Sabtu, 18 Juli 2009

Bom JW Marriot dan Ritz Carlton Reaksi Dubes RI Brussel dan Menlu Belgia

Sabtu, 18/07/2009 17:16 WIB
Bom JW Marriot dan Ritz Carlton
Reaksi Dubes RI Brussel dan Menlu Belgia
Eddi Santosa - detikNews

Brussel - Tindakan pengecut (mengebom JW Marriott dan Ritz Carlton) itu telah mencabik-cabik citra baik Indonesia di luar negeri, yang telah dibangun dengan jerih payah dan keringat rakyat Indonesia.

Demikian disampaikan Dubes RI untuk Kerajaan Belgia, Uni Eropa dan Keharyapatihan Luksemburg Nadjib Riphat Kesoema kepada detikcom menjelang penghitungan final surat suara pilpres via pos di wilayah akreditasinya (17/7/2009).

Dengan wajah terpukul, Nadjib mengatakan bahwa peristiwa itu telah mengganggu dan merusak ketenangan serta kedamaian bangsa Indonesia, yang baru selesai melaksanakan pesta demokrasi pilpres secara langsung.

Nadjib, yang baru kembali dari menghadiri forum pertemuan konsultasi bilateral RI-UE di Yogyakarta (13-14/7/2009), mengajak warga yang hadir di Ruang Garuda KBRI Brussel untuk mengheningkan cipta sebelum penghitungan suara dimulai.

"Marilah kita bersama-sama menundukkan kepala sejenak untuk mengenang saudara-saudara kita yang telah menjadi korban dari tindakan pihak-pihak pengecut…," ujarnya dengan nada prihatin.

Ditekankan bahwa pemerintah melalui pernyataan pers presiden RI telah menyatakan sikap tegas untuk mencari, memroses, serta mengadili para pelaku maupun pihak-pihak yang berada di belakang layar sesuai dengan hukum yang berlaku.

Sementara itu Menlu Belgia Yves Leterme menyatakan keprihatinan dan duka pemerintah serta rakyat Belgia kepada seluruh rakyat Indonesia dan keluarga korban atas kejadian menyedihkan tersebut.

"Menlu Leterme, yang baru saja dipilih dan diangkat, langsung mengirimkan ungkapan tersebut melalui surat kepada Menlu RI pada hari itu juga saat terjadi peristiwa," ujar Sekretaris III Pensosbud/Diplik Royhan N. Wahab.

(es/es)Sabtu, 18/07/2009 16:50 WIB
Bom JW Marriott & Ritz Carlton
Menkes: Korban yang Tak Punya Asuransi Ditanggung Pemerintah
Nala Edwin - detikNews

Jakarta - Para korban ledakan bom JW Marriot dan Ritz Carlton tidak perlu khawatir dengan biaya pengobatan di rumah sakit. Sebab pemerintah akan menanggung semua biaya pengobatan kecuali bagi mereka yang mempunyai asuransi.

"Kita tanggung bagi mereka yang belum ada yang menanggung. Kalau punya asuransi yang bayar ya asuransi. Kalau nggak ada yang bayar, ya pemerintah yang bayar," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari usai menjenguk korban di RS MMC, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Sabtu (18/7/2009).

Yang penting, kata Menkes, rumah sakit tidak boleh dirugikan. Apalagi korban ledakan juga tidak boleh bayar. "Pokoknya rumah sakit nggak boleh rugi dan pasien nggak boleh bayar," tegas Menkes.

Yang berobat ke Singapura Bu? "Pasti mereka punya asuransi sendiri," jawabnya.

Menkes tampak mengenakan kacamata hitam dengan kondisi matanya diperban dan mengenakan baju biru dipadu dengan celana hitam. Saat ditanya alasan memakai kacamata warna hitam, wanita asal Solo tersebut mengaku habis operasi mata. "Saya habis operasi kemarin," jawabnya santai.

(anw/nik)

Sabtu, 18/07/2009 16:27 WIB
Diduga Teroris, Lelaki Berpaspor Malaysia Diamankan di Kediri
Samsul Hadi - detikNews
Kediri - Satuan Intelkam Polresta Kediri mengamankan Cecemin (49), lelaki asal Sumatra Utara dengan paspor Malaysia yang diduga sebagai pelaku kejahatan terorisme. Selain bertindak aneh dengan bersemedi di tepian Sungai Brantas, dari dirinya juga diamankan lembaran berisi kode rahasia.

Lelaki yang mengaku telah beranak istri dan beralamat di Jalan Merdeka No.16, Perubrayan Kota, Binjai, tersebut diamankan pada Sabtu (18/7/2009) pagi. Setelah sempat menjalani pemeriksaan selama hampir 4 jam, saat ini dia diperbolehkan kembali
ke tenda yang dijadikannya tempat bersemedi.

"Ini sebagai bentuk kewaspadaan kami terhadap segala bentuk kemungkinan kejahatan
terorisme di Kota Kediri dan sekitarnya. Terlebih dia cukup mencurigakan, karena sudah lebih 3 bulan bermukim di sana dengan tidak ada tujuan jelas," kata Kasat Intelkam Polresta Kediri AKP Paidi, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya.

Dilakukannya penangkapan terhadap Cecemin juga dilakukan setelah dari serangkaian
penyelidikan, dia ditengarai memiliki sejumlah indikasi sebagai pelaku kejahatan terorisme. Antara lain kepemilikan uang tunai senilai Rp.4 juta yang disimpan dalam tas miliknya, padahal statusnya sebagai gelandangan dengan tidak memiliki tempat tinggal secara tetap.

"Sebelum kami amankan kecurigaan sempat muncul karena berdasarkan laporan masyarakat, dalam sekali belanja di warung dia bisa menghabiskan uang Rp 50 sampai Rp 100 ribu. Sementara hasil pemeriksaan, uang itu diakhui berasal dari hasil menjual
rumah," jelas Paidi.

Selain temuan uang tunai dalam jumlah besar, kecurigaan lain jika Cecemin adalah pelaku kejahatan terorisme ditemukan dalam dompet miliknya. Yaitu adanya 2 lembar kertas besar yang berisi tulisan berupa sandi dan kode yang hingga saat ini masih dalam tahap penyelidikan.

"Dia mengakuinya sebagai amalan saat melakukan semedi, karena memang dia mengaku
memeluk agama Budha. Tapi soal benar tidaknya, anggota sedang menyelidikinya," ungkap Paidi.

Sementara untuk alasan dilakukan pelepasan kembali, Paidi mengaku karena belum adanya indikasi kuat jika Cecemin adalah pelaku kejahatan terorisme. Meski demikian,
dia mengaku akan terus memantau keberadaanya, karena tidak menutup kemungkinan jika dia benar sebagai pelaku terorisme.

"Sejauh ini Polda telah kami beri laporan dan meminta kami terus mengamatinya. Ini
setelah keberadaannya di bantaran Sungai Brantas dikhawatirkan merupakan langkah
pengintaian untuk aksi sabotase objek tertentu, seperti Gudang Garam," tegas Paidi.

Secara terpisah, Cecemin saat ditemui wartawan di tenda tempatnya bersemedi mengaku
berdiam diri di bantara Sungai Brantas tidak memiliki tujuan apapun. Langkah itu
diakuinya untuk menenangkan diri, untuk selanjutnya kembali ingin bekerja.

"Saya sedang bingung, anak istri saya di Jakarta tapi sampai saat ini sudah tidak ada lagi komunikasi. Saya hanya ingin satu hal, yaitu kembali bekerja agar bisa bertemu anak istri lagi," ungkap Cecemin.

(fat/gah)

Tidak ada komentar: