Rabu, 19 Agustus 2009

Rabu, 19/08/2009 16:17 WIB
Bom Marriott & Ritz-Carlton
Warga Cakung Tak Kenal Ario Sudarso
Hery Winarno - detikNews

Jakarta - Pihak kepolisian mencantumkan salah satu alamat tersangka teroris yang menjadi buron, Ario Sudarso, berada di daerah Cakung, Jakarta Timur. Namun ketua RT setempat mengaku tidak mengenalnya.

"Saya tidak kenal ada yang bernama Suparjo Dwi Anggoro atau Ario Sudarso dan nama alias lainnya," kata Hadi, Ketua RT 10/05, Kecamatan Cakung, Kelurahan Penggilingan, Jakarta Timur, Rabu (19/8/2009).

Hal yang sama kembali ditegaskan Hadi ketika ditunjukkan foto Ario. Ia mengaku tidak pernah ada warganya yang serupa dengan pria berkacamata tersebut.

"Saya nggak tahu, kalau nggak percaya lihat saja buku tamu di kampung ini," tegasnya.

Hadi hanya mengungkapkan ada pencarian yang dilakukan oleh kepolisian dua bulan lalu atas nama Suparjo Dwi Anggoro. Namun hal itu dilakukan karena Suparjo diduga terlibat kasus penipuan.

Ario sebelumnya dinyatakan buron oleh polisi karena diduga terlibat dalam pengeboman Ritz-Carlton dan JW Marriott. Ia diketahui memiliki sejumlah nama alias yaitu Ario Sudarso alias Suparjo Dwi Anggoro alias Aji alias Dayat alias Mistam Husamudin. Ia juga dideteksi tinggal di 2 alamat yaitu Cakung, Jaktim dan Kendal, Jateng.

(mad/iy)
abu, 19/08/2009 16:15 WIB
Tommy Berebut Ketum Golkar
JK: Hanya yang Pernah Jadi Pengurus Bisa Nyalon
Gunawan Mashar - detikNews

foto: dok.detikcom
Jakarta - Putra mantan Presiden Seharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, masuk dalam bursa pemilihan Ketua Umum (Ketum) Golkar. Tapi syaratnya, harus pernah jadi pengurus.

"Semua anggota Golkar yang memenuhi syarat bisa mencalonkan. Jadi semua yang anggota itu, tidak berarti pengurus. Tidak semua anggota pernah jadi pengurus. Hanya yang pernah jadi pengurus bisa mencalonkan," kata Ketum Golkar Jusuf Kalla (JK) usai bertemu dengan peserta Paskibraka asal Makassar, di Kantor Wakil Presiden, Jl Medan Merdeka Selatan, Rabu (19/8/2009).

"Saya tidak pernah tahu apakah Tommy pernah jadi pengurus," imbuh JK.

Memang syaratnya harus jadi pengurus itu ada? "Itu di AD/ART dan tidak bisa dirubah karena sudah Anggaran Dasar," jawab JK.

Secara pribadi, JK mengaku tidak terlalu kenal dengan Tommy Soeharto. JK juga enggan berkomentar soal sepak terjang putra kesayangan Soeharto tersebut selama ini.

"Saya tidak terlelalu kenal dengan Tommy terkait kepengurusan di DPP," ujar JK.

Namun, pria asal Makassar, Sulawesi Selatan ini memastikan, Tommy Soeharto bisa saja menjadi pengurus partai berlambang pohon beringin tersebut. "Itu tentu bisa," tandasnya. (anw/gah)
Rabu, 19/08/2009 15:57 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton
Syahrir Pernah Kerja di Garuda dan Maskapai Asing Sebagai Mekanik
Didi Syafirdi - detikNews

Foto: Dikhy Sasra/detikcom
Jakarta - Semasa remaja, Mohamad Syahrir bersekolah di STM Penerbangan, Blok M, Jakarta Selatan. Tidak heran jika pria yang kini masuk menjadi salah satu buronan teroris Mabes Polri itu pernah bekerja di Garuda Indonesia.

"Yang saya tahu setelah lulus SMA, dia kan dulu di STM Penerbangan Blok M. Setelah lulus, dia sempat bekerja sebagai mekanik di Garuda (Indonesia)," kata Ai'.

Ai' adalah bekas tetangga Syahrir dan Syaifudin Zuhri di Jalan Giring-giring II/104 Rt 09/10 Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Ai' juga teman nongkrong Syahrir semasa SMA.

Selain bekerja, Syahrir juga sambil kuliah di Universitas Suryadarma di Halim Perdanakusumah. "Dia ngambil kuliah di Halim," kata Ai'.

Selain bekerja di Garuda Indonesia, Syahrir juga sempat bekerja di sebuah penerbangan asing. Namun Ai' mengaku lupa nama maskapai tersebut.

"Kalau nggak salah di Yaman atau Qatar," kata Ai'.

Nama Syahrir menjadi salah satu dari empat buronan teroris yang dirilis Mabes Polri. Syahrir adalah kakak Syaifudin Zuhri bin Djaelani Irsyad yang juga menjadi salah satu tersangka teroris. Keduanya adalah ipar Ibrohim, tersangka teroris yang tewas dalam penggerebekan di Temanggung, Jawa Tengah, 8 Agustus lalu.

(ken/nrl)
Rabu, 19/08/2009 15:51 WIB
Jaringan Noordin Kadang Libatkan Wanita dalam Misi Intelijen
Chazizah Gusnita, Rachmadin Ismail - detikNews

Jakarta - Para istri tersangka teroris sering mengaku tidak tahu aktivitas sang suami. Ini tidak aneh sebab peran perempuan dalam aksi teroris kecil saja. Meskipun kadang ada juga yang dilibatkan dalam misi intelijen.

Pengamat terorisme Dynno Chressbon menyatakan, umumnya para perempuan hanya mengikuti langkah suaminya yang terlibat terorisme. Peran mereka mendukung sang suami misalnya menyembunyikan mereka dari kejaran polisi.

"Umumnya, mereka lebih banyak bertugas untuk mendampingi suami dalam rangka menyamarkan lokasi persembunyian," jelas Dynno.

Bila pun melibatkan perempuan, jaringan teroris umumnya memberikan peran yang tidak keras. Belum ada perempuan yang kemudian ditugaskan menjadi 'calon pengantin'.

Jaringan Noordin menugaskan perempuan sebagai juru dakwah. Kadang dilibatkan dalam misi-misi intelijen untuk mengumpulkan data atau sebagai pengumpul dana.

"Intinya peran yang tidak terlalu keras layaknya seperti tentara," imbuhnya.

Sementara pengamat teroris yang merehabilitasi eks teroris yang di penjara, Mardigu WP menyatakan para teroris tidak pernah melibatkan perempuan dalam misinya. Alasannya para teroris ini menganut paham superioritas laki-laki.

"Maskulinitas rizal (faham laki-laki). Superior laki-laki. Mereka mengadopsi sistem pro laki-laki itu," kata Mardigu.

(iy/iy)
Rabu, 19/08/2009 15:51 WIB
Bom Marriott & Ritz-Carlton
Ario Sudarso Pernah Dicari Polisi Karena Kasus Penipuan
Hery Winarno - detikNews

Jakarta - Buronan kasus terorisme Ario Sudarso rupanya sudah pernah diburu polisi sebelum pengeboman Ritz-Carlton dan JW Marriott 17 Juli. Ia dicari karena terlibat kasus penipuan.

"Polisi yang datang ke sini bilang dia dicari karena ada kasus penipuan," kata Hadi, Ketua RT 10/05, Kecamatan Cakung, Kelurahan Penggilingan, Jakarta Timur, Rabu (19/8/2009).

Menurut Hadi, Ario diburu polisi sejak dua bulan lalu. Saat itu, ada petugas dari Polda Metro Jaya berpakaian preman yang mencari seseorang bernama Suparjo Dwi Anggoro.

"Terus saya bilang sama Pak Polisi nanti kalau ada informasi saya informasikan. Tetapi seminggu kemudian, polisi tersebut menelepon saya dan mengatakan kalau identitas Suparjo Dwi Anggoro palsu," jelasnya.

Ario sebelumnya dinyatakan buron oleh polisi karena diduga terlibat dalam pengeboman Ritz-Carlton dan JW Marriott. Ia diketahui memiliki sejumlah nama alias yaitu Ario Sudarso alias Suparjo Dwi Anggoro alias Aji alias Dayat alias Mistam Husamudin. Ia juga dideteksi tinggal di 2 alamat yaitu Cakung (Jaktim) dan Kendal (Jateng).

(mad/nrl)
Rabu, 19/08/2009 15:47 WIB
Asyik Ngetem di Pangkalan, Tukang Ojek Diculik 5 Pria Tak Dikenal
E Mei Amelia R - detikNews
Jakarta - Belum diketahui motif penculikan yang menimpa Ricky, tukang ojeg di Komplek Ambon, Cengkareng, Jakarta Barat. Pastinya 5 pria dikenal tiba-tiba membawa Ricky dan motornya. Kini korban pun raib tidak diketahui keberadaannya.

"Kami sedang dalami laporan tersebut," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Chryshnanda saat dikonfirmasi wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Rabu (19/8/2009).

Informasi mengenai penculikan ini pun bermula dari laporan Susilowati, warga Jl Pirus No.25 RT 001/07 Kelurahan Kali Angke Cengkareng, Jakarta Barat. Dalam laporannya ke Polda Metro Jaya, dia mengaku suaminya Rixky menjadi korban penculikan.

Ricky dilaporkan hilang sejak 10 Agustus lalu, dan dia dibawa oleh 5 pria tak dikenal. Peristiwa tersebut dilaporkan oleh Susilowati dalam laporan resmi bernopol LP/2416/VIII/2009/SPK Unit II, siang tadi.

Dalam laporan tersebut, Susilowati menjelaskan, saat itu, Ricky yang berprofesi sebagai tukang ojek tengah ngetem di Komplek Ambon Jl Akik Cengkareng. Tiba-tiba, 5 orang pria tidak dikenal turun dari mobil Toyota Soluna warna merah bernopol B 7028 TP, mendatangi korban.

Kelima orang itu, kemudian memaksa korban masuk ke dalam mobil pelaku. Salah satu pelaku, kemudian membawa motor Yamaha Mio milik korban. Hingga kini, korban tidak diketahui lagi keberadaannya.

(mei/ndr)
Rabu, 19/08/2009 15:37 WIB
Tommy Berebut Ketum Golkar
Ikut Ramaikan Bursa Calon, DPD Golkar Mulai Kaji Peluang Tommy
Andri Haryanto - detikNews

Jakarta - Tommy Soeharto menyatakan kesiapannya untuk bertarung dalam Musyawarah Nasional Partai Golkar memperebutkan kursi ketua umum. Menanggapi hal itu, Ketua DPD Golkar Jabar UU Rukmana akan mengkaji kesiapan Tommy. Uu menilai pencalonan Tommy akan menambah seru bursa pemilihan Ketum Golkar.

"Ya, kalau Tommy mencalonkan diri, kita senang-senang saja, tambah ramai bursa pencalonan," kata Uu saat dihubungi wartawan, Rabu (19/8/2009).

Menurut dia, masuknya Tommy dalam bursa pencalonan menunjukkan Golkar masih diminati banyak kalangan. "Dengan ramainya pencalonan, ditambah masuknya Tommy, itu berarti Golkar masih diminati," katanya.

Saat disinggung soal anggapan masuknya Tommy ke dalam bursa calon ketum membuat citra Golkar negatif, Uu menganggap sebaliknya."Pencalonan dia kan bukan Golkar yang minta, tapi Tommy yang minta, kalau Golkar yang minta itu salah," katanya.

Uu menyatakan pihaknya akan mengkaji kesiapan Tommy. "Bukan karena dia banyak uangnya, tapi kita harus kaji sejauh mana kesiapan dia untuk jadi ketum Golkar," katanya.

DPD Golkar sendiri, lanjut UU, masih belum menentukan sikap akan mendukung siapa dalam Munas di Riau. Hingga saat ini yang sudah menghubungi DPD Golkar adalah Surya Paloh dan Aburizal Bakrie.

"Ini kan baru dua orang yang telah memaparkan visi dan misinya. Dua itu pun harus dikaji apakah memenuhi ketentuan organisasi atau tidak," pungkasnya.

(ern/yid)
Rabu, 19/08/2009 15:21 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton
Syaifudin Jadi Tukang Urut karena Takut Uang Haram
Didi Syafirdi - detikNews

Foto: Dokumen detikcom
Jakarta - Meski pernah mengenyam pendidikan tinggi di Yaman, Syaifudin Zuhri enggan bekerja di sektor formal. Pria yang kini menjadi tersangka teroris itu memilih menjadi tukang bekam dan urut keliling.

Hal itu diungkapkan Syaifudin saat Diah, bekas tetangganya di Jalan Giring-giring II/104 Rt 09/10 Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, bertanya soal pekerjaannya.

"Saya mah kerja kaya begini aja, saya nggak mau kerja jadi pegawai negeri karena gaji dari pemerintah itu haram," kata Syaifudin seperti ditirukan Diah, Rabu (19/8/2009).

Saat itu, Diah tidak curiga sedikit pun terhadap Syaifudin. "Ya saya mikirnya, mungkin orang kaya dia tidak mau kerja sama orang," kata Diah.

Setelah pindah dari Depok, Syaifudin masih sering bolak-balik ke Depok untuk mengunjungi salah satu pasiennya, Yono. "Pas pertama lihat penampilannya memang berubah banget, jadi berjenggot," kata Diah.

Nama Syaifudin menjadi salah satu dari empat buronan teroris yang dirilis Mabes Polri. Syaifudin diduga berperan sebagai perekrut 'pengantin' atau pelaku bom bunuh diri.

Syaifudin adalah adik Mohamad Syahrir alias Aing yang juga menjadi salah satu tersangka teroris. Keduanya adalah ipar Ibrohim, tersangka teroris yang tewas dalam penggerebekan di Temanggung, Jawa Tengah, 8 Agustus lalu.

(ken/nrl)
Rabu, 19/08/2009 15:16 WIB
Tim Australia Temukan Kuburan Massal Korban Insiden Santa Cruz
Amanda Ferdina - detikNews

The Sydney Morning Herald
Dili - Ahli forensik Australia menemukan kuburan massal di Hera, Dili, Timor Leste. Sebanyak 16 kerangka manusia ditemukan, 3 di antaranya telah diidentifikasi.

Diduga kuburan itu adalah tempat mengubur jenazah korban kekerasan TNI pada peristiwa Santa Cruz 12 November 1991. Puluhan orang tewas dalam peristiwa kelam itu.

Proses pencarian dan identifikasi ini berjalan selama bertahun-tahun. Identifikasi dilakukan tim ahli yang dipimpin Soren Blau, ahli antropologi forensik dari Victorian Institute of Forensic Medicine. Demikian dilansir The Sydney Morning Herald, Rabu (19/8/2009).

Mulanya, tidak ada tubuh korban yang ditemukan hingga investigator Timor Leste dan tim forensik menggali kuburan massal di Hera, 15 km dari kota Dili bagian timur pada Maret 2009.

Soren Blau mengidentifikasi tiga kerangka di antaranya dan menyatakan bahwa mereka adalah korban dari pembunuhan massal.

Insiden Santa Cruz terjadi pada 12 November 1991, ketika Timor-timur memperjuangkan kebebasan wilayahnya dari NKRI. Pemerintah Indonesia pada 1991 melansir bahwa korban tewas dalam insiden berdarah itu hanya 19 orang, lalu berubah menjadi 50 orang. Sedangkan komisi bentukan pejabat setempat memperkirakan korban tewas mencapai 74 orang.

Temuan ini akan diumumkan Kamis besok sekaligus untuk menyambut perayaan 10 tahun lepasnya Timor-Timur dari wilayah Indonesia.

(amd/nrl)
Rabu, 19/08/2009 15:13 WIB
Heroin Rp 600 Juta Diselundupkan di Sampul Al Quran!
Dipa M - detikNews

ilustrasi
Tangerang - Aparat Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, menggagalkan upaya penyelundupan heroin. Barang haram tersebut diselipkan dalam sampul-sampul Al Quran yang dipaketkan.

Kasus ini berawal dari kecurigaan petugas Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta terhadap sebuah paket yang dikirim melalui PT DHL. Dalam dokumen pengirimannya disebutkan paket tersebut berisi Al Quran.

Namun saat melewati mesin X-ray, petugas menemukan sesuatu yang mencurigakan. Mereka pun kemudian membuka paket tersebut. Ternyata di dalam sampul-sampul Al Quran tersebut disisipkan narkotika jenis heroin seberat 60 gram. Benda haram itu ditaksir senilai Rp 600 juta.

Setelah berkoordinasi dengan kepolisian, paket tersebut kemudian dikirimkan ke alamat tujuan. Polisi langsung menangkap dua tersangka bernama Juana dan Harry saat menerima paket tersebut. Keduanya merupakan mertua dan menantu warga Kalipasir, Cikini, Jakarta Pusat.

"Mereka bisa dijerat dengan UU No.22/1997 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman maksimal mati," kata PJS Kepala Sub Bagian Umum Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Bandara Soekarno-Hatta, Maman Sulaiman, di kantornya, Rabu (19/8/2009).

Maman menambahkan, paket tersebut dikirim oleh pria berinisial EJC, warga Kamboja.
(djo/nrl)
Rabu, 19/08/2009 14:58 WIB
4 Buron Teroris Bom Marriott Adalah Sleeping Army Noordin M Top
Chazizah Gusnita - detikNews

Jakarta - Polri baru saja meliris 4 buron teroris yang terlibat ledakan di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton. Keempatnya ternyata orang baru dan merupakan sleeping army Noordin M Top.

"Ini (keempatnya) tidak ada di tahun 2004, 2005, 2006. Orang baru. Sleeping Army Noordin," kata pengamat teroris yang menginterogasi eks teroris anak buah Noordin, Mardigu WP kepada detikcom, Rabu (19/8/2009).

Menurut Mardigu, sleeping army tidak bisa diketahui kapan perekrutannya. Sleeping army kapan pun bisa dipanggil saat dibutuhkan dan bisa pulang lagi melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti biasa.

"Sleeping army itu kita nggak tahu direkrutnya kapan. Bisa setahun, bisa dua tahun," jelas pendiri Hypnosis Training Institute of Indonesia (HTII) tersebut.

Keempat buron teroris tersebut yakni Syaifudin Zuhri, Mohamad Syahrir, Bagus Budi Pranoto, dan lalu Ario Sudarso.

(gus/iy)





Tidak ada komentar: