Rabu, 19 Agustus 2009

Rabu, 19/08/2009 13:08 WIB
Berebut Ketum Golkar
Tommy Soeharto Sulit Menang
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Foto Terkait
Ical Galang Dukungan Jakarta - Rencana masuknya Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto dalam bursa ketua umum Partai Golkar dinilai sah-sah saja. Namun Tommy diprediksi sulit menang.

"Tapi untuk bisa menang cukup berat karena sudah cukup lama tidak aktif di Golkar," ujar Ketua DPP Partai Golkar Muladi usai Sidang Paripurna Khusus DPD di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (19/8/2009).

Menurut Muladi, Surya Paloh dan Aburizal Bakrie cukup kuat untuk menang dalam bursa ketua umum Partai Golkar. Namun segala sesuatu memungkinkan Tommy untuk masuk bursa orang nomor satu di partai berlambang pohon beringin itu.

"Saat ini yang menonjol dua itu dan sulit dikalahkan," imbuh gubernur Lemhanas ini.

Partai Golkar akan memeriksa apakah Tommy memenuhi syarat agar masuk kandidat calon ketua umum Partai Golkar.
"Kalau dia memenuhi syarat sebagai kader Golkar, tentu bisa maju," tandas Muladi.
(nik/iy)
Rabu, 19/08/2009 13:44 WIB
Berebut Ketum Golkar
Status Mantan Napi Tommy Akan Dibahas di Munas
Aprizal Rahmatullah - detikNews

foto: dok.detikcom Foto Terkait
Ical Galang Dukungan Jakarta - Niat Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto bertarung di bursa ketua umum Partai Golkar mendapat apresiasi positif dari pengurus pohon beringin. Status Tommy sebagai mantan narapidana (napi) akan dibicarakan dalam Munas Golkar.

"Semua tergantung AD/ART dan peraturan-peraturan yang nanti akan diputuskan dalam munas," ujar Ketua DPP Partai Golkar Andi Mattalatta usai Sidang Paripurna Khusus DPD di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (19/8/2009).

Menurut Andi, siapa pun kader Golkar termasuk Tommy, bisa mengajukan diri sebagai ketua umum partai berlambang pohon beringin itu. "Bagus itu, bagus," kata Menkum HAM itu.

Penilaian Andi, hanya Aburizal Bakrielah yang mempunyai kans besar sebagai ketua umum terpilih. "Menurut saya kayanya masih Aburizal (yang menang)," prediksi Andi.
(nik/nrl)


Rabu, 19/08/2009 13:44 WIB
Syaifudin Lulusan Yaman atau Mesir?
Reno Nugraha - detikNews

dok detikcom Foto Terkait
Polri Buru 4 Buronan Teroris Cirebon - Syaifudin Zuhri bin Djaelani Irsyad, DPO kasus bom Ritz-Carlton dan JW Marriott, disebut-sebut sebagai ustad lulusan sebuah perguruan tinggi di Yaman. Namun saat menikahi istrinya, Kholifah Sari, dia mengaku kuliah di Al Azhar, Kairo, Mesir. Mana yang benar?

"Saat menikah dengan Kholifah, Syaifudin mengaku kuliah di Al Azhar," ujar guru ngaji Kholifah, Abdul Jalil, saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Perbutulan, Sumber, Kabupaten Cirebon, Rabu (19/8/2009). Abdul Jalil-lah yang menikahkan pasangan tersebut.

Jalil menambahkan, dirinya tidak melihat ada sesuatu yang mencurigakan pada Syaifudin. Semua sikap Syaifudin dinilainya wajar-wajar saja.

"Cuma dia memang sering memakai gamis dan sorban. Saya pikir itu biasa saja, apalagi dia kan kuliah di Kairo," ungkap Jalil.

Jika benar demikian, berarti pengakuan Syaifudin kepada Jalil itu berbeda dengan informasi yang beredar. Selama ini, Syaifudin dikenal sebagai seorang ustad yang memiliki pengetahuan agama Islam yang cukup luas. Namun dia bukan lulusan universitas Al Azhar melainkan sebuah lembaga pendidikan di Yaman.

Setelah menikah, Syaifudin kemudian mengajak Kholifah pergi. Suami istri ini hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Kini, keduanya dikaruniai dua orang anak.

Sebelum menikah dengan Syaifudin, Kholifah yang merupakan santri dari sebuah pesantren yang ada di dekat rumahnya itu hanya mengenakan jilbab biasa. Namun, setelah dinikahi Syaifudin, Kholifah mengenakan cadar.

Jejak terakhir pasangan ini yang masih jelas adalah di Gugus Candraloka Perumahan Telaga Kahuripan, Kabupaten Kemang, Kabupaten Bogor. Mereka hidup di perumahan ini sejak akhir 2007 hingga April 2009.

Mabes Polri telah menyebarkan identitas Syaifudin pada pers. Mabes Polri menyebut pria tersebut sebagai Syaifudin Zuhri bin Djaelani Irsyad alias Ustad Syaifudin Zuhri alias Udin alias Soleh. Sedangkan warga Kahuripan mengenalnya sebagai Syaifudin Jaelani.

(djo/nrl)

Rabu, 19/08/2009 13:57 WIB
Bom di Marriott & Ritz-Carlton
Ada Kontak Telepon Dari Kamar 1808 dan 1621
Muchus Budi R.Muchus Budi R. - detikNews

Foto Terkait
JW Marriott Hancur Berantakan Jakarta - Ada dugaan tersangka teroris yang menginap di kamar 1808 melakukan kontak telepon internal dengan tamu yang menginap di kamar 1621 Hotel JW Marriott. Kamar 1621 ditempati 2 warga negara asing.

Informasi yang dikumpulkan detikcom, Rabu (19/8/2009), komunikasi internal itu terjadi pada 16 Juli 2009, sehari sebelum bom meledak di Marriott dan Ritz-Carlton. Kontak telepon internal itu dilakukan sangat intens.

"Komunikasi dilakukan melalui intercom (jaringan kabel antar kamar di internal hotel)," jelas seorang sumber yang enggan disebutkan namanya.

Disebut-sebut, kamar 1621, sesuai data resepsionis ditempati 2 orang warga negara asing berinisial HF dan MF. "Keduanya diduga dari Yaman," imbuh sumber itu.

Namun polisi belum mau berkomentar atas informasi tersebut. Polisi menegaskan, bila ada informasi seperti itu hendaknya perlu dipastikan kebenarannya.

"Itu info yang harus ditelusuri dengan baik sebelum rekan-rekan mengekspose," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta. (ndrndr/iy)

Tidak ada komentar: