Senin, 12/10/2009 16:07 WIB
Laurencius Simanjuntak - detikNews
Jakarta - Aburizal Bakrie disebut telah merusak kaderisasi karena memasukkan Rizal Malarangeng sebagai pengurus Partai Golkar. Namun Ical, demikian dia biasa disapa, membantahnya.
Ical malah menyebut, pihak yang menuduhnya merusak kaderisasi itu tidak mengerti keputusan Munas Partai Golkar yang digelar di Pekanbaru, Riau beberapa waktu lalu.
"Mereka berarti tidak membaca keputusan Munas," kata Ical saat ditemui usai memimpin rapat koordinasi di kantor Menko Kesra, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (12/10/2009).
Ical mengatakan, berdasarkan keputusan Munas tersebut, seseorang boleh menjadi pengurus Golkar meski selama ini dia tidak berkecimpung di Partai. Syaratnya, orang tersebut dapat memajukan partai.
"Bisa memasukkan orang dari luar partai yang dianggap bisa memajukan partai," kata Ical.
Tuduhan merusak kaderisasi tersebut dilontarkan beberapa mantan pengurus Partai Golkar seperti Zainal Bintang. Zainal bahkan menilai Rizal sebagai kutu loncat dan tidak layak menjadi pengurus Partai Golkar.
Pengamat hukum dari LIPI Syamsudin Haris juga menilai kebijakan Ical itu bisa menjadi suatu hal yang tidak baik bagi internal Golkar sendiri. Ical, kata Syamsudin, seharusnya mengambil kader-kader di internal partai untuk dijadikan pengurus pusat. (ken/iy)
Laurencius Simanjuntak - detikNews
Jakarta - Aburizal Bakrie disebut telah merusak kaderisasi karena memasukkan Rizal Malarangeng sebagai pengurus Partai Golkar. Namun Ical, demikian dia biasa disapa, membantahnya.
Ical malah menyebut, pihak yang menuduhnya merusak kaderisasi itu tidak mengerti keputusan Munas Partai Golkar yang digelar di Pekanbaru, Riau beberapa waktu lalu.
"Mereka berarti tidak membaca keputusan Munas," kata Ical saat ditemui usai memimpin rapat koordinasi di kantor Menko Kesra, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (12/10/2009).
Ical mengatakan, berdasarkan keputusan Munas tersebut, seseorang boleh menjadi pengurus Golkar meski selama ini dia tidak berkecimpung di Partai. Syaratnya, orang tersebut dapat memajukan partai.
"Bisa memasukkan orang dari luar partai yang dianggap bisa memajukan partai," kata Ical.
Tuduhan merusak kaderisasi tersebut dilontarkan beberapa mantan pengurus Partai Golkar seperti Zainal Bintang. Zainal bahkan menilai Rizal sebagai kutu loncat dan tidak layak menjadi pengurus Partai Golkar.
Pengamat hukum dari LIPI Syamsudin Haris juga menilai kebijakan Ical itu bisa menjadi suatu hal yang tidak baik bagi internal Golkar sendiri. Ical, kata Syamsudin, seharusnya mengambil kader-kader di internal partai untuk dijadikan pengurus pusat. (ken/iy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar