Jumat, 17 Juli 2009

Bom, ‘Bopeng’ Citra Investasi RI

Ekonomi
17/07/2009 - 21:53
Bom, ‘Bopeng’ Citra Investasi RI
Asteria
Sri Mulyani
(inilah.com /Raya Abdullah)

INILAH.COM, Jakarta – Bom Kuningan babak dua telah mengguncang Indonesia. Pro kontra mencuat tentang prediksi kondisi ekonomi Indonesia ke depannya. Hal ini terkait pencitraan Indonesia sebagai negara tujuan investasi. Seperti apa?

Ketua Komite Tetap Perdagangan Dalam Negeri Kadin Indonesia, Bambang Soesatyo mengatakan, teror bom di Hotel Ritz Carlton dan Hotel JW Mariot di Mega Kuningan, Jakarta, akan memberatkan dunia usaha.

Pasalnya, dengan nilai tukar rupiah yang tertekan atas dolar AS, beban produksi meningkat. Padahal permintaan masih rendah. "Dunia usaha akan mengalami tekanan berat karena rupiah akan melemah, sehingga cost produksi menjadi meningkat," katanya, di Jakarta, Jumat (17/7).

Bambang menyarankan pemerintah mempercepat proses pencairan belanja negara untuk menggenjot kegiatan ekonomi dalam negeri, mengingat hanya langkah ini yang memberi peluang bergeraknya sektor riil.

Selain itu juga merealisasikan dana stimulus fiskal yang dijanjikan pemerintah untuk mendukung sektor riil pada semester dua ini. “Kalau pemerintah tidak melakukan hal ini, tetap tidak ada perubahan dalam kegiatan ekonomi ke depan,” jelasnya.

Peristiwa teror Bom Kuningan ini, lanjutnya, dikhawatirkan akan membuat BI menunda pemangkasan BI rate. Dampaknya, perbankan akan enggan menurunkan bunga kredit yang sudah dipersiapkan semester ini. “Hal ini akan semakin memberatkan dunia usaha untuk membuka negara tujuan ekspor baru,” tuturnya.

Peristiwa ini juga akan menurunkan citra Indonesia di mata international. Risiko berinvestasi Indonesia dianggap meningkat, sehingga investor asing enggan masuk.

Sedangkan ekonom Indef M Ikhsan Modjo mengakui, peledakan bom di Mega Kuningan, Jakarta, jelas akan berpengaruh pada perekonomian Tanah Air. Namun, imbasnya dinilai tidak terlalu signifikan. "Dampaknya ada, tetapi tidak terlalu signifikan," kata Direktur Indef itu.

Menurutnya, kasus ledakan tersebut berpotensi melemahkan masuknya investasi ke Indonesia, terkait rendahnya kepercayaan pasar dan instabilitas ekonomi. Namun, ia masih optimistis, pertumbuhan ekonomi pada semester II 2009 akan mencapai target sebesar 4%.

“Sumber pertumbuhan ekonomi domestik pada 2009 seperti konsumsi investasi domestik cukup tinggi, sehingga pertumbuhan ekonomi sebesar itu bakal tercapai,” imbuhnya. Selain itu, lanjut Ikhsan, peledakan ini juga akan berdampak negatif, salah satunya pada sektor pariwisata yang saat ini sedang tumbuh baik.

Hingga kuartal pertama 2009, Indonesia dikunjungi setidaknya 1,893 juta wisman, atau tumbuh naik 28.570 (1,53%) dibandingkan periode yang sama 2008. “Hal itu menunjukkan industri pariwisata Indonesia cukup baik,” ujarnya.

Di sisi lain, Menteri Keuangan Plt Menteri Perkonomian Sri Mulyani mengakui, bom Kuningan ini tentu berimbas besar terhadap situasi dalam negeri dan dunia internasional. Namun, ia meyakini, minat investasi asing dan domestik di Indonesia tidak terlalu terpengaruh peristiwa peledakan bom tersebut.

"Kasus peledakan bom terjadi di negara mana pun, bukan hanya di Indonesia. Hal terpenting adalah ada mekanisme dan respons pemerintah untuk menangani dampaknya," ujar Sri Mulyani Indrawati di kantornya.

Sri Mulyani mengatakan, seluruh obyek vital dan strategis terutama energi, listrik, bandara, pelabuhan, terminal akan dipantau terus keamanannya. "Tim objek vital nasional akan bekerja penuh untuk memantau dan menjaga keamanan dan kelangsungan objek vital tersebut supaya kepercayaan masyarakat tetap terjaga," tuturnya.

Menurutnya, Indonesia saat ini masih menjadi tujuan investasi yang menarik bagi investor lokal dan asing. Dengan peristiwa ledakan bom tersebut, pemerintah akan terus memantau indikator dan menerima laporan indikasi investasi dari sejumlah perusahaan yang telah menyatakan minatnya.

Para menteri terkait pun menyatakan siap berkomunikasi intensif dengan sejumlah asosiasi pengusaha lokal dan asing, jika persepsi iklim investasi di Indonesia terganggu. Hal ini untuk meyakinkan Indonesia tetap berada dalam kerangka ekonomi yang kuat dan unggul.

"Kami akan terus komunikasikan dengan berbagai pihak terkait untuk memberi ketenangan dan menjaga perekonomian. Saya kira kamar dagang industri (Kadin) juga akan melakukan hal yang sama atas kejadian ini," imbuhnya.

Menkeu pun menambahkan, penanganan kasus peledakan ini harus bisa memberikan jawaban kepada investor mengenai langkah dan upaya pemerintah mengatasi masalah tersebut.

“Selain itu, kami juga akan terus meningkatkan iklim investasi yang kondusif dengan perbaikan iklim investasi, pengurangan biaya tinggi, penertiban peraturan, serta peningkatan daya tarik investasi di Tanah Air,” tegasnya. [E1]

Tidak ada komentar: