Jumat, 17 Juli 2009

Jakarta Goncang, Dunia Mengecam

Politik
18/07/2009 - 08:27
Jakarta Goncang, Dunia Mengecam
Vina Ramitha & Augusta B Sirait
(inilah.com/ Wirasatria)
INILAH.COM, Jakarta – Pujian dunia untuk pelaksanaan pesta demokrasi Indonesia seolah menguap karena ledakan yang mewarnai Jumat (17/7) pagi di Ibukota Jakarta. Meski menyatakan akan membantu, kecaman juga keluar dari bibir para politisi dunia.Kecaman penuh kebencian diungkapkan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd yang menuding pelaku sebagai pengecut. Dalam sebuah konferensi pers yang digelar hari ini di Sydney, pejabat yang dikenal temperamental itu juga sempat menyampaikan belasungkawa untuk keluarga korban.
"Aksi teroris seperti ini adalah tindakan pengecut, ini pembunuhan dan barbar yang menghancurkan prinsip perikemanusiaan. Saya sangat prihatin atas ketiga warga Australia yang menjadi korban pemboman di Jakarta pagi ini. Salah satunya pegawai Kedutaan Besar Australia," kata Rudd yang juga diamini pernyataan serupa dari Menlu AS Hillary Clinton.
"Insiden ini bukti masih ada ekstremisme yang penuh dengan kekerasan. Inilah yang membuat kita semua ingat bahwa ancaman terorisme masih nyata. Kita semua harus memprioritaskan komitmen untuk masa depan yang aman dan sejahtera," tutur Hillary saat pesawatnya transit di Praha untuk pengisian bahan bakar.Tak ketinggalan sang presiden, Barack Obama, yang menyatakan kesiapan negaranya membantu pemerintah Indonesia. Dalam pernyataan tertulisnya, Obama juga mengakui upaya RI untuk membasmi ekstremisme yang diwarnai kekerasan. Namun menurut presiden AS ke-44 itu, ekstremisme ternyata masih ada di Tanah Air.“Kami akan terus berdampingan dengan Indonesia untuk memusnahkan ancaman ini, serta terus memberikan dukungan keamanan bagi rakyat Indonesia,” ujar Obama. Kecaman serupa juga datang dari Menlu Kanada Lawrence Cannon yang dua warganya korban luka dalam insiden itu.Cannon menyampaikan Ketua Parlemen Deepak Obhrai dan Dubes Kanada untuk Indonesia John Holmes telah mengunjungi dua korban itu di rumah sakit. Rangkaian kecaman ini sepertinya tak bakal berhenti sampai disini. Berbagai media asing juga ramai memberitakan insiden ini dan menduga pelakunya adalah Jamaah Islamiyah.

Meski belum ada yang mengklaim bertanggung jawab atas pemboman itu, pengamat asing menuding kelompok Jamaah Islamiyah (JI) berada dibelakang peristiwa itu. "JI kelompok yang mampu melakukan pemboman dua hotel itu," ungkap pakar aksi terorisme dari International Centre for Political Violence and Terrorism Research, Rohan Gunaratna beberapa waktu lalu. Pria yang mengepalai lembaga yang berbasis di Singapura itu juga mengatakan kekerasan semacam ini takkan pernah berhenti. Aksi ini, lanjut Rohan, hanya mampu dilakukan kelompok seperti JI meski mereka juga terdiri dari beberapa faksi.Sementara Kapolri Jend Pol Bambang Hendarso Danuri mengatakan pelaku pemboman yang diduga bernama Nurdin Aziz diduga menginap di kamar 1808 Hotel JW Martiott. "Saya tidak mau berandai, tapi mereka memang masuk dari 15 Juli dan hari ini mau check out. Saya hanya mengatakan inisial N. Ini masih lama, masalah pengungkapan," kata Kapolri dalam jumpa pers di Ritz Carlton, Jakarta.Ketika ditanya apakah aksi bom bunuh diri di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton terkait teroris militan atau pemilu, Kapolri mengatakan dunia mengetahui ada tindakan tercela di dua hotel tersebut. Sebelumnya di kamar itu, polisi menemukan sebuah bom aktif black model low explosive yang belum diledakkan. [E1]

Tidak ada komentar: