Selasa, 13 Oktober 2009

Aburizal Bakrie, Mencoba Keberuntungan

MENCOBA KEBERUNTUNGAN DALAM CAPRES
Mantan Ketua Umum Kadin Indonesia ini mencoba keberuntungan politik dengan ikut menjadi salah satu kandidat calon presiden dalam Konvensi Partai Golkar. Putera sulung pengusaha H Achmad Bakrie kelahiran Jakarta 15 November 1946 ini pada awal pencalonan didukung tidak kurang dari ketiga ormas Trikarya Golkar (SOKSI, Kosgoro, dan MKGR). Kemudian ia pun masuk dalam tujuh besar pemenang prakonvensi yang akan bertanding pada Konvensi Capres Partai Golkar selepas Pemilu Legislatif.

Bos Bakrie Group ini hingga kini tetap eksis dalam dunia usaha. Ia salah satu dari konglomerat yang mampu bertahan dari badai ekonomi yang melanda negeri ini.
Jabatan Ketua Umum Kadin Indonesia yang dipangkunya sejak 1994 yang berakhir tahun 2004 ini, telah mengantarnya untuk berkutat pada persoalan-persoalan nasional yang lebih besar daripada persoalan-persoalan yang dialami perusahaannya sendiri.

Saat ini, perjalanan karier alumni jurusan elektro ITB tahun 1973 sedang dalam proses menuju posisi orang nomor satu di negeri ini. Dia kini sangat sibuk menyosialisasikan visi dan misi sebagai salah seorang bakal calon presiden dari Partai Golkar.

Namun sesibuk apa pun dia, ternyata masih sempat menikmati hobinya, yaitu menyanyi dan olahraga. Sementara menari atau dansa, kurang disukainya. “Saya bisa cha-cha dan waltz, tetapi tidak begitu menikmati. Saya berdansa hanya untuk menyenangkan orang yang mengajak. Lain kalau menyanyi, saya senang sekali. Apa pun lagunya saya senang, terutama lagu-lagu romantis,” katanya kepada Kompas.
Tentang olahraga, Ical mengaku dirinya benar-benar disiplin melakukannya. Tiga jam setiap hari. Dia juga tidak merokok. Makanya, Ical paling marah kalau melihat pegawainya merokok.

Tentang perekonomian nasional, menurutnya, bisa tumbuh lebih cepat dibandingkan sekarang bila pemerintah lebih serius mengembangkan potensi pasar domestik sebagai motor penggerak ekonomi nasional.

Ekonomi Indonesia sudah ada perbaikan dan kemajuan, tapi ekonomi kita bisa tumbuh lebih tinggi dari 3,5 persen dengan dukungan ekonomi domestik yang lebih kuat. Kebijakan memperkuat ekonomi domestik memiliki nilai sangat strategis bagi pemulihan ekonomi,” katanya menjelaskan. Dikemukakan, pasar domestik yang kuat akan membantu pelaku usaha di dalam negeri untuk bersaing dan meningkatkan kinerja mereka yang secara signifikan akan berdampak pada perluasan kesempatan kerja. ►

Tidak ada komentar: