Kamis, 22 Oktober 2009

Fadilah Supari: Endang Cocok Jadi Menkes
Siti Fadilah pun yakin, program yang sudah ada bisa terlaksana dengan baik.
Kamis, 22 Oktober 2009, 19:37 WIB
Ismoko Widjaya, Syahid Latif
Menkes, Siti Fadilah Supari memberikan keterangan terkait kasus flu babi (ANTARA/Prasetyo Utomo)

VIVAnews - 'Tensi' mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari kali ini lebih 'menurun.' Terutama soal terpilihnya Endang Rahayu Sedyaningsih menjadi penggantinya.

"Tidak masalah munculnya nama Bu Endang. Ok-ok saja. Saya ikuti saja, ya tidak apa-apa," kata Siti Fadilah Supari sesaat tiba di lokasi acara serah terima jabatan, Departemen Kesehatan, Jakarta Selatan, Kamis, 22 Oktober 2009.

Siti Fadilah kini mempertegas bahwa, pilihan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang jatuh kepada mantan bawahannya itu sudah tepat. Siti Fadilah pun yakin, program yang sudah ada bisa terlaksana dengan baik.

Bagaimana soal Namru? "Tidak, tidak, tidak," jawab Siti. Sesaat, dia pun melanjutkan, "Soal Namru, insya Allah tidak apa-apa. Insya Allah tidak diteruskan," kata dia lagi.

Mengapa pernyataannya beda dengan kemarin? Siti tidak menjawab dan hanya terdiam. Tetapi, Siti akhirnya merespons, "Kalau dulu dia (Endang) bawahan, ya sama sekali tidak masalah. Dia mampu dan dia qualified untuk menjadi Menkes. Saya yakin dia mampu," ujar Fadilah Supari.

Siti Fadilah dan Endang pun terlihat berjalan ke atas. Di belakang keduanya tampak Nila Djuwita Moeloek, calon menteri yang gagal lolos tes di Cikeas.

Nila Moeloek mengaku tidak mengenal Endang secara pribadi atau profesional. "Saya tidak kenal beliau (Endang). Adik kelas yang sangat jauh," ujar Nila.

Istri mantan Menteri Kesehatan Farid Anfasa Moeloek ini datang ke acara karena sudah tradisi. Biasanya, setiap perhelatan serah terima jabatan, mantan menteri beserta istri turut diundang. Ketiganya pun duduk dalam satu meja.

Tiga orang ini menjadi perbincangan jelang penetapan posisi Menteri Kesehatan di Kabinet Indonesia Bersatu jilid II.

Tadi malam, Siti Fadilah tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya saat Presiden SBY menyebut Endang Rahayu Sedyaningsih sebagai penggantinya.

Tidak hanya karena Endang dekat dengan laboratorium Namru-2 milik Angkatan Laut AS, tapi juga karena persoalan virus H5N1 yang pernah membuat Endang terpaksa dimutasinya. Endang juga hanya pejabat eselon II di Depkes.

Usai dilantik menjadi Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih, menanggapi berbagai kritik dari sejumlah kalangan. Salah satunya adalah soal The US Naval Medical Reseach Unit Two (Namru).

Endang melanjutkan bahwa sebagai peneliti tidak hanya bekerjasama dengan Amerika Serikat, melainkan juga Jepang, China, dan Belanda.

"Jadi itu kerjasama penelitian yang transparan fair, setara, dan saling menguntungkan," kata Endang.

Sedangkan Nila Moeloek merasa disepelekan karena tak lolos seleksi calon menteri. Nila juga menyebut alasan kegagalannya menjadi menteri.

Alasan yang disampaikan melalui Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa yakni, karena daya tahan menghadapi stres Nila termasuk rendah. "Saya kan guru besar. Saya kan juga doktor S3, disepelekan," ujar Nila.

Tidak ada komentar: