Rabu, 19 Agustus 2009

Rabu, 19/08/2009 17:43 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton
Syahrir, Punya 6 Anak dan Pandai Bergaul
Dipa M - detikNews

dok detikcom
Tangerang - M Syahrir, salah satu DPO kasus bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton, pernah tinggal di Tangerang. Di mata tetangganya, ayah 6 anak ini dikenal sebagai sosok yang ramah dan supel.

Di Tangerang, Syahrir tinggal di Perumahan Mutiara Garuda Blok C-I No 6 RT 06, RW 16, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Namun 6 bulan lalu (sekitar awal Februari 2009), dia pindah.

"Tidak ada yang tahu kemana dia (Syahrir) pindah," ujar Ny Veda, bekas tetangga Syahrir, Rabu (19/8/2009).

Vega mengaku tidak menyangka jika Syahrir terlibat kasus terorisme. Sebab selama tinggal di rumah milik Agus itu, hubungan Syahrir dengan para tetangganya cukup baik.

"Kami tidak menduga bila Pak Syahrir teroris. Sebab sejak tinggal di lingkungan perumahan ini, selain orangnya bergaul, juga baik dengan tetangga," kata Veda. Namun Veda mengaku tidak tahu persis soal aktivitas Syahrir.

Setelah tidak lagi di tempati Syahrir dan keluarganya, oleh pemiliknya, rumah bertipe 36 itu dijual. Rumah tersebut saat ini telah ditempati orang lain.

Kapolsek Teluk Naga, AKP Amar membenarkan, Syahrir pernah tinggal di Perumahan tersebut. Namun Amar menolak berkomentar lebih jauh soal dugaan keterlibatan Syahrir dalam aksi terorisme.

(djo/djo)
Rabu, 19/08/2009 16:56 WIB
Maskapai Garuda Tak Tahu Syahrir Pernah Jadi Mekanik
Indra Subagja - detikNews

Jakarta - Pihak Garuda mengaku tidak tahu apabila Muhamad Syahrir pernah menjadi mekanik pesawatnya. Pihak Garuda pun belum pernah dimintai informasi pihak kepolisian terkait hal itu.

"Saya tidak tahu dan tidak dapat informasi. Dan belum ada pihak kepolisian yang meminta informasi," kata Direktur Operasional Garuda Ari Sapari saat dihubungi detikcom melalui telepon, Rabu (19/8/2009).

Dia mengaku, informasi soal Syahrir ini pun baru saja dia dengar mengingat, banyak mekanik yang dimiliki Garuda. "Kita tidak ada informasi soal nama itu," tambahnya.

Bagaimana dengan alamat Syahrir yang pernah tinggal di Kompleks Garuda di Kp Melayu, Teluk Naga, Tangerang, Banten? "Tidak ada kompleks Garuda di sana. Tapi mungkin saja di perumahan itu banyak karyawan Garuda jadi dinamai kompleks Garuda," tutupnya.

Syahrir disebutkan pihak kepolisian sebagai salah satu buronan kasus terorisme. Dia ditengarai terkait pengeboman Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. Syahrir disebut-sebut berperan mencari tempat tinggal bagi Noordin M Top.

(ndr/iy)
Rabu, 19/08/2009 16:46 WIB
Ayah Bagus Sudah Lama Tak Bertemu Anaknya
Rosidi - detikNews

dok detikcom
Kudus - Pernyataan Mabes Polri tentang keterlibatan Bagus Budi Pranoto dalam peledakan bom JW Marriott dan Ritz-Carlton, tak hanya membuat warga Desa Mijen, Kecamatan kaliwungu, Kabupaten Kudus kaget. Hal itu juga membuat Isman, ayahnya, terperangah.

Saat ditemui di rumahnya, Rabu (19/8/2009), Isman mengaku tidak tahu menahu bahwa anaknya tersangkut kasus teroris. Suami Muslimah ini merasa terpukul dengan kabar ini.

"Kulo mboten mangertos. Nanging namine tiyang sepuh, nggih sedih, yen puterane tersangkut masalah (Saya tidak tahu. Tapi yang namanya orang tua, ya sedih kalau puteranya terkena masalah)," katanya terbata-bata dalam bahasa Jawa.

Isman juga mengaku sudah lama tidak bertemu dengan anaknya tersebut. Sebab sejak menikah, Bagus jarang tinggal di rumah. "Biasane wonten Solo (biasanya di Solo)," terangnya.

Ditambahkan Isman, Bagus, sekolah di desanya hanya saat tingkat Sekolah Dasar, yakni di Madrasah Ibtidaiyah Ma'rifatul Ulum. Selebihnya, ia menghabiskan belajarnya di luar kota. "Pernah mondok di Sowan Kidul, Jepara, sekitar enam tahun," ungkap Isman.

(djo/djo)
Rabu, 19/08/2009 16:36 WIB
Jaga Kerahasiaan, Teroris Rekrut Keluarga Sendiri
Chazizah Gusnita, Rachmadin Ismail - detikNews

Jakarta - Perekrutan teroris lebih memprioritaskan sistem keluarga. Hal ini terlibat dalam kasus Syarifudin Zuhri dan Mohamad Syahrir, 2 buron teroris yang ternyata kakak beradik.

Menurut pengamat intelijen Dynno Chressbon, merekrut keluarga sendiri sengaja dilakukan untuk menjaga kerahasiaan jaringan teroris.

"Artinya gini mereka selalu merekrut anggota keluarga agar menjaga kerahasiaan. Itu juga sudah menjadi tradisi warisan NII sejak dulu," ujar Dynno kepada detikcom, Rabu (19/8/2009).

Menurut Dynno, mereka langsung merekrut keluarga terdekat tapi dengan syarat tidak boleh ada yang berhubungan dengan bekas polisi dan tentara.

"Mereka juga jarang membaiat kelompok yang pernah berhubungan dengan polisi atau intelijen," tegasnya.

Senada dengan Dynno, pengamat teroris Mardigu WP mengatakan, perekrutan teroris mempunyai satu koneksi. Bisa melalui hubungan persaudaraan, teman kuliah atau teman sesama di Poso seperti Syaifudin yang alumni Poso.

"Kecuali kalau calon pengantin. Itu yang baru mereka kenal terus disuruh bom bunuh diri. Jadi nggak ada sayang-sayangnya," jelas pria yang merupakan orang yang merehabilitasi eks teroris yang sudah dipenjarakan.

(gus/iy)
Rabu, 19/08/2009 16:31 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton
Tetangga Kaget Bagus Tersangkut Terorisme
Rosidi - detikNews

dok detikcom
Kudus - Rilis Mabes Polri yang menyatakan Bagus Budi Pranoto masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) dalam kasus terorisme membuat Warga RT 08 RW 01 Desa Mijen, Kecamatan kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kaget. Mereka mengaku sama sekali tidak menyangka hal itu.

Purwanti, salah seorang warga mengaku baru mengetahui ketika didatangi para wartawan. “Saya malah baru tahu kalau mas Bagus tersangkut masalah terorisme dari mas-mas wartawan ini," katanya, Rabu (19/8/2009).

Anang Heri Prsetya, Ketua RT di mana orang tua Bagus dan salah seorang adiknya tinggal, menyatakan hal yang sama. "Sebelum ada wartawan ke sini, saya tidak tahu sama sekali soal ini," ungkapnya.

Kepala desa, Sujono, juga kaget mendengar salah satu warganya tersangkut kasus terorisme. "Semoga kabar ini tidak benar," katanya kepada Detikcom.

Menurut keterangan beberapa warga, Bagus dikenal sebagai orang baik. Perawakannya kalem dan ramah kepada sesama tetangga. "Kalau pas di rumah, dia selalu menyapa kalau bertemu tetangga," kata Purwanti.

Bagus Budi Pranoto, oleh Polri diduga terlibat dalam ledakan di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton. Namun Polri tidak menjelaskan secara rinci peran Bagus dalam aksi teror tersebut. Selain Bagus, polisi juga mengumumkan 3 nama lain yang masuk DPO, yakni Syaifudin Zuhri, Mohamad Syahrir dan Ario Sudarso.
(djo/djo)

Rabu, 19/08/2009 16:32 WIB
Dijagokan Jadi Ketua DPR
Taufiq Effendi Nilai Peluangnya Hanya 5 Persen
Aprizal Rahmatullah - detikNews

Jakarta - Ketua DPP Partai Demokrat Taufiq Effendi mengaku pesimis untuk bisa menjadi ketua DPR. Dia merasa peluang untuk menjadi ketua DPR sangat tipis, hanya 5 persen.

"(peluang saya hanya) 5 persen," ujarnya singkat saat menjawab pertanyaan wartawan mengenai kansnya menjadi ketua DPR usai rapat paripurna khusus DPD RI di Gedung kura-kura DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (19/8/2009).

Taufiq menjelaskan, kewenangan siapa yang akan menjadi ketua DPR tergantung SBY. Dia pun menolak ikut berspekulasi lebih lanjut tentang peluangnya. "Itu yang tahu Pak SBY. Semua kandidat kuat kok," ungkap pria yang masih menjabat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara ini.

Beredar kabar Partai Demokrat telah menyiap 5 kandidat kuat untuk didapuk menjadi Ketua DPR. Mereka antara lain, Anas Urbaningrum, Marzuki Alie, Syarif Hasan, Hayono Isman dan Taufiq Effendi.

Taufiq sendiri diduga kandidat kuat diantara keempat lainnya. Alasannya Karena Taufiq dianggap telah berpengalaman dalam mengorganisir."Enggak tahu siapa yang dipilih SBY. Duh... Jangan berandai-andai dulu. Maaf saya tidak berani untuk mendahului Allah," pungkasnya.

(ape/yid)
Rabu, 19/08/2009 16:27 WIB
JK Terharu Dapat Standing Applause dari Senator
Gunawan Mashar - detikNews

Jakarta - Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Daerah (DPD) menyisakan haru bagi Wapres Jusuf Kalla (JK). Ia terharu atas standing applause yang diberikan para senator.

"Saya berterima kasih dan terharu melihat sambutan teman-teman atas penghargaannya," ujar JK usai bertemu Paskibraka asal Sulsel di Kantor Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (19/8/2009).

JK tidak mau berbangga diri atas standing applause para senator itu. "Saya kan bekerja untuk bangsa," kata JK saat ditanya standing applause menunjukkan DPD melihat kerja dirinya.

Dalam kesempatan itu, JK berharap pemerintahan ke depan lebih tegas dan dapat membuat situasi kondusif bagi para investor.

"Untuk muncul dan tumbuhnya sebuah sistem pemerintah harus tegas dulu," saran JK.

Sebelumnya Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita mewakili para senator mengucapkan terima kasih atas jasa-jasa, pengabdian dan pelaksanaan tugas Wapres JK dalam mendampingi SBY selama 5 tahun ini.

"Meskipun Bapak Jusuf Kalla telah menyatakan ingin hijrah, pulang kampung, namun kita percaya bahwa panggilan jiwa pada negara dan bangsa tidak akan pernah putus," kata Ginandjar.

(nik/iy)

Rabu, 19/08/2009 16:21 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton
Perubahan Ekstrem Syahrir Terjadi Setelah Lulus SMA
Didi Syafirdi - detikNews

Foto: Dikhy Sasra/detikcom
Jakarta - Kaget. Begitu komentar bekas tetangga Mohamad Syahrir dan Syaifudin Zuhri di Depok, Jawa Barat. Mereka tidak pernah menyangka, pemuda-pemuda ramah itu bisa menjadi tersangka teroris.

"Saya kaget apalagi ternyata kakak adik, karena yang saya tahu bapaknya (Djaelani Irsyad) orang baik-baik. Kok bisa ya anaknya jadi teroris," kata Diah pada detikcom, Rabu (19/8/2009).

Kebetulan Diah tinggal tepat di depan rumah yang dulu ditinggali keluarga Syahrir dan Syaifudin di Jalan Giring-giring II/104 Rt 09/10 Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.

Ungkapan senada juga dikatakan Ai', teman nongkrong Syahrir. Namun Ai' sempat melihat perubahan sikap ekstrem Syahrir setelah lulus SMA.

"Kayaknya dia dipengaruhi kakaknya yang namanya Anugrah. Adiknya Sabil Kurniawan juga kayaknya ikut-ikutan berubah. Tapi yang fanatik memang si Syahrir dan Syaifudin," kata Ai.

Kakak beradik itu telah ditetapkan sebagai tersangka teroris oleh Mabes Polri. Keduanya diduga terlibat dalam pengeboman di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, 17 Juli lalu.

Selain keduanya, ipar mereka, Ibrohim juga diduga terlibat. Ibrohim telah tewas dalam penggerebekan di Temanggung, Jawa Tengah, 8 Agustus lalu.

(ken/nrl)

Tidak ada komentar: