Sabtu, 18 Juli 2009

Densus 88 Tangkap 'Penembak' SBY di Kaltim, Bom Marriott Kemungkinan Ditujukan pada Petinggi Perusahaan Migas

Sabtu, 18/07/2009 23:56 WIB
Bom JW Marriott & Ritz Carlton
Polisi Rilis Data Korban Tewas 9 Orang, Luka 53
Shohib Masykur - detikNews

Jakarta - Pihak kepolisian merilis jumlah korban ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton. Jumlah korban tewas sebanyak 9 orang, sedangkan korban luka 53 orang.

Seperti dikutip dari TMC Polda Metro Jaya, Sabtu (18/7/2009), dari 53 korban luka, 16 di antaranya adalah warga negara asing (WNA). Sedangkan 37 lainnya warga negara Indonesia (WNI).

Untuk WNA, rinciannya adalah 16 warga Amerika, 1 Australia, 2 Belanda, 2 Kanada, 1 India, 2 Korea Selatan, 1 New Zealand, dan 1 Norwegia.

Dari 36 WNI yang dirawat di rumah sakit, 17 di antaranya sudah dibawa pulang sehingga tinggal 19 orang. Sedangkan untuk WNA tinggal 8 orang yang masih dirawat di rumah sakit.

Rincian korban yang dirawat di rumah sakit adalah sebagai berikut:
RS MMC: 15 Orang (7 WNA & 8 WNI)
RS Jakarta: 10 Orang
RS Pusat Pertamina: 2 Orang (1 WNA & 1 WN)

Dari 9 korban meninggal, baru 1 yang telah berhasil diidentifikasi, yakni atas nama Timothy David Mackay (60 Th), warga New Zealand yang merupakan Presdir PT Holcim Indonesia. Sedangkan sisanya masih dalam proses identifikasi. (sho/sho)
Sabtu, 18/07/2009 23:25 WIB
Bom JW Marriott & Ritz Carlton
RS Polri Terima Tambahan Potongan Tubuh Korban
Mega Putra Ratya - detikNews

Evakuasi korban
Jakarta - Tim identifikasi jenazah RS Polri Dr Sukanto mendapat tambahan potongan tubuh korban ledakan bom Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton. Proses identifikasi jenazah akan dilanjutkan besok setelah dihentikan malam ini.

"Body parts ada penambahan, tapi belum dilihat," ujar salah satu tim identifikasi RS Polri yang enggan disebutkan namanya di RS Polri Jl Raya Bogor, Kramatjati, Jakarta, Sabtu (18/7/2009).

Sayangnya sumber tersebut tidak merinci dari mana saja penambahan potongan tubuh yang dimaksud. Namun, sumber itu mengaku sudah menyelesaikan identifikasi sidik jari salah satu korban.

"Sidik jari satu orang sudah selesai. Yang lain dilanjutkan besok," kata sumber itu. (mpr/sho)
Sabtu, 18/07/2009 23:11 WIB
Bom JW Marriott & Ritz Carlton
RS Polri Hentikan Sementara Proses Identifikasi Jenazah Korban
Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta - Rumah Sakit Polri Dr Sukanto selesai melakukan identifikasi korban ledakan bom Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton. Namun pada pukul 22.00 WIB proses identifikasi dihentikan sementara dan dilanjutkan besok pagi.

"Hari ini identifikasi dihentikan, dilanjutkan besok. Semua selesai dulu malam ini," ujar salah satu tim identifikasi RS Polri yang enggan disebutkan namanya di RS Polri Jl Raya Bogor, Kramatjati, Jakarta, Sabtu (18/7/2009) malam.

Sampai saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak RS Polri mengenai berapa jumlah jenazah yang sedang di identifikasi. Sementara, puluhan wartawan masih berjaga-jaga menunggu perkembangan identifikasi jenazah yang berlangsung hingga malam ini.

(mpr/sho)
abtu, 18/07/2009 23:04 WIB
Bom di JW Marriott & Ritz Carlton
Identifikasi Jenazah Korban WNA Tunggu Data Antemortem dari LN
Mega Putra Ratya - detikNews
Jakarta - Rumah Sakit Polri Dr Sukanto masih belum selesai melakukan identifikasi korban ledakan bom Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton. Meski tidak mengalami kendala dalam proses identifikasi, pihak rumah sakit masih menunggu data jenazah sebelum kematiannya (antemortem).

"Saya kira tidak ada masalah dan kendala dalam proses identifikasi," ujar Kabid Dokpol Mabes Polri Kombes Musadeq Ishaq di RS Polri Dr Sukanto Jl Raya Bogor, Kramatjati, Sabtu (18/7/2009).

Musadeq mengatakan, pihaknya masih menunggu dan mengumpulkan data-data antemortem tersebut. "Itu yang susah. Mereka kan kebanyakan dari luar negeri, jadi kita menunggu saja," kata Musadeq.

Ketika ditanya mengenai kendala selain pengumpulan data antemortem, Musadeq enggan berkomentar. "Saya tidak boleh ngomong," tukasnya.

Untuk diketahui, istilah antemortem memilki arti data jenazah sebelum kematian. Sedangkan istilah postmortem adalah data jenazah sesudah kematian. Tim forensik biasa melakukan identifikasi dengan cara mencocokkan data antemortem dan postmortem untuk mengenali jenazah.

Sedangkan data antemortem biasanya diketahui oleh keluarga korban. Data antemortem yang dicocokkan di antaranya adalah struktur gigi, sidik jari, tanda lahir dibagian tubuh, pakaian, dan sebagainya. Sampai saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak RS Polri mengenai berapa jumlah jenazah yang sedang diidentifikasi.
Sabtu, 18/07/2009 22:50 WIB
Densus 88 Tangkap 'Penembak' SBY di Kaltim
Robert - detikNews

Jakarta - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri dan Polda Kalimantan Timur (Kaltim) dikabarkan menangkap orang yang diduga terkait jaringan teroris di Kaltim. Penangkapan tersebut merupakan kali kedua di Kaltim setelah sebelumnya tim yang sama juga melakukan penangkapan pada 5 Mei 2009 lalu.

Menurut sumber detikcom, penangkapan dilakukan sekitar Sabtu (18/7/2009) pukul 04.00 Wita. Belum diketahui jelas wilayah penangkapan tersebut. Penangkapan dikabarkan terkait kelompok yang melakukan latihan militer bersenjata yang menjadikan wajah Presiden SBY sebagai sasaran tembak.

Namun saat dikonfirmasi, kepolisian di Samarinda mengaku tidak tahu kebenaran informasi penangkapan orang yang diduga termasuk jaringan teroris tersebut. "Saya belum ada laporan dan informasi itu. Nggak tahu ya kalau di daerah lain," kata Kasat Reskrim Poltabes Samarinda Kompol Yusep Gunawan kepada wartawan di Markas Poltabes Samarinda.

Dicecar pertanyaan kebenaran informasi kalau penangkapan tersebut terjadi di Samarinda, Yusep kembali membantahnya. "Tidak, tidak ada di sini (Samarinda)," ujar Yusep.

Sementara Kapolda Kaltim Irjen Pol Andi Masmiyat ketika dihubungi detikcom melalui telepon dan pesan singkat belum memberikan konfirmasi kepastian kabar tersebut.

Sebelumnya diberitakan, Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri mengatakan, Polri menangkap oknum yang terlibat jaringan teroris di Kaltim, 5 Mei 2009 lalu. Oknum itu melakukan latihan militer di suatu wilayah di Kaltim yang dirahasiakan dan menjadikan foto wajah SBY sebagai sasaran tembak. (sho/sho)
abtu, 18/07/2009 22:25 WIB
Jenazah Timothy Mackay Diterbangkan ke Selandia Baru Besok
Novi Christiastuti Adiputri - detikNews

Timothy Mackay (Foto: Holcim)
Jakarta - Jenazah Presiden Direktur PT Holcim Indonesia Timothy Mackay akan diterbangkan ke negeri asalnya, Selandia Baru, Minggu (19/7/2009) besok. Sebelum dipulangkan, jenazah disemayamkan di rumah duka RS Dharmais.

"Besok akan diterbangkan ke Selandia Baru. Waktu pemberangkatan masih belum ada kepastian. Masih ada masalah administrasi dan dokumen yang harus diurus," kata Relationship Management Director PT Holcim Indonesia, Rusli Setiawan, dalam jumpa pers di RS Dharmais, Jl S Parman, Jakarta, Sabtu (18/7/2009).

Belum ada kepastian apakah pihak keluarga almarhum akan datang ke Indonesia. Jika tidak datang, keluarga hanya akan menunggu di bandara Selandia Baru. Pemberangkatan jenazah akan diurus oleh Kedubes Selandia Baru.

Timothy Mackay merupakan salah satu korban tewas ledakan bom di Hotel JW Marriott, Jakarta. Pria asal Selandia Baru ini menjabat sebagai Presdir PT Holcim Indonesia sejak Mei 2004. Sebelumnya dia pernah menjabat sebagai Managing Director PT Holcim (Lanka) sejak 2001. (sho/sho)


Sabtu, 18/07/2009 22:00 WIB
Bom Marriott Kemungkinan Ditujukan pada Petinggi Perusahaan Migas
Odilia Winneke - detikNews

Jakarta - Bom yang meledak di Hotel JW Marriott kemungkinan memang ditujukan kepada para petinggi perusahaan migas yang tengah menggelar pertemuan. Bom itu meledak di JW Lounge, tempat para eksekutif itu menggelar breakfast meeting. Ledakan bom itu, menurut saksi mata dan petugas JW Marriott, meledaknya bukan di Restoran Syailendra, namun berada di area JW Lounge.

"Karena itu setelah keluar dari lift dia (pelaku) tidak belok ke kanan (ke Syailendra) tetapi ke kiri (ke JW Lounge)," demikian sumber detikcom menyatakan, Sabtu (18/7/2009). Sumber itu merujuk tayangan CCTV yang sudah beredar di publik.

Sebagai tamu umum hotel semestinya pelaku menuju ke Syailendra restoran yang pagi itu menyajikan Buffet Breakfast dengan aneka menu sarapan Amerika hingga Asia. Namun di luar kebiasaan seseorang yang diduga pelaku peledakan bom, justru ke arah kiri, menuju JW Lounge.

Saat bom meledak pada Jumat (17/7/2009) pukul 07.47 WIB, di JW Lounge tengah digelar breakfast meeting para petinggi perusahaan minyak dan gas (migas), yang mayoritas dari mereka adalah warga negara asing (WNA). Meeting itu rutin digelar bulanan. Juli 2009 ini kebetulan digelar di JW Lounge Hotel JW Marriott.

Pertemuan bertajuk ICP Breakfast Roundtable itu diikuti antara lain Patrick Foo dari Ael Indonesia, Edward Thiessen dari Alstom Power, Pedro Sole dari Alstom Power, David Potter dari Freeport Indonesia, Andy Cobham dari Hill&Associates, dan Tim Mackay dari Holcim Indonesia.

Selain itu hadir pula Kevin Moore dari Husky Energy, Mariko Yoshihara dari JAC Indonesia, Noke Kiroyan dari Kiroyan Partners, Roy Widosuwito dari Perfetti Van Melle Indonesia, Nathan Verity dari Verity HR, James Castle dari Castle Asia, dan Max Boon dari Castle Asia.

Kepala Dinas Humas dan Hubungan kelembagaan BP Migas Sulistya Hastuti Wahyu kemarin menyatakan, sejumlah petinggi perusahaan migas asing telah menjadi korban ledakan. Mereka antara lain GM Anadarko Indonesia Co Gary ford dan Kevin S. Moore yang menjabat sebagai GM Husky Oil North Sumbawa LTD. Adapun petinggi yang menjadi korban tewas adalah Presdir PT Holcim Timothy Mackay.

Getaran ledakan bom yang cukup keras rupanya turut merontokkan dinding kaca lobby dan dinding kaca yang mengelilingi Syailendra Restaurant yang memang berdekatan dengan JW Lounge seperti tahuan 2003 silam. (sho/sho)

abtu, 18/07/2009 20:41 WIB
Bom JW Marriott Meledak di JW Lounge, Bukan di Restoran Syailendra
Odilia Winneke - detikNews

JW Lounge
Jakarta - Merebaknya penayangan video CCTV yang menunjukkan detik-detik peledakan bom di hotel JW Marriott Jakarta makin memperjelas lokasi peledakan bom. Selama ini dilansir bom meledak di Syailendra Restaurant. Ternyata, bom itu meledak di JW Lounge.

Kesimpangsiuran informasi tentang di mana lokasi meledaknya bom di JW Marriott menjadi jelas sekarang. Sebuah sumber detikcom pada Sabtu (18/7/2009) menguatkan bahwa lokasi peledakan bom terjadi di mulut pintu masuk JW Lounge. Di manakah lokasi lounge ini?

Seperti umumnya lounge hotel berbintang, JW Lounge berada di lantai 1 hotel tersebut. Jika masuk dari lobby maka akan ada di sisi kanan, persis di ujung. Sedangkan jika turun dari kamar hotel dengan lift (seperti yang ditunjukkan oleh gambar video) maka lounge ada di sisi kiri.

Sebelum mencapai JW Lounge akan ada lorong, dan di salah satu sisi kanannya terdapat pintu kaca yang dulu dibuka untuk lalu-lintas tamu khusus dan ditutup setelah peledakan bom bulan Agustus 2003.

Ada undakan kecil sebelum mencapai pintu lounge. Lounge ini berdinding kaca dengan penataan interior bergaya Eropa dengan dominasi warna cokelat dan krem. Dulu di ujung lounge terdapat ruangan yang agak luas tempat diadakannya acara-acara khusus dengan jumlah orang terbatas. Namun kini sudah ditutup dan difungsikan sebagai tempat komersial (bank).

Kapasitas yang tak terlalu besar ini memang sesuai dengan tujuan lounge untuk tamu menikmati kopi, teh, dan makanan kecil. Di sore hari sering disajikan menu Tea Time dalam bentuk buffet. Aneka teh pilihan yang berupa impor dari Eropa pun disajikan. Tempat ini disukai tamu untuk business meeting dan menikmati suasana sore sambil minum teh dan kopi.

Di pagi hari JW Lounge ini sering di-booking untuk acara khusus seperti breakfast meeting. Seperti yang terjadi di Jumat pagi itu. Agaknya pelaku peledak bom tahu bahwa di JW Lounge ada rapat para petinggi perusahaan asing yang sebagian besar orang asing pula.

Hal ini cocok dengan keterangan saksi kunci, Didik Ahmad Taufik, yang bertugas sebagai supervisor security Hotel JW Marriott. Menurut Didik, pelaku membawa travel bag dan berjalan ke arah ruangan JW Lounge. Didik juga mengaku sempat curiga dengan perilaku pria tersebut yang mencurigakan.

"Saya berada di posisi di depan JW lounge. Kebetulan di sana memang ada acara breakfast meeting. Sesampainya di pintu JW lounge, saya sedikit curiga dan mengecek," jelas Didik kepada detikcom.

Pantauan CCTV juga menunjukkan hal serupa. Pria yang tertangkap kamera CCTV dan dicurigai sebagai pelaku itu berjalan dari sebelah kiri (jika dilihat dari pintu masuk lobby) menuju sebelah kanan di mana terletak JW Lounge. Sesaat kemudian ledakan terjadi. Meski ledakan bom di JW Lounge, bukan berarti Syailendra aman aman saja. Restoran yang pagi itu dipenuhi puluhan orang, hancur berantakan. Kaca rontok. Puluhan korban luka umumnya menimpa mereka yang sedang sarapan pagi di Syailendra. (Odi/sho)
Sabtu, 18/07/2009 20:15 WIB
Sebut Drakula Dalam Pidato, SBY Diminta Klarifikasi
Novi Christiastuti Adiputri - detikNews

Jakarta - Dalam jumpa persnya menanggapi bom JW Marriott dan Ritz Carlton, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut-nyebut drakula yang menghilangkan orang lain. Tim Mega-Prabowo meminta SBY untuk mengklarifikasi maksud dari ucapan SBY tersebut.

"Kita meminta klarifikasi kalau memang ini menimbulkan efek yang luas, harus dipertanggungjawabkan," kata Koordinator Tim Advokasi dan Hukum Timkamnas Mega-Prabowo, Gayus Lumbuun, dalam konferensi pers di Kantor DPP Golkar, Jl Anggrek Neli Murni, Jakarta Barat, Sabtu (18/7/2009).

Gayus mengatakan, adanya istilah 'drakula penyebar maut' dalam pernyataan SBY, merupakan bagian yang sulit diterima oleh pasangan lain. "Bahasa-bahasa seperti itu membuat masyarakat menjadi bingung dan beringas," tuturnya.

Sementara itu, salah satu anggota tim advokasi Mega-Prabowo, Arteria Dahlan, sangat menyayangkan pidato SBY tersebut. Menurutnya, untuk kesekian kalinya presiden telah keliru dalam memposisikan dirinya.

"Materi pidato kenegaraannya 60 persen terkait pemilu, 30 persen yang terkait insiden adalah hal-hal tanpa dasar, provokatif, dan di luar konteks," paparnya.

"Presiden SBY telah berusaha melakukan upaya penggiringan opini publik bahwa situasi politik sedang tidak harmonis," tandas dia. (nvc/sho)

Tidak ada komentar: