Selasa, 18 Agustus 2009

Rabu, 19/08/2009 06:16 WIB
Bom JW Marriott & Ritz Carlton
Polisi Siap Beber Identitas 4 Tersangka Anak Buah Noordin
Shohib Masykur - detikNews

Video Terkait
Drama Penggepungan di Temanggung
Foto Terkait
Rumah Noordin di Temanggung Digerebek Jakarta - Polisi akan membeberkan identitas 4 tersangka pengeboman Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton yang masih buron, Rabu (19/8/2009). Empat orang ini merupakan anak buah gembong teroris paling diburu, Noordin M Top.

"Berkaitan dengan DPO yang 4 orang, besok kita akan informasikan secara lengkap. Mulai dari foto, nama, peran dan termasuk identitas dia seperti apa," kata Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Pol Sulistyo Ishak di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa, 18 Agustus, kemarin.

Empat buron itu diduga berinisial SJ, AS alias Aj, BPP alias Ur, dan MS alias Ai. SJ diduga kuat adalah Saifuddin Jaelani yang bertugas merekrut 'pengantin.' Sedangkan MS disebut-sebut merupakan kakak SJ yang bertugas menyiapkan tempat bersembunyi bagi Noordin dan mencarikan rumah di Jatiasih, Bekasi dan Cihampar, Bogor.

MS ini juga yang diduga mencarikan rumah kontrakan untuk SJ di Telaga Kahuripan, Bogor. Dari rumah kontrakan di Bogor ini, SJ melakukan rekrutmen pelaku pengeboman di JW Marriott dan Ritz Carlton, yakni Dani Dwi Permana dan Nana Ikhwan Maulana.

Tentu saja rekrutmen tidak dilakukan dengan ngendon di rumah. Menurut Kapolsek Kemang, Bogor, AKP Agus Widodo, SJ menyempatkan diri mengajak para remaja calon mangsanya untuk outbond. Tempat yang pernah dijadikan lokasi outbond antara lain Jeruk Nangka dan Gunung Bunder.

Dalam outbond ini, SJ melakukan indoktrinasi kepada para remaja tersebut. Pria berusia 32 tahun itu lantas menyeleksi beberapa orang untuk dijadikan 'pengantin' dan dibawa ke Kahuripan.

SJ ini merupakan adik ipar Ibrohim, pelaku utama bom Marriott dan Ritz-Carlton. Ibrohim menikah dengan kakak perempuan SJ, Suci Hani. Ibrohim ini bertugas merancang, mensurvei dan memasukkan bom ke Hotel Marriott dan menyimpannya di kamar 1808. Dia tewas tertembak dalam pengepungan Densus 88 di Temanggung, Jawa Tengah 8 Agustus 2009 lalu.

SJ sendiri rupanya cukup licin dan berhasil menghilang meski sebelumnya jejaknya sudah terendus polisi. Selama satu tahun empat bulan Saifuddin tinggal di RT 03 RW 10 Perumahan Telaga Kahuripan. Namun dia menghilang secara mendadak dan meninggalkan rumah yang dikontraknya itu sejak 3-4 bulan lalu.

Dia meninggalkan Kahuripan dengan alasan akan tinggal di Cirebon dan mengelola pesantren di Solo. Tak lama kemudian Dani juga menghilang, sampai akhirnya muncul berita bahwa Dani adalah pelaku bom bunuh diri. Sedangkan SJ hingga kini masih buron.

Kabar terakhir, diperoleh informasi bahwa seorang warga di Bogor mendatangi kantor kepolisian dan mengaku melihat sosok SJ di sebuah daerah di Curug Nangka. Dia diketahui bersama seorang pria, dan seorang perempuan bercadar. Namun belum diketahui kelanjutan kabar tersebut.

SJ ini diindikasikan merupakan kader lama yang baru dimunculkan. Namanya belum terdaftar dalam data teroris Polri. Dua terpidana kasus terorisme seangkatan Amrozi, Ali Imron alias Ale dan Mubarok, mengaku tidak mengenal SJ.

Intelijen sebenarnya sudah mencurigai SJ sejak lama. Namun, indikasi-indikasi yang menguatkan bahwa SJ masuk dalam jaringan Noordin diketahui hanya beberapa hari sebelum bom meledak di Marriott dan Ritz-Carlton 17 Juli 2009 lalu. (sho/nov)

Rabu, 19/08/2009 08:54 WIB
Jika Terima Tommy, Golkar Mundurkan Reformasi & Ditinggal Konstituen
Shohib Masykur - detikNews

Jakarta - Rencana Tommy Soeharto ikut memperebutkan kursi Ketum Golkar mengancam konsolidasi demokrasi di internal tubuh Golkar dan bangsa Indonesia. Golkar pun terancam ditinggal konstituennya.

"Ada kemungkinan besar Golkar akan ditinggal konstituen. Tapi poinnya bukan pada elektabilitas Golkar. Yang lebih penting adalah bahwa keluarga inti dari sistem otoritarian Orde Baru diakomodir dalam partai. Itu tidak kita harapkan dalam reformasi," kata pengamat politik UGM Abdul Gafar Karim saat dihubungi detikcom, Rabu (19/8/2009).

Meski sebagai warga negara Tommy memiliki hak politik untuk turut mencalonkan diri, namun dari segi semangat politik hal tersebut menunjukkan kemunduran. Sebab selama ini Golkar mengklaim diri sebagai partai yang berhasil mereformasi diri sejak runtuhnya Orde Baru pada tahun 1998.

Padahal dalam Pileg 2009 lalu, prestasi Golkar merosot tajam. Hal ini menunjukkan bahwa Golkar tidak cukup hanya mengandalkan pada kemampuannya mereformasi diri. Jika kemampuan reformasi diri ini pun runtuh, maka bisa dipastikan Golkar makin terperosok.

"Golkar perlu sesuatu yang beyond reformasi diri. Dengan masuknya Tommy, semangat reformasi ini makin ter-redusir. Semangat pascaotoritarian semakin merosot," terang Gafar.

Namun dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan UGM ini memprediksi, dengan karakter orang-orang Golkar yang selama ini oportunis, bukan tidak mungkin Tommy akan diterima. Jika Tommy diterima, modal yang paling dia butuhkan untuk menantang para kontestan lain adalah uang.

"Di Golkar mekanisme uang masih sangat kuat. Sekarang yang paling punya duit adalah Ical. Pertarungan di Golkar selalu antara mereka yang punya uang, dan untuk Tommy kita tidak tahu persis berapa modal finansial dan politis dia. Kalau dia sanggup menandingi (modal finansial) yang lain, dia akan bisa mengklaim posisi-posisi penting di Golkar," papar Gafar.

(sho/nrl)

Rabu, 19/08/2009 09:06 WIB
Bom Marriott dan Ritz-Carlton
Jejak Saifuddin Jaelani di Gunung Bunder
Arifin Asydhad - detikNews

Saifuddin bersorban (foto: eksklusif detikcom) Foto Terkait
SJ Seleksi 'Pengantin' Lewat Outbond Jakarta - Laptop milik salah seorang remaja itu diperiksa polisi beberapa hari lalu. Polisi ingin mendapatkan lebih jelas tentang sepak terjang Saifuddin Jaelani (SJ) alias Syaifudin Zuhri dalam upaya merekrut para remaja. Jejak di Gunung Bunder pun terungkap.

Di file-file yang tersimpan di dalam laptop itu tidak ada foto-foto atau dokumen lain yang merekam jejak SJ. Namun, berdasarkan pengakuan pemilik laptop, dulu sempat tersimpan foto-foto SJ bersama belasan remaja saat melakukan rihlah (outbond) di Gunung Bunder di kawasan Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, sekitar 1 jam perjalanan darat dari kawasan Parung.

Rihlah itu digelar pada awal 2009 lalu. SJ yang memang dipercaya sebagai imam di Masjid As Surur Candraloka, Perumahan Telaga Kahuripan, Kemang, Bogor, menjadi pembinanya. Berbagai kegiatan dilakukan SJ dan para remaja. Selain materi riyadhoh (olahraga), juga digelar semacam renungan rohani.

Foto-foto dokumentasi rihlah di Gunung Bunder itu benar-benar hilang di laptop itu. Kabarnya, sebelum menghilang dari Candraloka, Perumahan Telaga Kahuripan, SJ sempat meminjam laptop yang berisi banyak dokumentasi tentang sepak terjang SJ itu. Namun, saat laptop itu dikembalikan, foto-foto SJ sudah tidak ada lagi.

Dengan berjuang sekuat tenaga, akhirnya Tim TI polisi berhasil mendapatkan foto-foto rihlah itu, meski file-filenya sudah dihapus. Dalam foto itu, terlihat SJ sedang membina sejumlah remaja Candraloka, termasuk Dani Dwi Permana (18), yang kemudian diketahui sebagai pelaku peledakan bom di Bom Marriott 17 Juli 2009 lalu.

Kini, foto-foto tersebut disimpan polisi untuk kepentingan penyelidikan. Hingga sekarang, polisi masih terus memburu SJ dan jaringan Noordin M Top lainnya. Keluarganya di Cilimus, Kabupaten Kuningan, benar-benar tidak mengetahui ke mana SJ pergi.

SJ sempat tinggal di Telaga Kahuripan sejak akhir 2007 hingga April 2009. Dia dikenal sebagai pria yang murah senyum, ramah, dan sopan. Pria berumur 32 tahun itu dikenal sebagai ustad dan sering mengenakan sorban atau peci warna putih.

SJ dikenal sebagai hafidz (penghafal Al Quran). Dia mengaku pernah kuliah sekitar 4 tahun di Yaman. Karena ilmunya, dia dipercaya sebagai imam masjid di Masjid As Surur. Sehari-hari, dia bekerja sebagai pebisnis obat-obatan herbal dan menjadi ahli bekam.

Sejak April 2009, SJ tiba-tiba menghilang dari Perumahan Telaga Kahuripan. Dani Dwi Permana, yang memang dikenal sangat dekat dengan SJ, juga turut menghilang selepas lulus SMA. Dan 3 Agustus 2009 lalu, polisi memastikan bahwa Dani merupakan pelaku bom bunuh diri di Marriott. Polisi pun memburu SJ, karena diyakini sebagai perekrut Dani.

Rencananya hari ini, Rabu (19/8/2009), polisi akan mengumumkan lebih detil siapa SJ. Polisi juga akan menyampaikan para jaringan SJ dan Noordin M Top yang kini jadi buron polisi.
Rabu, 19/08/2009 09:10 WIB
Warga Saudi Ditangkap, Deplu Belum Terima Pemberitahuan dari Polri
Novia Chandra Dewi - detikNews

Jakarta - Deplu RI belum mendapat surat pemberitahuan penangkapan dari Polri untuk disampaikan ke pemerintah Saudi Arabia. Hal ini terkait penangkapan yang kabarnya dilakukan oleh Densus 88 pada warga negara Arab Saudi, Ali Muhammad alias Abah Ali.

"Sejauh pantauan kita belum ada surat pemberitahuan untuk diteruskan ke pemerintah Saudi Arabia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) Teuku Faizasyah saat dihubungi detikcom, Rabu (19/8/2009).

Menurut Faizasyah, langkah untuk memberitahukan pihak pemerintah Arab Saudi harus datang dari pihak kepolisian terlebih dulu. Informasi tersebut biasanya dilakukan dalam konteks menjalankan norma internasional guna menjalin komunikasi atas penangkapan warga negara lain.

"Jadi pada waktunya bila Polri ingin meneruskan surat untuk disampaikan kepada pihak Deplu Arab Saudi maka akan kita lakukan komunikasi. Tetapi, sampai saat ini belum ada surat yang dimaksud yang kita terima dari pihak kepolisian," jelasnya.

Pemerintah Arab Saudi sendiri hingga kini belum memberikan reaksi atas penangkapan warganya tersebut. Deplu RI masih menunggu reaksi dari pihak pemerintah Arab Saudi atas penangkapan di Dusun Karoya, Kecamatan Cirendang, Kuningan, Jawa Barat, itu.

"Saya belum tahu apa reaksi pemerintah Arab Saudi, akan saya cek nanti," pungkasnya.

Ali diciduk diberitakan diciduk Densus 88 bersama penerjemahnya, Solehat. Beredar kabar penangkapan Ali terkait pendanaan terorisme.
(nov/nrl)

Rabu, 19/08/2009 09:46 WIB
Bom Marriott dan Ritz-Carlton
SJ Tak Dampingi Kholifah Pulang
Arifin Asydhad - detikNews

Saifuddin bersorban (foto: eksklusif detikcom) Foto Terkait
SJ Seleksi 'Pengantin' Lewat Outbond Jakarta - Rabu pekan lalu, Kholifah Sari, istri Saifuddin Jaelani (SJ) alias Syaifudin Zuhri, tiba-tiba pulang ke kampungnya di Kelurahan Perbutulan, Sumber, Kabupaten Cirebon. Dia dan kedua anaknya tampak terurus. Dia pulang tanpa didampingi SJ.

Penelusuran detikcom, Kholifah dinikahi SJ pada 25 Juli 2000 lalu. Saat itu, SJ berumur 23 tahun dan Kholifah berumur 22 tahun. Pernikahan kedua insan ini tercatat di KUA Sumber.

Setelah menikah, SJ kemudian mengajak Kholifah pergi. Suami istri ini hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Kini, keduanya dikaruniai dua orang anak. Sebelum menikah dengan SJ, Kholifah yang merupakan santri dari sebuah pesantren yang ada di dekat rumahnya itu hanya mengenakan jilbab biasa. Namun, setelah dinikahi SJ, Kholifah mengenakan cadar.

Jejak terakhir pasangan ini yang masih jelas adalah di Gugus Candraloka Perumahan Telaga Kahuripan, Kabupaten Kemang, Kabupaten Bogor. Mereka hidup di perumahan ini sejak akhir 2007 hingga April 2009.

Saat datang ke perumahan ini, SJ membawa fotokopi KK dari Cilimus, Kabupaten Kuningan. Saat tinggal di perumahan ini, SJ juga sempat membuat KTP. Di KTP bernomor 32.03.06.130277.04942 itu tertulis nama Syaifudin Zuhri. Dia bertanggal lahir 13 Februari 1977 di Jakarta dan tinggal di Candraloka CC-3 no 6 RT 3 RW 10. KTP SJ berlaku sampai 13 Februari 2013.

Informasi dari pengurus RT setempat, pengurus RT tidak pernah membuat surat pengantar untuk pembuatan KTP SJ. "Kalau ada KTP, berarti dia membuat KTP tanpa melalui pengurus RT," ujar dia yang tidak mau disebut namanya kepada detikcom. SJ tidak mendapat rekomendasi pembuatan KTP dari RT, karena tidak memiliki KTP tempat asal.

Di perumahan ini, SJ menjadi imam masjid As Surur dan jualan obat herbal dan menerima order bekam. Sedangkan Kholifah mengajar di sebuah TK yang dikelola oleh para jamaah salafi.

Sejak April 2009, Saifuddin-Kholifah beserta anaknya tiba-tiba pindah. Tak jelas entah ke mana. Namun, jejak SJ setelah menghilang dari Perumahan Telaga Kahuripan sempat terendus di beberapa titik di Jakarta. Antara lain, dia pernah terlihat di sebuah rumah yang dikontrak Ibrohim bersama Dani di kawasan Mampang, Jakarta Selatan. Dia juga berada di sekitar Mega Kuningan, saat bom akan meledak.

Namun, di mana istri SJ tinggal selama 4 bulan terakhir, tidak diketahui. Sebab, di Jakarta, SJ hanya terlihat bersama sejumlah pria, tanpa diketahui ke mana Kholifah.

Kholifah juga belum bisa ditemui wartawan hingga Rabu (19/8/2009). Dia masih shock berat sejak tiba di rumah orangtuanya di RT 08 RW 3 Blok Kleben, Kelurahan Perbutulan. Dia shock karena mengetahui suaminya menjadi buron polisi.

Informasi dari keluarganya, Kholifah yang sering disapa Opi, sangat terpukul dengan kejadian ini. Opi merasa ditelantarkan, karena selama empat bulan tak pernah dihubungi suaminya.

"Waktu datang ke sini, dia hanya bertiga sama kedua anaknya. Suaminya tidak terlihat. Katanya dari Jakarta naik bus," ujar salah seorang tetangga.

Rencananya hari ini, Rabu (19/8/2009), polisi akan mengumumkan lebih detil siapa SJ dan bagaimana peranannya dalam kasus-kasus terorisme di Indonesia. Polisi juga akan menyampaikan para jaringan SJ dan Noordin M Top yang kini jadi buron polisi.

(asy/nrl)

Rabu, 19/08/2009 10:05 WIB
Tommy Masuk Parpol untuk Amankan Bisnis
Novia Chandra Dewi - detikNews

Jakarta - Rencana Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto untuk ikut memperebutkan kursi Ketua Umum Partai Golkar disinyalir untuk mendapatkan patronasi atau perlindungan politik. Hal ini dilakukan guna memuluskan bisnis yang sedang dijalaninya.

"Pengusaha yang memiliki patronasi politik biasanya agar lebih aman dari upaya pembongkaran asal usul bisnisnya tersebut. Perlindungan politik tersebut didapat tentu dengan kompensasi dia harus mengeluarkan uang untuk partainya," kata pengamat politik dari LIPI Syamsuddin Haris saat dihubungi detikcom, Rabu (19/8/2009).

Menurut Syamsuddin, Tommy memang memiliki hak untuk mencalonkan diri sebagai Ketua umum Golkar. Namun, kemungkinan Tommy untuk lolos sebagai calon ketua umum sangat kecil.

"Karena untuk maju sebagai calon ketua umum ada persyaratannya, di antaranya ada ketentuan AD/ART bahwa Ketua Umum itu harus pernah menjabat di kepengurusan paling tidak 1 periode," jelasnya.

Syamsuddin menilai, dipilihnya Golkar oleh Tommy lebih karena nama besarnya. Dengan terlibat di dalamnya, lebih untuk mengamankan bisnis.

"Pada umumnya pengusaha kita polanya memang demikian, sehingga bisnis-bisnis si pengusaha yang bermasalah di masa lalu maupun di waktu yang akan datang bisa dilindungi secara politik," pungkasnya.

(nov/iy)
Rabu, 19/08/2009 10:07 WIB
Ayah Buron & Suami Diduga Noordin, Arina Enggan Pulang ke Cilacap
Chazizah Gusnita - detikNews

Foto Terkait
Rumah Noordin di Temanggung Digerebek Jakarta - Sudah hampir sebulan Arina yang diduga bersuamikan Noordin M Top ini berada di Jakarta. Arina dan dua anaknya pun enggan pulang ke rumahnya di Desa Pasuruan, Binangun, Cilacap, Jawa Tengah.

"Suaminya disangka Noordin, Bapaknya juga masih DPO (daftar pencarian orang). Itu yang juga jadi perhitungan. Sementara di Jakarta dulu," kata pengacara Arina, Asludin Hatjani kepada detikcom, Rabu (19/8/2009).

Asludin mengatakan, Arina masih khawatir untuk pulang karena kondisi yang masih sensitif di masyarakat. Arina pun masih ingin menenangkan diri dulu di Jakarta. Di mana tepatnya Arina tinggal, Asludin tidak mau membukanya.

"Ada kekhawatiran. Contohnya saja seperti pemakaman Ibrohim yang ditolak. Itu bisa saja terjadi. Meski sudah dilepas, tapi menenangkan diri di Jakarta dulu," ujarnya.

Meskipun enggan pulang, lanjut Asludin, Arina belum berencana untuk pindah ke Jakarta. "Belum ada rencana pindah. Lihat keadaan dulu," jelasnya.

(gus/iy)

Rabu, 19/08/2009 10:30 WIB
Senator Ucapkan Selamat pada SBY-Boediono
Aprizal Rahmatullah - detikNews

foto: dok.detikcom Foto Terkait
KPU Laporkan Hasil Pilpres ke SBY Jakarta - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) tidak mau ketinggalan untuk mengucapkan selamat kepada presiden dan wapres terpilih SBY-Boediono. Dukungan rakyat sebesar lebih dari 60 persen menunjukkan SBY telah berhasil memimpin negara selama 5 tahun ini.

"Atas nama seluruh anggota DPD kami mengucapkan selamat kepada Presiden dan Wapres RI periode 2009-2014," ujar Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita dalam Sidang Paripurna Khusus DPD RI di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (19/8/2009).

Sidang dihadiri oleh Presiden SBY dan Wapres Jusuf Kalla serta Menteri Kabinet Indonesia Bersatu.

Ginandjar juga menyampaikan penghargaan kepada Megawati Soekarnoputri dan Jusuf Kalla yang turut serta dalam Pilpres. DPD menilai para capres bersikap negarawan karena menerima ketetapan hasil pilpres.

Ginandjar menambahkan, untuk jasa-jasa Wapres JK, Ginandjar mengucapkan terima kasih atas jasa-jasa, pengabdian dan pelaksanaan tugas dalam mendampingi SBY selama 5 tahun ini.

"Meskipun Bapak Jusuf Kalla telah menyatakan ingin hijrah, pulang kampung, namun kita percaya bahwa panggilan jiwa pada negara dan bangsa tidak akan pernah putus," imbuh Ginandjar.

Untuk ke depannya, lanjut Ginandjar, rakyat berharap SBY memiliki pembantu-pembantu yang kompeten. Pengalaman SBY selama 5 tahun tidak akan kesulitan dalam membangun tim yang kuat.

"Kuat dukungan politisnya, integritas dan kompetensinya. Kuat karena rakyat merasa suara dan kepentingannya terwakili termasuk rakyat di daerah," paparnya.
(nik/nrl)
Rabu, 19/08/2009 10:39 WIB
Berebut Ketum Golkar
Tommy Diminta Segera Siapkan Syarat-Syarat
Muhammad Nur Hayid - detikNews

Jakarta - Pencalonan Tommy Soeharto sebagai Ketua Umum Partai Golkar disambut baik oleh kader muda Golkar. Wakil Bendahara DPP Golkar Poempida Hidayatullah menilai masuknya Tommy dalam bursa caketum Golkar membuktikan partai ini masih seksi.

"Masuknya Mas Tommy patut mendapat sambutan yang baik dari kader Partai Golkar. Hal ini menunjukkan Partai Golkar masih membawa daya tarik politik yang luar biasa," kata Poempida kepada detikcom, Rabu (19/8/2009).

Menurut menantu Fahmi Idris ini, jika memang Tommy serius dalam pencalonan tersebut, saat sekarang inilah momentum yang tepat. Namun agar pencalonannya tidak hanya tinggal wacana, Tommy diminta segera menyiapkan syarat-syarat yang dibutuhkan untuk menjadi calon.

"Ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan bagi Mas Tommy agar tidak mendapatkan kendala yang belebihan dalam hal ini. Terutama dalam hal persyaratan administratif minimal dalam hal pencalonan ini," paparnya.

Selain soal persyaratan administratif, Tommy harus mempersiapkan diri secara mental dan manajerial. Hal ini sangat penting mengingat Golkar merupakan partai besar yang sudah memiliki struktur yang mapan.

"Kemudian pencitraan yang baik perlu segera dilakukan untuk menghindari fitnah dan spekulasi berkaitan dengan ini. Yang terakhir Mas Tommy harus segera menggalang dukungan dari daerah mengingat waktu yang sedemikian sempit. Dua calon kuat lainnya Bang Ical dan Bang Surya sudah lebih menguasai medan pertarungan," pungkasnya.

(yid/iy)

Rabu, 19/08/2009 10:39 WIB
Densus 88 Disebar Kejar SJ di Pinggiran Bogor
E Mei Amelia R - detikNews

Jakarta - Polisi terus mengendus jejak Saifuddin Jaelani (SJ) alias Syaifudin Zuhri. Pengejaran pun diintensifkan di kawasan pinggiran Bogor. Diduga SJ masih berada di sekitar kota hujan tersebut.

"Kawasan Curug Nangka dan Gunung Bundar disisir. Jejak dia di Bogor kita telusuri," terang sumber di kepolisian yang enggan disebutkan namanya saat ditemui di Jakarta, Rabu (18/8/2009).

Kawasan Curug Nangka disisir karena diduga sosok SJ terlihat di kawasan itu, sedang Gunung Bundar pernah dijadikan lokasi SJ mengadakan pelatihan bersama anak-anak muda.

"Kita duga dia masih di Bogor," terang sumber itu.

Sementara itu untuk buronan teroris Noordin M Top, ditengarai sudah keluar dari Bogor. "Hanya SJ saja yang masih di Bogor," tutupnya.

(ndr/iy)

Rabu, 19/08/2009 10:39 WIB
Hanya 3 Anggota DPD Absen Dengarkan Pidato SBY
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Jakarta - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sangat antusias menyambut pidato kenegaraan Presiden SBY. Hanya tiga anggota DPD berhalangan hadir di Gedung Kura-kura DPR.

"Yang hadir 125 dari 128 anggota sehingga berdasarkan tata tertib DPD sidang bisa dibuka," kata Ketua DPD, Ginandjar Kartasasmita, sambil mengetok palu. Tok...tok...!

Ginandjar memberikan sambutan sebelum SBY berpidato mengenai RAPBN 2010 di ruang rapat paripurna khusus DPD di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (19/8/2009).

Ginandjar kemudian mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali SBY menjadi Presiden RI lima tahun mendatang. Menurutnya, SBY adalah Presiden yang sangat dipilih rakyat.

"Kami ucapkan selamat kepada Presiden RI yang telah terpilih kembali dalam Pilpres 8 Juli lalu," ungkap Ginandjar.

"Dengan suara lebih dari 60 persen menunjukkan bahwa Presiden dipilih dan dipercaya rakyat," ujarnya.

SBY bersama JK menghadiri rapat paripurna khusus DPD dalam rangka pembacaan pidato kenegaraan Presiden mengenai RAPBN 2010.

(van/aan
Rabu, 19/08/2009 10:55 WIB
WN Arab Ditangkap di Kuningan
Imigrasi Belum Tahu Jejak Ali Muhammad Masuk RI
Chazizah Gusnita - detikNews

Foto Terkait
Rumah Noordin di Temanggung Digerebek Jakarta - Pihak Imigrasi masih belum mengetahui warga negara Saudi Arabia yang ditangkap terkait aliran dana teroris, Ali Muhammad. Imigrasi pun masih akan mengecek data-data Ali.

"Belum tahu. Yang namanya Ali Muhammad banyak. Nomor paspornya berapa, warga negara Arab mana? Oman? Yaman? Kita cek dulu di pusat data kita," kata Kahumas Ditjen Imigrasi Depkum & HAM Maroloan J Baringbing kepada detikcom, Rabu (19/8/2009).

Baringbing mengatakan, sampai saat ini belum ada konfirmasi juga dari pihak Polri untuk memberitahukan atau menanyakan perihal Ali.

"Belum ada (dikonfirmasi)," tegasnya.

Ali diciduk Densus 88 bersama penerjemahnya, Solehat. Beredar kabar penangkapan Ali terkait pendanaan terorisme.

Deplu RI juga belum mendapat surat pemberitahuan penangkapan dari Polri untuk disampaikan ke pemerintah Saudi Arabia.

(gus/iy)

Rabu, 19/08/2009 10:57 WIB
Uang di Rekening Tetangga yang Dipinjam SJ Tak Sampai Rp 1 M
Rachmadin Ismail - detikNews

dok detikcom Video Terkait
SJ Buronan Baru Polisi
Foto Terkait
SJ Perekrut 'Pengantin' Jakarta - Pihak kepolisian sudah meminta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelusuri rekening SJ alias Syaifudin Jaelani. Pemeriksaan juga dilakukan pada rekening milik tetangga ahli bekam tersebut.

"SJ ada, tapi yang selesai kita telusuri itu adalah rekening milik tetangganya," kata Ketua PPATK Yunus Husein saat dihubungi lewat telepon, Rabu (19/8/2009).

Hasil penelusuran pihaknya, tidak ada penerimaan sejumlah Rp 1 miliar seperti yang diungkapkan tetangga SJ tersebut. Dalam periode waktu yang diinformasikan, hanya ada ratusan ribu rupiah saja uang di dalam rekeningnya.

Menurut Yunus, pemeriksaan dilakukan pada transaksi keuangan bulan April 2009. "Cuman ada ratusan ribu, tapi sumbernya saya tidak tahu," ungkapnya.

Sebelumnya, Saifuddin Jaelani (SJ) disebut-sebut pernah dikirimi uang sebesar Rp 1 miliar. Berdasarkan pengakuan warga di Perumahan Telaga Kahuripan, SJ meminjam rekening tetangganya untuk menerima uang tersebut.


(mad/iRabu, 19/08/2009 11:02 WIB
4 Buronan Teroris: Syaifudin, Bagus, Syahrir dan Ario
E Mei Amelia R - detikNews

Foto: Andi Saputra/detikcom Jakarta - Mabes Polri mengumumkan 4 buronan tersangka terorisme. Keempat pria yang kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) itu diduga terlibat bom Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton.

Keempat buronan itu adalah Syaifudin Zuhri bin Djaelani Irsyad alias Ustad Syaifudin Zuhri alias Udin alias Soleh, Bagus Budi Pranoto, Muhammad Syahrir, dan Ario Sudarso. Foto-foto dan identitas mereka dirilis Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Nanan Sukarna di kantornya, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (19/8/2009).

"Bagi masyarakat yang memiliki informasi segera menghubungi polsek terdekat," kata Nanan. (ken/nrl)

y)
Rabu, 19/08/2009 11:03 WIB
Robot TNI Jinakkan 'Bom' di Kantor Walikota Jakpus
Ari Saputra - detikNews
Jakarta - Simulasi penjinakan bom digelar di kantor Walikota Jakarta Pusat. Robot berbentuk tangan milik TNI dikerahkan untuk menjinakkan bom.

Simulasi "penjinakan teror bom" ini digelar di kantor Walikota Jakarta Pusat yang berlokasi di Jalan Tanah Abang I, Jakarta Pusat, Rabu (19/8/2009).

"Ini bagian dari latihan rutin untuk mengasah kemampuan antisipasi bom. Tidak hanya sedang musim atau tidak, kita terus melatih," kata
Wakil Direktur Zeni Angkatan Darat Kodam Jaya Kolonel Czi Dicky Usman.

Simulasi diawali dari ancaman bom via telepon yang diterima oleh pegawai kantor Walikota Jakarta Pusat. Katanya, ada 2 bom di lantai 1 dan 2 gedung itu.

Pegawai itu langsung melapor ke TNI dari Satuan Zeni AD Kodam Jaya.
2 Kompi aparat TNI dari unit Jihandak dan kompi Nuklir Biologi Kimia (Nugika) diterjunkan ke lokasi.

Aparat TNI bergegas mengosongkan areal parkir, dan meminta para pegawai turun melewati pintu darurat. Para pegawai tampak bergegas meninggalkan ruangan. Aparat TNI kemudian menyisir tiap sudut ruangan.

1 Robot penjinak bom berbentuk lengan tangan manusia dioperasikan dengan menggunakan ramote untuk mengambil bom yang diletakkan di lantai 1. Bom itu dikemas dalam tas ransel warna hitam.

Sementara bom di lantai 2 telah berhasil diatasi aparat.

Robot tampak mendeteksi isi ransel dengan sinar X-Ray. Setelah diketahui berisi bahan peledak, robot kemudian memindahkan bom itu ke lapangan parkir dan bom itu pun diledakkan. Duaaar!

Asap warna merah muda dan oranye itu membumbung tinggi. Pegawai tampak berkumpul di pinggiran parkir.

Aparat TNI langsung menyemprot asap itu dan lokasi (mendekontaminasi). Setelah dinyatakan steril, aparat TNI pun meninggalkan lokasi. Pegawai pun bekerja lagi.

(aan/nrl)
Rabu, 19/08/2009 11:08 WIB
DPD Minta Pemerintah Cegah Terorisme Sejak Dini
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Jakarta - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) meminta pemerintah melakukan pencegahan terorisme sejak dini. Bagaimana pun keamanan menjadi aspek penting jalannya pemerintahan.

"Upaya memerangi gerakan teroris harus terus dilakukan dengan menerapkan pencegahan terorisme secara dini," ujar Ketua DPD, Ginandjar Kartasasmita.

Hal ini disampaikan Ginandjar saat memberi sambutan pidato kenegaraan Presiden SBY terkait RAPBN 2010, di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (19/8/2009).

Caranya, menurut Ginandjar, harus dilakukan pencegahan dari level terkecil masyarakat. Dengan cara ini terorisme dapat dicegah.

"Memantapkan kendali berbasis lingkungan (RT/RW), serta menjadikan daerah dengan elemen masyarakatnya sebagai basis pertahanan terdepan," kata Ginandjar.

Ginandjar kemudian menyampaikan apresiasi DPD terhadap Polri. Menurut Ginandjar, Polri sudah bekerja maksimal memberantas teroris.

"DPD menyampaikan penghargaan kepada pemerintah khususnya Kepolisian yang cepat menindak pelaku terorisme. Untuk dapat menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan menuju tercapainya tujuan bersama kondisi keamanan dan stabilitas negara sangat diperlukan," papar dia.

(van/aan)
Rabu, 19/08/2009 11:18 WIB
Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
Ali dan Iwan Masih Diperiksa Polisi
Didit Tri Kertapati - detikNews

ilustrasi (Dok.detikcom) Foto Terkait
SJ Seleksi 'Pengantin' Lewat Outbond Jakarta - Mabes Polri akhirnya mengakui telah menangkap Iwan dan Ali Muhammad alias Abah Ali (warga negara Arab Saudi), dalam kasus terorisme. Keduanya dicokok di Kuningan, Jawa Barat.

"Ali dan Iwan masih dalam tahapan pemeriksaan," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (19/8/2009).

Nanan mengaku keduanya diciduk 17 Agustus. Namun berdasar penelusuran, Densus 88 menangkap Iwan pada Sabtu 15 Agustus, sekitar pukul 07.00 WIB.

Iwan ditangkap saat hendak membuka tokonya di Pasar Cibingbin, Kuningan, Jawa Barat. Iwan diduga sebagai kurir penyaluran dana teroris di Indonesia.

Sedangkan Ali diciduk polisi bersama penerjemahnya di Nagrek pada Selasa 18 Agustus.
(nik/nrl)

Rabu, 19/08/2009 11:21 WIB
Potret Rumah Teroris Jatiasih, Pemuda Gaul Ditanyai Polisi
Ramadhian Fadillah - detikNews

Bekasi - Rumah bernomor D12 di Kompleks Puri Nusaphala, Jatiasih, Bekasi, masih dalam penjagaan ketat. Dua orang anggota Brimob bersenjata lengkap tampak berjaga di depan rumah yang menjadi tempat penggerebekan 2 tersangka teroris yang tewas Eko Peyang dan Air Setiawan dua pekan lalu.

Pantauan detikcom, Rabu (19/8/2009), polisi membuat sebuah posko di depan rumah tersebut. Akses menuju rumah pun dihalangi oleh police line dan kursi-kursi plastik. Halaman rumah tersebut pun ditutup dengan police line.

Dua brimob menenteng senapan laras panjang tampak menanyai setiap orang yang berhenti atau memotret di depan rumah bercat kuning itu. Jika ternyata wartawan, mereka diminta menunjukkan identitasnya.

Sempat juga petugas menanyai seseorang yang terlihat gaul, sedang memotret-motret rumah itu dengan kamera di ponselnya.
"Sini mas," ujarnya kepada pria yang tampil gaul dengan mengenakan setelan jins dan kaos ketat.

"Sampeyan dari mana, wartawan bukan?" tanya polisi. Ternyata pemuda itu adalah intel dari Angkatan Darat (AD). "Saya intel AD, mau buat laporan," jawab pemuda gaul itu. Petugas polisi pun mempersilakan setelah mendengar jawaban pria itu.

Silakan, dari depan saja," ujar petugas Brimob.

Semua barang bukti, seperti bahan-bahan peledak sudah tidak berada di TKP. Petugas diminta untuk menjaga saja. "Kita diperintahkan menjaga saja. Semua barang bukti sudah diambil. Tinggal mobil saja," kata salah satu petugas Brimob sambil menunjuk pick up warna merah bernopol E 8640 AJ.

Di depan rumah tersebut juga dilengkapi dengan lampu sorot yang dinyalakan jika malam hari tiba.
(anw/iy)
Rabu, 19/08/2009 11:25 WIB
Berebut Ketum Golkar
Pencalonan Tommy Akan Terkendala PDLT
Muhammad Nur Hayid - detikNews

Jakarta - Rencana Tommy Soeharto ikut bersaing merebut kursi ketua umum Partai Golkar (PG) tidak akan semudah membalik tangan. Tommy harus menyiapkan syarat-syarat administratif yang salah satunya harus berkelakuan baik dan tidak tercela.

"Untuk menjadi ketua umum Partai Golkar itu tidak asal sodok. Harus memenuhi syarat-syarat. Salah satunya harus PDLT (prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela). Apakah Mas Tommy memenuhi syarat itu? Silakan dicek dulu," kata Ketua DPP PG Firman Subagyo kepada detikcom, Rabu (19/8/2009).

Selain PDLT, lanjut Firman, Tommy akan menghadapi syarat administratif lainnya seperti harus pernah menjadi pengurus aktif Partai Golkar atau organisasi yang menyokong baik di pusat atau di daerah sekurang-kurangnya 1 periode atau 5 tahun.

"Untuk masuk menjadi calon ketum partai, ada aturan yang harus dipenuhi. PG itu partai besar. Untuk maju tidak bisa asal-asalan. Calon pemimpin PG harus orang yang punya track record, prestasi dan pengalaman selain jadi pengurus dan PDLT," paparnya.

Sementara terkait dengan persyaratan dukungan, untuk bisa maju sebagai calon, seorang kader harus mendapat rekomendasi dukungan secara tertulis minimal 30 persen dari DPD II. Jika semua syarat administratif dan politik itu dipenuhi, baru seorang calon akan bisa maju sebagai calon ketua umum Golkar.

"Aturan AD/ART-nya demikian. Tinggal nanti dari aturan AD/ART itu akan dijabarkan dalam tatib pemilihan yang akan dibahas pada saat Munas nanti," pungkasnya.

(yid/iy)

Rabu, 19/08/2009 11:27 WIB
Polri Telusuri Jejak Syaifudin di Bogor
E Mei Amelia R - detikNews

Video Terkait
SJ Buronan Baru Polisi Jakarta - Jejak Syaifudin Zuhri yang mengaku sebagai Saifudin Jaelani di Telaga Kahuripan, diendus. Setelah dilakukan penelusuran di pinggiran Bogor, Jawa Barat, perekrut para pembom bunuh diri di Hotel JW Marriott dan Ritz-carlton ini terendus di kawasan Jonggol.

"Ya di Bogor juga sudah ditindaklanjuti di lapangan," jelas Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Rabu (19/8/2009).

Polisi menegaskan, pengejaran terhadap Syaifudin Zuhri terus dilakukan. Peran dia sebagai perekrut membuat namanya masuk dalam 4 buronan yang dicari.

"Kita masih melakukan pengejaran," tutupnya. (ndr/iy)

Rabu, 19/08/2009 11:28 WIB
Polri Imbau Warga Tak Sungkan Laporkan Orang Yang Mencurigakan
E Mei Amelia R - detikNews

Foto Terkait
SJ Perekrut 'Pengantin' Jakarta - Polisi berharap adanya bantuan warga untuk melacak keberadaan pelaku teror. Warga diimbau tidak sungkan untuk melaporkan bila ada pendatang baru yang mencurigakan. Polisi akan segera menindaklanjuti.

"Semua info yang didapat dari masyarakat pasti akan ditangani," jelas Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Rabu (19/8/2009).

Peran serta masyarakat diperlukan dalam melakukan pengejaran terhadap sejumlah pelaku teror. Dan informasi diterima akan langsung ditindaklanjuti.

"Sesegera mungkin," imbuhnya.

(ndr/iy)
Rabu, 19/08/2009 11:32 WIB
Standing Applause Anggota DPD untuk JK
Aprizal Rahmatullah - detikNews

Jakarta - Anggota DPD memberikan standing applause untuk menghormati Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Tidak lama lagi JK akan meninggalkan posnya sebagai Wakil Presiden.

Penghormatan itu terjadi saat Ketua DPD Ginanjar Kartasasmita memuji jasa-jasa Kalla dalam pidato di Sidang Paripurna Khusus DPD RI.

"Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla atas jasa dan pengabdiannya dalam mendampingi presiden selama 5 tahun," kata Ginanjar di Gedung DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (19/8/2009).

Mendengar hal itu, anggota DPD yang hadir dalam sidang paripurna itu langsung berdiri dan bertepuk tangan. JK pun ikut berdiri dan melambaikan tangan ke anggota DPD. Sedangkan Presiden SBY hanya duduk di kursinya.

Ginanjar pun percaya meski tidak lagi menjadi wapres, JK akan tetap memberikan kontribusi bagi Indonesia. "Meski Bapak Jusuf kalla menyatakan diri ingin hijrah pulang kampung, kita percaya beliau akan terus berikan kontribusi pada bangsa. Semoga Bapak JK dan Ibu beserta keluarga senantiasa dalam lindungan Tuhan," kata Ginanjar.

(nal/ken)

Rabu, 19/08/2009 11:33 WIB
Ciri-ciri 4 Buron Tersangka Teroris Marriott dan Ritz-Carlton
E Mei Amelia R - detikNews

Foto: Andi Saputra/detikcom Foto Terkait
Polri Buru 4 Buronan Teroris Jakarta - Syaifuddin Zuhri atau ustad Syaifuddin Jaelani menjadi salah satu buron yang diduga terlibat aksi bom di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton. Ustad yang diduga berperan sebagai perekrut para bomber itu memiliki ciri khusus kantung mata hitam.

Berdasarkan foto yang dirilis Mabes Polri, Rabu (19/8/2009), pria pemilik nama lengkap Syaifudin Zuhri bin Djaelani Irsyad itu memiliki tinggi badan 165 cm. Di mana dia lahir, tidak diketahui pasti.

Syaifudin terakhir tinggal di Perum Telaga Kahuripan, Parung, Bogor, Jawa Barat. Namun beberapa bulan sebelum pengeboman di Kuningan, 17 Juli lalu, sang ustad menghilang.

Tersangka teroris kedua adalah Mohamad Syahrir alias Aing. Pria kelahiran Jakarta, 25 Juni 1968 itu memiliki nomor paspor A 167383 yang masih berlaku. Ciri-ciri fisik, tinggi 165 cm dengan bibir dan alis tipis.

Alamat terakhir yang ditinggali adalah Komplek Garuda Blok C1 No 6 A Rt 06/16 Kampung Melayu, Teluk Naga, Tangerang, Banten. Alamat kedua, Jalan Giring-giring II/104 Rt 09/10 Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.

Tersangka ketiga adalah Bagus Budi Pranoto alias Urwah yang lahir di Kudus, 2 November 1978. Alamat terakhirnya di Desa Klisat Mijen RT 08/01 Kaliwungu, Kudus, Jawa Tengah. Ciri-ciri khususnya memiliki tahi lalat di bawah bibir sebelah kiri dan noktah di pelipis sebelah kiri.

Terakhir ada Ario Sudarso alias Suparjo Dwi Anggoro alias Aji alias Dayat alias Mistam Husamudin. Pria berkacamata ini memiliki dua identitas dengan kelahiran berbeda yakni Tegal 22 Januari 1973 dan Kendal 20 Maret 1973.

Alamat terakhir di Kampung Pisangan RT 10/05 Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur dan Gamping Rt 08/02 Desa Sidokumpul, Patean, Kendal, Jawa Tengah.

Selain berkacamata, Ario memiliki ciri-ciri bibir tebal dengan kumis tipis serta tinggi sekitar 165 cm.
(ken/iy)
Rabu, 19/08/2009 11:36 WIB
Nomor Kontak Polisi Terkait Buronan Teroris
E Mei Amelia R - detikNews

Foto Terkait
SJ Perekrut 'Pengantin' Jakarta - Mabes Polri menyediakan layanan nomor telepon khusus bagi masyarakat yang melihat buronan teroris. Pelaporan bisa dilakukan lewat telepon langsung atau SMS.

Demikian disampaikan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna, dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (19/8/2009).

"Bagi yang memiliki informasi silakan hubungi kami," kata Nanan.

Nomor siaga Bareskrim Mabes Polri adalah 021-7219029 atau 021-7218309. Laporan juga bisa disampaikan via SMS ke nomor 081383950059 dan 0813827398774.

Sedangkan untuk nomor siaga Divisi Humas bisa dilakukan lewat nomor 021-7218421 atau SMS ke nomor 081385099108.

Seperti diketahui, ada 4 buronan teroris yang baru dirilis pihak kepolisian. Mereka adalah Syaifudin Zuhri bin Djaelani Irsyad, Muhammad Syahrir, Bagus Budi Pranoto dan Aryo Sudarso. Keempatnya diduga kuat terkait kasus peledakan bom di JW Marriott dan Ritz Carlton.



(mad/nrl)

Rabu, 19/08/2009 11:37 WIB
4 Teroris Buron
Polri Belum Punya Anggaran Hadiah Bagi Pemberi Informasi
Didit Tri Kertapati - detikNews

Video Terkait
Densus 88 Amankan 500 Kg Bom di Jatiasih
Foto Terkait
Rumah Noordin di Temanggung Digerebek Jakarta - Polri masih mengincar 4 teroris yang diduga terlibat ledakan Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton. Keempatnya pun masuk dalam DPO Polri. Namun Polri tidak mempunyai anggaran untuk memberikan hadiah kepada warga yang bisa memberikan informasi soal teroris.

"Sebetulnya kalau DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) kepolisian tidak ada," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Rabu (19/8/2009).

Meski tidak ada anggaran, Nanan yakin pemerintah akan menghargai siapapun yang membantu mengatasi pemberantasan teroris.

"Walaupun dalam DIPA kepolisian anggaran tidak ada dapat hadiah dan sebagainya, mungkin pemerintah bisa mencarikan anggaran lain bagi siapapun yang mendukung kita itu," jelasnya.

"Apakah Kapolri ada anggaran lain atau ada orang lain atau ada milyuner lain yang tergugah juga mereka yang punya kemampuan lebih. Tetapi paling tidak diharapkan semua lapisan masyarakat, semua komunitas dapat berperan aktif," pungkasnya.

Polisi masih memburu 4 tersangka teroris terkait bom JW Marriott dan Ritz-Carlton. Mereka yakni Syaifudin Zuhri bin Djaelani Irsyad alias Ustad Syaifudin Zuhri alias Udin alias Soleh, Bagus Budi Pranoto, Muhammad Syahrir, dan Aryo Sudarto.

(gus/iy)
Rabu, 19/08/2009 11:38 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton
Polri Cek Apakah Ali WN Arab Saudi
Didit Tri Kertapati - detikNews

foto: dok.detikcom Jakarta - Polisi tidak lantas percaya Ali Muhammad alias Abah Ali merupakan warga negara Arab Saudi seperti pengakuannya. Polisi masih mengecek kewarganegaraan Ali.

"Kita harus membuktikan apa warga negara palsu atau tidak," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (19/8/2009).

Menurut Nanan, ada kemungkinan Ali membuat identitas palsu.
"Mereka kan kalau tidak ingin teridentifikasi pakai warga negara palsu," papar dia.

Polisi mengaku menciduk Ali pada 17 Agustus. Namun berdasar penelusuran, Densus 88 menangkap Ali bersama penerjemahnya di Nagrek pada Selasa 18 Agustus.

Deplu RI mengaku belum mendapatkan surat pemberitahuan warga asing itu. Pemberitahuan itu penting untuk disampaikan pada Deplu Arab Saudi.

(nik/nrl)
Rabu, 19/08/2009 11:43 WIB
Istri Syaifudin Masih Menutup Diri
Reno Nugraha - detikNews

dok detikcom Video Terkait
SJ Buronan Baru Polisi
Foto Terkait
Djahri Bertemu PP Muhammadiyah Cirebon - Kholifah Sari, istri Syaifudin Zuhri bin Djaelani Irsyad, pulang ke rumah orang tuanya di Kelurahan Perbutulan, Sumber, Kabupaten Cirebon. Namun hingga hari ini, Rabu (19/8/2009), wanita tersebut masih terus menutup diri.

Kholifah tidak mau menerima tamu dari mana pun, termasuk para wartawan. Rumah orangtua Khalifah tampak tertutup rapat. Saat pintu rumah bercat hijau itu diketuk berulang kali, tak kunjung ada jawaban. Padahal di dalam rumah tersebut ada sejumlah orang.

Beberapa orang polisi terlihat berjaga-jaga di sekitar rumah orangtua Kholifah. Sesekali mata mereka menatap ke arah rumah mertua Syaifudin.

"Kita memang masih terus melakukan pemantauan," kata Wakapolres Cirebon Kompol Diki Budiman.

Kholifah dinikahi Syaifudin pada 25 Juli 2000 lalu. Saat itu, SJ berumur 23 tahun dan Kholifah berumur 22 tahun. Pernikahan kedua insan ini tercatat di KUA Sumber.

Setelah menikah, Syaifudin kemudian mengajak Kholifah pergi. Suami istri ini hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Kini, keduanya dikaruniai dua orang anak.

Sebelum menikah dengan Syaifudin, Kholifah yang merupakan santri dari sebuah pesantren yang ada di dekat rumahnya itu hanya mengenakan jilbab biasa. Namun, setelah dinikahi Syaifudin, Kholifah mengenakan cadar.

Jejak terakhir pasangan ini yang masih jelas adalah di Gugus Candraloka Perumahan Telaga Kahuripan, Kabupaten Kemang, Kabupaten Bogor. Mereka hidup di perumahan ini sejak akhir 2007 hingga April 2009.

Mabes Polri telah menyebarkan identitas Syaifudin, yang kepada warga Telaga Kahuripan mengaku sebagai Saifudin Jaelani (SJ), pada pers. Mabes Polri menyebut buronan itu sebagai Syaifudin Zuhri bin Djaelani Irsyad alias Ustad Syaifudin Zuhri alias Udin alias Soleh. (djo/nrl)
Rabu, 19/08/2009 11:45 WIB
'Disepelekan' DPR, DPD Curhat ke SBY
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Jakarta - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) menyampaikan keluh kesahnya selama berkantor bersama DPR kepada Presiden SBY. DPD mengharapkan kerjasama lebih baik dengan DPR lima tahun ke depan.

"Selama ini beberapa usulan yang diajukan DPD ke DPR tidak ditindaklanjuti DPR," kata Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita.

Hal ini disampaikan Ginandjar menyambut pidato Presiden SBY mengenai RAPBN 2010, di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (19/8/2009).

Namun Ginandjar enggan menyebut apa yang disampaikannya sebagai keluhan atas permusuhan antara DPR dan DPD.

"Kami tidak bermaksud menyampaikan bukti ini sebagai sengketa antarlembaga atau menutupi kekurangan DPD," ujar Ginandjar.

Kerjasama antara DPR dan DPD yang lebih baik, menurut Ginandjar adalah jawaban terhadap kepercayaan rakyat. Sebagai perwakilan rakyat keduanya memiliki tugas menyampaikan aspirasi rakyat.

"Kami harap DPR dan DPD ke depan dapat bekerja sama dengan baik menjalankan fungsi legislatif demi bangsa dan negara," kata dia.

(van/aan)
Rabu, 19/08/2009 11:48 WIB
PPATK Lacak 80 Rekening Mencurigakan Terkait Teroris
Rachmadin Ismail - detikNews

Jakarta - Sumber dana para teroris masih terus dilacak. Setiap hari jumlah rekening yang dicurigai semakin bertambah. Jumlahnya kini mencapai 80 rekening.

"Dari 68 sebelumnya, kini sudah ada 80 rekening," kata Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein saat berbincang lewat telepon, Rabu (19/8/2009).

Berdasarkan hasil identifikasi, tidak ada transaksi yang mencolok dengan nilai uang yang besar. Rata-rata aliran uang hanya berkisar di bawah Rp 5 juta.

Menurut Yunus, pihaknya setiap hari menerima sekitar 65 laporan dari penyedia jasa keuangan. Namun, tidak seluruhnya dicurigai berhubungan dengan transaksi terorisme.

"Yang berhubungan baru segitu (80), tapi kemungkinan akan terus bertambah," jelasnya.

Dalam kasus bom Bali I, Bali II hingga peledakan di Kedubes Australia, PPATK juga menerima laporan aliran dana yang dikirim lewat kurir. Sebagian dana juga disinyalir berasal dari luar negeri dan masuk lewat jalur gelap.

"Dari kepabeanan juga kita selalu mendapat laporan," tutupnya.

(mad/nrl)
Rabu, 19/08/2009 11:48 WIB
Bom Marriott & Ritz-Carlton
Polri Belum Bisa Pastikan Dana Pemboman Dari Luar Negeri
E Mei Amelia R - detikNews

Jakarta - Polisi belum bisa memastikan dana kelompok teroris untuk melancarkan aksinya di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton berasal dari luar negeri atau bukan. Polri masih melakukan penelusuran.

"Itu yang belum bisa dibuktikan pihak kepolisian," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Rabu (19/8/2009).

Saat ini polisi masih terus melakukan penyelidikan dan pengejaran atas sejumlah tersangka. 4 Nama sudah dirilis. Mereka yakni Syaifudin Zuhri bin Djaelani Irsyad alias Ustad Syaifudin Zuhri alias Udin alias Soleh, Bagus Budi Pranoto, Muhammad Syahrir, dan Ario Sudarso. Kini mereka masuk dalam daftar buronan.

Saat ini polisi telah menangkap Iwan dan Ali Muhammad. Keduanya ditengarai terlibat dalam pendanaan aksi pengeboman.

(ndr/iy)

Rabu, 19/08/2009 11:51 WIB
Info Bocor, Polisi Langsung Tangkap Iwan dan Ali
Didit Tri Kertapati - detikNews

ilustrasi (Dok.detikcom) Foto Terkait
Polri Buru 4 Buronan Terorisme Jakarta - Publik dan polisi memang punya kepentingan berbeda. Publik selalu ingin tahu perkembangan penanganan kasus terorisme, sedangkan Polri selalu bungkam demi penyelidikan.

Alhasil, polisi merasa terganggu dengan informasi yang telah berkembang di media massa tentang tertangkapnya Ali Muhammad alias Abah Ali dan Iwan di Kuningan sejak akhir pekan ini. Akibatnya polisi pun buru-buru menciduk keduanya.

"Tim di lapangan sangat terganggu dengan info keterlibatan Ali dan Iwan," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (19/8/2009).

Menurut Nanan, sebenarnya Ali dan Iwan masih dalam pembututan polisi. "Tapi karena sudah terlanjur diekspos, maka tim terpaksa harus menangkap," ceritanya.

Meski demikian, Nanan optimistis tim dapat menangkap 4 buronan teroris lainnya. "Mudah-mudahan tim di lapangan bisa menyusur meski sudah keburu ditangkap," harap Nanan.

Polisi mengaku menciduk Ali dan Nanan pada 17 Agustus. Namun berdasar penelusuran, Densus 88 menangkap Ali bersama penerjemahnya di Nagrek pada Selasa 18 Agustus. Sedangkan Iwan ditangkap pada 15 Agustus 2009.

Sedangkan empat buronan teroris yang diburu adalah Syaifudin Zuhri bin Djaelani Irsyad alias Ustad Syaifudin Zuhri alias Soleh alias Udin, Bagus Budi Pranoto, Muhammad Syahrir, dan Ario Sudarso.

(nik/nrl)
Rabu, 19/08/2009 11:52 WIB
DPD Jadi Saksi Pidato Terakhir SBY Bersama JK
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Jakarta - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) menjadi saksi atas pembacaan pidato kenegaraan terakhir oleh Presiden SBY yang masih mengakhiri masa jabatannya bersama Jusuf Kalla. 2 bulan lagi duet SBY-JK akan mengakhiri pengabdiannya kepada bangsa dan negara.

"Pidato hari ini merupakan pidato kenegaraan saya yang terakhir untuk masa bhakti 2004-2009," ujar SBY.

Hal ini disampaikan SBY saat membacakan pidato mengenai pembangunan di Gedung Nusantara DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (19/8/2009) yang disambut tepuk tangan para peserta sidang.

SBY mengungkapkan bahwa pemerintahan yang dirintisnya bersama JK akan segera berakhir. Sebagai Presiden terpilih, SBY pun akan kembali memerintah bersama Boediono lima tahun mendatang.

"Pada tanggal 20 Oktober nanti pemerintahan saya yang didampingi oleh Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla akan berakhir," ungkap SBY.

SBY kemudian membacakan pidato kenegaraannya yang berjudul pembangunan untuk semua di depan para senator yang mayoritas menggunakan baju batik di Gedung kura-kura DPR.

(van/yid)
Rabu, 19/08/2009 11:57 WIB
Bom JW Marriott & Ritz-Carlton
Diduga Terkait Dana LN, Iwan Mau Buka Warnet di Tengah Sawah
Didit Tri Kertapati - detikNews

Foto: Dikhy Sasra/detikcom Foto Terkait
Polri Buru 4 Buronan Teroris Jakarta - Ada yang mencurigakan dari pernyataan Iwan, salah satu tersangka yang ditangkap terkait pendanaan jaringan teroris dari luar negeri. Pemuda itu menyatakan hendak membuka warung internet (warnet) di tengah sawah.

"Yang bersangkutan mengatakan mau buka warnet di tengah sawah," kata Kadiv Humas Mabes Polri Nanan Soekarna di kantornya, Jalan Sultan Hasanuddin, Jakarta Selatan, Rabu (19/8/2009).

Iwan ditangkap bersama Ali Muhammad alias Abah Ali, yang diduga warga Arab Saudi. Saat ini, keduanya masih diperiksa intensif oleh tim Densus 88.

"Ali dan Iwan dalam pemeriksaan tim, sejauh mana keterlibatannya, kaitannya dengan negara lain soal pendanaan," kata Nanan.

Densus 88 menangkap Iwan, Sabtu 15 Agustus, sekitar pukul 07.00 WIB. Iwan ditangkap saat hendak membuka tokonya di Pasar Cibingbin, Kuningan, Jawa Barat. Iwan diduga sebagai kurir penyaluran dana teroris di Indonesia.

Sedangkan Ali diciduk polisi bersama penerjemahnya di Nagrek pada Selasa 18 Agustus. (ken/iy)


Rabu, 19/08/2009 12:05 WIB
WN Arab Ditangkap
Nama Ali Muhammad Tak Terdaftar di Imigrasi
Chazizah Gusnita - detikNews

Jakarta - Mabes Polri masih mengecek kebenaran Ali Muhammad alias Abah Ali yang diduga merupakan warga negara Arab Saudi. Ternyata nama Ali Muhammad tidak ada dalam daftar Ditjen Imigrasi Depkum & HAM.

"Data a.n Ali Muhammad WN Arab, tidak ada pada database Imigrasi," kata Kahumas Ditjen Imigrasi Depkum & HAM Maroloan J Baringbing dalam pesan singkat yang diterima detikcom, Rabu (19/8/2009).

Polisi mengaku menciduk Ali yang diduga terlibat dalam aliran dana teroris di Indonesia. Densus 88 menangkap Ali bersama penerjemahnya di Nagrek pada Selasa 18 Agustus.

Deplu RI mengaku belum mendapatkan surat pemberitahuan warga asing itu. Pemberitahuan itu penting untuk disampaikan pada Deplu Arab Saudi.

(gus/iy)
Rabu, 19/08/2009 12:05 WIB
Istri Syaifudin Jaelani Mengaku Tak Tahu Aktivitas Suaminya
Reno Nugraha - detikNews

dok detikcom Cirebon - Polisi sudah meminta konfirmasi kepada Kholifah Sari, istri Syaifudin Jaelani, mengenai beberapa hal. Wanita itu mengaku tidak tahu persis aktivitas suaminya, khususnya yang berkaitan dengan terorisme.

"Dia mengaku tidak tahu menahu aktivitas suaminya. Sejauh ini dia hanya tahu suaminya berjualan obat," kata Wakapolres Cirebon, Kompol Diki Budiman, saat dihubungi melalui telepon, Rabu (19/8/2009).

Seperti diberitakan sebelumnya, Kholifah tiba-tiba pulang ke rumah orang tuanya di Kelurahan Perbutulan, Sumber, Kabupaten Cirebon, beberapa hari lalu. Wanita tersebut datang hanya bersama dua orang anaknya. Sedangkan Syaifudin hingga kini tak jelas keberadaannya.

Kholifah dinikahi Syaifudin pada 25 Juli 2000 lalu. Saat itu, Syaifudin berumur 23 tahun dan Kholifah berumur 22 tahun. Pernikahan kedua insan ini tercatat di KUA Sumber.

Setelah menikah, Syaifudin kemudian mengajak Kholifah pergi. Suami istri ini hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Kini, keduanya dikaruniai dua orang anak.

Sebelum menikah dengan Syaifudin, Kholifah yang merupakan santri dari sebuah pesantren yang ada di dekat rumahnya itu hanya mengenakan jilbab biasa. Namun, setelah dinikahi Syaifudin, Kholifah mengenakan cadar.

Jejak terakhir pasangan ini yang masih jelas adalah di Gugus Candraloka Perumahan Telaga Kahuripan, Kabupaten Kemang, Kabupaten Bogor. Mereka hidup di perumahan ini sejak akhir 2007 hingga April 2009.

Mabes Polri telah menyebarkan identitas Syaifudin pada pers. Mabes Polri menyebut Syaifudin sebagai Syaifudin Zuhri bin Djaelani Irsyad alias Ustad Syaifudin Zuhri alias Udin alias Soleh.

(djo/asy)
Rabu, 19/08/2009 12:31 WIB
Perburuan Noordin M Top
Polisi Awasi Wilayah Pujon, Malang
M Aminudin - detikNews

Malang - Wilayah Pujon, Malang, mendapat pengawasan serius dari pihak kepolisian. Disinyalir kawasan ini menjadi tempat alternatif persembunyian pelaku teror. Densus 88 pun telah mengawasi wilayah ini sejak awal pekan lalu.

Sejak beberapa hari lalu, memang polisi telah merazia pengguna jalan yang melintas di wilayah Pujon. Baik yang meninggalkan Pujon, maupun yang masuk ke wilayah tersebut.

"Beberapa waktu lalu, polisi meminta data warga baru dan yang selama ini tinggal di wilayah kami. Entah polisi itu dari polsek, polres, atau densus 88 saya tidak tahu, karena mereka tidak mengatakan secara jelas. Pastinya mereka polisi," kata Khoirun Kepala Desa Bendosari, Kecamatan Pujon, saat dihubungi detikcom melalui telepon genggamnya, Rabu (19/8/2009).

Menurut Khoirun, dirinya mengetahui kabar ini, setelah mendapatkan informasi dari salah satu kepala dusunnya. Yang mengatakan, telah didatangi oleh beberapa polisi yang mencari warga baru.

"Saya waktu itu ada di Bandung, dan ditelpon oleh kepala dusun saya. Bahwa ada polisi mencari orang baru yang tinggal di desa kami," jelasnya.

Namun, sampai kini belum satu pun warga Desa Bendosari diamankan atau ditangkap oleh polisi terkait dugaan terlibat teror. "Belum ada warga kami yang ditangkap, meski telah datang untuk mencari orang yang diduga tinggal di desa kami," tegasnya.

Kapolres Malang AKBP Edi Sukaryo membantah adanya penangkapan warga Desa Bendosari terkait masalah teror atau jaringan teroris. Namun, dirinya mengaku telah melakukan pengawasan di wilayah tersebut. "Belum ada yang ditangkap," ucapnya.
(gik/ndr)
Rabu, 19/08/2009 12:34 WIB
1 Pleton Brimob Jaga 'Sarang Teroris' di Jatiasih
Ramadhian Fadillah - detikNews

Video Terkait
Jenazah Nana Dibawa ke Pandeglang
Foto Terkait
Polri Buru 4 Buronan Teroris Bekasi - Setelah 13 hari penggerebekan Densus 88, 1 pleton Brimob masih disiagakan di Kompleks Puri Nusaphala, Jatiasih, Bekasi, tempat 2 pelaku teroris ditembak.

Pengamatan detikcom, Rabu (19/8/2009), 2 orang anggota Brimob Polri bersenjata laras panjang tampak berjaga-jaga di Perumahan Puri Nusaphala, Blok D 12 RT 4 RW 12, Jatiasih, Bekasi.

Di tempat itulah, Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono alias Eko Peyang didor aparat Densus 88 pada 7 Agustus 2009. Air dan Eko diduga merakit bom yang disiapkan untuk meledakkan kediaman Presiden SBY di Cikeas, Bogor. Polisi juga menyita 500 kg bahan peledak.

Sementara itu, 1 pleton Brimob atau 20 personel bersiaga di Gedung Serbaguna yang 'disulap' sebagai markas aparat Polri. Gedung itu hanya berjarak 250 meter dari rumah D 12. Satu unit mobil truk disiagakan di Gedung Serbaguna.

"Kita diperintahkan jaga di sini sampai dicabut. Kalau yang di rumah ada 2 orang. Sisanya stand by. Kita bergantian jaga," kata seorang polisi.

Air dan Eko tewas ditembak di Perumahan Nusaphala, Jatiasih, Bekasi, saat Densus 88 menggerebek rumah itu, Jumat 7 Agustus 2009. Air dan Eko adalah warga Purwosari, Solo, Jawa Tengah.

(aan/iy)
Rabu, 19/08/2009 12:35 WIB
Sambut Bulan Puasa, JK Akan Laksanakan Ibadah Umroh
Gunawan Mashar - detikNews

Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) akan melaksanakan ibadah umroh bersama keluarga. Keberangkatan JK ke Arab Saudi satu hari menjelang tanggal 1 bulan Ramadan. JK berencana menikmati hari-hari pertama bulan puasa di tanah suci.

Berdasarkan jadwal keberangkatan, JK akan berangkat pada Kamis Besok (20/8/2009) dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten dengan naik pesawat komersil menuju Jeddah, Arab Saudi. JK rencananya berada di tanah suci sekitar seminggu. Direncanakan JK akan balik ke tanah air pada Rabu depan (27/8/2009).

"Pak JK memang dari awal sudah meniatkan bulan Ramadan tahun ini akan menunaikan ibadah umroh," tutur Press Officer JK, Husain Abdullah kepada detikcom, Rabu (19/8/2009).

Rencananya JK akan berangkat didampingi istrinya, Muhfidah Jusuf Kalla dan sejumlah anggota DPR yang ikut mendampingi JK. Jumlah rombongan resmi sekitar 80 orang, termasuk di dalamnya paspampres dan juga wartawan.

(gun/yid
Rabu, 19/08/2009 12:47 WIB
Setelah Amrozi Tiada, Istri Ikut Mertua & Anak Mondok di Pesantren
Eko Sujarwo - detikNews

Lamongan - Bagaimana kabarnya keluarga Amrozi? Setelah terpidana bom Bali itu dieksekusi kini istri Amrozy, Siti Rohmah tinggal bersama mertuanya, Hj Tariyem di Desa Tenggulun, Lamongan. Selama ini, Siti Rohmah membantu sang mertua untuk bekerja di rumah.

Salah seorang saudara Amrozi dan Muklas, Ustadz Khozin menuturkan, sejak sebelum meninggal, Siti Rohmah memang sudah tinggal di rumah ibu Tariyem dan setelah ditinggal Amrozi pun Siti Rohmah masih tinggal di rumah mertuanya tersebut.

"Tidak ada yang berubah dan semuanya berjalan biasa-biasa saja," tutur Khozin saat ditemui di rumahnya, Rabu (19/8/2009).

Khozin menambahkan, selama ini Siti Rohmah selain membantu merawat rumah mertuanya dan membantu sedikit-sedikit di pondok pesantren milik keluarga Amrozi, yaitu ponpes al islam. "Ya membantu sedikit-sedikit di pondok,"ungkapnya.

Mengenai anak-anak Amrozi, Ustad Khozin menjelaskan, anak amrozi sekarang tinggal di Ngawi untuk belajar. "Anak Amrozi itu belajar di pondok pesantren," ujarnya.

Sementara, mengenai istri Muklas, Ustad Khozin menjelaskan, sejak meninggalnya Muklas, istrinya itu sudah tidak pernah berkunjung ke Tenggulun. "Terakhir ya dulu itu sewaktu Muklas meninggal," katanya.

Apakah dalam waktu dekat ini, Istri Muklas, Paridah akan berkunjung ke Tenggulun? "Tidak tahu, karena untuk datang ke sini kan juga dibutuhkan biaya yang tidak sedikit," jelasnya.

Apakah keluarga Amrozi dan Muklas termasuk juga istri-istrinya tidak terganggu
dengan aksi bom yang selalu dikaitkan dengan keluarga mereka?

"Kalau keluarga merasa biasa-biasa saja tidak ada yang perlu dikuatirkan," pungkasnya. (fat/ndr)

Rabu, 19/08/2009 13:04 WIB
Hukuman Burhanuddin Dikurangi Karena Pernah Terima Penghargaan
Novi Christiastuti Adiputri - detikNews

Jakarta - Terpidana kasus korupsi aliran dana Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah pernah menerima penghargaan Bintang Maha Putra dari presiden. Hal itu menjadi salah satu alasan Mahkamah Agung (MA) mengurangi hukuman mantan Gubernur BI tersebut sebanyak 2,5 tahun.

"Beliau pernah mendapatkan bintang Maha Putra pada tahun 2007, itu menjadi bahan pertimbangan majelis," kata Kepala Biro Hukum dan Humas MA Nurhadi di Gedung MA, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (19/8/2009).

Selain itu, kata Nurhadi, Burhanuddin juga dinilai tidak pernah menikmati sepeser pun uang aliran dana BI yang mencapai Rp 100 miliar. Uang itu mengalir ke mantan anggota Komisi IX DPR dan para mantan pejabat BI.

Sementara itu, pengacara Burhanuddin, Ariano Sitorus masih menyatakan pikir-pikir atas putusan MA tersebut. Menurut dia, keputusan mengalirkan dana tersebut atas keputusan kolektif bukan untuk kepentingan pribadi.

"Beliau juga mampu mempertahankan penghargaan yang diberikan," ucapnya.

Burhanuddin divonis oleh MA 3 tahun pidana penjara dan denda Rp 200 juta. Di tingkat banding, ia divonis 5,5 tahun sedangkan pada tingkat pengadilan Tipikor ia divonis 5 tahun penjara.

(mad/iy)

Tidak ada komentar: