Jumat, 07 Agustus 2009

Memahami Terorisme dan Islam di Indonesia

umat, 07/08/2009 18:44 WIB
Memahami Terorisme dan Islam di Indonesia
Aksa Sanjaya - suaraPembaca

Jakarta - Selepas empat tahun Indonesia steril dari aksi pemboman JW Marriott dan Ritz Carlton menjadi sasaran aksi yang menelan korban jiwa.
Rentetan bom yang melanda Indonesia tersebut menjadi prosa buruk di tengah makin membaiknya perspektif dunia atas Indonesia sebagai negara dengan populasi masyarakat Muslim terbesar di dunia. Namun, bom yang meledak di hotel yang rencananya menjadi tempat menginap klub Inggris Manchester United menjadi pemantik atas aksioma yang selama ini dibangun dengan rapihnya. Bahwa kelompok Islamlah yang menjadi dalang dan bertanggungjawab atas korban jiwa.
Benarkah kelompok Islam. Atau yang mengatasnamakan Islam yang melakukan aksi pemboman tersebut. Rangkaian peristiwa pemboman ini adakah sebagai simtom atas peristiwa lainnya. Banyak pertanyaan yang dapat tercipta. Namun, izinkan saya mengutarakan beberapa wacana untuk memperkaya wawasan kita bersama.
Tanda Akhir Zaman
Pengalaman terkadang dapat menjadi pembentuk karakter dan penentu masa depan. Itu tampaknya yang menjadi hikmah dari kejadian yang saya temui.
Seorang kawan saya yang memiliki kegemaran berkelana menapaktilasi jejak-jejak para ulama sempat menceritakan pengalamannya pada saya yang kala itu masih berusia remaja. Pengalaman sahabat saya yang saat itu sedang hiking ke gunung Gede Pangrango adalah bermimpi. Meski berbau mistis namun entah mengapa hikmahnya begitu melekat di relung hati dan pikiran saya.
Dalam mimpi itu kawan saya dibawa oleh seorang tua melihat sebuah kebun buah-buahan yang setiap pohonnya bisa bicara untuk menawarkan buah yang tumbuh di dirinya sembari menjelek-jelekan buah yang tumbuh di pohon lain. "Petik buah saya saja, yang ini sudah mateng dan dijamin manis dan enak". Atau kalimat, "jangan ambil buah dari pohon itu, belum mateng, sudah busuk pula'. Bersahut-sahutan menggoda kawan saya untuk memetik buah di pohonnya.
Sebelum terbersit pemikiran untuk memetik Pak Tua itu menyuruh kawan saya untuk melanjutkan perjalannnya menuju sebuah puncak gunung. Tidak jauh kemudian kawan saya terkaget setengah mati ketika menjumpai seekor binatang berbadan babi namun memiliki kepala dan ekor seperti kambing.
Pak Tua itu dengan tatapan bijak menenangkan kawan saya, dan terus mengajaknya hingga menemukan dua buah kolam besar yang menghimpit sebuah kolam kecil di tengah-tengahnya. Kolam kecil itu kondisinya kering tak berair. Sementara dua kolam besar di kedua sisinya penuh dengan air yang saling membagi air dan ikan.
Belum sempat kawan saya bertanya ia sudah diajak untuk meninggalkan tempat itu. Di depan kemudian terdapat sungai yang terlihat sangat dalam dan arus yang deras.Tetapi, di seberang terlihat bangunan yang begitu megah dan luas.
Lamat terdengar suara sedang mengaji. Ketika teman saya memicingkan matanya terlihat anak-anak sedang duduk melingkar di sebuah surau. Lainnya sedang berlari, bermain, berkumpul penuh nafas persaudaraan. Pak Tua itu lalu menceritakan bahwa itu adalah pesantren beliau.

Lagi-lagi ketika teman saya ingin bertanya beliau melarang dan akan menjelaskan semuanya begitu mereka tiba di pesantren. Beliau lalu mengajak teman saya untuk menceburkan diri ke sungai yang terlihat dalam dan deras arusnya itu.
"Eh, Pak, tidak ah. Saya belum mau mati, biar saya lewat situ aja", ujar teman saya sembari tangannya menunjuk ke sebelah kiri ke arah jembatan. Tapi, beliau malah menarik tangan teman saya. "Jangan, Mas, situ kelihatannya ada jembatan, tapi di seberang jembatan itu langsung hutan dan gelap. Trus ga ada jalan lagi, bahaya," imbuhnya.

Byuur. Teman saya hanya bisa berdoa ketika Pak Tua itu menariknya masuk ke sungai. Namun, ternyata sungai itu hanya semata kaki dalamnya. Bahkan, airnya sangat sejuk.
Rasa penasaran semakin menggelayuti hati teman saya. Orang itu lalu mengajak teman saya masuk ke sebuah ruangan khusus yang cukup luas dan megah dengan banyak lemari-lemari buku yang besar berisikan kitab-kitab yang bertuliskan tulisan Arab, Inggris, Indonesia, bahkan ada beberapa bertuliskan dengan tulisan-tulisan kanji dan Rusia.

Belum puas teman saya melihat-lihat isi ruangan ia sudah keburu diajak duduk bersila berhadap-hadapan. Sambil diam keheran-heranan ia mendengarkan cerita Pak Tua tersebut. Beliau menceritakan makna satu per satu peristiwa tadi.
Kata beliau pertama apa yang teman saya lihat tentang kebun buah-buahan tadi bahwa saat di akhir zaman itu manusia akan berkelompok-kelompok dan masing-masing akan mempromosikan bahwa dirinya dan kelompoknyalah yang paling baik dan bermanfaat bagi orang lain sembari menjelek-jelekkan orang lain dan kelompok-kelompok lainnya.
Lalu tentang binatang aneh itu secara sederhana beliau menjelaskan bahwa saat di akhir zaman sesuatu yang halal dan yang haram akan seperti menyatu dan akan sangat sulit untuk dibedakan. Lalu, beliau meneruskan penjelasannya mengenai kolam yang saya lihat itu pertanda akan saat di akhir zaman itu orang-orang yang kaya akan saling bantu membantu untuk memperkaya diri. Sementara saudara terdekatnya tidak akan terbantu karena sangat miskin dan tidak bisa memberikan dukungan nyata bagi si orang kaya itu.
Beliau meneruskan tentang sungai yang terlihat sangat dalam dan deras itu juga jembatan di pinggir hutan. Bahwa di saat akhir zaman setiap jalan yang sebenarnya lurus sesuai petunjuk agama dan terang terlihat kebahagian di depannya akan ada halangan-halangan yang terlihat seperti membahayakan. Tetapi, sebenarnya tidak. Justru jalan yang menyesatkan dan mengantarkan kepada kegelapaan akan terlihat mudah dan menyelamatkan. Dan, begitulah kira-kira ilustrasi kondisi manusia di akhir zaman.
Akhlak Muslim
Entah mengapa meski kisah itu hanyalah mimpi yang dialami teman saya namun begitu melekat dan senantiasa terngiang di benak saya. Terutama setelah peristiwa pemboman JW Marriott dan Ritz Carlton beberapa waktu silam.
Kakek saya yang juga seorang ulama pernah menasihati saya, "Wa innamaal umamul ahlaaqu maa baqiyah - Fain humu dzahabat ahlaaquhum dzahabuu". Yang artinya, "Bahwa sesungguhnya bangsa itu tergantung moralnya, bila moralnya rusak maka binasalah bangsa itu".
Untuk keseimbangan siklus kehidupan manusia yang penuh dengan kemajemukan maka Allah SWT menurunkan agama di muka bumi ini. Islam sebagai salah satu agama samawi memiliki komprehensivitas ajaran karena di dalam Islam sudah dilengkapi dengan aturan-aturan tentang Aqidah, Syariah, dan Akhlak yang disiplin ilmunya adalah Tauhid, Fiqih, serta Tasawuf. Sehingga, Islam membentuk manusia-manusia yang beriman, berislam, dan ber-ihsan secara integral.
Dalam Ilmu Tasawuf terdapat sebuah materi ajaran yang menuntun manusia untuk dapat menjalani fitrahnya sebagai mahluk sosial secara seimbang, yaitu Ahlak. Rasullah SAW sekalipun di utus oleh Allah SWT semata-mata untuk membina dan menyempurnakan Akhlak. Beliau juga mengatakan bahwa "Akhlak yang baik dapat menghapus kesalahan bagaikan air yang menghancurkan tanah yang keras dan akhlak yang buruk dapat merusak amal seperti cuka merusak manisnya madu".
Selain itu Rasulullah SAW juga mengingatkan kita agar menjauhi diri dari akhlak yang buruk. Salah satu komponennya adalah munafik karena di dalam sifat munafik itu terdapat tiga sifat dari akhlak buruk sekaligus yaitu: Dusta, Ingkar Janji, dan berkhianat. Dengan tegas Rasulullah SAW mengatakan "Kejahatan dan perbuatan jahat, keduanya sama sekali bukan ajaran Islam. Dan, bahwasannya orang yang paling baik Islamnya ialah mereka yang paling baik akhlaqnya (HR Turmudzi).
Bahkan Allah SWT di dalam Al Quran surat Al Ankabut: 46 dengan tegas menyampaikan agar umat Muslim tidak terperangkap oleh kaum Yahudi dan Nasrani sekalipun di dalam perdebatan yang membawa akibat permusuhan juga sedikit pun tidak ada kebaikannya untuk Agama Islam.
Selain itu Rasulullah SAW juga memerintahkan kita sebagai umat Muslim untuk berbuat adil. Tidak hanya kaum Muslimin yang bertaqwa tetapi juga kepada orang-orang yang jahat dan berzina. Bahkan, diharuskan adil kepada kalangan kafir sekali pun.Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa ketika pernah seorang Yahudi datang kepada Rasulullah SAW untuk menagih hutang sambil bertingkah dan berbicara yang tidak enak sehingga Sayidina Umar Ra marah dan mengambil pedang untuk menghardik si Yahudi itu.Spontan Rasulullah SAW berkata kepada Sayidina Umar Ra, "Saya dan dia lebih berhak dari kamu, jika kamu mau ikut juga perintahkan dia agar mengambilnya dengan cara yang baik, dan kamu perintahkan juga kepada aku agar aku membayarnya dengan baik juga".Dari beberapa keterangan di atas jelaslah bahwa sangat tidak layak dan justru berdosa bagi seorang Muslim sejati jika menyakiti kepada siapa pun yang tidak berdosa kepada kita. Sekali pun itu kepada kalangan kafir sekali pun.Di sisi lain juga diterangkan bahwa semua Muslimin itu bersaudara di mana pun dia berada dan berstatus apa pun dia. Bahkan, kepada kita harus bisa menumbuhkan kepekaan kita untuk merasakan apa yang dirasakan oleh sesama Muslim seperti halnya anggota tubuh kita yang lain yang terasa sakit.
Juga diterangkan bahwa keimanan kita juga diukur melalui tindakan dan sikap kita terhadap sebuah kedholiman, dan dikatagorikan sebagai selemah-lemahnya iman kaum Muslimin apabila menolak sebuah kedholiman hanya dengan hati, dan sekuat-kuatnya iman seorang muslim apabila menolak sebuah kedholiman dengan tangan (tindakan) sedangkan termasuk iman yang menengah bagi seorang Muslimin apabila menolak sebuah kedholiman dengan mulut (pernyataan).
Sikap Umat Muslim Indonesia
Dalam konteks hari ini di mana kita juga menyaksikan di Palestina, di Irak, juga di negara-negara lain di mana umat Muslim ditindas tanpa perikemanusiaan oleh kaum Zionis Yahudi termasuk Inggris, Amerika Serikat, dan beberapa negara-negara yang menjilat kepada dua negara itu. Bagaimana seharusnya kita sebagai Muslimin bersikap baik untuk di negara kita.
Rasulullah SAW bahkan menjamin bahwa setiap kafir yang tidak memerangi kepada kaum Muslimin (kafir zimmi) tidak boleh diperangi bahkan harus dilindungi. Sementara dalam konteks ke-Indonesia-an setelah tidak ada kaum kafir yang memerangi kaum Muslimin secara terbuka dengan senjata kita jangan memerangi mereka.
Yang harus dilakukan oleh kalangan Muslimin di Indonesia adalah mempererat Ukhuwah Islamiah. Persaudaraan antar sesama muslim. Sambil juga berdakwah akhlaqul karimah kepada kalangan non Muslim sembari menjaga pemikiran-pemikiran dan keyakinan kaum Muslim dari ajaran-ajaran jihad yang sudah disesatkan.
Terhadap saudara-saudara Muslim yang terdholimi di Palestina, di Irak, dan di berbagai negara lain kita sebagai sesama Muslim tetap memiliki kewajiban dan hak untuk menuntut kepada dunia akan perdamaian yang seadil-adilnya di muka bumi ini dengan cara-cara yang berakhlak.
Baik seperti doa-doa yang kita lakukan secara massal dengan dukungan dana dan juga dengan diplomasi-diplomasi politik yang mengatasnamakan umat Muslim di Indonesia tanpa harus terprovokasi oleh ajaran-ajaran jihad yang disalahartikan.
Mengapa di Indonesia?
Beruntunnya peristiwa pemboman di Indonesia saya amati secara sederhana saat ini sebagai upaya menghancurkan Islam dari dalam. Dengan cara menggalang generasi-generasi Muslim yang masih hijau dan muda untuk diracuni dengan pemahaman jihad yang salah. Sehingga, citra Islam dan umat Muslim secara umum menjadi sangat terpuruk.
Pemikiran saya ini lahir karena tokoh-tokoh teroris peledakan bom di Indonesia belakangan ini berasal dari negara tetangga yang merupakan negara persemakmuran Inggris. Jadi, bukan tidak mungkin DR Azhari juga Nurdin M Top adalah jaringan intelijen mereka yang disusupkan di Indonesia untuk menghancurkan potensi Muslim di Indonesia yang sangat diperhitungkan di dunia.
Di samping itu di Indonesia juga banyak mantan veteran Afganistan tahun 1988 yang ketika itu Amerika sedang berhadapan dengan komunis Uni Soviet. Di Afganistan Amerika ketika itu telah banyak menciptakan mesin-mesin perang dari para mujahidin-mujahidin yang berasal dari seluruh dunia.Hari ini setelah faham Komunis di dunia ini sudah sangat lemah tinggallah kehawatirannya terhadap potensi Islam yang ketika berhadapan dengan Komunis Uni Soviet Amerika telah menciptakan mesin-mesin perang dari kalangan mujahid-mujahid muslim yang dengan idiologi jihadnya telah terbukti keampuhannya dalam berperang.Dengan diantar rasa ketakutan yang berlebihan dan dorongan lobi-lobi Zionis Yahudi maka Amerika menyusun sekenario untuk menyusupkan orang-orang Islam yang sudah terbeli oleh mereka ke dalam Islam dan dengan memanfaatkan ajaran jihad yang disalahartikan untuk menciptakan kader-kader mujahid Muslim yang salah alamat demi kepentingan isu teroris seperti belakangan ini yang dapat menghancurkan citra Islam.Selain itu dengan mencuatnya issu teroris seperti belakangan ini Amerika mendapatkan alasan untuk melumpuhkan mesin-mesin perang yang sudah diciptakannya sendiri. Di Irak dan Afganistan Amerika ketika dipimpin oleh Goerge W Bush telah berhasil meluluhlantakkan kekuatan para mujahid. Sementara Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia mereka pun hampir berhasil.Maka tugas para ulama, pemerintah, dan kaum Muslimin sekalian untuk segera mengambil langkah-langkah pembinaan terhadap seluruh umat dan masyarakat Muslim dari berbagai status sosial. Untuk dapat memahami arti serta penempatan Jihad di dalam Islam yang sesungguhnya. Juga kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia dengan akhlaq yang sebaik-baiknya menurut Islam.
Aksa Sanjaya
Jl Tebet Barat I No 1 Jakarta Selatan
hammas969@yahoo.co.id
081399000033
(msh/msh)

Tidak ada komentar: