Selasa, 18 Agustus 2009

Selasa, 18/08/2009 16:05 WIB
Memburu Teroris
Mabes Polri Mengaku Belum Tahu Penangkapan Iwan Herdiansyah
Gede Suardana - detikNews

dok detikcom Denpasar - Densus 88 dikabarkan menangkap Iwan, orang yang diduga sebagai kurir penyaluran dana teroris. Namun Mabes Polri mengaku belum mengetahui penangkapan itu.

"Saya belum tahu. Kalau belum dirilis (oleh polisi), ya belum boleh dirilis," ujar Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Nanan Soekarna, usai berbicara pada Seminar HAM di Hotel Nikki, Jalan Gatot Subroto, Denpasar, Selasa (18/8/2009).

Nanan meminta bantuan kepada pers untuk tidak memberitakan sesuatu yang belum diungkap ke publik oleh polisi.

Nanan beralasan bahwa polisi belum mengungkap perkembangan kasus teorisme karena masih dalam pemeriksaan. Sesuai UU, polri memiliki waktu selama 7 hari untuk melakukan pemeriksaan setelah penangkapan.

"Baru ditangkap satu hari, sudah keluar (di media), jadi sudah tidak rahasia lagi, yang lain kabur semua," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Densus 88 menangkap Iwan pada Sabtu 15 Agustus, sekitar pukul 07.00 WIB. Iwan ditangkap saat hendak membuka tokonya di Pasar Cibingbin, Kuningan, Jawa Barat. Iwan diduga sebagai kurir penyaluran dana teroris di Indonesia.

(gds/djo)

Selasa, 18/08/2009 16:15 WIB
Prajurit Kodam Diponegoro Dibekali Pengetahuan Anti Teroris
Triono Wahyu Sudibyo - detikNews

Jakarta - Agar kewaspadaan meningkat, 1.180 personel Kodam IV Diponegoro Jateng dibekali pengetahuan anti teroris. Mereka 'diceramahi' mulai dari peta teroris lokal hingga global.

Acara digelar di Balai Diponegoro Makodam IV Diponegoro, Jl. Perintis Kemerdekaan, Watugong, Semarang, Selasa (18/8/2009).

Peserta berasal dari Koramil, Kodim, Korem, dan Satuan Intelejen Kodam. Sedangkan pembicaranya adalah Asisten Pengamanan KSAD, Mayjen TNI Hendardji.

Dalam paparannya, Hendardji lebih banyak menjelaskan terkuaknya pelaku pemboman Hotel JW Marriott dan Rizt Carlton. Juga, soal jaringan-jaringan teroris dan penyergapan di Temanggung.

Saat sesi dialog, peserta bertanya mulai dari peran TNI hingga dana-dana yang mengucur ke TNI untuk penanganan teroris. "Salah satu upaya pencegahan terhadap terorisme, TNI punya desk anti teror di tingkat koramil," katanya.

Usai acara, Hendarji mengatakan pembekalan tersebut sangat penting. Hal ini sesuai amanat presiden yang mengharapkan TNI membantu menangani aksi teroris. Prajurit diharapkan bisa menangkal secara dini kemungkinan-kemungkina yang terjadi.

(try/djo)

Selasa, 18/08/2009 16:26 WIB
Asal Sesuai Aturan, MUI Tak Keberatan Orang Bercadar Diperiksa
Rachmadin Ismail - detikNews

Foto: AFP Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak keberatan dengan rencana pemeriksaan terhadap orang bercadar yang dilakukan kepolisian. Selama hal tersebut dilakukan untuk kepentingan memburu Noordin M Top.

"Kalau itu semacam protapnya kepolisian dalam rangka keamanan dan antiterorisme saya kira nggak ada masalah," kata Ketua MUI Amidhan saat dihubungi detikcom , Selasa (18/8/2009).

Amidhan menambahkan, perlu ada informasi awal yang akurat terkait pemeriksaan ini. Jangan sampai semua orang yang bercadar diperiksa tanpa alasan yang jelas.

"Perlu ada penyelidikan awal sebelumnya yang menunjukkan teroris tersebut pakai cadar," jelasnya.

Ketika ditanya soal perlu tidaknya pembatasan terhadap orang bercadar, Amidhan menolaknya. Ia menilai hal tersebut terlalu berlebihan, khususnya di Indonesia.

"Saya kira kalau di Indonesia ini agak berat karena kita kan bukan sarang teroris. Tapi kalau untuk penyelidikan silakan saja," lanjutnya.

Amidhan menjelaskan, pemakaian cadar lebih terkait budaya Timur Tengah daripada perintah agama. Yang diperintahkan dalam Islam adalah menutup aurat. "Muka dan tangan boleh saja terbuka," kata Amidhan.



(mad/iy)

Selasa, 18/08/2009 16:26 WIB
SBY Didesak Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu
Gede Suardana - detikNews

dok detikcom Denpasar - SBY telah ditetapkan sebagai pemenang Pilres 2009. Komisi Nasional Hak Asazi Manusia (HAM) langsung mendesak SBY menuntaskan penyelesaikan berbagai kasus pelanggaran HAM di masa lalu.

"Itu janjinya saat berkampanye," kata Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim, dalam Seminar HAM di hotel Nikki, jalan Gatot Subroto, Denpasar,Selasa (18/8/2009). Seminar ini membahas tentang Proyeksi Penegakan hukum dan HAM Pemerintahan 2009-2012.

Ifdhal mengatakan pemerintahan baru SBY harus berani menangani kasus pelanggaran HAM berat yang memiliki keterkaitan dengan kekuasaan di masa lalu. Mekipun hal itu, menurutnya, bukan hal yang mudah.

"Mereka yang terkait memang punya akses ke kekuasaan dan ekonomi," ujarnya.

Disebutkan, kasus pelanggaran HAM yang belum terselesaikan, di antaranya Kerusuhan Mei 1998, Kasus Trisakti dan Semanggi, kasus penembakan misterius, penghilangan orang, Talangsari, Kasus Wasior serta Wamena. Komnas HAM sudah menyerahkan sejumlah hasil penyelidikan untuk ditindaklanjuti namun berhenti di Kejaksaan Agung karena dianggap kekurangan bukti.

Wakil Koordinator Kontras Indria Fernida mengatakan SBY perlu melakukan terobosan politik agar kasus pelanggaran HAM masa lalu bisa diselesaikan.

(gds/djo)
Selasa, 18/08/2009 16:47 WIB
Penggerebekan Temanggung
Din Syamsudin Usulkan Rumah Djahri Jadi Museum
Bagus Kurniawan - detikNews

dok detikcom (reuters) Yogyakarta - Rumah Djahri yang dijadikan tempat persembunyian tersangka teroris Ibrohim, rusak parah pascapenggerebekan yang dilakukan Densus 88. Rumah Djahri itu pun diusulkan menjadi museum.

Usulan tersebut disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin usai bertemu dengan Djahri di kantor PP Muhammadiyah, Jl Cik di Tiro, Yogyakarta, Selasa (18/8/2009).

"Nanti saya usulkan seperti itu, sekalian dibuat tempat wisata baru di Temanggung," Din.

Seperti diketahui, Sabtu 8 Agustus, Densus 88 menembak mati Ibrohim yang bersembunyi di rumah Djahri, di Desa Beji, Kecamatan Kedu, Temanggung, Jawa Tengah. Sebelumnya, polisi telah melakukan pengepungan selama 17 jam.

Akibat penggerebekan tersebut, rumah Djahri rusak parah. Sebagian dindingnya jebol akibat diledakan oleh Densus 88. Demikian pula dengan bagian atapnya, sebagian besar genting rumah Djahri rontok.

(bgs/djo)
Selasa, 18/08/2009 16:55 WIB
Ical Siap Bersaing dengan Tommy
Gunawan Mashar - detikNews

Jakarta - Anggota Dewan Penasihat Partai Golkar Aburizal Bakrie mengaku belum mengetahui rencana Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto bertarung dalam bursa ketua umum Partai Golkar. Meski begitu, pria yang sering disapa Ical ini menyatakan siap bersaing dengan siapa pun.

"Kalau itu benar, kan nanti DPD yang memilih," ujarnya saat menjawab pertanyaan wartawan soal kesiapannya bersaing dengan Tommy di Hotel Sultan, Jl Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2009).

Menurut Ical, hingga kini ia belum mendengar kabar tentang kesiapan Tommy untuk maju dalam bursa ketua umum partai Golkar. Namun, ia mengakui status Tommy yang masih kader Golkar.

"Kalau dia bilang dia kader Golkar dari dulu, itu benar," ungkapnya.

Ical menjelaskan, siapa pun bisa menjadi calon ketua umum partai Golkar. Tapi ia tidak mengetahui apakah Tommy bisa lolos administratif atau tidak.

"Saya tidak tahu apakah dia memenuhi syarat atau enggak," pungkas calon kuat Golkar-1 ini.

(ape/Selasa, 18/08/2009 16:56 WIB
Tommy Ikut Berebut Posisi Ketum, Kemunduran Bagi Golkar
Muhammad Nur Hayid - detikNews

Jakarta - Tommy Soeharto menyatakan kesiapannya untuk bertarung dalam Musyawarah Nasional Partai Golkar memperebutkan kursi ketua umum. Berbagai tanggapan pun muncul atas keberanian Tommy ini. Pengamat LIPI Lili Romli menilai munculnya Tomnmy dalam politik Golkar akan membawa partai itu mundur ke belakang.

"Saya pikir itu suatu set back. Kalau Golkar berpandangan paradigma Golkar baru, sebaiknya mengusung tokoh reformis. Yang sekarang aja tokoh-tokohnya masih status quo, apalagi dengan come back-nya rezim Orba. Ini tantangan buat elit Golkar," kata Lili kepada detikcom, Selasa (18/8/2009).

Menurut Lili, munculnya nama Tommy dalam bursa calon ketua umum Partai Golkar akan menjadikan Golkar berada dalam persimpangan. Jika elit Golkar tidak bisa membaca situasi yang menghendaki reformasi di partai itu, dan cenderung pragmatis pertimbangannya, bukan tidak mungkin partai ini akan jatuh dalam pemilu 2014.

"Sekarang Golkar dalam pilihan sulit. Saya harap Golkar bisa keluar dengan pilihan yang tepat melanjutkan reformasinya itu. Jangan terjebak pragmatisme sesaat. Ini tantangan bagi para elit Golkar," paparnya.

Saat ditanya soal bisa tidaknya Tommy maju sebagai calon ketua umum, Lili melihat sangat mungkin anak kesayangan Soeharto itu bertarung dalam Munas jika tata tertib pemilihannya memungkinkan hal itu. Pertarungan soal Tommy akan terjadi dalam pembahasan Tatib pemilihan.

"Bisa saja kalau diubah tatibnya. Semua kan tergantung tatib. Elit Golkar harus memikirkan Golkar jangka panjang. Elit-elit harus sadar bahwa partai yang disokong keluarga Cendana tidak mendapat dukungan," pungkasnya.
(yid/nrl)

Selasa, 18/08/2009 17:05 WIB
Prabowo Ucapkan Selamat Pada SBY-Boediono
Irwan Nugroho - detikNews

foto: dok.detikcom Video Terkait
Dokumentasi Tahapan Pemilu 2009 di KPU
Foto Terkait
'Museum Pemilu 2009' di KPU Jakarta - Prabowo Subianto mengucapkan selamat kepada presiden dan wapres terpilih SBY-Boediono. Pemberian ucapan itu sudah dikomunikasikan dengan Megawati.

"Saya sebagai Ketua Dewan Pembina dan atas nama Gerindra mengucapkan selamat kepada Jenderal purn TNI Dr H Susilo Bambang Yudhoyono dan Prof Dr Boediono yang telah disetujui sebagai presiden dan wapres terpilih 2009-2014," ujar Prabowo.

Hal itu disampaikan Prabowo dalam jumpa pers di kantor DPP Gerindra, Jl Brawijaya IX No 1 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/8/2009).

Menurut Prabowo, ucapan selamat ini akan dituangkan dalam bentuk surat yang akan diberikan langsung kepada SBY-Boediono. "Sore nanti akan dikirim," imbuh cawapres yang berpasangan dengan Mega pada Pilpres lalu.

Prabowo berharap, SBY Boediono diberi petunjuk, bimbingan, serta lindungan Tuhan untuk pengabdian tugas dan menjalankan amanat rakyat.

Terkait ucapan selamat itu, mantan Danjen Kopassus itu mengaku sudah berkomunikasi dengan pasangannya dalam Pilpres Megawati Soekarnoputri. "Sudah," katanya singkat.

KPU menetapkan SBY-Boediono sebagai capres dan cawapres terpilih periode 2009-2014.
(nik/iy)

Selasa, 18/08/2009 17:13 WIB
MUI Minta Polisi Tak Asal Curigai Kelompok Pengajian
Rachmadin Ismail - detikNews

Jakarta - Pihak kepolisian diminta lebih cermat dalam melakukan penangkapan pelaku teroris. Jangan sampai terjadi penangkapan yang tidak berdasar, khususnya pada kelompok pengajian.

"Tidak boleh ada generalisasi terhadap kelompok pengajian. Perlu ada informasi awal yang kuat sebelum polisi melakukan penangkapan," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amidhan saat berbincang lewat telepon, Selasa (18/8/2009).

Menurut Amidhan, pusat dakwah Islam seperti pesantren, masjid atau majelis taklim bukanlah sarang teroris. Jika lokasi tersebut kerap dicurigai, ia khawatir tidak ada lagi orang yang mau beribadah.

"Tapi kalau berdasarkan informasi intelijen ada yang aneh, ya silakan saja," tegasnya.

Sebelumnya, 12 orang diciduk polisi di Purbalingga Senin malam. Mereka dicurigai termasuk sebagai jaringan teroris. Setelah ditelusuri, 12 warga
tersebut adalah anggota Jamaah Tabligh yang berasal dari Sulawesi dan baru saja mengikuti acara dakwah.

(mad/iy)

Selasa, 18/08/2009 17:14 WIB
Berebut Ketum Golkar
Yuddy Tak Anggap Tommy Sebagai Saingan
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Jakarta - Masuknya Tommy Soeharto dalam bursa calon Ketua Umum Golkar tidak membuat lawan-lawannya ketakutan. Yuddy Chrisnandi menilai masuknya Tommy sah-sah saja di alam demokrasi yang sedang berkembang.

"Saya menyambut gembira kesiapan Tommy Soeharto untuk maju sebagai calon ketua umum Golkar. Setiap kader Golkar yang memenuhi persyaratan tentu berhak untuk memimpin Golkar. Saya tidak menganggapnya sebagai saingan atau ancaman berkurangnya dukungan suara," kata Yuddy kepada detikcom, Selasa (18/8/2009).

Menurut Anggota Komisi I DPR ini, semua kader yang merasa siap memimpin Golkar harus berkomitmen membesarkan partai berlambang pohon beringin itu. Nama-nama seperti Tommy, Aburizal Bakrie, Surya Paloh dan Ferry Mursyidan Baldan bukanlah lawan dan saingan tetapi mitra untuk membesarkan Golkar.

"Sejak awal saya sudah katakan, timses kami tidak bersaing dengan orang. Namun ini pertarungan gagasan untuk meyakinkan cara berfikir kader Golkar menyadari masa depannya. Jadi Pak SP, AB atau Mas TS tidak saya anggap saingan tapi mitra membesarkan Golkar," ungkap Yuddy.

Sebelumnya diberitakan Putra bungsu mantan Presiden Soeharto, Tommy dikabarkan menyatakan kesediaannya untuk tampil kembali ke gelanggang politik nasional karena ingin melanjutkan pengabdian politik bapaknya, Soeharto.

Koordinator Forum Pemersatu Anak Bangsa (FPAB) Bramandaru yang juga orang dekat Tommy, mendukung niat Tommy tersebut. Bramandaru beralasan, Golkar harus mulai dipimpin oleh orang-orang muda.

Bramandaru menuturkan alasannya kenapa Tommy pantas untuk memimpin Golkar. Menurut penilaiannya, Tommy sangat mengikuti perkembangan di tubuh Golkar, popularitasnya masih bagus dan mengerti jalur ABG (ABRI/sekarang TNI, Birokrasi dan Golkar).

(van/yid)
nrl)
Selasa, 18/08/2009 17:20 WIB
Beri Selamat ke SBY, Prabowo Bantah Ingin Koalisi
Irwan Nugroho - detikNews

Jakarta - Cawapres Prabowo Subianto dan Partai Gerindra mengucapkan selamat atas ditetapkannya SBY-Boediono sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Namun bukan berarti sikap itu merupakan keinginan untuk berkoalisi dengan Partai Demokrat (PD).

"Oh, sama sekali tidak (berkoalisi), kita ingin membangun budaya politik yang santun," kata Prabowo dalam jumpa pers di kantor DPP Gerindra, Jl Brawijaya IX no 1, Jakarta Selatan, Selasa (18/8/2009).

Selanjutnya, Prabowo menjelaskan, Gerindra tidak akan menyatakan dirinya sebagai oposisi. Meski begitu, Gerindra tetap akan kritis terhadap kebijakan pemerintah apabila tidak sesuai dengan cita-cita partai.

"Dari awal saya bilang kita tidak mengenal oposisi. Kita akan konsisten menjalankan nilai-nilai yang kita percayai, Pancasila, UUD serta ekonomi kerakyatan. Kalau pemerintah nanti membikin kebijakan yang mendukung rakyat kita akan dukung. Tapi kalau tidak, kita akan kritisi," terang mantan Pangkostrad ini.

Saat ditanya wartawan apabila SBY menawarkan masuk kabinet, Prabowo enggan berkomentar jauh. "Kabinet masih terlalu dini untuk dibahas kita belum menerima tawaran," tandasnya.

(ape/iy)
Selasa, 18/08/2009 17:24 WIB
Prabowo Tak Hadiri Penetapan Pilpres Sebab Alasan Administrasi
Irwan Nugroho - detikNews

foto: dok.detikcom Video Terkait
Dokumentasi Tahapan Pemilu 2009 di KPU
Foto Terkait
'Museum Pemilu 2009' di KPU Jakarta - Prabowo Subianto dan kubu Gerindra tidak menghadiri penetapan presiden dan wapres terpilih di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hal itu dikarenakan alasan administrasi saja.

"Alasannya administrasi. Pemberitahuannya mendadak," ujar Prabowo dalam jumpa pers di kantor DPP Gerindra, Jl Brawijaya IX No 1 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/8/2009).

Dikatakan dia, Ketua Umum Gerindra Suhardi dan Sekjen Gerindra Fadli Zon tidak menerima surat undangan dari KPU. Namun hal itu pun dimaklumi oleh Gerindra.

"Di Indonesia biasalah surat begitu ketlisut," kata dia.

Ditanya apakah pihaknya akan mengajukan tuntutan pidana terkait keputusan MK yang menolak gugatan Pilpres Mega-Prabowo, menurut Prabowo, hal itu sedang dikaji oleh tim kuasa hukum Gerindra. Bila ada pelanggaran terkait putusan itu, timnya akan mengajukan upaya hukum.

"Kalau ada yang bisa, pasti kita akan melakukan gugatan itu baik pidana atau perdata sebagai pembelajaran bangsa," jelas Prabowo.

Fadli Zon yang ada dalam jumpa pers itu membenarkan belum menerima undangan dari KPU. "Ya memang benar," kata Fadli singkat.

(nik/iy)

Selasa, 18/08/2009 17:33 WIB
PDIP Yakin Taufiq Kiemas Pasti Jadi Ketua MPR
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Jakarta - PDIP memastikan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP Taufiq Kiemas (TK) akan menjadi Ketua MPR. Hal itu didasarkan pada komitmen dari semua parpol yang sudah setuju dengan Taufiq selama lobi RUU Susduk.

"Kesepakatan Pak TK jadi Ketua MPR sudah lintas fraksi, 100 persen setuju," ujar fungsionaris DPP PDIP Effendi Simbolon saat ditemui wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (18/8/2009).

Effendi pun mengenang kala ada kesepakatan tidak tertulis terkait posisi ketua MPR untuk TK. Effendi yakin apa yang sudah dibahas dalam lobi RUU Susduk akan terealisasi.

"Nama TK muncul sejak RUU susduk dibahas. Saat itu ada konsesi PD Ketua DPR, PDIP Ketua MPR. Itu kesepakatan tidak tertulis dalam lobi Susduk," ungkap Effendi.

Effendi bahkan sangat percaya diri semua kekuatan di lembaga legislatif itu akan mendukung TK menjadi ketua MPR.

"Semua fraksi tidak ada yang resisten terhadap Pak TK. DPD pun sudah mengapresiasi, tidak ada yang perlu ditutupi. Ini adalah konsesi politik di luar paket koalisi," pungkasnya.

(van/yid)

Selasa, 18/08/2009 17:41 WIB
Memburu Teroris
Ali Warga Arab Saudi, Ditangkap Bersama Penerjemah di Nagrek
Reno Nugraha - detikNews

ilustrasi Kuningan - Ali Muhammad alias Abah Ali, pria yang dikabarkan ditangkap Densus 88 Mabes Polri, merupakan warga negara Arab Saudi. Dia ditangkap bersama penerjemahnya bernama Solehat, warga Dusun Karoya, Kecamatan Cirendang, Kuningan, Jawa Barat.

"Saya dapat info dari anak saya, katanya Abah Ali ditangkap polisi tadi pagi di Nagrek. Dia ditangkap bersama Solehat," ujar Ujang, warga Dusun Karoyo, Selasa (18/8/2009). Ujang adalah kerabat Solehat.

Tak banyak yang bisa dicerita Ujang soal penangkapan Ali. Ujang mengaku, dirinya hanya tahu Ali ditangkap polisi. Dia tidak tahu penangkapan Ali tersebut terkait masalah apa.

Ujang hanya mengatakan, Ali dan Solehat memang sudah lama saling kenal. Solehat mengenal Ali saat bekerja menjadi TKW di Arab Saudi.

Sementara itu, Susi, pemilik rumah yang dikontrak Ali mengatakan, tidak tahu secara detil aktivitas pria tersebut. Menurut Susi, Ali sangat tertutup.

"Pintu rumahnya jarang dibuka. Saya juga tidak pernah melihat ada tamu ke rumahnya. Tapi katanya dia sering pergi ke warnet," ujar Susi.

Menurut Susi, saat tinggal di situ Ali hanya memperlihatkan paspornya. "Dia ke Indonesia katanya cuma mau lihat-lihat saja (jalan-jalan)," ungkap Susi.

Rumah kontrakan Ali itu berupa rumah petak yang sederhana di dalam gang sempit. Dia menyewa rumah tersebut berikut perabotan rumah tangganya. Ali tinggal di rumah tersebut baru sekitar 1 bulan.
(djo/ndr)
Selasa, 18/08/2009 17:50 WIB
Tommy Rebutan Ketum Golkar
Ferry M Baldan: Menarik Itu, Berarti Golkar Masih Laku
Muhammad Nur Hayid - detikNews

Jakarta - Majunya Tommy Soeharto dalam bursa ketua umum Partai Golkar disambut baik lawan-lawannya. Ferry Mursyidan Baldan misalnya, menilai masuknya Tommy akan menjadikan pertarungan makin seru dan menarik.

"Menarik itu, menambah warna warna-warni permainan di partai. Tidak ada orang yang boleh merasa terganggu dan melarang," kata Ferry yang juga menyatakan siap jadi ketum Golkar kepada detikcom, Selasa (18/8/2009).

Ferry juga tidak khawatir Tommy akan mengurangi peluangnya untuk menang. Justru, Ferry merasa terbantu karena akan memudahkan langkahnya untuk dilihat oleh DPD I dan II siapa kader Golkar yang layak dipilih memimpin Golkar 5 tahun mendatang.

"Saya nggak khawatir. Justru enak, karena tambah ada variasi. Karena yang menentukan itu DPD, biar DPD saja yang menjadi penentunya," paparnya.

Ferry menilai majunya Tommy akan menambah banyak pilihan bagi kader Golkar. "Lebih bagus Tommy maju. Jadi banyak pilihan. Yang penting tidak boleh ada yang terganggu," pungkasnya.

(yid/iy)
Selasa, 18/08/2009 18:03 WIB
'Pak JK, Kami Akan Merindukanmu'
Anwar Khumaini - detikNews

Foto: Dokumen detikcom Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) tampak berdiri di samping Istana Merdeka. Ditemani beberapa asisten serta Paspampres, pria asal Makassar ini sedang menunggu mobil dinasnya untuk membawanya pulang usai menghadiri Pawai Budaya Nusantara.

Saat itulah, puluhan wartawan Istana Kepresidenan datang mendekati JK. Saling menyapa pun terjadi. Karena JK tidak lama lagi akan lengser dari jabatannya, para jurnalis pun mengajak JK foto bersama.

"Pak, foto bersama dong," celetuk salah seorang wartawan, Selasa (18/8/2009). JK yang memang terkenal akrab dengan wartawan ini pun mengiyakan. "Ayo, silakan saja," kata JK sambil tersenyum khas.

Puluhan jurnalis pun langsung berlari mendekati pria yang saat ini masih menjadi Ketua Umum Partai Golkar tersebut. "Wah, kita bakal jarang bertemu Pak JK lagi," kata salah seorang wartawan. JK cuma tersenyum.

"Pak, kita akan selalu merindukanmu," celetuk wartawan lainnya.

"Ah, santai saja, masih ada waktu dua bulan lagi," jawab JK disertai senyuman penuh makna. JK juga menyempatkan diri bersalaman satu persatu dengan semua wartawan.

Mobil yang JK tunggu akhirnya tiba. JK pun langsung masuk mobil itu dan bergegas meninggalkan Istana Merdeka. (anw/ken)

Selasa, 18/08/2009 18:16 WIB
Seminggu Dirawat di RSCM, Kesehatan Gus Dur Membaik
Muhammad Nur Hayid - detikNews

Jakarta - Kesehatan mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) terus membaik setelah seminggu dirawat di RSCM. Saat ini Gus Dur sudah tidak menggunakan selang infus lagi dan sudah rutin menerima tamu.

Kabar membaiknya kesehatan Gus Dur ini disampaikan salah seorang pendamping Gus Dur, Bambang Susanto kepada detikcom, Selasa (18/8/2009).

"Alhamdulillah, kesehatan bapak membaik. Beliau sudah menerima tamu dan bisa berkomunikasi seperti biasa. Hanya saja masih perlu dirawat di rumah sakit," kata Bambang.

Menurutnya, beberapa tamu yang sudah menjenguk Gus Dur antara lain pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, Menhan Juwono Sudarsono, Gus Mus, Slamet Effendy Yusuf dan beberapa tokoh lainnya.

"Banyak tokoh yang sudah mengunjungi bapak (Gus Dur). Saya tidak ingat semua. Alhamdulillah, semua mendoakan semoga bapak segera pulih kembali," paparnya.

Bambang menyampaikan pesan agar para pecinta Gus Dur tetap mendoakan mantan orang nomor 1 di negeri ini. "Kami berharap doa untuk bapak tetap dipanjatkan agar beliau kembali sehat seperti sedia kala," pungkas Bambang.

(yid/iy)
Selasa, 18/08/2009 18:39 WIB
Dicurigai Teroris
18 WN Filipina Terkatung-katung di Masjid Polda Jateng
Triono Wahyu Sudibyo - detikNews

dok detikcom Foto Terkait
Djahri Bertemu PP Muhammadiyah Semarang - Sebanyak 18 WN Filipina yang mengaku tengah berdakwah terkatung-katung di Masjid Polda Jateng. Mereka belum dilepas meski tak terkait terorisme.

Separuh WN Filipina sudah tinggal di masjid sejak Sabtu (16/8/2009) lalu. Mereka memulai dakwahnya di Purwokerto dan 'diangkut' polisi saat berada di Purbalingga.

Sembilan WN Filipina lain datang dari Solo hari ini. Mereka menuju Polda Jateng atas inisiatif sendiri.

"Setelah mendengar teman-teman berada di Polda Jateng, kami menuju ke sini. Ini baru saja tiba," kata pendamping 9 WN Filipina di Solo, Ilyas, di Masjid Polda, Jl. Pahlawan Semarang, Selasa (18/8/2009).

Ilyas menambahkan, rombongan WN Filipina merupakan bagian dari kelompok dakwah yang beberapa waktu lalu menggelar pertemuan di Serpong. Setelah pertemuan, mereka menyebar untuk berdakwah.

"Tidak hanya dari Filipina, tapi juga Indonesia dan negara lain. Nama kelompoknya ya jamaah masjid, jamaah tabliq atau yang lain. Tak ada nama khusus," jelasnya.

Sementara pimpinan WN Filipina yang diangkut polisi dari Purbalingga, Ali Ba'asyir mengaku tidak tahu sampai kapan berada di Mapolda Jateng. 'Kami cuma menunggu keputusan (polisi)," kata Ali dengan Bahasa Inggris yang agak terbata.

Dari pengamatan detikcom, WN Filipina yang mengenakan jubah dan sorban itu menempati teras masjid. Barang-barang mereka ditumpuk begitu saja di lantai, termasuk sebuah tenda. Mereka 'dijamu' dengan ransum yang cukup memadai.

(try/djo)

Selasa, 18/08/2009 18:47 WIB
M Rafiq, Adik Faturrahman Al Ghozi Bebas
Rachmadin Ismail - detikNews

Ilustrasi Jakarta - M Rafiq Ridho, adik teroris yang ditembak mati di Filipina, Faturrahman Al Ghozi, telah menghabiskan masa hukumannya. Tidak lama lagi, ia akan segera menghirup udara bebas.

"Formilnya bebas hari ini. Tapi administrasinya belum sepenuhnya selesai," kata Direktur Registrasi Lapas Depkum HAM, M Suaib, saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (18/8/2009).

Menurut Suaib, pihaknya harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan Densus 88 untuk pelaksanaan pembebasan. Kepolisian perlu memeriksa soal pengawasan Rafiq setelah dibebaskan.

Sementara, untuk eksekusi pembebasan dilakukan oleh jaksa. "Bahkan untuk rekomendasi bisa sampai ke tingkat Menteri Hukum dan HAM," imbuhnya.

Remisi yang diberikan pada Rafiq pada tahun 2009 sekitar 5 bulan. Ia dianggap telah berkelakuan baik di penjara dan memenuhi syarat-syarat lain untuk memperoleh remisi.

Sebelumnya, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonis Ahmad Rafiq Ridho alias Allen alias Ali Zein 7 tahun penjara. Ia terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan pemufakatan jahat, percobaan atau perbantuan untuk melakukan tidak pidana terorisme. Dalam hal ini, ia telah membantu menyembunyikan buronan teroris Noordin M Top.

(mad/iy)
Selasa, 18/08/2009 18:52 WIB
TNI Berharap Bisa Tangkap Noordin M Top
Triono Wahyu Sudibyo - detikNews

Semarang - Dalam penanganan terorisme, TNI berada dalam posisi membantu kepolisian. Namun demikian, TNI tetap berharap bisa menangkap gembong teroris asal Malaysia, Noordin M Top sendiri.

"Ya semoga saja Noordin M Top bisa kita tangkap," kata Aspam KSAD Mayjend TNI Hendarji di sela-sela pembekalan prajurit mengenai anti teorisme di Balai Diponegoro, Makodam Diponegoro, Jl. Perintis Kemerdekaan, Watugong Semarang, Selasa (18/8/2009).

Harapan Hendarji itu langsung disambut teriakan "Amin" oleh ribuan peserta yang berasal dari koramil, kodim, korem, dan satuan intelejen Kodam IV Dipoengoro.

Usai acara Hendarji yang didampingi Pangdam IV Diponegoro Mayjend TNI Haryadi Soetanto menjelaskan, terorisme merupakan ancaman global, sehingga semua unsur harus ikut andil memeranginya.

Ditambahkan Hendardji, diminta polisi atau tidak, TNI mempunyai kewajiban menangani terorisme.
"Kalau memang bisa menangkap tangan, ya tangkap. Seperti saat ada maling ayam, kalau sudah ada di depan kita, masak dibiarkan saja," paparnya.

Untuk itu, kata Hendardji, TNI melakukan pembekalan kepada kodam-kodam. "Sebelumnya, kita sudah lakukan di Jakarta, Bali, dan beberapa kodam lain," imbuhnya.

(trySelasa, 18/08/2009 19:11 WIB
Kakak Saifuddin Jaelani Berinisial MS Diburu
E Mei Amelia R - detikNews

Foto Terkait
SJ Seleksi 'Pengantin' Lewat Outbond Jakarta - Polisi terus mengendus jejak Saifuddin Jaelani (SJ) alias Syaifudin Zuhri. Kini orang yang disebut-sebut sebagai kakak Syaifudin pun, yang diketahui berinisial MS tengah dikejar polisi. Ditengarai dia masuk dalam jaringan kelompok Noordin M Top sebagai pencari safe house.

"Dia bertugas mencari tempat persembunyian Noordin M Top, termasuk mencarikan rumah di Jatiasih, Bekasi dan di Cimahpar, Bogor," terang sumber di kepolisian yang enggan disebutkan namanya, saat ditemui di Jakarta, Selasa (18/8/2009).

MS juga diidentifikasi sebagai orang yang mencari kontrakan untuk Syaefudin di Telaga Kahuripan, Parung, Bogor.

"Dia pindah duluan, saat Syaifudin tiba. MS juga membawa istri dan anaknya. Kalau anaknya ada di Bekasi," jelas sumber itu tanpa merinci lebih jauh.

Belum ada sumber resmi di kepolisian yang bisa dikonfrirmasi mengenai hal ini. Pastinya pada Rabu 19 Agustus polisi akan mengumumkan identitas 4 tersangka yang masih buron terkait meledaknya bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton.

Sebelumnya diperoleh informasi di Bogor, seorang warga mendatangi kantor kepolisian dan mengaku melihat sosok Syaifudin di sebuah daerah di Curug Nangka. Dia diketahui bersama seorang pria, dan seorang perempuan bercadar. (ndr/asy)

/djo)

Selasa, 18/08/2009 19:41 WIB
Bagaimana Noordin Berkomunikasi dengan Jaringannya?
Rachmadin Ismail - detikNews

Video Terkait
Menko Polkam dan Kapolri ke Kuningan
Foto Terkait
JW Marriott Pasca Ledakan Bom Jakarta - Teroris mempunyai teknik tersendiri dalam berkomunikasi. Agar tidak mudah terlacak, mereka harus bergerak cepat dan tepat. Bagaimana caranya?

"Ada aturannya dalam berkomunikasi. Aturannya selalu berubah per peristiwa," kata ahli hipnoterapis yang pernah ikut menangani kasus terorisme, Mardigun WP, kepada detikcom, Selasa (18/8/2009).

Menurut Mardigun, Noordin sangat menghindari komunikasi lewat telepon atau email. Kelompoknya lebih mengutamakan pertemuan face-to-face atau tatap muka yang singkat dan terencana.

"Pertemuan tatap mukanya pun harus sangat dekat. Mereka nggak mau bicara walaupun jaraknya cuma 1 meter," jelas Mardigun.

Kebiasaan lain yang mereka lakukan adalah membuat kesepakatan hanya pada akhir pertemuan. Termasuk soal aksi yang akan diperbuat sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

"Misalkan begini, mereka sepakat untuk mencari mobil untuk pengeboman. Lalu disepakati bertemu lagi dalam waktu 15 menit, kalau salah satu tidak datang, pasti ditinggal," jelasnya.

Bahasa rahasia pun kerap digunakan para anak buah Noordin dalam berkomunikasi. Namun, pertemuan tatap muka di tempat yang rahasia lebih diutamakan.

"Ada bahasa slang yang biasa digunakan, seperti pengantin dan istilah kaum mujahid lainnya. Tapi itu tidak jadi prioritas utama," tutup Mardigun.
(mad/sho)

Selasa, 18/08/2009 20:17 WIB
Kemampuan TNI AD Tangani Terorisme Harus Dimanfaatkan
M. Rizal Maslan - detikNews

Video Terkait
Ledakan Bom Guncang Ritz Carlton
Foto Terkait
Bom Meledak di JW Marriott & Ritz Carlton Jakarta - Dalam penanggulangan terorisme, kemampuan personel TNI Angkatan Darat sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh bangsa ini. Hanya saja, TNI terikat aturan dan bergerak atas permintaan Polri.

"TNI AD punya tiga peran yang seharusnya dimanfaatkan oleh bangsa ini," kata Kepala Dinas Penerangan AD, Brigjen TNI Christian Zebua, di kantornya Jl Veteran, Jakarta, Selasa (18/8/2009).

Tiga peran yang dimaksudkan Christian adalah, pertama kemampuan deteksi dini, pencegahan dini, dan lapor cepat melalui Desk Anti Teror yang sudah terbentuk mulai dari pusat sampai daerah sampai tingkat Kodim, Koramil, dan Babinsa.

"Babinsa ini yang akan memberdayakan mitranya, yaitu masyarakat. Diharapkan masyarakat berani melapor bila ada hal-hal yang mencurigakan, atau berani melawan dan menangkap bila itu benar teroris," jelasnya.

Kemampuan kedua, lanjut Christian, pasukan AD memiliki kemampuan memukul atau menanggulangi terorisme. Kemampuan ini sudah dimiliki satuan Detasemen-81 Penanggulangan Teror Kopassus. Sementara di Kostrad sendiri ada tiga bataliyo Raider antiteror, Pleton Pengintai Tempur (Tontaipur).

"Sementara di setiap Kodam kita memiliki satu batalion antiteror," ujarnya.

Kemampuan ketiga, AD juga memiliki ahli penjinak bom dan bahan peledak. Semua ini berada di bataliyon Zeni Tempur (Zipur) dan Detasemen Zeni Tempur
(Denzipur).

"Apakah kemampuan ini mau dimanfaatkan oleh negara atau tidak? Nah, ini kan pertanyaannya," ungkap Christian.

Namun begitu, Christian menegaskan, TNI AD siap membantu polisi dalam menangani terorisme. Hanya saja bila semua jeli melihat UU TNI, disebutkan fungsi TNI selain perang di antaranya dalam memerangi terorisme, bukan hanya membantu.

"Tapi dengan keluarnya Keppres untuk membantu polisi. Jadi lebih tinggi mana, UU dan Keppres? Itulah dinamika. Kita selalu diikat dengan aturan dan bergerak atas permintaan polisi," pungkasnya. (zal/sho)

Selasa, 18/08/2009 20:31 WIB
KPU Laporkan Hasil Pilpres ke SBY
Luhur Hertanto - detikNews

Video Terkait
Dokumentasi Tahapan Pemilu 2009 di KPU
Foto Terkait
'Museum Pemilu 2009' di KPU Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) melaporkan keputusan rapat pleno penetapan hasil Pilpres 2009 pada Presiden SBY. KPU sekaligus menyampaikan SK yang menetapkan SBY-Boediono sebagai pasangan terpilih hasil Pilpres 2009.

"Karena kebetulan presidennya adalah capres yang terpilih, jadi ya sekaligus saja biar tidak bolak-balik," ujar anggota KPU, Andi Nurpati, setibanya di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (18/8/2009).

Penyampaian laporan penetapan hasil pilpres pada seluruh pimpinan lembaga tinggi negera merupakan amanah dari UU Pilpres. Lembaga negara yang dimaksud di sini adalah presiden, MK, MA, DPR, dan MPR.

Dokumen yang sama juga wajib KPU sampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam kontes Pilpres 2009. Mereka adalah para pasangan calon dan pimpinan parpol yang mengusulkannya, baik yang menang maupun yang kalah.

Di dalam kaitan itu Nurpati menyatakan bila pasangan SBY-Boediono adalah yang paling akhir menerima SK KPU tentang penetapan hasil Pilpres 2009. Pasangan Mega-Prabowo dan JK-Wiranto telah menerimanya langsung pada hari ini setelah rapat pleno selesai.

"Tapi untuk malam ini Pak Boediono memang tidak hadir," imbuh wanita berjilbab ini.

Menurut jadwal, Presiden SBY menerima jajaran pimpinan KPU tepat pukul 20.00 WIB. Pada pertemuan malam ini, dia didampingi oleh Menko Polhukam Widodo AS, Plt. Menko Perekomian Sri Muljani, Mendagri Mardiyanto, Mensesneg Hatta Rajasan, dan Seskab Sudi Silalahi.
(lh/sho)

Selasa, 18/08/2009 21:25 WIB
Penembakan di Papua
TNI: Ada Skenario GPK Agar Aparat Melanggar HAM
M. Rizal Maslan - detikNews

Jakarta - TNI Angkatan Darat (AD) menduga para penembak di kawasan PT Freeport Indonesia di Papua dilakukan underbouw Gerakan Pengacau Keamanan (GPK). Mereka memiliki skenario agar aparat keamanan bertindak keras dan melanggar HAM.

"Terkait insiden penembakan di Freeport Indonesia, Papua memang sering dikatakan sebagai kriminalitas. Tapi untuk diketahu, ini lagu lama yang dimainkan kelompok sparatis," kata Kepala Dinas Penerangan AD, Brigjen TNI Christian Zebua, kepada wartawan di kantornya, Jl Veteran, Jakarta, Selasa (18/8/2009).

Menurut Christian, para pelaku merupakan Gerombolan Pengacau Keamanan (GPK). "Jadi bukan Tentara Pembebasan Nasional (TPN) atau OPM. Tidak ada itu, itukan maunya mereka disebut itu. Yang ada itu GPK dan di lapangan kita sudah kerja sama dengan polisi," jelasnya.

Kenapa masih terjadi penembakan-penembakan? Menurut Christian, memang tidak mudah menanganinya, apalagi pasukan TNI memili keterbatasan. "Kita tidak punya kewenangan memanggil dan mengintrogasi. Kita hanya bisa melihat, dia berbuat di depan kita lalu kita bertindak," ungkapnya.

Oleh sebab itu, Christian mengatakan, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso menyatakan perlunya aturan pelibatan dalam menangani terorisme dan sparatisme.

"Seperti di Freeport itu apa sih? Apa kriminal murni atau kelompok yang sudah mengancam negara. Kita informasikan mereka ini tidak terlepas dari underbouw GPK. Mereka punya skenario untuk menggiring kita melakukan pelanggaran HAM. Mereka akan bertepuk tangan bila kita bertindak keras dan tegas kepada masyarakat, makanya kita harus hati-hati dan jangan sampai jadi komoditas internasional," pungkasnya.
(zal/sho)

Selasa, 18/08/2009 21:45 WIB
KPU Serahkan SK Kemenangan SBY
Luhur Hertanto - detikNews

Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menyerahkan Surat Keputusan (SK) tentang penetapan hasil Pilpres 2009 kepada seluruh pasangan capres-cawapres. Sebagai pemenang, pasangan SBY-Boediono menjadi yang paling akhir menerimanya.

Dokumen SK penetapan hasil Pilpres 2009 itu disampaikan KPU kepada SBY malam ini, Selasa (18/8/2009). Pada saat yang sama, KPU juga melaporkan hasil Pilpres 2009 kepada Presiden SBY.

"Untuk pasangan kontestan kita sampaikan ke tim pemenangan nasional," kata Ketua KPU Abdul Hafidz, usai diterima Presiden SBY di Kantor Presiden, Jakarta.

Sekaligus dia menegaskan, kapasitas Presiden SBY menerima kedatangan rombongan para pimpinan KPU adalah sebagai Kepala Negara. Sebab agenda utama kedatangan pimpinan KPU adalah melaporkan secara resmi hasil rapat pleno tentang penetapan hasil Pilpres 2009.

Ketua DPP Partai Demokrat (PD) Andi Mallarangeng membenarkan bahwa tim pemenangan SBY-Boediono telah menerima SK KPU yang menetapkan pasangan jagoannya sebagai pemenang. Dokumen itu diterimakan sekaligus dalam pertemuan malam ini kepada Hatta Rajasa dalam kapasitas sebagai ketua tim kampanye nasional SBY-Boediono.

"Sudah kepada Pak Hatta tadi," ujar Mallarangeng.

Hatta Rajasa memang hadir mendampingi SBY saat menerima para anggota KPU. Keberadaanya di Kantor Presiden pada malam hari ini adalah sebagai Menteri Sekretaris Negara.

(lh/sho)
Selasa, 18/08/2009 23:27 WIB
Berebut Ketum Golkar
Tommy Dinilai Tak Rela Golkar Dipegang Ical
Shohib Masykur - detikNews

Jakarta - Majunya Tommy Soeharto dalam kontestasi perebutan Ketua Umum Golkar lebih merugikan bagi Aburizal Bakrie (Ical) ketimbang Surya Paloh. Tommy tidak suka kepada Ical yang didukung Akbar Tandjung dan Ginandjar Kartasasmita.

"Majunya Tommy sebenarnya lebih mengganggu Ical ketimbang Surya Paloh. Tommy tak rela Golkar dipegang oleh Ical karena Ical didukung Akbar dan Ginandjar yang dicap keluarga Cendana sebagai Brutus," kata pengeliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanudin Muhtadi kepada detikcom, Selasa (18/8/2009).

Brutus (Marcus Junius Brutus) adalah tokoh di zaman Romawi Kuno yang hidup pada 85–42 SM yang telah berkhianat kepada pemimpinnya, Julius Caesar. Dia memimpin konspirasi membunuh Caesar.

"Akbar dan Ginandjar turut berjasa melengserkan Soeharto," kata Burnahanudin.

Menurut Burnahudin, pencalonan Tommy terganjal aturan dalam AD/ART Golkar yang mensyaratkan calon Ketum harus pernah menjadi pengurus Golkar. Meski begitu, Tommy memiliki 2 senjata untuk menyingkirkan ganjalan itu, yakni modal keturunan 'darah biru' Soeharto dan kekuatan finansial.

"Pertama, banyak elit Golkar yang dibesarkan Soeharto sehingga mereka punya utang budi. Kedua, modal finansial. Kultur politik transaksional di Golkar bisa mengubah konstelasi dukungan ke arah Tommy," papar Burhanudin.

Namun jika ganjalan itu tidak berhasil disingkirkan, Burhanudin yakin Tommy akan mengarahkan dukungan ke Surya Paloh. "Tommy akan mengarahkan dukungannya ke Surya karena Surya lebih dekat ke Cendana," ucap Burhanudin.
(sho/iy)

Tidak ada komentar: