Sabtu, 18 Juli 2009

abtu, 18/07/2009 12:38 WIB
Lanjutkan Identifikasi Korban, 3 Petugas INAFIS Datangi RS Polri
Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta - Proses identifikasi korban ledakan bom Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, dilanjutkan kembali. 3 Petugas Automatic Fingerprints Identification System (INAFIS) yang beranggotakan 3 petugas datang selama sekitar 15 menit.

Pantauan detikcom, Sabtu (18/9/2009), petugas INAFIS datang dengan 1 unit mobil dinas mereka yang berwarna oranye dan biru itu. Setelah melakukan tugasnya, petugas itu langsung pergi tanpa memberikan keterangan kepada wartawan yang sudah menunggu.

Info yang dikumpulkan detikcom, ada 15 kantong jenazah di RS Polri. Sudah 7 jenazah yang diperiksa namun belum ada kabar apakah sudah teridentifikasi apa belum.

Sementara di sekitar kamar jenazah RS Polri masih diberi garis polisi. Sehingga hanya polisi dan pihak yang berwenang yang boleh memasuki ruangan itu.
(nik/anw)
Sabtu, 18/07/2009 12:37 WIB
Bom JW Marriot dan Ritz Carlton
RS Polri Belum Pastikan Kapan Identifikasi Korban Selesai
Mega Putra Ratya - detikNews

Ari Saputra/detikcom
Jakarta - Pihak Rumah Sakit Polri mengaku belum bisa menentukan berapa lama proses identifikasi korban ledakan bom JW Marriott dan Ritz Carlton yang berada di rumah sakit tersebut. Proses identifikasi terganggu pencocokan pihak keluarga dengan kepolisian.

"Semua tergantung kondisi jenazah korban. Juga siapa yang pertama kali masuk akan ditangani lebih jauh. Ini tergantung data antemortem. Kalau data itu datang lebih cepat, maka akan lebih cepat prosesnya," kata Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polisi (Kapusdokespol) RS Polri, Brigjen Eddi SP di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (18/7/2009).

Menurut Eddi, hingga saat ini masih belum ada pihak keluarga yang datang mencocokkan data korban. Dia menambahkan, RS Polri juga belum akan menerima kantung jenazah tambahan.

Pantauan detikcom, saat ini sudah disiapkan mobil Ambulans dari RSUD Cengkareng. Mobil ini nantinya akan dipakai untuk membawa jenazah WNA bernama Nathan Varity. Selanjutnya, jenazahnya Nathan akan dibawa ke rumah duka oleh rekan Nathan yakni Duncan dan Shinta. Namun belum diketahui rumah duka mana yang akan ditempati.

Saat ini, Rumah Sakit Polri menerima 15 kantong jenazah. Sudah 7 kantong yang diperiksa, tapi belum diketahui identitas 7 kantong jenazah yang sudah diperiksa tersebut.

(anw/nik)
abtu, 18/07/2009 12:27 WIB
Menhan: Kondisi Korban Menyayat Hati
Aprizal Rahmatullah - detikNews

(Foto: Dok. detikcom)
Jakarta - Menteri Pertahanan (menhan) Juwono Sudarsono menjenguk para korban bom Ritz Carlton-JW Marriott yang dirawat di RS MMC. Usai bertemu mereka, Juwono pun menyatakan keprihatinannya.

"Menyayat hati. Ada yang kondisinya parah," jawabnya saat ditanya tentang kondisi para korban, Sabtu (17/7/2009).

Juwono menjenguk para korban yang dirawat di lantai 3 selama kurang lebih 1 jam. Di lantai tersebut Juwono menemui 6 korban yang terdiri dari 3 WNI dan WNA.

Di MMC total ada 15 korban bom yang menjalani perawatan medis. 3 Di antaranya kritis dan sedang dirawat di ICU.

"Saya mengucapkan bela sungkawa terhadap para korban. Baik kepada WNI maupun warga asing," tuturnya.

(ape/gah)
Sabtu, 18/07/2009 12:09 WIB
Korban Bom Marriott & Ritz Carlton
Sudah Cari di 5 RS, Seorang Ayah Belum Temukan Anaknya
Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta - Seorang ayah, Victor Mokodompis (70), mencari anaknya Evert Mokodompis (33) yang menjadi korban ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton. Meski sudah mencari di 5 RS, sang ayah belum menemukan anaknya yang bekerja sebagai banqet Marriott itu.

"Sempat telepon-teleponan sama mamanya pukul 07.30 WIB, tiba-tiba mati dan tidak bisa dikontak lagi. Sudah mencari di 5 RS apakah menjadi korban apa tidak," ujar Victor di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (18/7/2009).

Victor mengaku kedatangannya ke RS Polri untuk mengecek identifikasi korban yang belum dikenali. Dalam pengecekan itu Victor akan ditemani oleh manajemen Marriott.

Menurut Victor, Evert sudah bekerja di Marriott sejak terjadinya bom Marriott pada 2003. Namun pria beranak dua itu sedang libur sehingga selamat.

(nik/anw)

Sabtu, 18/07/2009 11:57 WIB
Pakai Heli, Kapolda Metro Jaya Tinjau Ritz Carlton dan JW Marriott
Ayu Fitriana - detikNews

Jakarta - Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Wahyono meninjau lokasi peledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Menggunakan helikopter, Kapolda mendarat di lapangan yang terletak di depan hotel elite tersebut.

Pantauan detikcom, Sabtu (18/7/2009), Wahyono tiba sekitar pukul 11.50 WIB. Dia langsung menuju Hotel Ritz Carlton yang masih porak poranda akibat ledakan bom Jumat (17/7/2009) kemarin.

Saat ini Kapolda beserta rombongan masih berada di dalam hotel. Dia enggan memberikan komentar kepada para jurnalis maksud kedatangannya tersebut.
(anw/nik)

Sabtu, 18/07/2009 11:24 WIB
Wawan Purwanto:
Jangan Gegabah Tuding Pelaku Bom JW Marriott dan Ritz Carlton
Anwar Khumaini - detikNews

Jakarta - Berbagai spekulasi tentang siapa yang melakukan pengeboman terhadap Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott terus bermunculan. Mulai dari Jamaah Islamiyah, Al Qaeda, hingga para politisi yang kalah dalam Pilpres 2009.

Pengamat Intelijen Wawan Purwanto meminta agar spekulasi seperti ini dihentikan. Proses investigasi biarlah dilakukan dulu oleh pihak kepolisian. "Kita tunggu dulu, apakah pelakunya orang baru atau orang lama," kata Wawan dalam perbincangan dengan detikcom, Sabtu (18/7/2009).

Wawan mengatakan, wajah pelaku kan sudah terungkap melalui berbagai media. Selanjutnya tinggal kepolisian mengembangkannya dengan melakukan tes DNA, serta siapa tahu ada pihak-pihak yang mengenal wajah itu kemudian ditelusuri keluarganya.

"Sehingga baru akan diketahui apa ada hubungan langsung atau tidak dengan pihak-pihak yang mengenalinya, sehingga benang merahnya akan segera ditemukan," ujarnya.

Soal pelaku yang diduga melakukan perakitan bom dari dalam hotel, menurut Wawan memang bisa saja terjadi. Hal ini disebabkan karena proses pengamanan yang meskipun ketat namun ada saatnya lengah.

"Sebetulnya ini adalah hotel milik Amerika yang pengamanannya berlapis, akan tetapi semuanya tergantung pengawasannya. Siapa yang mengawasi, kan pengamanan lokal yang manusia biasa dan mempunyai kelelahan," imbuhnya.

Dengan memanfaatkan kelelahan petugas memeriksa ribuan orang dan ternyata nihil, akhirnya mereka capek, dan spiritnya mulai melemah dan mencapai titik kejenuhan. Dan menurut Wawan, kondisi seperti inilah yang dimanfaatkan oleh para teroris untuk melancarkan aksinya.

Terkait dnegan warning Australia sehari sebelum peledakan bom itu terjadi, Wawan menganggap siapa pun boleh memberi peringatan. Tapi yang menentukan kapan dan di mana teroris melakukan aksinya, yang bisa menentukan hanyalah mereka sendiri. " Amerika Serikat juga kebobolan. Karena untuk mendeteksi pelakunya yang bisa menentukan hanya pelakunya sendiri," pungkas Wawan.

(anw/gah)
Sabtu, 18/07/2009 09:11 WIB
Bom JW Marriott & Ritz Carlton
Polisi Selidiki Kaitan Motif Pelaku dan Pertemuan Top Executive
Laurencius Simanjuntak - detikNews

Jakarta - Polri terus melakukan penyelidikan terhadap peledakan bom bunuh diri di hotel JW Marriott dan Ritz Carlton Jumat 17 Juli kemarin. Termasuk di antaranya keterkaitan motif peledakan dengan pertemuan top executive di Restauran Syailendra, hotel JW Marriott.

"Mungkin juga (terkait), itu yang musti diungkap oleh kami. Kita tidak bisa ungkap dengan dugaan," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen (Pol) Nanan Soekarna, saat dihubungi detikcom, Sabtu (18/7/2009).

Menurut Nanan, pihaknya sekarang sedang fokus pada proses identifikasi pelaku bom bunuh diri. Setelah itu, pihaknya baru mengembangkan ke arah kelompok tertentu, termasuk keterkaitan motif dengan target peledakan.

"Kita tunggu dulu proses indentifikasi," pungkasnya.

Saat bom meledak pukul 07.45 WIB di hotel JW Marriott, 15 top executive dikabarkan sedang melakukan pertemuan bertajuk ICP Breakfast Roundtable.

Mereka di antaranya Patrick Foo dari Ael Indonesia, Edward Thiessen dari Alstom Power, Pedro Sole dari Alstom Power, David Potter dari Freeport Indonesia, Andy Cobham dari Hill&Associates, Timothy Mackay dari Holcim Indonesia, Kevin Moore dari Husky Energy, Mariko Yoshihara dari JAC Indonesia, Noke Kiroyan dari Kiroyan Partners, Roy Widosuwito dari Perfetti Van Melle Indonesia, Natan Verity dari Verity HR, James Castle dari Castle Asia, dan Max Boon dari Castle Asia, dan Garth Mcevoy dari PT Thiess.

Timothy Mackay, Natan Verity dan Garth Mcevoy pun tewas akibat aksi keji tersebut. (lrn/lrn)

Sent from Indosat BlackBerry powered by
Sabtu, 18/07/2009 10:10 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz Carlton
Pastika: Tidak Ada Eksodus Wisatawan di Bali
Gede Suardana - detikNews

Bali - Pascaledakan bom di hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Jakarta, tidak berdampak pada pariwisata Bali. Hingga kini belum ada eksodus wisatawan di Bali. Pantai Kuta pun tetap ramai dikunjungi wisatawan.

"Belum ada reaksi dalam bentuk eksodus dari wisatawan asing atau pun permintaan pengamanan khusus," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam rilis yang diterima detikcom, Sabtu (18/7/2009).

Sementara itu, pantauan detikcom, aktivitas Bandara Ngurah Rai pun tetap normal. Tidak ada penumpukan penumpang yang akan meninggalkan Bali.

Di kawasan wisata Kuta, aktivitas para wisatawan tetap berjalan normal. Para
wisatawan asing dan lokal menikmati hamparan pantai Kuta, serta berselancar.
Jalan pantai Kuta pun tetap padat seperti waktu normal.

Begitu juga, kondisi di Jalan Legian, Kuta yang menjadi lokasi peledakan bom
Bali I tahun 2002. Jalan ini tetap padat dilalui para wisatawan asing dan lokal baik dengan kendaraan maupun berjalan kaki menyusuri kawasan wisata ini.

Hanya saja, pengamanan hotel diperketat. Para petugas keamanan hotel memeriksa secara detail setiap kendaraan yang masuk ke areal hotel, seperti tampak di Hard Rock Hotel dan Mercure di jalan Pantai Kuta.

(gds/lrn)

Tidak ada komentar: