Sabtu, 08 Agustus 2009

Perburuan Teroris, dari Kuningan Hingga Temanggung

Minggu, 09/08/2009 02:31 WIB
Perburuan Teroris, dari Kuningan Hingga Temanggung
Novia Chandra Dewi - detikNews

Jakarta - Tanggal 8 bulan 8 kemarin menjadi hari penting bagi pasukan Densus 88 Antiteror Polri. Pada hari yang panjang itu Polri menyergap markas persembunyian tersangka teroris di Temanggung dan Jatiasih. Bagaimana Polri bisa mengendus tersangka teroris di dua daerah yang berbeda penjuru itu?

Kapolri Jenderal Bambang Hedarso Danuri mengaku pihaknya sudah bisa mengendus para pelaku pada hari H pengeboman Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, kawasan Mega Kuningan, Jakarta, 17 Juli 2009.

"Sejak 17 Juli 2009 kita sudah tahu siapa pelaku-pelakunya. Diketahui jaringan itu
1 Agustus 2009. Kita tahu bahwa safe house pertama ada di kost-kostan di Mampang," kata Bambang Hendarso saat memberikan keterangan pers di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Minggu (8/8/2009).

Setelah peledakan JW Marriott dan Rit-Carlton, lanjut Bambang, Polri melakukan pemeriksaan terhadap taksi Bluebird yang mengangkut 2 orang yang diduga pelaku pengeboman. Taksi disita, sang sopir pun ikut diperiksa. Tak hanya berhenti di situ, jejak pelaku pengeboman terus diusut hingga 4 hari setelah peledakan.

"H plus 4 kita sudah tahu rumahnya, istrinya dan cek DNA-nya. Setelah itu kita dapatkan pada 3 Agustus 2009 siapa pelaku bom bunuh diri. Yakni Dani Permana direkrut dari Bogor untuk meledakkan Marriott. Ikhwan Mulyana yang direkrut dari Pandeglang untuk meledakkan bom di Ritz," paparnya.

5 Agustus 2009 polri mengklaim telah menangkap Ibrohim dan Yayan di Jakarta Utara. Ibrohim yang dikatakan pernah bekerja di Hotel Mulia ini disebut telah direkrut oleh SJ alias AT. SJ sendiri diketahui sebagai orang yang merekrut 2 pelaku bom JW Marriott dan Ritz-Carlton. Hingga kini SJ dalam pengejaran.

"Sejak itu, dari perkembangan H plus 19 tertangkap dan lalu kita kembangkan dan kita temukan rumah di Bekasi, Jatiasih," ungkap Bambang.

Dijelaskan Bambang, Noordin bahkan diketahui pernah singgah ke rumah di Jatiasih setelah peledakan bom JW Marriott dan Ritz-Carlton 17 Juli 2009. Di lokasi juga telah disiapkan 1 kendaraan yang diduga untuk melakukan aksi bom bunuh diri.

"Di situ siap 1 kendaraan untuk bom bunuh diri dengan sopir IB atau Ibrohim. Kita temukan di TKP
testimoninya," akunya.

Ibrohim sendiri, kata BHD, berdasarkan fakta yuridis merupakan pemesan kamar 1808 di Hotel JW Marriott. Dari sinilah polisi kemudian mendapatkan keterangan mengenai markas tersangka teroris di Jatiasih, Bekasi.

"Di dalamnya lengkap, kita semalam pukul 01.00 WIB temukan, dengan pengakuan 5 Agustus 2009 bahwa
itu safe house dan di situ sedang disiapkan perlengkapan bom bunuh diri dengan menggunakan kendaraan. Akan dilakukan setelah 17 Agustus atau 2 minggu setelah 1 Agustus," bebernya.

Atas informasi tersebut, polisi kemudian melakukan operasi serentak pada 6 Agustus di Temanggung, Solo dan Jatiasih.
(nov/lrn)

Tidak ada komentar: