Sabtu, 08 Agustus 2009

Sabtu, 08/08/2009 13:28 WIB
Pelaku Bom Marriott
Dani Dwi Permana Tidak Sempat Ambil Ijazah SMA
Gagah Wijoseno - detikNews

Jakarta - Polisi menyebut nama Dani Dwi Permana sebagai pelaku bom bunuh diri di JW Marriott Jakarta. Remaja itu memang sempat tinggal di Perumahan Telaga Kahuripan, Kemang, Kabupaten Bogor. Hingga saat ini, Dani tidak pernah ambil ijazah SMA.

Dani yang dikenal warga sebagai remaja yang aktif di berbagai kegiatan sosial dan keagamaan ini baru saja lulus dari SMA Yadika Kemang Bogor pada Juni 2009. Setelah lulus, tiba-tiba Dani menghilang dari Perumahan Telaga Kahuripan.

"Dia sudah pergi dari sini dua bulan lalu. Bahkan, dia sampai tidak mengambil ijazah SMA-nya di SMA Yadika," kata salah seorang teman Dani di Komplek Candraloka Perumahan Telaga Kahuripan kepada detikcom, Sabtu (8/8/2009).

Teman Dani yang menolak dipublikasikan namanya itu menceritakan teman-teman sempat mempertanyakan keberadaan Dani. "Dia sempat bilang pulang ke Palembang. Namun, teman-teman mengecek saudaranya di Palembang, ternyata tidak ada di Palembang," kata dia.

Dani dikenal sebagai pribadi yang menyenangkan. Karena itu, teman-temannya sangat terkejut ketika dia disebut sebagai pelaku bom bunuh diri JW Marriott Jakarta. Banyak teman-teman di Remaja Masjid atau Karang Taruna Candraloka yang sempat tidak percaya.

Dani memiliki postur tubuh yang tinggi, sekitar 170 cm, berkulit agak putih, dan berambut cepak. Dia memiliki bibir yang agak tebal. Pembawaannya cukup ramah.

Saat masih sekolah SMA, dia sempat menjadi marbot (petugas azan dan membersihkan masjid) di Masjid As-Surur yang berada di lingkungan Candraloka Perumahan Telaga Kahuripan. Dia juga aktif di Remaja Masjid As Surur dan juga Masjid Raya Telaga Kahuripan. Dia juga aktif di Karang Taruna Candraloka.

Entah apa yang menyebabkan Dani menjadi anggota kelompok Noordin M Top dan menjadi pelaku bom bunuh diri masih menjadi tanda tanya besar bagi teman-temannya. Memang, beberapa temannya mengaku perilaku Dani agak berubah setelah muncul seorang ustad berinisial S di Candraloka.

(asy/nrl)
Sabtu, 08/08/2009 13:30 WIB
Penggerebekan di Temanggung
Sambut Jenazah Noordin M Top, Kamar Jenazah RS Polri Digaris Polisi
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Foto: Reuters
Jakarta - Indikasi jenazah teroris yang diduga Noordin M Top dibawa ke RS Kramat Jati, Jakarta Timur, makin terlihat. Police line dibentangkan menutupi akses masuk kamar jenazah rumah sakit tersebut.

Padahal biasanya kamar jenazah tidak pernah dipasangi police line. Orang yang tidak berkepentingan diminta menjauh dan dilarang melintasi garis batas polisi, Sabtu (8/8/2009) pukul 13.20 WIB.

Sebelumnya, satu ambulans telah diluncurkan ke Bandara Halim Perdanakusumah sekitar pukul 12.00 WIB. Petugas di RS Kramat Jati mengatakan, ambulans tersebut untuk menjemput jenazah Noordin M Top.

Satu teroris yang sebelumnya terlibat baku tembak dengan Densus 88 tewas di rumah Mohzahri di Beji, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah. Diduga pria tersebut adalah Noordin M Top.

Namun berita itu masih belum dipastikan. Belum ada konfirmasi resmi dari polisi.
(ken/nrl)
Sabtu, 08/08/2009 13:39 WIB
Penggerebekan di Jatiasih
Jumat Pagi Masih di Solo, Eko Peyang Pamit Antar Rokok
Muchus Budi R. - detikNews

dok detikcom
Solo - Nyawa Eko Peyang melayang pada Sabtu (8/8/2009) setelah didor polisi di Jatiasih karena hendak melawan dengan melemparkan granat tangan. Pada Jumat (7/8) pagi, pria 32 tahun itu masih terlihat di Solo.

Tetangga Eko mengaku sempat ketemu Eko Jumat pagi kemarin. Saat itu Eko mengatakan akan pergi ke luar kota untuk mengantar rokok. "Saya tidak bertanya lebih lanjut karena memang dia bekerja di pabrik rokok," ujar sumber tersebut.

Eko Joko Sarjono yang juga dipanggil Eko Peyang (32 tahun) adalah warga Kampung Brengosan RT 2 RW 11, Purwosari, Solo. Rumahnya tak jauh dari rumah Air Setiawan. Warga mengenal Eko sebagai karyawan sebuah pabrik rokok. Meskipun pendiam, namun Eko bukan sosok misterius.

Lebih lanjut, pihak keluarga, meminta kepada polisi untuk segera memberikan kejelasan apakah Eko yang tertembak di Jatiasih, Bekasi, adalah benar-benar Eko Joko Sarjono yang beralamat di Brengosan, Purwosari.

Jika memang salah satu pria yang tewas tertembak itu dipastikan adalah Eko maka polisi diminta segera memberikan kabar kepastian kepada keluarga. "Kalau sudah pasti maka tindakan selanjutnya polisi harus secepatnya mengirim jenazah Eko kepada keluarga," kata Tony, kerabat Eko.

(mbr/nrl)
Sabtu, 08/08/2009 13:45 WIB
Penggerebekan di Jatiasih
Pemilik Rental Mobil Xenia Diperiksa Polisi
Muchus Budi R. - detikNews

Solo - Slamet, pemilik rental mobil Xenia yang disewa tersangka teroris Air Setiawan saat ini diperiksa polisi. Pemeriksaan itu terkait penyewaan mobil yang dibawa Air Setiawan dari Solo ke Bekasi tersebut.

"Saat ini saya sedang dalam pemeriksaan terkait mobil Xenia itu," ujar Slamet lirih saat dihubungi melalui telepon selularnya, Sabtu (8/8/2009) siang.

Slamet mengaku datang ke Mapoltabes Solo setelah menerima panggilan dari polisi untuk dimintai keterangan terkait peminjaman mobil Xenia oleh Air Setiawan itu. Selanjutnya Slamet tidak bersedia memberikan keterangan apa pun. Bahkan telepon selularnya kemudian diserahkan kepada petugas kepolisian yang memeriksanya.

"Ya benar, saat ini Pak Slamet sedang kami mintai keterangan. Penjelasan lebih lanjut nanti langsung kepada Pak Kapoltabes setelah pemeriksaan selesai," ujar petugas tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada Jumat (7/8) kemarin Air Setiawan meminjam mobil Xenia melalui pengusaha rental mobil bernama Slamet yang beralamat di Notodiningratan RT 2 RW 4, Kemlayan, Solo. Mobil tersebut bukan milik Slamet, namun kenalan Slamet yang juga biasa merentalkan mobil.

Dari Solo, mobil itu diikuti polisi. Saat Air tiba di Jatiasih, dia langsung disergap. Karena melawan dengan hendak melemparkan granat tangan, Air didor polisi. Di dalam Xenia merah itu terdapat bahan-bahan bom.

(mbr/nrl)
abtu, 08/08/2009 13:48 WIB
Penggerebekan di Jatiasih
Selidiki Kontrakan Fery, Polisi Menyamar Jadi Kuli Bangunan
E Mei Amelia R - detikNews

Jakarta - Kepolisian sudah jauh-jauh hari mengendus rumah kontrakan Ahmad Fery, safe house jaringan Noordin M Top. Untuk mengendus keberadaan Fery dan teman-temannya, polisi bahkan sampai menyamar sebagai kuli bangunan di perumahan Puri Nusapala, Jatiasih, Bekasi.

"Beberapa hari sebelum kejadian polisi sempat menyamar sebagai buruh bangunan di rumah D 10," kata sumber di kepolisian yang enggan disebutkan namanya, Sabtu (8/7/2009).

Rumah yang dibangun ini berdekatan dengan rumah Fery yang bernomor D 12.

Pengakuan sumber di kepolisian tersebut dibenarkan oleh tetangga Fery, Indra. Menurutnya, ada sekitar 4 orang yang menjadi buruh bangunan di D 10.

"Memang rumah itu baru dibangun dua hari yang lalu. Ada sekitar 4 orang buruh bangunan yang suka di situ kerja. Kerjanya dari pagi sampai sore," terang Indra.

Dia menjelaskan, rumah yang dibangun oleh 4 polisi tersebut sering menyala lampunya hingga larut malam.

Anda tahu kalau mereka polisi? "Saya nggak tahu. Yang jelas orang-orangnya berkulit hitam, badannya kurus-kurus tapi ada seorang warga yang bilang, badannya berisi tinggi besar," imbuhnya.

Di rumah yang dibangun tersebut memang tampak beberapa tumpukan batu bata di depan rumah. Semen dan pasir juga terpajang di pekarangan.

(anw/nrl)


Tidak ada komentar: