Sabtu, 04 Juli 2009

Independent Power Producer Terkendala Masalah Dana

ekonomi
IPP Terkendala Masalah Dana
Jum'at, 17 April 2009 - 16:04 wib
JAKARTA - Realisasi Independent Power Producer (IPP) masih terkendala masalah pendanaan. Hal ini disebabkan karena mayoritas IPP akibat kesulitan untuk memperoleh pendanaan dari perbankan sebagai modal."Selain itu, mereka juga sulit meyakinkan perbankan untuk memberikan pinjaman kepada mereka. Padahal IPP itu menyediakan 15 persen dari kebutuhan listrik nasional yang sebesar 30 ribu MW," ujar Direktur Perencanaan dan Teknologi PT PLN (Persero) Bambang Praptono, seusai konferensi pers di Kantor Pusat, Jalan Trunojoyo, Jumat (17/4/2009).Lebih lanjut Bambang menjelaskan, supaya IPP tetap eksis dan tidak terkena terminasi, PLN akan memperketat seleksi IPP yang akan menyediakan listrik bagi PLN."Kita akan memperketat prequalification IPP. PLN akan melihat apakah IPP tersebut memiliki modal yang kuat, memiliki pengalamannya dalam mengoperasikan IPP, dan benar-benar IPP player," tambahnya.Untuk menjaga eksistensi IPP dalam menjamin pasokan listrik maka perlu adanya jaminan pemerintah jika terjadi perubahan arah politik yang berpengaruh pada arah perubahan kebijakan, misalnya jika IPP tidak dapat beroperasi lagi karena perubahan kebijakan, maka pemerintah harus melakukan buy out IPP tersebut."Pasalnya kalau PLN yang harus melakukan buy out kondisi keuangan PLN tidak memungkinkan," terangnya.Saat ini sebagian besar IPP ada di Jawa antara lain PLTP Gunung Salak Unit 456, PLTP Drajad Unit 2, PLTP Wayang Windu Unit 1, PLTP Dieng, PLTU Paiton 1, PLTU Paiton 2. Sedangkan di luar Jawa ada PLTGU Palembang Timur, PLTGU Sengkang, PLTD Pare-pare, PLTU Ambalat, dan Kaltim. (ade)

Tidak ada komentar: