Sabtu, 18 Juli 2009

Strereotip Radikalisme Islam (2)

Perlakuan Istimewa untuk Pengungsi-Imigran

Minggu, 5 Juli 2009 - 12:39 wib
text TEXT SIZE :
Share

MENGAPA banyak imigran asal Irak atau Afghanistan yang tertangkap aparat Indonesia mengincar Australia sebagai tujuan utama? Jawabannya karena negara itu surga untuk para imigran maupun pengungsi.

Kesimpulan ini tidak berlebihan jika melihat perlakuan Australia terhadap pengungsi maupun imigran yang berhasil sampai di Australia. Mereka akan mendapat pelayanan sosial dengan standar yang sangat tinggi hingga kemudian mereka bisa menjadi warga negara Australia sesungguhnya.

"Pemerintah Australia memberikan pendidikan, perumahan, dan banyak fasilitas lain untuk pengungsi maupun imigran yang berhasil masuk ke sini. Namun tidak semua orang bisa masuk ke sini. Bahkan ada yang menggunakan sampan untuk melewati lautan, tapi mereka tidak bisa sampai di Australia," ungkap Brynna Raferty-Brown, aktivis sosial yang juga asisten peneliti pada Fakultas Hukum dan Manajemen LaTrobe University.

Salah satu bukti keseriusan Pemerintah Australia untuk melayani pengungsi-imigran adalah keberadaan Noble Park English Language School. Sekolah modern yang berada di Dandenong, kawasan Victoria, ini memberikan pelayanan pendidikan bahasa Inggris dan umum untuk siswa TK hingga SMA dan mempersiapkan mereka menjadi warga Australia sesungguhnya.

"Mereka kami kondisikan agar bisa segera bersekolah di pendidikan umum. Bahasa Inggris dan beberapa pengetahuan umum menjadi fokus utama," jelas Kepala Sekolah Noble Park English Language School, Enzo Calabro. Sekolah di Nobel Park merupakan satu di antara beberapa sekolah yang melayani pengungsi dan imigran.

Saat ini, terdapat ratusan siswa yang berasal dari 24 bahasa yang berbeda, sebagian besar di antaranya datang dari Sudan dan Afghanistan. Total siswa sebanyak 320 orang yang terbagi dalam 135 orang di primary school dan 185 secondary school. Sekitar 60% di antara mereka adalah anak-anak pengungsi.

Untuk ukuran sekolah di Indonesia, sekolah yang dibiayai Departemen Imigrasi dan Kewarganegaraan ini sangat modern. Ukurannya bisa dilihat dari fasilitas buku, perpustakaan, komputer, sarana olah raga, termasuk olah raga berkuda, ruang melukis, dan sarana bermain di dalam maupun luar ruangan, serta prasarana lain. Begitu pula dengan sistem pengajarannya terbilang sangat istimewa.

Setiap kelas hanya diisi sekitar 13 murid dan dipantau 2 pengajar. Yang menarik, para siswa mendapat kesempatan untuk menampilkan identitasnya, misalnya siswi muslim bisa tetap mengenakan jilbab. Pendekatan yang digunakan pun sangat personal, yakni mengutamakan kebutuhan satu per satu siswa.Menurut Enzo, perhatian lebih dibutuhkan karena sebagian besar siswa pernah mengalami trauma kekerasan di negara asal hingga mengalami depresi, disconnected, linglung, dan lainnya.

"Jadi kita harus sangat sabar," katanya. Selain mengajari bahasa Inggris dan pendidikan umum, sekolah juga menekankan pendidikan social skill. Misalnya, siswa diajak agar bisa menyeberang jalan sesuai dengan aturan lalu lintas atau diajari supaya bisa berbelanja di pasar atau mal. Dengan demikian, anak-anak nantinya bisa hidup berdampingan dengan warga Australia lain.

Bukan hanya melayani pendidikan di sekolah, Noble Park English Language School juga menggelar outposting dan visiting school. Pelayanan ini biasanya diberikan kepada siswa yang rumahnya jauh dari sekolah, siswa yang belum berani ke sekolah, atau bahkan melayani konsultasi orang tua siswa. Selain mendapat kemudahan pendidikan, pengungsi dan imigran juga mendapat kemudahan perumahan.

Negara ini adalah salah satu negara pertama di dunia yang mengembangkan pelayanan permukiman kembali yang terpadu dan lengkap. Dalam pandangan Australia, hal itu merupakan kepentingan pendatang baru dan masyarakat luas untuk membantu para imigran menjadi bagian masyarakat Australia secepatnya. Menurut Undang-Undang Migrasi 1958, Australia sangat terbuka menerima imigran tanpa membedakan kewarganegaraan, asal etnik, agama, jenis kelamin, ras, dan lainnya. Semuanya mendapat hak dan kesempatan sama. (Koran SI/Koran SI/mbs)

Tidak ada komentar: