Selasa, 18 Agustus 2009

Selasa, 18/08/2009 15:54 WIB
Pengamanan Istana Diperketat
Hanya Werkudoro dan Cepot yang Lolos
Luhur Hertanto - detikNews

Foto: Dokumen detikcom
Jakarta - Pengaman super ketat di kompleks Istana Kepresidenan masih berlaku pada sesi pawai Budaya Nusanta. Setiap pengunjung termasuk anggota pengisi acara dan perangkat kesenian bawaannya tidak ada yang luput dari penggeledahan.

Pemeriksaan dilakukan melalui dua cara berlapis, yaitu dengan metal detector dan penggeladahan manual dari Paspampres, Selasa (18/8/2009). Pos pemeriksaan terletak di depan kantor Depdagri, Jl Medan Merdeka Utara.

Dari semua anggota tim kesenian dan perangkat seni yang tampil dalam Pawai Budaya Nusantara 2009, hanya Werkudoro dan Cepot yang paling cepat penggeledahannya. Sebab Si Werkudoro adalah wayang kulit tipis setinggi 2,6 meter dan Cepot adalah ondel-ondel setinggi 3 meter.

Sepanjang proses pemeriksaan, alarm metal detektor kerap berbunyi. Bagaimana tidak, banyak asesoris kostum adat, tetabuhan, gamelan dan perangkat kesenian yang terbuat dari metal. Karenanya, mau tak mau
dilanjutkan dengan cek fisik secara manual sebagaiman yang dialami kontingen Bali.

Perangkat atraksi kesenian pun tidak luput dari pemeriksaan. Ukurannya yang rata-rata sangat besar tidak memungkinkan masuk dalam kotak mesin metal detektor hingga secara manual digeledah.

Contohnya adalah perahu shandeg milik kontingan dari Mandar, Sulawesi Barat, yang sampai digeledah bagian interiornya. Demian juga miniatur honai (rumah adat Papua) yang dibawa tim Papua Barat.

Masalah mulai timbul mana kala ada perangkat seni yang dinilai rawan oleh Paspampres sehingga tidak dilarang dibawa masuk. Perangkat seni yang dinilai rawan adalah yang tergolong senjata tajam seperti panah, tombak dan keris.

Kontingen dari Jambi misalnya, harus pasrah tampil tanpa keris. Demikian pula dengan kontingen dari Kab. Nduga, Papua, yang setelah berunding lama dengan Paspampres akhirnya harus meninggalkan
tombak-tombak yang mereka bawa.

"Nanti bisa diambil lagi. Semua juga sama peraturannya, sama sekali tidak ada diskriminasi," jelas seorang anggota Paspampres wanita kepada anggota kontingen.

(lh/ken)

Tidak ada komentar: