yang berbeda dengan kami saat beribadah," kata ibu delapan anak yang tidak mengenakan jilbab ini.

Saat mengunjungi Heri di Jakarta, beberapa waktu lalu, Purwati mengaku pernah bertanya dengan Heri apakah anaknya itu mengetahui soal bom yang ada di rumah yang ditungguinya. "Heri diam saja. Dia tidak memberikan jawaban. Mungkin dia tidak berani menjawab, sebab saat bertemu begitu banyak teman-teman di sekelilingnya," kata Purwati.

Yang membuat Purwati marah dan kesal, saat berdialog dengan Fajar Taslim, lelaki keturunan India dan warga Negara Malaysia itu menyarankan Heri untuk segera menikah dengan pacarnya.

"Memang sebelum peristiwa itu (penangkapan 2 Juli 2008), Heri memang berencana mau menikah dengan pacarnya. Dia sudah menyimpan dua suku emas dengan saya dan uang Rp5 juta," kata Purwati tentang anak kelimanya itu.

Heri Purwanto sendiri telah divonis penjara selama 12 tahun oleh Pengadilan Negeri Jakarta pada 7 April 2009 lalu. Sembilan temannya juga telah divonis penjara antara 12-15 tahun, serta terancam hukuman mati.

Sebagai informasi, jaringan teroris Palembang dalam mengembangkan kerjanya menyusup ke organisasi Fakta, sebuah organisasi yang melawan pemurtadan terhadap umat Islam. Dua anggota jaringan teroris yang menjadi anggota Fakta adalah Agustiawarman dan Abdurrocman Toib.
(tw/djo)
Sabtu, 25/07/2009 15:32 WIB
Single Identity Number Diuji Coba di 4 Kota
Amanda Ferdina - detikNews

Jakarta - Pemberlakukan Single Identity Number (SIN) diuji coba di Jakarta, Yogyakarta, Denpasar dan Padang. SIN ditargetkan akan diberlakukan mulai tahun 2010.

"Tahun ini, dipilih 4 kota. Selain uji coba teknis, juga karena anggarannya tidak mencukupi. Kita baru selesai secara nasional tahun 2010," kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo usai penutupan Jakarta Media Crisis Center (JMCC) di Bellagio Mall, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (25/7/2009).

Pria yang akrab disapa Foke ini menjelaskan SIN bukan hanya berlaku bagi warga yang berusia 17 tahun dan memiliki KTP. Tetapi, setiap warga negara Indonesia yang lahir di Indonesia punya hak kewarganegaraan akan mendapatkan nomor tertentu.

"Nomor itu akan melekat di dirinya selama hayat di kandung badan dan berakhir ketika meninggal. Ini artinya, banyak sekali hal yang bisa kita buat efisien. nggak mungkin ada KTP ganda karena nomor cuma 1 untuk setiap individu yang lahir," ujar pria berkumis ini.

DPT


Lebih lanjut, Foke mengatakan, dengan diberlakukan SIN maka KPU tidak perlu ribut lagi menyusun DPT karena itu sudah bukti valid dan keabsahan seseorang bagi warga negara untuk memilih.

"Tinggal kesiapan teknis umur dan lainnya yang memungkinkan dia dipilih atau memilih," kata Foke.

SIN, lanjut dia, akan menyinkronkan dengan NPWP dan Social Security Number untuk asuransi kesehatan.

"Buat yang miskin, kita nggak perlu lagi bikin daftar miskin. Untuk rakin, obat gratis dan untuk pendidikan nomor itu melekat di akte kelahiran maka secara otomatis dapat menggunakan nomor itu saat masuk SD, SMP, SMA dan seterusnya," papar dia.

(aan/ken)
Sabtu, 25/07/2009 15:16 WIB
Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
Jenazah Pasutri Belanda Dibawa ke RS Cikini
Ayu Fritriana - detikNews

Foto: Andi Saputra/detikcom
Jakarta - Jenazah dua korban tewas bom Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton yang diduga pasangan suami istri asal Belanda tidak lagi berada di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Kedua jenazah kini telah dipindahkan ke RS Cikini.

Menurut informasi yang dikumpulkan detikcom, jenazah dibawa dengan ambulans, Sabtu (25/7/2009) pukul 11.30 WIB. "Mau dibawa ke RS Cikini, tapi nggak tahu untuk apa," kata sopir ambulans yang membawa jenazah.

Saat dipindahkan, tampak pihak Kedubes Belanda mendampingi. Namun tidak ada pernyataan yang dikeluarkan, baik dari pihak RS Polri maupun Kebubes Belanda.

Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Nanan Soekarna mengatakan dua orang itu diduga pasangan suami istri EJC Keaning. Namun polisi masih menunggu data antimortem dari pihak Kedubes Belanda.

Dengan dipindahkan dua jenazah tersebut, saat ini masih terdapat dua jenazah dan 1 kepala yang belum teridentifikasi di RS Polri.

(ken/mok)
Sabtu, 25/07/2009 14:51 WIB
Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
Foke: Keamanan di Jakarta Normal
Amanda Ferdina - detikNews

Jakarta - Kondisi keamanan di Jakarta sudah normal kembali setelah ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton pada Jumat 17 Juli 2009. Kedatangan orang asing di ibukota pun tidak berkurang.

"Secara umum, keamanan di Jakarta setelah beberapa lalu kembali normal.
Artinya, pada waktu kejadian Jumat lalu memang ada kekhawatiran dari masyarakat akan ada peristiwa susulan tetapi ternyata setelah hari Senin berangsur pulih," kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.

Hal ini disampaikannya usai penutupan Jakarta Media Crisis Center (JMCC) di Bellagio Mall, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (25/7/2009).

Dikatakan dia, masyarakat Jakarta sudah kembali pada kegiatannya masing-masing. "Kalau Anda pergi sekarang ke mall sama saja seperti sebelum kejadian," ujarnya.

Menurut dia, kedatangan orang asing ke Jakarta tidak berkurang. Tetapi, yang menginap di hotel di Jakarta berkurang.

"Operasi Ritz kurang lebih 60 persen lebih rendah daripada sebelum kejadian bom. Sekarang sudah lebih baik di banding beberapa hari lalu. Ada beberapa hotel tertentu operasinya drop jauh. Tetapi, mereka optimis ini akan segera kembali. Apalagi kalau melihat kedatangan orang asing tidak berkurang," papar dia.

Apa ada pengamanan khusus di hotel? "Tentu kita tingkatkan karena kondisi dalam siaga I," kata pria berkumis ini.

(aan/mok)
Sabtu, 25/07/2009 14:49 WIB
Bom Marriott & Ritz-Carlton
Parno Mengaku Hanya Berteman Biasa dengan Ibrohim
Reno Nugraha - detikNews

dok detikcom
Kuningan - Parno disebut-sebut sebagai teman dekat Ibrohim, pria yang hilang pasca bom mengguncang Hotel Ritz-Carlton, Jakarta. Namun Parno yang berasal Cilacap ini mengaku hanya berteman biasa dengan Ibrohim.

"Kebetulan anak Pak Aam (Ibrohim) dengan anak saya sekolahnya sama. Jadi kita sering ketemu waktu jemput anak sekolah. Dia juga sempat main beberapa kali ke rumah saya, tapi hanya sekedar menjemput anaknya. Kalo saya malah dekat dengan mertuanya (Jaelani)," ujar Parno di rumahnya, Desa Sampora, Cilimus, Kuningan, Jawa Barat (Jabar), Sabtu (25/7/2009).

Rumah Parno hanya berjarak beberapa meter dari rumah Ibrohim. Pensiunan karyawan PT KAI juga mengaku tidak percaya dan kaget saat mendengar kabar Ibrohim diduga sebagai pelaku peledakan bom di Ritz-Carlton.

"Saya kenal orangnya polos banget, mana mungkin bisa ikut-ikutan kayak gitu. Jujur saya gak percaya dan kaget," ungkap Parno.

Parno mengaku terakhir bertemu dengan Ibrahim, seminggu yang lalu, tepatnya saat menjemput anaknya. "Saya bilang sama dia, lagi libur ya, ayo maen ke rumah. Tapi Pak Aam mau ngantar anaknya ke SMP di Cirebon,"

Serahkan Fotokopi KK


Sementara itu, Sabtu minggu lalu, Ibrohim sempat mencari ketua RT setempat untuk menyerahkan foto copy kartu keluarga (KK). Entah untuk apa foto copy itu diberikan.

"Istrinya ngomong Pak Ibrohim nyari saya mau nyerahin KK. Saya tanya untuk apa? Tapi hanya dijawab untuk jaga-jaga aja," Ujar Asep Sukron, ketua RT 28 Desa Sampora.

Dalam KK tersebut, Ibrahim sempat membubuhkan tanda tangan. Hingga kini, KK tersebut masih disimpan ketua RT.


(djo/djo)
Sabtu, 25/07/2009 14:36 WIB
Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
Foke Janjikan Jalur Pintas Izin Renovasi Kedua Hotel
Amanda Ferdina - detikNews

Foto: Dokumen detikcom
Jakarta - Hotel JW Marriott dan The Ritz-Carlton mengalami kerusakan cukup parah setelah diguncang bom, 17 Juli lalu. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pun menjanjikan jalan pintas untuk pengurusan izin renovasi.

"Ini izin renovasi tanpa melalui prosedur pokoknya cepat direnovasi dan diselesaikan," kata pria yang akrab disapa Foke ini usai penutupan Jakarta Media Crisis Center (JMCC) di Bellagio Mall, Mega Kuningan, Jakarta, Sabtu (25/7/2009).

Foke pun berharap, kedua hotel mewah itu segera mengajukan izin ke Pemprov DKI Jakarta. "Izinnya segera saya tanda tangani. Ajukan saja," lanjut pria berkumis tebal itu.

Foke berharap, segala persoalan dapat segera beres sehingga kondisi Jakarta dapat kembali aman.

Sejak terjadi ledakan, Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton tertutup untuk umum. Police line melintas di dua hotel tersebut termasuk akses menuju dua bangunan yang saat ini rusak itu.

Rencananya police line akan dibuka pukul 14.00 WIB, namun hingga pukul 14.30 WIB belum ada aksi pembukaan apapun.

(ken/mok)
Sabtu, 25/07/2009 14:13 WIB
Bom Marriott & Ritz-Carlton
Jakarta Media Crisis Center di Bellagio Mall Ditutup
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

dok detikcom
Jakarta - Jakarta Media Crisis Center (JMCC) atau tempat pusat informasi terpadu mengenai kasus bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton Jakarta resmi ditutup. Selanjutnya, sumber informasi ditanggung masing-masing institusi terkait.

JMMC yang terletak di Bellagio Mall, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, itu resmi ditutup oleh Gubernur DKI Fauzi Bowo, Sabtu (25/7/2009).

"Sesuai kesepakatan, semua sumber informasu menjadi tanggung jawab institusi masing-masing. Misalnya polisi, dari Polda Metro dikembalikan ke Polda Metro dan dari Mabes Polri dikembalikan ke Mabes Polri. Saya sendiri kembali ke Balaikota," kata Fauzi.

Pria yang akrab disapa Foke ini menambahkan, hingga saat ini belum ada informasi baru mengenai bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton.

JMCC dibentuk atas keinginan Mabes Polri dengan dukungan Pemda DKI Jaya. JMCC berfungsi untuk menginformasikan perkembangan kasus peledakan bom Kuningan yang menewaskan 9 korban jiwa dan 61 lainnya luka-luka. Selama ini JMCC beroperasi 24 jam.


(djo/djo)
Sabtu, 25/07/2009 13:45 WIB
Obama Sesali Komentarnya Soal 'Polisi Bodoh'
Rita Uli Hutapea - detikNews

AFP
Washington - Presiden AS Barack Obama menuai kemarahan aparat polisi di negeri itu menyusul komentar pedasnya mengenai penangkapan seorang profesor Harvard berkulit hitam. Obama pun kini menyampaikan penyesalan atas kata-katanya itu.

Obama bahkan telah menelepon perwira polisi yang terlibat dalam kasus itu, Sersan James Crowley serta Profesor Henry Louis Gates Jr. Obama juga telah mengundang keduanya datang ke Gedung Putih.

"Dalam pilihan kata-kata saya, sayangnya saya telah memberikan kesan bahwa saya menjelek-jelekkan departemen kepolisian Cambridge ataupun Sersan Crowley khususnya," kata Obama dalam briefing di Gedung Putih seperti dilansir AFP , Sabtu (25/7/2009).

Obama memang tidak minta maaf atas komentarnya yang menimbulkan kontroversi itu. Namun dikatakannya, dirinya seharusnya bisa menyampaikan kata-kata yang berbeda.

Pernyataan Obama itu terkait dengan komentarnya pada 22 Juli lalu dalam konferensi pers di Gedung Putih. Saat itu Obama menyebut polisi Cambridge "bertindak dengan bodoh" dalam menangkap Gates.

Profesor Gates ditangkap pada 16 Juli lalu oleh Sersan James Crowley, polisi yang pertama kali tiba di rumah Gates setelah mendapat laporan seorang wanita. Wanita tersebut melaporkan bahwa dia melihat dua pria kulit hitam mencoba membuka paksa pintu depan rumah Gates.

Saat Crowley tiba di rumah itu, Gates telah berada di dalam rumahnya itu. Gates mengaku dia terpaksa membuka paksa pintu rumahnya karena pintu macet. Untuk membuktikan bahwa dirinya tinggal di rumah itu, Gates pun menunjukkan kartu identitasnya.

Namun saat itu Gates tetap digiring ke kantor polisi. Dia baru dibebaskan beberapa jam kemudian. Insiden itu banyak diberitakan media AS. Dan Obama pun sempat ditanyai komentarnya mengenai penangkapan Gates, temannya itu.

"Saya pikir fair untuk mengatakan bahwa, pertama, siapapun kita pasti akan marah," kata Obama. "Kedua, bahwa polisi Cambridge bertindak dengan bodoh dalam menangkap seseorang saat telah ada bukti bahwa mereka berada di rumah mereka sendiri," imbuh Obama.

Bahkan Obama juga sempat menyinggung sejarah panjang di AS tentang masalah diskriminasi ras warga Afrika-Amerika.

Sebelumnya pejabat perserikatan kepolisian Cambridge telah mendesak Obama minta maaf atas pernyataannya itu. "Polisi Cambridge tidak bodoh," kata Presiden Cambridge Police Patrol Officer's Association, Stephen Killion.

"Saya pikir presiden seharusnya minta maaf pada semua personel penegakan hukum di seluruh negeri," pungkasnya.
(ita/ita)
Sabtu, 25/07/2009 13:35 WIB
Disertasi Bertema Terorisme
Lulus Cumlaude, Hendropriyono Langsung Hormat kepada Guru Besar
Bagus Kurniawan - detikNews

Yogyakarta - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono menempuh ujian terbuka promosi doktor ilmu filsafat di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Hendro dinyatakan lulus dengan predikat Cumlaude.

Dia pun langsung memberikan hormat dan membungkukkan badannya kepada para guru besar yang mengujinya.

Ujian terbuka akan digelar di Sekolah Pascasarjana UGM lantai V di Jl Teknika
Utara, Sabtu (25/7/2009). Disertasi Hendro berjudul "Terorisme Dalam kajian
Filsafat Analitika : Relevansinya Dengan Ketahanan Nasional."

Ujian terbuka akan dipimpin Dekan Fakultas Filsafat, Dr Muhtasyar Syamsudin
dengan promotor Prof Dr kaelan dan dua ko-promotor Prof Dr Djoko Suryo dan Prof Dr Lasiyo. Sedang tim penguji di antaranya Prof Dr Syafii Maarif, Prof Dr Syamsul Hadi dan Prof Dr Kunto Wibisono.

Ujian juga dihadiri oleh mantan Ketua Umum Partai Golkar, Dr Akbar Tandjung,
Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad, mantan Gubernur DKI Sutiyoso, Ketua DPD RI Ginandjar Kartasasmita, mantan ketua KPK Taufiqurahman Ruki, mantan
anggota JI Nasir Abbas dan Muchdi PR.

Ujian terbuka yang berlangsung selama 90 menit itu, Hendro tampak tidak tegang. Semua pertanyaan yang diajukan oleh tim penguji dijawab dengan runut dan lancar. Bahkan beberapa penjelasannya sempat mengundang decak kagum yang langsung disambut dengan tepuk tangan hadirin.

Dalam disertasinya Hendro mengatakan perbuatan terorisme muncul dari pikiran manusia. Terorisme itu subyeknya manusia. Sedang obyeknya juga manusia. Terorisme itu berangkat dari pemikiran manusia yang bisa didekati dengan disiplin ilmu filsafat.

Terorise dalam sejarahnya itu tidak pernah konsisten. "Selalu berubah, seorang
teroris bisa berubah menjadi pahlawan dan seorang pahlawan juga bisa berubah jadi teroris," kata Hendro.

Saat promotor Prof Dr Kaelan mengumumkan hasil ujian terbuka Hendro dengan predikat cumlaude, Hendro langsung tersenyum sambil membungkukkan badan sebagai tanda rasa hormat pada semua guru besar. Dia kemudian menerima ijazah tanda lulus ujian doktor.

Setelah itu dia memberikan salam hormat dengan menempelkan tangan kanannya di kepala. Sebagai ungkapan rasa bangga, dia kemudian membalikkan badan ke arah tamu undangan sambil mengangkat ijazahnya.

Promotor Prof Kaelan dalam pesannya mengatakan Hendro masuk pertama kali
disambut dengan bom Bali II. Saat mau lulus disambut bom JW Marriot jilid II.
"Saya tidak tahu apa ini tantangan atau analisa saudara jadi terbukti," ungkap
dia.

Menurut Kaelan, Hendro rajin datang dan tidak pernah diwakili oleh ajudannya saat mengikuti kuliah. Dia adalah orang yang haus ilmu. Saat bimbingan juga
selalu mengatakan Prof apakah saya diperbolehkan menelepon. "Bahkan menjelang ujian, bimbingan jam 2 pagi pun dijalani. Saya hanya mengingatkan menjaga kesehatan saja," katanya.

Kaelan menambahkan yang tidak kalah membanggakan adalah seorang jenderal diuji oleh seorang guru besar mantan kopral yaitu Prof Dr Kunto Wibisono yang pernah menjadi tentara saat perjuangan. Hendro adalah doktor ke 1.089 yang lulus di UGM dan doktor ke 51 dari Filsafat UGM.
(bgs/aan)
Sabtu, 25/07/2009 13:29 WIB
Penangkapan di Makassar
Pria yang Ditangkap Bukan Teroris, Diduga Hacker
Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews

dok detikcom
Makassar - Polisi menduga Mustofa Akbar adalah seorang hacker. Saat pemeriksaan di sekitaran kos Mustofa, polisi mendapati beberapa kartu ATM dan credit card dari bank yang berbeda-beda.

"Dari hasil pemeriksaan, kemungkinan Mustofa Akbar adalah seorang hacker yang mampu menjebol rekening bank orang lain," kata Kapolwiltabes Makassar, Kombes Burhanuddin Andi, di kantor Mapolres Makassar Timur, Jl Ap Pettarani, Sabtu (25/7/2009).

Polisi yang menggeledah kos Mustofa memang menemukan beberapa kartu ATM serta beberapa kartu identitas. Polisi menduga, Mustofa bisa menggandakan KTP dengan menggunakan alat scan.

"Didapati kartu pengenal Mustofa didapat dari hasil scan atau alat digital," paparnya.

Mustofa dicokok polisi di tempat kostnya, Jl Pengayoman F5/5, Makassar, sekitar pukul 03.00 Wita. Dalam penangkapan itu, polisi menyita 5 KTP dengan identitas berbeda-beda dan sejumlah kartu ATM. 5 KTP milik pria itu tertulis atas nama Mustofa Akbar dan Taufan Haji (45) dengan alamat Surabaya, Sumenep, Magetan dan Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah.

(mok/djo)
Sabtu, 25/07/2009 12:55 WIB
Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
Police Line di TKP Dibuka Pukul 14.00 WIB
Amanda Ferdina - detikNews

Foto: Andi Saputra/detikcom
Jakarta - Sisa-sisa pengeboman di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton telah dibersihkan. Police line yang melintasi kedua hotel mewah itu pun segera dibuka.

"Tadi memang ada tugas pukul 14.00 WIB nanti akan dibuka semua police line," kata salah satu polisi yang berjaga di lokasi, Sabtu (25/7/2009).

Namun polisi penjaga tersebut tidak mengetahui apakah ada perubahan atau tidak. "Tadi sih perintah begitu, tapi nggak tahu juga kalau ada perubahan," katanya.

Petugas itu yakin hari ini semua police line akan dibuka karena seluruh sisa-sisa bom telah dibersihkan. TKP saat ini sudah bersih.

TKP dijaga oleh sekitar 15 polisi. Mereka berjaga di beberapa titik police line.

(ken/aan)
Sabtu, 25/07/2009 12:48 WIB
Penangkapan di Makassar
Kapolda Sulselbar: Pria yang Ditangkap Bukan Noordin M Top
Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews

dok detikcom
Makassar - Setelah melakukan pemeriksaan, polisi memastikan pria yang ditangkap di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) bukan Noordin M Top. Namun demikian, polisi masih melanjutkan pemeriksaan lanjutan terhadap pria itu.

"Dia bukan Noordin M Top dan tidak memiliki keterlibatan dengan terorisme," kata Kapolda Sulselbar, Irjen Pol Mathius Salempang, di Mapolres Makassar Timur, Sabtu (25/7/2009).

Mathius menambahkan, pria tersebut diamankan setelah ada kecurigaan masyarakat. Sebab pria tersebut memiliki kemiripan dengan gembong teroris Noordin M Top.

"Polisi memberikan apresiasi terhadap kepudilian masyarakat. Hal ini merupakan bentuk kehati-hatian masyarakat yang harus dihormati polisi," ujar Mathius.

Pria tersebut dicokok polisi di tempat kostnya, Jl Pengayoman F5/5, Makassar, sekitar pukul 03.00 Wita. Dalam penangkapan itu, polisi menyita 5 KTP dengan identitas berbeda-beda dan sejumlah kartu ATM. 5 KTP milik pria itu tertulis atas nama Mustofa Akbar dan Taufan Haji (45) dengan alamat Surabaya, Sumenep, Magetan dan Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah.

Menurut Kapolres Makassar Timur, AKBP Mansyur, Mustofa diciduk atas dasar laporan warga yang mencurigai gerak-geriknya. Pria tersebut memiliki ciri-ciri fisik badan gemuk, berjanggut dan tidak terlalu tinggi.

Menurut warga, Mustofa baru tiga minggu tinggal di rumah kos milik Kasmawati. Meski ramah, dia mempunyai sikap yang cenderung pendiam. Pria tersebut juga rajin salat di masjid setempat.

(djo/djo)
Sabtu, 25/07/2009 12:14 WIB
Kapolda Sulselbar Cek Penangkapan Pria Mirip Noordin M Top
Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews

dok detikcom
Makassar - Polisi terus melakukan pemeriksaan terhadap pria mirip Noordin M Top yang ditangkap di Kota Makassar. Kapolda Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Irjen Pol Mathius Salempang, pun lmemantau langsung proses pemeriksaan.

Mathius Salempang tiba di Mapolres Makassar Timur, tempat pemeriksaan pria tersebut, sekitar pukul 10.00 Wita, Sabtu (25/7/2009). Belum ada komentar apa pun dari pria yang pernah menjabat sebagai Kapolres Jakarta Pusat itu.

Hingga pukul 13.00 Wita, proses pemeriksaan terhadap pria tersebut masih berlangsung. Pemeriksaan dilakukan di ruang Resmob Polres Makassar Timur.

Pria tersebut dicokok polisi di tempat kostnya, Jl Pengayoman F5/5, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), sekitar pukul 03.00 Wita. Dalam penangkapan itu, polisi menyita 5 KTP dengan identitas berbeda-beda dan sejumlah kartu ATM. 5 KTP milik pria itu tertulis atas nama Mustofa AKbar dan Taufan Haji (45) dengan alamat Surabaya, Sumenep, Magetan dan Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah.

Menurut Kapolres Makassar Timur, AKBP Mansyur, Mustofa diciduk atas dasar laporan warga yang mencurigai gerak-geriknya. Pria tersebut memiliki ciri-ciri fisik badan gemuk, berjanggut dan tidak terlalu tinggi.

Menurut warga, Mustofa baru tiga minggu tinggal di rumah kos milik Kasmawati. Meski ramah, dia mempunyai sikap yang cenderung pendiam. Pria tersebut juga rajin salat di masjid setempat.

(djo/djSabtu, 25/07/2009 11:59 WIB
Polisi Tangkap Pria Mirip Noordin M Top di Makassar
Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews

dok detikcom
Makassar - Polres Makassar Timur mengamankan seorang pria yang diduga anggota terorisme. Wajah pria tersebut sangat mirip dengan gembong terorisme yang paling dicari Polri selama ini, Noordin M Top.

Pria tersebut dicokok polisi di tempat kostnya, Jl Pengayoman F5/5, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), sekitar pukul 03.00 Wita, Sabtu (25/7/2009).

Dalam penangkapan itu, polisi menyita 5 KTP dengan identitas berbeda-beda. Termasuk juga sejumlah kartu ATM. 5 KTP milik pria itu tertulis atas nama Mustofa AKbar dan Taufan Haji (45) dengan alamat Surabaya, Sumenep, Magetan dan Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah.

Kapolres Makassar Timur, AKBP Mansyur, mengatakan, Mustofa diciduk atas dasar laporan warga yang mencurigai gerak-geriknya. Pria tersebut memiliki ciri-ciri fisik badan gemuk, berjanggut dan tidak terlalu tinggi.

Menurut warga, Mustofa baru tiga minggu tinggal di rumah kos milik Kasmawati. Meski ramah, dia mempunyai sikap yang cenderung pendiam. Pria tersebut juga rajin salat di masjid setempat.

"Dari pemeriksaan pada pemilik kos, Mustofa mengaku sebagai kontraktor yang memiliki proyek di Makassar," tutur Mansyur di Mapolres Makassar Timur.

Hingga saat ini, Mustofa masih diperiksa di ruang Resmob Polres Makassar Timur. Kapolda Sulselbar, Irjen Pol Mathius Salempang, juga telah mengunjungi Mapolres Makassar Timur untuk menyaksikan langsung pemeriksaan Mustofa.
(djo/djo)










Tidak ada komentar: