Sabtu, 18 Juli 2009

AS Siap Bantu RI Perangi Terorisme, Menlu: Jangan Banyak Spekulasi Soal Bom Marriott & Ritz Carlton

Sabtu, 18/07/2009 19:03 WIB
AS Siap Bantu RI Perangi Terorisme
Shohib Masykur - detikNews

Jakarta - Amerika Serikat (AS) menegaskan komitmennya membantu Indonesia memerangi terorisme menyusul insiden ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton. AS juga siap membantu Indonesia mengatasi dampak yang diakibatkan oleh insiden ini.

"Kami akan terus bekerjasama dengan Indonesia untuk melenyapkan ancaman kekerasan dari para ekstremis ini, dan kami akan tetap setia dalam mendukung terciptanya masa depan yang aman dan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Presiden Barack Obama dalam rilis yang dipublikasikan Kedutaan Besar AS di Jakarta, Sabtu (18/7/2009).

Obama mengutuk keras aksi teror yang telah menewaskan 8 orang dan melukai puluhan orang lainnya tersebut. Indonesia, kata Obama, selalu konsisten dalam upaya perang melawan terorisme dan telah berhasil menekan kejahatan terorisme di wilayahnya.

"Rakyat Amerika berdiri mendampingi rakyat Indonesia di saat-saat yang sulit seperti ini, dan Pemerintah AS selalu siap untuk membantu Pemerintah Indonesia mengatasi dan bangkit untuk pulih dari serangan yang keji ini sebagai sahabat dan mitra," tegas Obama.

(sho/gaSabtu, 18/07/2009 19:03 WIB
Bom JW Marriot dan Ritz Carlton
Australia Lain di Mulut Lain di Hati?
Eddi Santosa - detikNews

Den Haag - Meskipun secara lisan Menlu Smith membantah, namun situsweb Kemlu Australia menyatakan lain: Indonesia dimasukkan ke dalam daftar negara yang harus dipertimbangkan ulang untuk dikunjungi.

Menurut Smith, status peringatan kepada masyarakat Australia yang hendak ke Indonesia masih sama seperti dua tahun lalu, namun Kemlu Australia yang dipimpinnya mengupdate data berbeda per 17/7/2009.

Per hari ini 18/7/2009 jam 19.00 WIB, Indonesia masih dimasukkan ke dalam negara yang harus dipertimbangkan ulang untuk dikunjungi, sejajar dengan Aljazair, Angola, Republik Demokratik Kongo, Timor Leste, Eritrea, Ethiopia, Guinea, Haiti, Honduras, Lebanon, Liberia, Madagascar, Mauritania, Nigeria, Pakistan, Saudi Arabia, Sri Lanka, Yaman dan Zimbabwe.

Terdapat juga teks terbarui, "We advise you to reconsider your need to travel to Indonesia, including Bali, at this time due to the very high threat of terrorist attack, Kami menyarankan Anda agar mempertimbangkan ulang kebutuhan Anda untuk melancong ke Indonesia saat ini, termasuk Bali, sehubungan dengan ancaman sangat tinggi dari serangan teroris," demikian seperti sebelumnya juga dilansir versi Reuters.
(es/es)
abtu, 18/07/2009 18:24 WIB
Bom JW Marriott dan Ritz Carlton
RI Berduka, Lain Australia Lain Belanda
Eddi Santosa - detikNews

Den Haag - Berbeda dengan Australia yang sedikit-sedikit mengeluarkan travel advice untuk menjauhi Indonesia, Belanda justru terkesan lebih bersahabat. Belanda hanya minta warganya ekstra waspada.

"Kami menyarankan Anda agar mempertimbangkan ulang kebutuhan Anda untuk melancong ke Indonesia saat ini, termasuk Bali, sehubungan dengan ancaman sangat tinggi dari serangan teroris," begitu sikap Australia melalui Kementerian Luarnegerinya, seperti dipantau dari Reuters (17/7/2009).

Kata orang, sahabat sejati akan tetap bersama di sampingmu dalam suka dan duka. Bukan hanya ada di kala pesta di meja makan, tapi kabur menjauh di kala anda berduka dan kesusahan.

Berbeda dengan tetangga selatan itu, Belanda tidak mengeluarkan travel advice yang mendorong warganya berpikir ulang untuk berkunjung ke Indonesia.

Ministerie van Buitenlandse Zaken (Kemlu) Belanda mengupdate peristiwa Ritz Carlton dan JW Marriott dalam situswebnya (17/7/2009), namun hanya sebatas agar warga Belanda di Indonesia ekstra waspada, terutama menghindari kerumunan massa atau aksi unjuk rasa.

Selebihnya warga Belanda diminta sebisa mungkin menghindari tempat-tempat yang banyak dikunjungi orang asing, misalnya shopping-mall, supermarket, bioskop, hotel, bar, discotik, dan resto cepat saji tertentu.

Dalam peristiwa ledakan bom di JW Marriott dan Ritz Carlton Jakarta itu tercatat ada 3 warga Belanda yang menjadi korban cedera, yakni Max Boon (Consultancy Castle Asia), Peter van Wessel (Oiltanking Terminals) dan Roy Widosuwito (Van Melle). (es/es)

Sabtu, 18/07/2009 18:20 WIB
Menlu: Jangan Banyak Spekulasi Soal Bom Marriott & Ritz Carlton
Ayu Fitriana - detikNews

Jakarta - Menlu Hassan Wirajuda meminta beberapa pihak tidak berspekulasi terkait ledakan bom di Marriott dan Ritz Carlton. Isu yang berkembang di balik ledakan bom itu sensitif.

"Sekali lagi saya ingin menegaskan hindari terlalu banyak spekulasi karena hal ini sangat sensitif," ujar Menlu Hassan Wirajuda di Kantor Deplu, Jl Pejambon, Jakarta Pusat, Sabtu (18/7/2009).

Hassan membantah adanya informasi bahwa sebelum ledakan di Marriott dan Ritz Carlton, Badan Intelijen Indonesia (BIN) sudah mendapat informasi dari intelijen Australia. Informasi tentang ketidak benaran kabar itu didapat Menlu dari Menlu Australia Stephen Smith.

"Saya tidak tahu persis. Tapi dari hasil perbincangan saya dan Menlu Australia sebelum konpers, spekulasi itu tidak benar," jelas menteri yang selalu tampil dandy ini.

Dalam kesempatan ini Menlu juga menuturkan tentang terbunuhnya salah satu warga negara Australia di kawasan PT Freeport. Menurutnya polisi masih melakukan investigasi.

Smith mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya salah satu warganya dan menawarkan diri untuk memberikan bantuan.

"Kami mengucapkan terima kasih pada Indonesia yang sedang berusaha menyelesaikan hasil investigasinya. Kami juga tetap menawarkan bantuan pada Indonesia jika diperlukan," tuturnya.

(nik/anw)
Sabtu, 18/07/2009 18:20 WIB
Australia Bantah Keluarkan Travel Warning ke Indonesia
Ayu Fitriana - detikNews

Jakarta - Beredar kabar Australia memberikan travel warning kepada warganya yang hendak berkunjung ke Indonesia. Namun kabar tersebut dibantah Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Stephen Smith. Menurut Smith, status peringatan kepada masyarakat Australia yang hendak ke Indonesia masih sama seperti dua tahun lalu, yakni travel advidsory.

"Kami tidak mengubah level imbauan pada warga Australia. Masih sama seperti 2 tahun lalu, masih berupa travel advice," kata Smith saat jumpa pers bersama Menlu Hassan Wirajuda di Kantor Deplu, Jl Pejambon, Jakarta, Sabtu (18/7/2009).

Australia, menurut Smith, justru malah bersedia membantu Indonesia dalam memerangi terorisme. Australia juga membantu memberi bantuan kepada para korban.

"Australia siap membantu Indonesia. Saat ini kami sudah menyediakan bantuan seperti peralatan luka bakar dan bantuan identifikasi mayat," kata Smith.

Bahkan, kalau perlu, lanjut Smith, Australia akan mengirimkan bantuan seperti tenaga ahli CCTV untuk membantu menangani terorisme di Indonesia.

Sementara itu, Menlu Hassan Wirajuda mengatakan, setelah serangan teror bom kemarin, aparat keamanan Indonesia terus memperketat keamanan tidak hanya di Jakarta. Tapi juga seluruh tujuan wisata di Indonesia.

"Kejadian kemarin di Jakarta bukan berarti menyebabkan tujuan wisata lain di Indonesia tidak aman. Kami akan mengusahakan untuk sebisa mungkin meningkatkan keamanan agar para turis bisa tetap menikmati liburannya di Indonesia," kata Hassan.

(anw/nik)
Sabtu, 18/07/2009 17:40 WIB
1 Jenazah di RS Polri Diduga Kuat Evert Mokodompis
Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta - Identitas salah satu jenazah korban bom JW Marriott dan Ritz Carlton di RS Polri mulai terkuak. Jenazah itu diduga kuat sebagai Evert Mokodompis (33), pegawai hotel JW Marriott.

Hal ini terungkap dari pengakuan salah seorang kerabat Evert, Edi, yang turut bersama ayah Evert, Victor Mokodompis, mengunjungi RS Polri. Sebelumnya Victor telah mencari anaknya di 5 rumah sakit dan tidak menemukan.

"Iya, sudah mendekati identik," kata Edi di RS Polri, Jl Raya Bogor, Kramat Jati, Jakarta, Sabtu (18/7/2009).

Dugaan kuat itu didasari pada kesamaan ciri-ciri yang terdapat pada jenazah dan tubuh Edi. "Ada lobang di gigi kanan atas dan bekas luka knalpot di kaki kanan," kata Edi.

Evert adalah pegawai hotel JW Marriott yang tidak diketahui keberadaannya semenjak ledakan bom terjadi. Victor Kodompis, ayah Evert, menduga anaknya menjadi korban ledakan bom tersebut.

Victor datang ke RS Polri ditemani 2 kerabatnya sejak pukul 11.00 WIB tadi dengan berbekal foto anaknya. Dia menjelaskan ciri-ciri anaknya tersebut memiliki tinggi 170 m dengan rambut lurus.

(sho/gah)

abtu, 18/07/2009 17:35 WIB
Mengapa SBY Batalkan Jumpa Pers di Lokasi Ledakan Bom?
Andi Saputra - detikNews

Jakarta - Presiden SBY diagendakan memberikan keterangan pers di lobi Bank Panin usai meninjau lokasi ledakan bom Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton. Namun entah kenapa acara itu batal padahal semua wartawan sudah disterilisasi serta alat pengeras suara sudah disiapkan.

"Nanti Bapak akan memberikan keterangan pers di lobi Bank Panin," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna di Hotel JW Marriott, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (17/7/2009).

Mendapat instruksi itu, wartawan segera memenuhi lobi Bank Panin. Pihak protokoler Istana juga sudah menyiapkan keperluan jumpa pers SBY. Namun tiba-tiba saja terdengar suara sirene dari jalan.

Ternyata SBY hendak meninggalkan lokasi ledakan bom. Protokoler Istana kaget dan membawa peralatan jumpa pers ke jalan. Protokoler Istana mengira jumpa pers akan dilaksanakan di depan JW Marriott.

Tapi bukan menggelar jumpa pers, SBY langsung meninggalkan lokasi. Rombongan SBY seperti Andi Mallarangeng, Sudi Silalahi, Widodo AS, Hatta Rajasa, dan Kapolri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri (BHD) tidak ada yang memberikan keterangan atas batalnya jumpa pers SBY.

Selain yang berada di Bank Panin, wartawan yang berada di Ritz Carlton juga terkecoh. Mereka yang sudah menunggu di depan lokasi ledakan berharap SBY akan memperlihatkan diri saat meninjau lokasi.

Tetapi ternyata SBY masuk Ritz Carlton lewat pintu parkir dan tidak menampakkan diri ke media yang menunggu. Setelah ke Ritz Carlton, SBY langsung menuju Marriott lewat ruang bawah tanah. Setelah itu SBY langsung pulang tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Wartawan
dalam negeri maupun luar negeri menanyakan batalnya jumpa pers ini. Mereka kecewa.

(nik/anw)
Sabtu, 18/07/2009 17:18 WIB
Bom Marriott dan Ritz Carlton
Boediono: WNA Korban Bom Tak Kapok Tinggal di Indonesia
Nala Edwin - detikNews

Jakarta - Meski menjadi korban ledakan bom JW Marriott dan Ritz Carlton, warga negara asing (WNA) korban ledakan mengaku tidak kapok tinggal di Indonesia. Mereka masih betah tinggal di Indonesia.

"Sama sekali tidak," ujar cawapres terpilih versi quick count Boediono saat ditanya apakah WNA yang dia kunjungi merasa kapok tinggal di Indonesia setelah terkena ledakan di RS MMC, Jakarta, Sabtu (18/7/2009).

Boediono menceritakan, kondisi para korban yang dia jenguk bermacam-macam. Ada yang parah, juga ada yang ringan. "Ada yang masih cukup serius, ada yang alami luka bakar dan juga pecahan benda. Ya keadaannya stabil," kata dosen FE UGM ini.

Mereka masih mengalami trauma? "Spirit mereka cukup bagus kok," pungkas Boediono.

(anw/nik)
Sabtu, 18/07/2009 17:08 WIB
Bom Jakarta Tak Ciutkan Nyali Turis di Medan
Khairul Ikhwan - detikNews

(Foto: Andi Saputra/ detikcom)
Medan - Kondisi keamanan Indonesia setelah ledakan bom Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton Jakarta, belum mempengaruhi minat wisatawan mancanegara berkunjung ke sejumlah objek wisata di Indonesia. Buktinya, hari ini satu rombongan turis asal Belanda berjumlah belasan orang, mendarat di Bandara Polonia, Medan.

Roeny, salah seorang anggota rombongan itu mengatakan, mereka tetap melakukan kunjungan ke sejumlah lokasi wisata di Indonesia seperti rencana yang telah dijadwalkan pihak travel. Mereka rencananya akan mengawali liburan ke kawasan konservasi orangutan di Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, sekitar 100 kilometer dari Medan, ibukota Sumatera Utara (Sumut).

"Kami memang ada dengar bom meledak. Tapi kami tetap datang. Kami mau ke Bukit Lawang dulu, setelah itu baru ke tempat-tempat lain," kata Roeny.

Hal senada juga dikatakan Iwan (35), seorang guide yang menjadi pemandu wisata rombongan Roeny. Menurut Iwan, tamu yang jemputnya tidak membatalkan kunjungan, meski telah mendengar adanya serangan bom di Jakarta, Jumat (17/7/2009) pagi.

"Mereka dengar dari media, tapi mereka tidak membatalkan kedatangan ke Indonesia," sebut Iwan.

Kedatangan Warga Negara Asing (WNA) di Bandara Polonia Medan, Sabtu pagi, tidak mengalami perubahan berarti. Selain itu, belum ada dilaporkan tentang wisatawan yang terpaksa membatalkan kunjungan wisata ke Sumut, sehari pasca ledakan bom di Jakarta.

(rul/gah)

Tidak ada komentar: